Alkitab
Kenalilah dahulu Alkitab itu
Pengantar
Alkitab adalah sebuah buku yang terdiri dari buku-buku tulisan para nabi Wasiat Lama dan buku-buku tulisan para rasul dari Wasiat Baru, yang kesemuanya telah dihimpun menjadi satu buku saja. Para penulis buku-buku itu adalah orang-orang pilihan Tuhan Allah sendiri, yang telah diilhamiNya untuk menulis buku-buku itu bagi kita. “Allah telah berkomunikasi dengan manusia oleh Roh-Nya, maka terang ilahi telah diberikan kepada dunia oleh wahyu-wahyu kepada hamba-hamba pilihan-Nya. “Orang suci milik Allah berbicara karena mereka itu dikendalikan oleh Roh Suci.” – 2 Petrus 1 : 21. – Great Controversy, p. (v). Demikianlah kata hamba Tuhan Nyonya White.
Perlu juga diketahui, bahwa Tuhan Allah telah menggunakan nabi-nabi pilihan-Nya selama di zaman Wasiat Lama, dan demikian pula selama di zaman Wasiat Baru lebih dari seorang rasul telah dipekerjakan-Nya untuk menulis bagi kita. Dengan demikian, maka di zaman Wasiat Baru, rasul Matius dikenal sebagai penulis Alkitab Wasiat Baru yang pertama, sedangkan rasul Yahya telah dikenal sebagai penulis Alkitab Wasiat Baru yang terakhir dalam tahun 96 TM yang lalu dengan buku Wahyunya yang sangat misterius itu. Dalam pada itu rasul Matius mengatakan :
“Karena s e m u a nabi-nabi dan h u k u m bernubuat sampai kepada tampilnya Yahya.“ — Matius 11 : 13.
Artinya, karena Yahya dikenal penampilannya setelah membaptis Jesus di sungai Yarden dalam tahun 27 TM yang lalu, maka tahun itu juga merupakan batas terakhir bagi para nabi Wasiat Lama dan hukum bayang-bayangan dari Musa menyampaikan nubuatan-nubuatan mereka secara tertulis di dalam Wasiat Lama.
Dan terakhir Tuhan Allah kembali mempekerjakan nabi-nabi di akhir zaman sesuai yang dinubuatkan pada Amos 3 : 7 untuk mengungkapkan semua yang masih rahasia baik di dalam Wasiat Lama maupun di dalam Wasiat Baru bagi kita. Hamba Tuhan Nyonya White selanjutnya mengatakan :
“Selama 2500 tahun pertama dari sejarah manusia belum ada terdapat satupun wahyu yang tertulis. Orang-orang yang diajari oleh Allah mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada orang-orang lainnya, maka iaitu di sampaikan dari bapa turun kepada puteranya sepanjang generasi-generasi berikutnya. Persiapan firman tertulis itu dimulai di zaman Musa. Wahyu-wahyu yang diilhami kemudian dibangun ke dalam sebuah buku Ilham. Pekerjaan ini berlangsung selama masa periode panjang seribu enam ratus tahun lamanya —- semenjak dari Musa, ahli sejarah kejadian dan ahli hukum itu, sampai kepada Yahya, penulis kebenaran-kebenaran yang sangat mulia dari Alkitab.” – Great Controversy, p. (v).
Nabi Musa dikenal sebagai penulis dari lima buah bukunya yang pertama: KEJADIAN, KELUARAN, IMMAMAT, BILANGAN dan ULANGAN. Penulisan seluruh Alkitab itu tenyata memakan waktu 1.600 tahun lamanya, dimulai dari buku KEJADIAN dari Musa di Wasiat Lama sampai dengan buku WAHYU dari rasul Yahya di Wasiat Baru. Karena penulisan buku WAHYU itu sudah diketahui jatuh pada tahun 96 TM yang lalu, maka penulisan buku-buku dari Musa itu tak dapat tiada sudah dimulai semenjak dari tahun (1600 tahun – 96 tahun) = tahun 1504 sebelum TM.
Dan kemudian karena selama 2500 tahun pertama dari sejarah manusia belum ada terdapat satupun wahyu yang tertulis, maka berarti sejarah manusia itu dimulai semenjak dari (2500 tahun + 1504 tahun) = tahun 4004 sebelum TM. Demikian inilah tahun pertama dimana Adam dan Hawa leluhur kita yang pertama diciptakan Tuhan di bumi ini.
Selama 2500 tahun pertama sejarah manusia b e l u m ada H u k u m tertulis
Karena Adam dan Hawa telah berdosa tak lama setelah mendiami rumah Eden mereka yang permai itu, maka ini membuktikan bahwa mereka sejak dari mulanya pun sudah dilengkapi dengan sebuah perangkat H u – k u m Allah yang lengkap berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya. Sekalipun sekaliannya itu belum diberikan kepada mereka secara tertulis.
Dosa = pelanggaran hukum. Sekalipun hukum Allah itu belum tersedia secara tertulis, namun karena fisik mereka yang begitu tinggi dan besar, serta kebesaran rongga kepalanya yang begitu luas, maka sekaliannya itu sudah cukup memadai untuk menampung Sepuluh Perintah dari Hukum Allah itu berikut semua peraturan pelaksanaannya yang sudah terungkap sampai di waktu itu. Bahkan sampai dengan bencana AIR BAH yang terjadi sesudah kurang lebih 1.600 tahun kemudianpun N U H dan seluruh keturunannya sudah mampu untuk menampung seluruh Hukum Allah yang sudah terungkap sampai di masa itu di dalam ingatan mereka.
Musa sebagai seorang ahli sejarah kejadian dunia dan ahli hukum pernah mengatakan : “PERKARA-PERKARA YANG RAHASIA ITU ADALAH BAGI MILIK TUHAN ALLAH SAJA : TETAPI PERKARA-PERKARA ITU YANG DIUNGKAPKAN ADALAH BAGI KITA DAN BAGI ANAK CUCU KITA SAMPAI SELAMA-LAMANYA, S U P A Y A DAPAT KITA MELAKUKAN S E M U A PERKATAAN DARI H U K U M TORAT INI.” – Ulangan 29 : 29.
Sepuluh Perintah dari Hukum Dasar Torat itu secara tertulis ternyata sudah ada semenjak dari zaman Musa semenjak dari tahun 1504 s.TM. yang lalu. Sedangkan perkara-perkara yang diungkapkan itu ternyata terus berlanjut sampai kepada akhir dunia sekarang ini. Dan manfaatnya, manfaat dari semua perkara yang diungkapkan kemudian, bahkan sampai kapanpun juga ke depan, adalah s u p a y a orang dapat melakukan s e – m u a perkataan dari Hukum Torat itu. Demikianlah, maka Sepuluh Perintah dari Hukum Torat itu akan merupakan Undang-Undang Dasar, dan semua perkara yang diungkapkan kemudian itu akan merupakan Undang-Undang Biasa yang berisikan peraturan-peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Dasar Torat itu.
Wasiat Lama dan Wasiat Baru
Wasiat atau Surat Wasiat berarti sebuah Perjanjian Tertulis. Perihal wasiat itu sendiri Jesus pernah mengatakan sebagai berikut :
“Dan setelah Ia mengucap syukur dipecahkan-Nya roti itu, dan mengatakan : Ambillah, makanlah : Inilah tubuh-Ku yang dihancurkan bagimu : perbuatlah ini sebagai peringatan akan Daku. Seperti cara yang sama itu juga Ia mengambil cawan air anggur, setelah dicicipi-Nya, lalu kata-Nya : C a w a n i n i ialah Wasiat Baru di dalam darah-Ku : perbuatlah ini, karena seberapa kali kamu minum daripadanya iaitulah dalam peringatan akan Daku. Karena seberapa sering kamu makan roti ini, dan minum daripada cawan ini, kamu menunjukkan kematian Tuhan itu sampai Ia datang.“ —- 1 Korinthi 11 : 24 – 26.
Ucapan Jesus di atas itu hanya selang sehari atau dua hari s e b e l u m kematian-Nya di Golgotha, dalam tahun 31 TM. “Cawan ini ialah Wasiat Baru di dalam darah-Ku,“, demikian kata-Nya. Dengan demikian semua orang Kristen sudah seharusnya mengerti, bahwa jika Cawan yang berisikan air anggur itu melambangkaan WASIAT BARU dalam darah Jesus, maka semua upacara penyembelihan anak domba selama Wasiat Lama, sudah sepatutnya disebut : WASIAT LAMA dalam darah anak domba.
Kita semua memahami, bahwa segera setelah Adam dan Hawa berdosa, mereka lalu dikeluarkan dari E D E N rumah tinggal mereka yang indah permai itu. Dan sejak hari itu juga mereka sudah harus mati sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Namun ternyata mereka tidak mati, sebab Allah Bapa dan Jesus telah merencanakan penebusan dosa-dosa mereka sebelumnya, bahkan semua dosa dari semua manusia ciptaan Jesus di bumi ini. Artinya, Jesus sendiri yang akan menanggung hukuman mati itu di bumi ini sesuai yang dipersyaratkan di dalam h u k u m.
Demikian itulah, maka sebuah Wasiat Tertulis telah dibuat bagi semua manusia ciptaan Allah di bumi ini, bahwa Jesus sendiri yang akan membiarkan diri-Nya mati dibunuh di bumi ini menggantikan semua manusia yang bertobat, dan yang tidak lagi mengulangi perbuatan melanggar hukum mereka. Wasiat itu telah dibukukan sebagai Wasiat Lama, dan harus dipraktikkan secara berulang-ulang dengan cara mempersembahkan seekor anak domba yang dikorbankan di atas sebuah medzbah. Darah seekor anak domba di Wasiat Lama sebagai contoh, yang akan digenapi oleh darah Jesus sendiri sebagai Anak Domba Allah yang ditumpahkan di bukit Golgotha pada tahun 31 TM yang lalu. Demikian itulah, maka dalam perjamuan suci-Nya yang pertama dan terakhir bersama para murid-Nya yang lalu Ia mengatakan : CAWAN INI IALAH WASIAT BARU DALAM DARAH – K U. PERBUATLAH INI SEBAGAI PERINGATAN AKAN D A K U.
Nabi-Nabi dan Hukum Upacara bayangan Bernubuat
“Karena s e m u a nabi-nabi dan h u k u m bernubuat sampai kepada tampilnya Yahya.“ — Matius 11 : 13. Nyonya Ellen G. White mengatakan:
“Setiap nabi dari nabi-nabi Wasiat Lama yang lalu lebih sedikit berbicara bagi zaman mereka sendiri daripada bagi zaman kita, sehingga ucapan nubuatan mereka itu benar-benar berlaku bagi kita.” – 3 Selected Messages, p. 338.
Karena selama sejarah Wasiat Baru sampai dengan sejarah dari Sidang Jemaat Philadelfia dari William Miller belum ada satupun nubuatan yang terungkap, maka kita hendaknya mengerti, bahwa di akhir zaman sekarang inilah terhitung dari permulaan Sidang Jemaat Laodikea dalam tahun 1844 nubuatan-nubuatan Alkitab itu sudah harus terungkap sesuai yang dinubuatkan pada Amos 3 : 7. Lalu hasilnya tak dapat tiada akan berupa : sebuah ALKITAB WASIAT AKHIR ZAMAN, dan inilah yang kini dikenal dengan nama : ROH NUBUATAN, yang merupakan kumpulan peraturan pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat yang khusus diperuntukkan bagi seluruh umat akhir zaman saja.
Salah satu dari nubuatan-nubuatan para nabi Wasiat Lama yang benar-benar berlaku bagi kita ialah nubuatan Zakhariah pasal 4. Dan hukum upacara bayangan yang dimaksud dapat dibaca pada buku : PEHUKUMAN DAN PENUAIAN dari Victor T. Houteff.
Belajar Alkitab sesuai prosedurnya
Di dalam Nubuatan Zakhariah pasal 4
Di dalam nubuatan Zakhariah pasal 4 Alkitab Wasiat Lama dan Wasiat Baru telah dilambangkan dengan dua batang pohon zait yang berdiri pada sebelah kiri dan kanan dari sebuah kaki pelita. Di atas kaki pelita itu terdapat sebuah mangkok emas yang berhubungan dengan kaki pelita di bawahnya melalui pipa-pipa kecil.
Karena nubuatan ini menemui kegenapan sejarahnya di akhir zaman sekarang ini, maka jelaslah bahwa Alkitab itu sudah akan diinterpretasikan habis ke dalam mangkok emas yang melambangkan ROH NUBUATAN oleh perantaraan nabi-nabi akhir zaman Nyonya White dan Victor T. Houteff, yang dinubuatkan pada buku Amos 3 : 7. Kedua hamba Allah itulah yang dilambangkan oleh kedua pipa keemasan itu. Kemudian perlu diketahui, bahwa karena nubuatan ini menemui kegenapannya sekarang ini, maka kaki pelita itu tak dapat tiada harus melambangkan sidang jemaat Laodikea kita saja. Dan pipa-pipa kecil yang mengalirkan minyak keemasan dari mangkok emas di atasnya ke dalam kaki pelita di bawahnya itu tak dapat tiada harus melambangkan para penginjil, gembala-gembala dan guru-guru sidang jemaat Laodikea dari Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh saja, dan bukan dari Gereja MAHK, sebab pada waktu ini ROH NUBUATAN itu sudah tidak lagi dikenal di dalam gereja-gereja Advent di seluruh dunia.
PERHATIAN : ROH NUBUATAN yang dimaksud di atas bukan Roh Nubuatan dari pekabaran malaikat yang ketiga saja dari Wahyu pasal 14, melainkan dimaksud kepada ROH NUBUATAN dari nubuatan Wahyu 19 : 10, yaitu gabungan pekabaran malaikat yang ketiga dari Wahyu 14 dari Nyonya White dengan pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 dari Houteff, yang akan menerangi seluruh bumi sampai pada akhir masa kasihan tahun 2031 yang akan datang. Demikianlah yang diucapkan oleh Nyonya White di dalam bukunya Early Writings, p. 277.
Alkitab sebagai Kumpulan Peraturan-Peraturan
Pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat Allah
Berbicara mengenai Hukum, maka orang harus tahu, bahwa iaitu akan terdiri dari sebuah Undang-Undang Dasar dan berbagai Undang-Undang Biasa pelengkapnya, yang berguna sebagai peraturan-peraturan pelaksanaan bagi Undang-Undang Dasar itu. Undang-Undang Dasar Kerajaan sorga itu kekal sifatnya, sedangkan peraturan-peraturan pelaksanaannya dapat saja berubah-rubah. Demikian itulah, maka Alkitab yang telah ditulis semenjak dari mulanya dalam tahun 1504 sTM yang lalu sudah harus menggenapi ucapan nabi Musa di bawah ini :
“PERKARA-PERKARA YANG RAHASIA ITU ADALAH BAGI MILIK TUHAN ALLAH SAJA: TETAPI PERKARA-PERKARA ITU YANG DIUNGKAPKAN ADALAH BAGI KITA DAN BAGI ANAK CUCU KITA SAMPAI SELAMA-LAMANYA, S U P A Y A DAPAT KITA MELAKUKAN S E M U A PERKATAAN DARI H U K U M TORAT INI.” – Ulangan 29 : 29.
Artinya, semua perkara yang sudah diungkapkan, baik di dalam Wasiat Lama, di dalam Wasiat Baru, maupun di dalam Wasiat Akhir Zaman yang berupa ROH NUBUATAN, sekaliannya itu berfungsi sebagai peraturan-peraturan pelaksanaan bagi Hukum Dasar Torat itu saja.
Karena Adam dan Hawa sebagai leluhur kita yang pertama telah berdosa dan sudah harus mengalami maut yang kekal di bumi ini, namun karena demikian besarnya kasih Allah akan bumi ini, sehingga telah dikaruniakan-Nya Putera tunggal-Nya Jesus untuk memikul hukuman maut itu daripada kita. Olehnya itu, maka ketahuilah, bahwa Jesus sendiri telah membuat BUKU-BUKU WASIAT itu bagi kita. Bacalah dan pelajarilah dengan saksama BUKU-BUKU WASIAT itu, lalu patuhilah, karena tanpa pertobatan tidak akan ada keampunan dosa.
Di dalam Sidang Pengadilan Sorga yang sedang berlangsung sekarang ini di dalam kaabah kesucian sorga, sejak 22 Oktober 1844 yang lalu, semua umat di zaman Musa akan diadili kepatuhan mereka berlandaskan pada HUKUM TORAT dan semua petunjuk pelaksanaannya di dalam BUKU WASIAT LAMA. Semua rasul-rasul dan para pengikut mereka akan diadili berlandaskan pada HUKUM TORAT dan semua petunjuk pelaksanaanya di dalam BUKU WASIAT BARU, dan bagi semua kita umat akhir zaman sekarang ini, khususnya umat Sidang Jemaat Laodikea, kita akan diadili berlandaskan pada HUKUM DASAR TORAT dan berbagai petunjuk pelaksanaannya di dalam BUKU WASIAT AKHIR ZAMAN, yaitu ROH NUBUATAN.
Dengan demikian, maka semua umat Laodikea yang belum mengenal dan belum mematuhi ROH NUBUATAN, mereka itulah yang oleh Nyonya White dinyatakan sebagai “banyak nama di dalam buku-buku Sidang tetapi bukan orang-orang Kristen. Dan banyak p e n d e t a yang belum pernah bertobat.” Semua mereka itulah yang umumnya terdiri dari orang-orang yang semenjak dibaptis, baptisannya belum pernah berkenan pada pemandangan Allah. Sama halnya dengan Yudas Iscariot yang terus mengikuti Jesus kemana saja DIA pergi, namun pada perjamuan perpisahan mereka yang terakhir bersama Jesus dia telah didapati sebagai seorang penghianat.
Berbahagialah d i a (tunggal)
yang membaca, dan mereka (jamak) yang mendengar kepada guru-guru Tongkat Gembala
Nyonya White mengatakan : “DI DALAM W A H Y U SEMUA BUKU-BUKU ALKITAB BERTEMU DAN BERAKHIR.” – The Acts of the Apostles, p. 585.
“BERBAHAGIALAH D I A YANG M E M B A C A, DAN MEREKA YANG M E N D E N G A R SEGALA PERKATAAN DARI NUBUATAN INI, DAN MENGANUT SEGALA PERKARA ITU YANG TERTULIS DI DALAMNYA: KARENA MASANYA SUDAH SINGKAT.” – Wahyu 1 : 3.
“TENGOKLAH, AKU DATANG SEGERA : BERBAHAGIALAH D I A YANG BERPEGANG PADA SEGALA PERKATAAN NUBUATAN DARI BUKU INI.” – Wahyu 22 : 7.
Karena semua buku Alkitab bertemu dan berakhir di BUKU WAHYU, maka ucapan rasul Yahya di atas tak dapat tiada sudah harus juga berlaku bagi semua buku Alkitab yang lainnya. Artinya, setiap umat diwajibkan membaca sendiri, namun untuk mencapai pengertian yang sama terhadap semua yang dibaca, maka s e m u a p e m b a c a masih harus mendengar lagi. Sesudah mendengar baharu m e n g a n u t. Dan di sinilah kita akan dibuat sehati dan sepikir, sepaham, dan membicarakan perkara-perkara yang sama. Permasalahannya kini kepada siapa kita harus mendengar? Hamba Tuhan Houteff sebagai nabi terakhir di akhir zaman ini mengatakan :
“Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala, maka apabila Tongkat itu diajarkan. Alkitab dan Roh Nubuatan juga harus diajarkan. Dan karena tidak satupun selain Roh Kebenaran yang telah mengirim rahasia-rahasia ilham itu, yang dapat menginterpretasikan sekaliannya, maka orang-orang yang mencoba mengajarkannya tanpa otoritas interpretasi yang diilhami ini, tak dapat tiada akan jatuh ke dalam praktik interpretasi sendiri yang terlarang itu (2 Petrus 1 : 20) — yaitu kejahatan besar yang telah menjerumuskan dunia Kristen ke dalam perpecahannya yang hampir tak menentu sekarang ini, berikut kekacauan, persaingan dan ketidak-mampuannya yang ada.
“Karena kami tidak berani ikut berjalan pada jalan yang sedemikian itu, maka sebagai guru-guru dari Tongkat Gembala (terbitan resmi dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh), k a m i harus mengajar hanya dalam terang dari Tongkat itu, bagian-bagian pekabaran (passages) yang dalam satu dan lain hal perlu untuk diinterpretasikan. Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran Sekarang akan senantiasa memiliki pemikiran yang sama, sependapat, dan membicarakan perkara-perkara yang sama (1 Korinthi 1 : 10; 1 Petrus 3 : 8; Yesaya 52 : 8).“ – KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN DASAR DAVIDIAN MAHK, HAL. 26, 27.
Kesimpulan Akhir
Alkitab yang berisikan satu-satunya H u k u m kerajaan sorga yang dikenal di bumi ini, iaitu terdiri dari sebuah Undang-Undang Dasar Torat di satu pihak dan berbagai Undang-Undang Pelengkap yang berisikan peraturan-peraturan pelaksanaan bagi Undang-Undang Dasar Torat itu di lain pihak. Alkitab itu sendiri sesuai masa pemberlakuannya akan terdiri dari sebuah Kitab Wasiat Lama, sebuah Kitab Wasiat Baru, dan sebuah kumpulan kitab-kitab Wasiat Akhir Zaman. Wasiat Akhir Zaman inilah yang kini lebih dikenal dengan nama ROH NUBUATAN.
Sekalipun keberadaan Alkitab itu baharu dimulai sejak Musa menulis buku-bukunya dalam tahun 1504 s.TM, dan terakhir dikenal setelah Yahya Pewahyu selesai menulis buku Wahyunya yang sangat misterius itu dalam tahun 96 TM, namun pada kenyataannya i s i kitab Wasiat itu sesungguhnya sudah dikenal oleh leluhur kita Adam dan Hawa dan sebagian besar keturunan mereka itu semenjak dari 2500 tahun sebelum Alkitab itu ditulis.
Jadi, jangan sekali mengira bahwa Kitab Wasiat Akhir zaman yang bernama Kesaksian Jesus (Testimony of Jesus) atau ROH NUBUATAN itu, karena tidak banyak lagi dipegang /digenggam di dalam tangan para pendeta di atas mimbar-mimbar gereja, sehingga tidak banyak lagi menentukan nasib umat akhir zaman sekarang ini. Dijauhkan Allah kiranya faham yang sedemikian itu.
Malaikat sidang jemaat Laodikea yang melambangkan Organisasi General Conference of SDA berikut para pendetanya yang sudah diludahkan keluar dari mulut Jesus sejak tahun 1935 menggenapi nubuatannya Wahyu 3 : 16 itu tidak boleh lagi diandalkan, sebab yang sudah diludahkan tak akan mungkin dapat dijilat kembali. Mustahil seruan pembangunan dan reformasi tahun 1902 yang belum pernah dikenal di dalam gereja-gereja, baharu akan dapat dihidupkannya sekarang ?
P e n u t u p
Kitab-Kitab Wasiat yang sudah dibicarakan di atas hanya mampu berfungsi menyelamatkan umat yang hidup dalam masa pemberlakuannya saja. Musa dan para pengikutya diselamatkan oleh kelengkapan Kebenaran yang sudah terungkap di zaman mereka itu saja. Para rasul dan semua pengikut mereka selama dalam sejarah Wasiat Baru akan diselamatkan oleh semua k e b e n a r a n yang sudah terungkap sampai di zaman mereka. Tetapi bagi kita umat akhir zaman, sesuai nubuatan Zakhariah pasal 4, seluruh Wasiat Lama dan Wasiat Baru itu sudah terungkap pengertiannya di dalam mangkok emas yang melambangkan ROH NUBUATAN. Oleh sebab itu, sadarilah, bahwa kita Sidang Jemaat Laodikea yang dilambangkan oleh “K a k i P e l i t a” pada nubuatan itu, baharu akan menyala pelita-pelita kita apabila “minyak keemasan” yang melambangkan ROH NUBUATAN itu datangnya langsung dari Mangkok Emas yang melambangkan buku-buku Wasiat Akhir Zaman.
*******
134 total, 1 views today