<< Go Back

MASALAH WEWENANG PENETAPAN WAKTU

 


Berikut ini adalah suatu pembahasan mengenai permasalahan yang selama ini menjadi pertentangan banyak orang Kristen pada umumnya dan juga ternyata masih dipertentangkan oleh para orang-orang yang mengaku sebagai pemegang kebenaran sekarang yaitu mengenai penetapan waktu atau time setting. Pertama-tama perlu kita lihat beberapa kutipan-kutipan yang dipegang oleh mayoritas orang-orang kristen mengenai masalah waktu yang telah dipegang kurang lebih 2000 tahun sejak kata-kata itu dituliskan oleh Matius dan kemudian kita lihat perkembangannya dari juru kabar Allah bagi sidang Laodekia serta berlanjut sampai dengan saat yang lebih jauh lagi mendekati penyelesaian pekerjaan bagi sidang.

I. Tulisan-tulisan Alkitab dan Roh Nubuatan yang melarang menetapkan waktu

Dalam membicarakan mengenai waktu terdapat tulisan-tulisan Alkitab, Ny. White dan VT. Houteff yang melarang atau yang tampaknya tidak memberikan ijin dilakukannya penetapan waktu, beberapa kutipan tersebut dapat kita saksikan berikut ini :

1. Kutipan dari Alkitab :

Matius 25 : 13
“Karena itu berjaga-jagalah, karena tidak kamu ketahui akan hari maupun jam dimana Anak manusia akan datang.”

Matius 24 : 36, 50
“Tetapi akan hari dan jamnya itu tidak seorangpun tahu, malaikat-malaikat sorga pun tidak, terkecuali Bapaku saja. Tuan dari hamba itu akan datang pada sesuatu hari yang tidak diharap-harapkannya dan pada sesuatu jam yang tidak disangkanya”

2. Tulisan Ny. White :

Early Writings, p. 75
“Waktu tidak lagi merupakan batu ujian semenjak dari tahun 1844, maka waktu itu tidak akan pernah lagi menjadi batu ujian”

Early Writings, p. 75.1
“Saya melihat bahwa ada beberapa orang telah memperoleh kesan menyenangkan yang palsu, yang timbul karena menghotbahkan waktu. Tetapi pekabaran malaikat yang ketiga itu jauh lebih kuat daripada yang diberitakan oleh waktu. Aku tampak bahwa pekabaran ini dapat bertahan pada landasannya sendiri, tanpa membutuhkan waktu untuk menguatkannya dan bahwa iaitu akan keluar dalam kuasa besar dan akan melaksanakan tugasnya, lalu akan dipersingkat dalam kebenaran.”

Review and Herald Mar 22 1892
“Kita tidak mengetahui saat yang pasti tentang kecurahan Roh Kudus atau tentang kedatangan Kristus…. Mengapa Allah tidak memberikan pengetahuan ini kepada kita? Karena kita tidak akan memanfaatkannya secara benar sekiranya Ia mengatakannya. Satu keadaan akan timbul sebagai akibat dari pengetahuan ini di kalangan anggota kita yang akan sangat menghambat pekerjaan Allah dalam menyiapkan satu umat untuk bertahan pada hari besar yang akan datang. Kita tidak boleh hidup atas rangsangan waktu….

Kamu tidak akan dapat mengatakan bahwa Ia akan datang dalam satu, dua atau lima tahun, dan kamu pun tidak akan dapat menunda kedatangan Nya dengan mengatakan bahwa mungkin itu tidak akan terjadi dalam sepuluh atau dua puluh tahun.”

2 TG #41 p. 3
“Saya ingin agar saya dapat memberitahukan kepadamu semua yang kamu kehendaki, tetapi saya tidak dapat mengatakan betapa segeranya pemisahan itu, penyucian sidang itu (Testimonies, vol. 5 pg. 80) akan berlangsung. Allah saja yang mengetahui waktu itu.”

TM pg. 55
“Semua saudara-saudari kita hendaklah waspada terhadap siapa saja yang akan menentukan sesuatu waktu bagi Tuhan untuk menggenapi firman-Nya yang berkenan dengan kedatangan-Nya, ataupun yang berkenan dengan sesuatu janji Nya yang lain yang telah dibuatNya sebagai sesuatu yang sangat penting.”

4T 307 (1879)
“Banyak orang yang menamakan diri umat Advent sudah menjadi bagaikan pengatur waktu. Waktu demi waktu sudah ditentukan bagi Kristus untuk datang, tetapi yang terjadi ialah kegagalan yang berulang-ulang. Waktu yang pasti dari kedatangan Tuhan kita di luar pengetahuan makhluk hidup. Para malaikat pun yang melayani mereka yang akan menjadi sebagai pewaris keselamatan, tidak mengetahui hari atau saatnya. “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri”.

Surat 28, 1897
“Kita sedang mendekati hari besar Allah itu. Tanda-tanda sedang digenapi. Namun tak ada pekabaran yang mengatakan kepada kita tentang hari dan saatnya kedatangan Kristus. Tuhan secara bijaksana telah menyembunyikan hal ini dari kita agar kita senantiasa berada dalam keadaan berharap dan bersedia bagi kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kali di awan-awan surga.”

DA 633 (1898)
“Waktu yang tepat dari kedatangan Anak Manusia yang kedua kali itu adalah rahasia Allah.”

2 SM 84 (1897)
“Selalu akan ada pergerakan-pergerakan yang fanatik dan palsu yang diadakan oleh orang-orang yang akan lari sebelum dikejar dan yang akan menentukan hari dan tanggal kejadian nubuatan yang belum digenapi. Musuh itu senang mereka melakukan hal itu karena kegagalan-kegagalan yang beruntun itu dan tuntunan kepada jalan-jalan yang palsu menimbulkan kebingungan dan ketidak percayaan.”

2SM 73 (1885)
“Dengan tegas saya menyatakan kepada kelompok-kelompok fanatik ini di acara perkemahan Jacson, bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan dari musuh jiwa-jiwa itu; mereka berada dalam kegelapan. Mereka mengaku menerima terang besar bahwa pintu kasihan ditutup pada bulan Oktober 1844. Disana saya membuat pernyataan di depan umum bahwa Tuhan merasa dengan senang hati menunjukkan kepada saya bahwa tidak akan ada waktu yang pasti dalam pekabaran yang diberikan Allah sejak 1844.”

10MR 270 (1888)
“Pendirian kita ialah menunggu dan berjaga-jaga, tanpa ada pernyataan soal waktu antara penutupan masa nubuatan tahun 1844 dengan waktu kedatangan Tuhan.”

7BC 971 (1900)
“Orang banyak tidak akan mendapat pekabaran lain soal kepastian waktu. Setelah jangka waktu ini (Wahyu 10 : 4 – 6), yang meliputi kurun waktu dari 1842 sampai 1844, tidak mungkin ada yang paling panjang mencapai musim gugur di tahun 1844.”

3. Tulisan VT. Houteff :

Tanya Jawab Jilid 1, halaman 84. Pertanyaan No. 14
“……….Pekabaran itu tidak menetapkan tanggal, baik yang tepat maupun yang dikira-kira bagi berakhirnya pengadilan orang mati, ataupun bagi permulaan pengadilan bagi orang hidup. Walaupun dari berakhirnya peristiwa yang satu dan dimulainya peristiwa yang lainnya, tidak akan dapat diketahui sampai kelak peristiwa yang satu berlalu dan peristiwa yang lainnya dimulai.”

S.C. Vol. 8 Nos. 1-12 p. 20 (1942)
“Apakah Tongkat Gembala menentukan tanggal-tanggal nubuatan ?

Pertanyaan No. 256 :

Bagaimanakah mungkin Tongkat Gembala menetapkan tanggal-tanggal nubuatan lalu juga dapat selaras dengan Testimonies to Ministers, p. 55 dan Early Writings, p 75 ?

Jawab :

Sekiranya Tongkat Gembala telah bersalah karena pelanggaran ini, maka tentunya iaitu tidak mungkin sesuai dengan Testimonies. Tetapi iaitu tidak pernah menentukan tanggal bagi sesuatu peristiwa yang akan datang. Iaitu hanya mengukuhkan tanggal-tanggal dari peristiwa-peristiwa nubuatan tertentu yang sudah terjadi. Dengan demikian tanggal-tanggal yang dibicarakan di dalam pekabaran Tongkat Gembala itu hanya mengenai peristiwa-peristiwa sesudah sekaliannya itu digenapi, sekali-kali bukan sebelum sekaliannya itu digenapi.”

2 Tongkat Gembala pgs. 220-221 (bahasa Indonesia 399)
“Tanggal dari peristiwa yang gilang gemilang bagi umat kesucian, tetapi sangat mengerikan bagi orang-orang jahat itu, akan diberitahukan pada saat kegenapan dari ayat berikut ini : ‘Maka malaikat mengambil perukupan itu, lalu mengisinya dengan api dari medzbah, lalu mencampakkannya ke bumi, maka terdengarlah suara-suara dan guntur-guntur dan kilat sambar menyambar dan gempa bumi.” (Wahyu 8 : 5). Pencampakan api dari medzbah ke bumi itu ialah penuangan Roh Allah. Sudah kami kemukakan di depan bahwa buku Wahyu ialah sebuah ungkapan dari nubuatan-nubuatan dan bukan merupakan sebuah nubuatan tersendiri. Oleh karena itu, maka kita akan menemukan ramalan dari peristiwa yang gilang-gemilang ini di dalam Yoel 2 : 28, 29. ‘Suara-suara, dan guntur-guntur dan kilat-kilat itu menunjukkan pembukaan sidang pengadilan bagi orang-orang hidup sama seperti juga yang ditunjukkannya pada pembukaan sidang pengadilan bagi orang-orang mati. Gempa bumi itu akan merupakan pertanda dari peristiwa itu.

Kutipan-kutipan diatas inilah yang menjadi alasan bagi dunia kristen pada umumnya sampai dengan gereja Advent serta bahkan sebagian orang-orang yang mengaku sebagai pemegang kebenaran sekarang pun memegang dengan ketat pemahaman bahwa masalah time setting atau mengenai hari dan jam tersebut masih merupakan sesuatu yang tersembunyi dan rahasia sebagaimana yang dikatakan oleh Matius dan Ellen G. White.

Dari kutipan di atas jelas terlihat khususnya dari yang disampaikan oleh Ellen G. White bahwa mengenai penetapan waktu dari sejak kitab Matius ditulis sampai dengan munculnya ia sendiri mengenai time setting tersebut tampaknya tidak ada kebenaran yang berkembang dan dari pernyataan-pernyataannya setelah kejadian tanggal 22 Oktober 1844 ajaran William Miller tersebut tidak tergenapi sebagaimana yang diharapkan, ia menyatakan orang-orang yang melakukan usaha menetapkan waktu sebagai “pergerakan-pergerakan yang fanatik dan palsu“. Sedangkan dari pernyataan-pernyataan Victor T. Houteff kita perhatikan terdapat perbedaan pemahaman yaitu khususnya terlihat dalam buku Tongkat Gembala (“Tongkat Gembala,” Jilid 2, halaman 364 menyimpulkan dari pembicaraannya terhadap air bah itu bahwa peristiwa besar dari segala zaman itu, akan datang pada sesuatu malam Rabu yang akan dibahas lebih lanjut dibagian bawah)), di dalam penjelasan tersebut terlihat bahwa Victor T. Houteff melakukan penetapan waktu walaupun ia tidak memastikannya, yang artinya Victor T. Houteff tidak men-tabu-kan usaha melakukan penetapan waktu, demikian pula kita membaca dari kutipan-kutipan di atas yang dijadikan pegangan sebagian orang-orang yang menentang penetapan waktu dari tulisan Victor T. Houteff tampak ia hanya menyampaikan bahwa Tongkat Gembala sampai dengan kehadirannya tidak mengetahui mengenai waktu dari pencurahan roh suci hujan akhir maupun kedatangan Yesus yang kedua kali baik yang tepat maupun yang dikira-kira, tidak ada pernyataannya yang menyalahkan usaha melakukan penetapan waktu.

II. Tulisan-tulisan Roh Nubuatan lebih lanjut mengenai kita akan diberitahu mengenai waktu

Lebih lanjut dalam mempelajari firman Tuhan kita terlebih dahulu harus memahami pedoman-pedoman yang diberikan kepada kita mengenai bagaimana terang itu disampaikan kepada para juru kabarnya, yaitu antara lain :

“Disini terlihat, bahwa ilham tidak secara sekaligus menerangi jalan kita menjadi jelas sampai kepada akhirat, melainkan dilakukanNya begitu secara langkah demi langkah; bahwa Kebenaran Allah itu adalah bersifat terus berkembang; bahwa kita tidak pernah dapat mengatakan dengan sungguh-sungguh kita memiliki semua kebenaran untuk membawa kita dengan jelas memasuki Pintu-Pintu Gerbang Mutiara” — Amaran Sekarang jilid 1 buku 3 no. 11 hal 11.

Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.Amaran Sekarang jilid 1 buku 2 no. 7 hal 28.

“Hendaklah kita ingat selalu untuk memperhatikan aturan yang tak dapat dilanggar bahwa suatu interpretasi terhadap suatu pernyataan yang diilhami harus cocok dengan semua pernyataan-pernyataan yang berkaitan lainnya.” Tanya Jawab buku 3, halaman 34.

“Tidak ada satu pun siswa Alkitab yang jujur yang mau membangun suatu teori berlandaskan pada suatu interpretasi yang akan mengendalikannya mengesampingkan ayat-ayat lain yang membicarakan masalah itu, ia akan berusaha membuat analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya, atau sebaliknya ia akan mengaku bahwa ia belum memperoleh terang atas masalah itu.” Tanya Jawab buku 3, halaman 44.

Oleh karena itu maka, khususnya untuk memahami mengenai penetapan waktu, selain dari tulisan-tulisan yang tampaknya menentang penetapan waktu, maka sebagai siswa Alkitab yang jujur kita juga harus menerima kebenaran sesuai yang diceritakan oleh nabi-nabi kepada kita dan juga menyesuaikan dengan pemahaman terhadap kebenaran yang terus berkembang. Dari apa yang disampaikan oleh nabi-nabi tersebut satu hal yang perlu kita pahami juga adalah kehadiran Victor T. Houteff sebagai penggenapan dari Wahyu 18 : 1 yaitu ia menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga dan membuat dunia menjadi terang benderang oleh kehadirannya, sehingga apabila kita menemukan adanya perbedaan pernyataan antara Ellen G. White dan Victor T. Houteff maka sebagaimana kata-kata dalam Amaran Sekarang jilid 1 buku 3 no. 11 hal 11 bahwa kebenaran itu disampaikan secara langkah demi langkah dengan demikian kita harus memegang pernyataan atau pernyataan yang paling akhir.

Hal perkembangan mengenai pemahaman waktu yang diberikan oleh Ny. White dan VT. Houteff adalah sebagai berikut (berikut pula dengan memperhatikan waktu dihotbahkannya oleh VT. Houteff) :

1)    Kemenangan Akhir (Great Controversy ) halaman 389 (1884):

“Tak seorangpun yang mengetahui hari atau jamnya, adalah argumentasi yang paling sering dikemukakan oleh para penolak iman kedatangan kedua kali itu. Alkitab mencatat, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat yang di Surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”(Matius 24 : 36). Keterangan yang jelas dan harmonis serta selaras mengenai ayat ini telah diberikan oleh mereka yang mencari Tuhan, dan penggunaan yang salah dari ayat ini oleh penentang-penentang telah dinyatakan dengan jelas. Firman itu diucapkan oleh Kristus dalam suatu percakapan yang tak terlupakan dengan murid-murid Nya di Bukit Zaitun setelah untuk terakhir kalinya Ia meninggalkan Bait Suci. Murid-murid itu bertanya, “Apakah tanda kedatangan Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24 : 3). Yesus memberikan tanda-tanda kepada mereka dan berkata, “Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.“ (Matius 24 : 33). Suatu ucapan Juruselamat tidak akan dibuat untuk merusakkan ucapan-Nya yang lain. Walaupun tak seorang pun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan-Nya, kita diberi petunjuk (instructed) dan diwajibkan (dalam terjemahan Alfa dan Omega diterjemahkan menjadi “kita diajar dan diharuskan”) untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu datang.

Dari kata-kata tersebut jelas dapat dipahami:

a)    Kata-kata Matius 24 : 36 sering kali digunakan dan disalah artikan oleh orang-orang penentang, dan akhirnya menutup kemungkinan untuk adanya kemungkinan pemahaman lain yang berkembang,
b)    Kata-kata Matius 24 : 36 tersebut walaupun tampaknya membatasi pengetahuan mengenai waktu, namun ayat tersebut tidak akan (dan tidak boleh dipergunakan) merusakan ucapan Yesus lainnya (termasuk tulisan kesaksian Yesus – Roh Nubuatan),
c)    Dari tulisan tersebut jelas bahwa Ny. White tidak memandang kaku terhadap kata-kata Matius tersebut dan kita tidak harus terhenti atau mengabaikan untuk melakukan usaha lebih jauh mengetahui mengenai kapan kedatanganNya itu sudah dekat,
d)    Untuk usaha lebih lanjut mengetahui kapan kedatanganNya tersebut kita telah diberi petunjuk artinya tugas kitalah (tentunya bukan nabi karena Ny. White tulisannya ditujukan kepada orang Advent) mencari tahu dan mengumpulkan petunjuk tersebut. Tentunya petunjuk yang dimaksud Ny. White tersebut bukanlah hanya sebagaimana yang telah disampaikan Yesus pada Matius 24 : 4 – 12 karena selain kita saat ini telah sampai di akhir zaman dimana seluruh nubuatan telah sampai pada pengungkapannya termasuk ayat Matius tersebut, maka secara logika berpikir seharusnya pengertiannya pada saat sekarang ini sudah berkembang lebih jelas lagi sesuai dengan pedoman mengenai “Roh” pada Yohanes 16 : 13.
e)    Selain itu oleh karena kita telah tiba di akhir zaman maka petunjuk-petunjuk tersebut sudah harus ada (walaupun tidak ada nabi yang mengumpulkannya) karena jika kita masih saja tidak memiliki petunjuk-petunjuk yang cukup jelas dan lebih berkembang dari pada yang dimiliki oleh orang-orang di zaman Matius dan bahkan orang-orang Kristen termasuk pemahaman gereja Advent, maka patut kita waspada dan berhati-hati bahwa roh Allah tidak memimpin kita (karena tidak berkembang),
f)    Sesuai urutannya setelah petunjuk baru kemudian dikatakan kepada kita diwajibkan, hal ini berarti kewajiban itu baru ada setelah kita memperoleh petunjuk-petunjuk mengenai waktu tersebut, dan oleh karena sampai dengan Ellen G. White meninggal ternyata dari tulisan-tulisannya kita belum menemukan adanya petunjuk yang memadai, maka tentunya petunjuk tersebut harus didapatkan lebih lengkap dari juru kabar berikutnya dan jika petunjuk mengenai waktu itu baru “diketahui sampai kelak peristiwa yang satu berlalu dan peristiwa yang lainnya dimulai” sebagaimana yang dipahami dari kata-kata Victor T. Houteff di dalam buku Tanya Jawab jilid 1 pertanyaan no. 14, maka tentunya bagi kita semua tidak akan sempat melaksanakan kewajiban untuk mengetahui kapan kedatanganNya setelah petunjuknya diperoleh, dengan demikian petunjuk-petunjuk tersebut harus diperoleh sedikit waktu sebelum penggenapan dari peristiwa nubuatan tersebut terjadi,
g)    Ellen G. White menegaskan pula kepada kita bila mengabaikan atau menolak untuk mengetahui kapan kedatanganNya tersebut kepada kita telah diberikan peringatan bahwa nasib kita akan sama seperti orang-orang di zaman nabi Nuh, dengan demikian orang-orang yang akan tergabung dalam jumlah 144.000 tersebut tentunya adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan mengenai waktu kedatanganNya tersebut, karena di zaman air bah kita ketahui hanya ada dua kelompok yaitu orang-orang yang mengabaikan amaran yang telah disampaikan oleh nabi Nuh dan kelompok keluarga Nuh yang menerima amaran untuk memasuki bahtera.

2)    DA 628 (1898)
“Yesus tidak menjawab murid-murid Nya itu dengan memisahkan peristiwa kehancuran Yerusalem dan hari besar kedatanganNya. Ia menggabungkan keterangan tentang kedua peristiwa itu. Andai kata Ia menyingkapkan kepada murid-murid segala peristiwa yang akan datang itu sebagaimana Ia melihatnya, maka mereka tidak akan tahan menyaksikan pemandangan itu. Karena merasa kasihan kepada mereka maka Ia memadukan keterangan dari kedua krisis besar itu, membiarkan murid-murid itu mempelajari sendiri maknanya.”

3)    Review and Herald, 22 Maret 1892
“Kita tidak mengetahui saat yang pasti tentang kecurahan Roh Kudus atau tentang kedatangan Kristus…. mengapa Allah tidak memberikan pengetahuan ini kepada kita? — karena kita tidak akan memanfaatkannya secara benar sekiranya Ia mengatakannya……”

Kedua kutipan tulisan Ellen G. White tersebut dapat kita pahami bahwa kata-kata Matius 24 diatas tidaklah dimaksudkan kepada hanya kedatangan Yesus yang kedua kali, namun kata-kata tersebut dimaksudkan juga untuk pencurahan Roh Kudus atau sebagaimana yang kita pahami dari kebenaran yang berkembang adalah waktu dari berdirinya kerajaan Daud. Dan Ellen G. White menjelaskan bahwa dimasa murid-murid Yesus yang lalu Yesus menggabungkan kedua peristiwa itu yaitu pencurahan Roh Kudus dan kedatanganNya yang kedua kali dapat kita lihat bahwa dikarenakan mereka tidak siap dan bukan merupakan bagian mereka untuk mengetahuinya, demikian pula dalam kata-kata Ellen G. White berikutnya dalam Review and Herald tahun 1892 pun kita dapat memahami bahwa pengetahuan mengenai hal waktunya pun bukan merupakan bagian terang yang disediakan bagi Ellen G. White karena tugas untuk mempersiapkan jalan orang-orang yang akan tahan berdiri pada kedatangan Nya yang secara tiba-tiba disediakan Tuhan untuk juru kabar berikutnya.

4)    Letter 38 1888 (Selected messages 3, p 111 – 112)
“Saya tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang waktu yang diucapkan oleh suara Allah. Saya mendengar jamnya diberitahukan, tetapi tidak ingat lagi akan jam tersebut setelah saya selesai mendapat khayal. Pemandangan-pemandangan yang sangat menggugah, khidmat dan menarik melintas di hadapan saya, tidak ada bahasa yang cukup untuk melukiskannya. Semuanya merupakan kenyataan hidup bagi saya, karena dekat dengan pemandangan ini muncul awan putih yang besar, di atas mana duduk Anak Manusia.

Dari kutipan surat Ellen G. White di atas kita dapat gambaran bahwa pada dasarnya mengenai “waktu” bukanlah sesuatu yang tabu atau sakral sehingga dilarang untuk diketahui selain Bapa sebagaimana ayat Matius 24 tersebut, kenyataannya Ellen G. White pun sempat diberitahukan mengenai waktu melalui suara Allah, hanya saja hal tersebut tidak dijinkan atau disediakan kepadanya untuk diingat dan dituliskan karena mengenai waktu tersebut bukan merupakan kebenaran yang dibukakan bagi masanya, hal yang diijinkan hanya mengenai pemandangan kemuliaan yang ia saksikan. Dengan demikian apabila terdapat sebagian orang yang memandang segala usaha untuk menetapkan waktu adalah sesuatu pelanggaran, maka orang-orang tersebut sudah melakukan sesuatu yang ekstrim atau mengambil suatu pengertian yang berlebihan.

5)    Lebih jauh lagi kita pelajari, kita akan memperoleh penjelasan yang lebih tegas lagi di dalam tulisan-tulisan VT. Houteff berikut :

a)    The Shepherd’s Rod, Vol. 2, pp. 184, 185.
“Sebab itu hendaklah kamu berjaga-jaga karena tiada kamu ketahui akan hari ataupun jam kapan Anak Manusia akan datang.” (Matius 25 : 13). Ini menunjuk kepada masa PEHUKUMAN ITU, dan B U K A N dari hal KEDATANGANNYA KE BUMI; sebab orang-orang suci mengetahui akan hari dan jam dari kedatangan Kristus di dalam awan-awan untuk menyambut orang-orang tebusan, karena iaitu akan diumumkan oleh Bapa tak lama menjelang kedatangan-Nya.” (Lihat buku The Great Controversy, hal. 640.).”

b)   Tongkat Gembala, jilid II hal 397, 398 (1932) :
Adakah sesuatu cara dengan mana kita dapat menentukan saat dari pembukaan meterai itu, dan permulaan pehukuman bagi orang-orang hidup ? Jika Allah begitu setia mengungkapkan kepada semua orang hidup permulaan pehukuman bagi orang-orang mati, maka tidak akan mungkin bahwa Ia akan tetap merahasiakan masa pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Jika Ia tetap merahasiakannya, maka kita tidak akan memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir; juga tidak akan ada keadilan dalam pengrahasiaan yang sedemikian ini, dan juga pehukuman yang sedemikian tidak mungkin sah secara hukum. Oleh sebab itu, sebuah ungkapan tentang pehukuman bagi orang-orang hidup adalah sangat penting sama seperti ungkapan injil itu sendiri. Karena pehukuman itu (penghapusan dosa-dosa) ialah tindakan yang termulia di dalam injil Kristus. Dengan demikian kita menyimpulkan, bahwa apabila meterai itu dibuka, dan pehukuman bagi orang-orang hidup dimulai, maka kita harus mengetahuinya. Hari grafirat itu dalam contohnya membuktikan sama, karena orang-orang Israel telah diberitahu dengan sebaik-baiknya akan peristiwa itu, mengenai kewajiban-kewajiban mereka, dan akibat-akibatnya.

c)  Tongkat Gembala, jilid II hal 397, 398 (1932) :
“…. Bahwa akhir daripada segala perkara sudah dekat sekali; sebab jika tidak, maka pemberitahuan ini belum akan dikeluarkan”.

d)   Tanya Jawab buku 2 hal 18 (1944):
BOLEHKAH KITA MENGETAHUI JAMNYA ?

Pertanyaan No. 15:

Buku “Early Writings,” halaman 285 mengatakan, bahwa Allah akan memberitahukan hari dan jam kedatangan kembali Nya. Dan “Tongkat Gembala,” Jilid 2, halaman 364 menyimpulkan dari pembicaraannya terhadap air bah itu bahwa peristiwa besar dari segala zaman itu akan datang pada sesuatu malam Rabu. Tetapi Kristus mengatakan: ” …. mengenai hari dan jam itu tidak seorang pun yang tahu, bahkan malaikat-malaikat sorga pun tidak tahu, terkecuali Bapa saja.” Matius 24 : 36. Bagaimanakah kedua pemyataan itu dapat dicocokkan?

J aw a b:
“Tongkat Gembala sama sekali tidak menetapkan waktu kembalinya Kristus. Walaupun dari penyelidikan Air Bah itu tersimpul, bahwa ia mungkin datang bagi milikNya pada sesuatu malam pertengahan minggu, ia itu sama sekali tidak mempersyaratkan pada malam Rabu yang mana kemungkinan hal itu terjadi. Tongkat Gembala tidak menganggap dirinya mengetahui akan hari atau jam itu. Dan mengenai kata-kata di dalam Early Writings, kata-kata Kristus di dalam Matius 24 : 36 itu tidak mengabaikan kemungkinan ia kelak memberitahukan hari dan jam kedatanganNya. Memang, walaupun Alkitab mengatakan bahwa malaikat-malaikat sekalipun tidak akan tahu jamnya, namun jika mereka kelak harus bersiap-siap untuk pergi bersama-sama dengan Tuhan pada kedatanganNya yang kedua kali, maka mereka tentunya harus diberitahu akan hal itu pada sesuatu hari sebelumnya, supaya mereka bersiap-siap dan berangkat. Dan walaupun tidak seorang pun sekarang mengetahui akan hari atau jamnya, namun sekiranya Bapa menganggap pantas untuk memberitahukannya, maka kita tak dapat tiada akan mengetahuinya.

Lagi pula, kedatangan yang rahasia ini (Matius 24 : 36) mungkin adalah suatu kedatangan yang lain dari pada kedatangan yang biasanya dipahami sebagai “kedatangan yang kedua kali.”

Dalam jawabannya VT. Houteff menjelaskan apa yang telah ia sampaikan dalam buku Tongkat Gembala tentang kemungkinan kedatangan Yesus pada pertengahan minggu, hal itu ia lakukan oleh karena ia belum memperoleh keyakinan yang cukup, namun didalam jawabannya tersebut kita lihat ia tidak mempersalahkan penyimpulan kemungkinan terjadi pada pertengahan minggu itu.

Selanjutnya ia pertama-tama menjelaskan bahwa adalah dimungkinkan malaikat-malaikat akan mengetahui sebelumnya untuk bersiap-siap pergi bersama-sama dengan Yesus, demikian pula ia juga menegaskan hal mengetahui waktunya itu ternyata kepada kitapun dimungkinkan mengetahui hari dan jamnya jika Bapa menganggap pantas, ia katakan “dimungkinkan” karena sampai dengan ia meninggal ia belum memperoleh pengetahuan mengenai waktu.

Dari penjelasan ini dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan pemahaman dari Victor T. Houteff yang lebih maju dari pada Ellen G. White, dimana disaat Ellen G. White, ia masih berpandangan sebagaimana ayat Matius tersebut yaitu hanya Bapa saja yang tahu, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengenai mengetahui hari dan jam pada dasarnya bukanlah sesuatu yang tabu atau sakral sebagaimana yang dipahami dari kata-kata dalam Matius tersebut.

Sesuai dengan penjelasan VT. Houteff dimungkinkan kita akan mengetahui hari dan jamnya, oleh karena sampai dengan meninggalnya tahun 1955 ia tidak memperoleh ilham mengenai masalah itu dan kita ketahui bahwa Ia merupakan nabi yang terakhir, maka tentunya sesuai dengan Epesus 4 : 11 hanya kepada penginjil, gembala dan guru yang nantinya diberitahukan …………… ”jika Bapa menganggap pantas”. Dari tulisan-tulisan VT. Houteff tidak ditemukan secara eksplisit mengenai hari dan jam itu maka tentunya Tuhan akan memberitahukannya melalui rohnya yang akan mengilhami penginjil, gembala dan guru, sehingga terhadap orang-orang yang hanya bersedia menerima kebenaran hanya dari jabatan nabi tentunya hal tersebut akan menjadi suatu ujian untuk bersedia menerima ajaran yang disusun oleh penginjil, gembala dan guru tersebut, walaupun Ny. White dalam buku Kemenangan Akhir telah memperingatkan mengenai kewajiban untuk mengetahui kapan kedatanganNya dan sangsi yang akan diterima mengabaikan kewajiban tersebut.

Penyimpulan lain adalah dari jawaban yang diberikan oleh Victor T. Houtef tergambarkan bahwa pemikiran atau pemahaman si penanya berbeda dengan pemikiran dari Victor T. Houteff, sehingga jika pada saat ini dimana gulungan kebenaran telah jauh terbuka masih terdapat orang-orang yang menggunakan kata-kata Matius tersebut dan sebagian tulisan Ellen G. White untuk melarang penetapan waktu, tanpa memandang kepada perkembangannya maka orang tersebut memiliki roh yang berbeda dengan VT. Houteff, dan tentunya roh yang memimpinnya adalah roh yang sama dengan penanya.

Dari paragraf yang terakhir kita dapat petunjuk bahwa kata-kata Yesus yang ditulis dalam Matius 24 tersebut dimaksudkan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba dikaabahnya bukan kepada kedatanganNya yang kedua kali, sama halnya yang di dalam buku The Shepherd’s Rod, Vol. 2, pp. 184, 185.

Pertanyaan No. 15 tersebut pada buku Tanya Jawab jilid 2 adalah merupakan kelanjutan dari pertanyaan No. 14 dari buku Tanya jawab jilid 1 halaman 84 yang sebagaimana telah disampaikan di atas sebagai salah satu tulisan VT. Houteff yang memberikan penegasan mengenai Tongkat tidak mengetahui dan menetapkan waktu, yaitu antara lain menyebutkan “Pekabaran itu (Tongkat Gembala) tidak menetapkan tanggal, baik yang tepat maupun yang dikira-kira bagi berakhirnya pengadilan orang mati, ataupun bagi permulaan pengadilan bagi orang hidup. Walaupun dari berakhirnya peristiwa yang satu dan dimulainya peristiwa yang lainnya, tidak akan dapat diketahui sampai kelak peristiwa yang satu berlalu dan peristiwa yang lainnya dimulai.”, sehingga dari pernyataan VT. Houteff yang tampaknya dalam jawaban pertanyaan No. 14 terlihat bahwa mengenai waktu tersebut merupakan wewenang Tuhan Allah dan sangat dilarang untuk kita dapat mengetahuinya, namun dengan memperhatikan jawaban pertanyaan No. 15 terlihat jelas bahwa kita dimungkinkan mengetahui mengenai penggenapan waktu pengadilan bagi orang hidup, walaupun sampai Ia meninggal tidak memperoleh ilham berkaitan dengan hal tesebut. Maka memperhatikan dari susunan penyajian pertanyaan dan jawaban (yaitu No. 14 dilanjutkan No. 15) seharusnya pandangan yang kaku terhadap larangan untuk kita mengetahui mengenai waktu, sudah harus dirubah dan juga pandangan bahwa suatu pengungkapan kebenaran hanya dimungkinkan diberikan oleh seorang dengan jabatan Nabi, jika tidak kita tidak akan pernah dapat melaksanakan kewajiban “mengetahui kapan kedatanganNya” dan menghindari sangsi sebagaimana contoh dari orang-orang penentang di zaman nabi Nuh.

e)  Buku Symbolic Code buku 2 halaman 18, 19 ( 8 Juni 1946) :
”Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu”.

“Ilustrasi ini bukan diberikan kepada kita saja, melainkan juga kepada semua umat Allah semenjak dari saat ia itu ditulis, maka kepada mereka telah diamarkan supaya bersedia pada segala waktu karena tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatangan Nya. Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu. Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya”.

Ucapan ini menjelaskan kata-kata Yesus di dalam Matius 24 : 36 yang dijelaskan oleh VT. Houteff bagi kita yang hidup diakhir zaman.

Dari ucapan tersebut di atas kita mendapatkan pemahaman :
o    Khusus bagi umat Allah di akhir zaman yang hidup setelah Victor T. Houteff pada sesuatu waktu tertentu akan dibuat mengetahui waktu kedatangannya, yaitu hari dan jam kedatangan Yesus yang tiba-tiba ke kaabahnya,
o    Pengetahuan kebenaran masih akan terus berkembang dan terbuka walaupun tidak ada nabi lagi setelah VT. Houteff,
o    VT. Houteff secara tidak langsung menugaskan dan memberi wewenang kepada penginjil, gembala dan guru (dinas kependetaan Ilahi sesuai Epesus 4 : 11) untuk terus menggali kebenaran tersebut agar berkembang dan gulungan firman Allah terbuka hingga pada akhirnya akan mengetahui mengenai kapan kedatanganNya (menggali dari dalam mangkok keemasan bukan langsung dari pohon zait),
o    Kita para domba di haruskan tidak menutup diri (berpikiran sempit) dari setiap pengungkapan kebenaran yang terus menerus terbuka, atau dengan kata lain kita harus selalu merasa lapar akan kebenaran, tidak merasa kaya sebagaimana kondisi Laodikea yang dinubuatkan dalam Wahyu pasal 3.
o    Ucapan Yesus tersebut yang ditulis dalam Matius bukan merupakan harga mati, dan pemahamannya harus diambil sesuai prosedur mangkok keemasan dari Zakharia pasal 4,
o    Di akhir zaman akan terdapat orang-orang yang tidak menerima dan mengikuti perkembangan kebenaran dan terbukanya setiap gulungan firman Allah (sekam).
o    Kata-kata “bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya” menunjukkan bahwa VT. Houteff sangat yakin bahwa umat Allah akan diberitahu dan kata-kata tersebut merupakan penegasan terhadap pemahamannya yang disampaikan kepada kita untuk kita tidak berhenti puas dengan apa yang telah diperoleh serta menunggu penggenapan pemberitahuan waktu walaupun bukan berasal dari nabi melainkan dari Penginjil, Gembala dan Guru.

f)     Amaran Sekarang buku 7 jilid 2 hal. 92 (6 November 1948) :

“Tetapi bagaimanapun saya yakin, bahwa Allah tidak akan mau membiarkan kita tetap bodoh mengenai segala perkara yang patut untuk diketahui oleh kita. Jika ia itu perlu bagi kita untuk diketahui mendahului masanya mengenai hari dan jam dari pembersihan sidang itu, maka tentunya kita akan diberitahu mengenai Paskah contoh saingan itu. Tentu kita akan mengetahui sedikit-dikitnya sama banyak sebelumnya seperti yang diketahui oleh Musa dari hal Paskah di masa hidupnya. Berbulan-bulan sebelumnya ia tidak tahu mengenai hari dan jam dari peristiwa-peristiwa yang akan jadi pada waktu itu, tetapi kepadanya telah diberi petunjuk mengenai kewajiban-kewajiban pribadinya maupun dari orang banyak itu dan mengenai apa yang harus ditunggu dari hari ke hari.

Pada kutipan diatas kembali terlihat bahwa VT. Houteff sangat yakin bahwa kita akan diberitahukan mengenai waktu pembersihan sidang tersebut, namun oleh karena sampai dengan saat ia menulis pernyataan tersebut ia tidak memperoleh ilham pengertian yang lebih jauh, maka ia hanya dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan yaitu dengan memberikan contoh sebagaimana di zaman Musa. Sehingga kita yang hidup setelah VT. Houteff harus menerima pengungkapan kebenaran mengenai waktu sampai seluruhnya terungkap dan bersedia untuk meninggalkan pengertian atau pandangan-pandangan yang sebelumnya telah lama kita pegang.

Apabila kita mempelajari pengalaman Musa dahulu maka, kita akan mendapatkan bahwa kepada Musa dan orang Israel dahulu Tuhan telah memberikan petunjuk mengenai waktu dari upacara Paskah dan upacara bayangan sedemikian rinci di dalam Keluaran pasal 12 dan Imamat pasal 23, dan pemberian petunjuk itu Tuhan sampaikan sebelum peristiwa kewajiban perayaan Paskah dan upacara bayangan tersebut dilaksanakan, dengan demikian apabila dikatakan kita adalah contoh saingan dari bagaimana Musa dan orang-orang Israel harus mempersiapkan upacara Paskah dan upacara bayangan maka kitapun akan memiliki pengetahuan mengenai waktu yang sama dengan Musa dan orang-orang Israel.

Dan juga mengenai pengetahuan tersebut kepada Musa dan orang Israel diberitahukan tentang kewajiban-kewajiban upacara tersebut tidak diberitahukan diawal perjalanan, maka kepada kitapun juga demikian baru diberitahukannya mengenai kewajiban mengetahui waktu kapan kedatanganNya itu mendekati waktu penggenapannya.

Selain itu sebagaimana dikatakan kepada Musa “diberi petunjuk”, maka kitapun sama dengan yang dikatakan oleh Ellen G. White dalam buku kemenangan akhir akan juga “diberikan petunjuk” dan dari tulisan Ellen G. White lainnya seluruh petunjuk itu bagaikan mutiara yang kececer yang harus dikumpulkan dengan usaha yang tidak kenal lelah, sehingga apabila sebagian dari kita yang mengaku para pemegang kebenaran sekarang hanya bersedia sepenuhnya menerima penetapan waktu tersebut secara jelas dari Ellen G. White dan Victor T. Houteff tanpa perlu melakukan usaha yang melelahkan, maka tentunya mereka tidak akan pernah menemukan petunjuk-petunjuk tersebut dan tentunya juga mereka tidak akan dapat melakukan kewajiban untuk mengetahui kapan kedatanganNya itu, dengan demikian nasib mereka akan sama dengan orang-orang dimasa nabi Nuh dahulu.

Sebagaimana telah diungkapkan di atas dalam Amaran Sekarang jilid 1 buku 2 no. 7 hal 28 antara lain menyebutkan ……. “Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari.” Maka kita yang hidup setelah VT. Houteff dan telah banyak penggenapan peristiwa-peristiwa yang dari hari ke hari kita saksikan, dimungkinkan mempunyai pengertian yang lebih jauh dan luas daripada VT. Houteff sendiri sebagai penulis.

g)   Bagan/gambar Penuaian (Matius 13) dan Tahun suci dan perayaan-perayaannya

Dalam menjelaskan permasalahan penuaian, VT. Houteff dalam buku Pehukuman dan Penuaian menuangkannya mengenai proses penaburan dan penuaian melalui bagan/gambar. Dalam bagan tersebut VT. Houteff menerangkan mengenai contoh dan contoh saingan, selain itu ia telah menginterpretasikan ke dalam bagan/gambar tersebut mengenai kewajiban-kewajiban melaksanakan upacara perayaan bagi bangsa Israel yang merupakan contoh dan contoh saingan dari penggenapan Yeheskiel 9 bahkan kepada kecocokan kepada nubuatan Yeremia 8 : 20.
 
Apabila terdapat seseorang yang mengatakan bahwa bagan/gambar yang VT. Houteff berikan tersebut adalah simbol, pernyataan tersebut adalah pengimpulan dari interpretasi sendiri, penyimpulan seperti itu hanya oleh karena pada buku Pehukuman dan Penuaian tidak seluruh bagian dijelaskan oleh Victor T. Houteff, terdapat bagian yang tidak diungkapkan yaitu antara lain mengenai perbandingan bulan-bulan menurut orang Yahudi dan bulan-bulan Masehi.

Selanjutnya sesuai dengan kata-kata Ny. White dalam Gospel Workers, P. 355 – “Oleh menggunakan gambar-gambar bagan, lambang-lambang dan berbagai macam peragaan maka Pendeta dapat membuat kebenaran itu tampak jelas dan nyata. Inilah alat bantu yang sesuai dengan Firman Allah” maka seharusnya walaupun bagan/gambar tersebut tidak diungkapkan atau diinterpretasikan dalam tulisan, namun sesuai dengan kata-kata tersebut seharusnya kebenaran yang disampaikan melalui gambar tersebut telah “tampak jelas dan nyata”, dan hal yang telah diinterpretasikan oleh Nabi tidak dapat diinterpretasikan kembali.
(Pelajaran tentang bagan upacara-upacara bayangan dalam buku Pehukuman dan Penuaian akan dibahas dalam pembahasan tersendiri).

Kesimpulan

1.    Dari kutipan-kutipan tulisan Ellen G. White dan tulisan Victor T. Houteff baik yang tampaknya saling bertentangan menunjukan bahwa hal tersebut telah membuktikan kata-kata di dalam kutipan pedoman-pedoman sebagaimana diungkapkan di atas yaitu antara lain :

a.    “Hendaklah kita ingat selalu untuk memperhatikan aturan yang tak dapat dilanggar bahwa suatu interpretasi terhadap suatu pernyataan yang diilhami harus cocok dengan semua pernyataan-pernyataan yang berkaitan lainnya.” Tanya Jawab buku 3, halaman 34,
b.    “Tidak ada satu pun siswa Alkitab yang jujur yang mau membangun suatu teori berlandaskan pada suatu interpretasi yang akan mengendalikannya mengesampingkan ayat-ayat lain yang membicarakan masalah itu, ia akan berusaha membuat analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya, atau sebaliknya ia akan mengaku bahwa ia belum memperoleh terang atas masalah itu.” Tanya Jawab buku 3, halaman 44.

Oleh karena itu kita sebagai siswa Alkitab harus memahaminya secara keseluruhannya, tidak boleh kita memegang salah satunya dan membuang yang lainnya, atau mengatakan suatu kutipan diilhami dan kutipan yang lainnya tidak diilhami.

2.    Berdasarkan urutan waktu penyampaian hotbah Ellen G. White dan Victor T. Houteff berkaitan dengan permasalahan penetapan waktu terlihat bahwa kedua juru kabar Allah tersebut dalam mengungkapkan kebenaran dapat berubah-ubah pemahamannya sesuai dengan kapasitas bimbingan roh yang mengilhami masing-masing pada saat menyampaikan tulisan atau hotbah, hal ini terlihat dari tulisan-tulisan Ellen G. White pada buku Early Writing dan buku lainnya yang diterbitkan sesudahnya, demikian pula dengan tulisan maupun hotbah Victor T. Houteff yang pada awalnya tampak bertentangan dengan tulisan atau hotbahnya yang diberikan lebih lanjut sebelum ia meninggal, hal ini membuktikan kata-kata berikut :

….. ilham tidak secara sekaligus menerangi jalan kita menjadi jelas sampai kepada akhirat, melainkan dilakukanNya begitu secara langkah demi langkah; bahwa Kebenaran Allah itu adalah bersifat terus berkembang; bahwa kita tidak pernah dapat mengatakan dengan sungguh-sungguh kita memiliki semua kebenaran untuk membawa kita dengan jelas memasuki Pintu-Pintu Gerbang Mutiara — Amaran Sekarang jilid 1 buku 3 no. 11 hal 11.

3.    Dari kutipan-kutipan Victor T. Houteff yang dipegang oleh sebagian orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran sekarang untuk menyalahkan kita yang masih bersedia menggali kebenaran dan menerima kebenaran yang masih terus terbuka, apabila kita evaluasi tidak kita temukan adanya larangan untuk melakukan penetapan waktu sebagaimana pandangan mereka yang menentang usaha penetapan waktu, hal ini antara lain terlihat dari jawabannya yang diberikan mengenai kesimpulannya tentang kemungkinan penggenapan “peristiwa besar dari segala zaman” yang akan terjadi di pertengahan minggu, menunjukkan bahwa ia tidak menyalahkan penyimpulan tersebut, namun tidak “mempersyaratkan” atau hanya belum dapat memastikan,

4.    Tulisan-tulisan dari Ellen G. White yang tampaknya saling bertentangan telah disampaikan kepada kita sebelum datangnya terang dari malaikat Wahyu 18 : 1 yang menggabungkan diri dengan malaikat ke III dan membuat dunia menjadi terang benderang, maka sesuai buku keimamatan kita harus memahami tulisan dari Ellen G. White dibawah terang dari terang malaikat wahyu 18 : 1 (Tongkat Gembala),

5.    Oleh karena Victor T. Houteff sangat yakin bahwa kita akan diberitahu mengenai waktu penggenapan pengadilan untuk orang hidup, walaupun sampai dengan meninggalnya di tahun 1955 ia belum memperoleh pengetahuan mengenai hal tersebut dan dalam membuat tulisan dan hotbah Ellen G. White dan Victor T. Houteff dibimbing oleh roh yang sama dengan para nabi-nabi dan rasul dalam menulis nubuatan-nubuatan di dalam Alkitab, maka jika diantara kita tetap menganggap permasalahan mengenai waktu penggenapan pengadilan orang hidup itu hanya Allah saja yang mengetahui dan tidak diperkenankan kita mengetahuinya, dapat dipastikan bahwa roh yang memimpin orang tersebut bukanlah roh yang memimpin kebenaran yang membimbing Ellen G. White dan Victor T. Houteff dalam menulis nubuatan dan menginterpretasikannya bagi kita di akhir zaman ini,

6.    Selanjutnya melihat kepada kutipan dari Victor T. Houteff yang diberikan oleh Organisasi Waco Texas dalam mempersalahkan kelompok kita yang tetap menggali untuk mengetahui hari dan jam, yaitu dengan menggunakan buku Tanya Jawab Jilid I pertanyaan No. 14 hal 84 dan tidak memperdulikan jawaban VT. Houteff pada pertanyaan No. 15 dari buku yang sama dan mengabaikan paragraf sebelumnya dari buku Tongkat Gembala jilid II halaman 220 – 221 (bahasa Indonesia halaman 399) (yaitu pada halaman 398 yang menunjukan bahwa adalah tidak adil jika kita tidak diberitahukan……) maka hal ini menunjukkan bahwa mereka sedang mempraktekan usaha mengurang-ngurang dan mengambil suatu tulisan keluar dari konteksnya.

Hal ini dilakukan karena bagian-bagian tersebut tidak sesuai dengan pemahaman yang mereka anut selama ini dan mempertahankan pengertiannya bahwa ”terkecuali Bapa saja”.

*****
 

 

 111 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart