<< Go Back

MENCARI JAWABAN ATAS PERTENTANGAN MENGENAI PENETAPAN WAKTU ATAU TIME SETTING

 

Berbicara tentang akhir zaman, seluruh dunia tidak memandang kepada latar belakang agama apapun semua mengetahui dan mempercayai bahwa kita sekarang telah berada di periode akhir zaman. Khususnya bagi orang-orang Kristen semua sepakat beramai-ramai sedang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali dan merindukan kedatangan yang mengharukan seperti di gambar dibawah ini:

Oleh karena itu, hal apa yang diketahui orang-orang Kristen mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut? Secara umum semua orang Kristen akan menunjuk kepada :

Matius 24 : 6, 7, dan 37 – 39:

24 : 6 Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.

24 : 7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.

24 : 37 “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

24 : 38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

24 : 39 dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

Gambaran tentang tanda-tanda zaman seperti yang tertulis dalam Matius 24 diataslah yang diketahui semua orang Kristen pada umumnya, demikian juga orang-orang dari gereja Advent, perbedaan keimanan gereja Advent selain juga memiliki Alkitab masih terdapat tulisan-tulisan Roh Nubuatan dari Ellen G. White yang diyakini secara organisasi yaitu antara lain :

Kristus telah memberi amaran kepada murid-muridNya tentang kehancuran Yerusalem dan tanda-tanda yang akan terjadi sebelum kedatangan Anak Manusia. Seluruh pasal dua puluh empat dari kitab Matius adalah nubuatan tentang peristiwa-peristiwa yang mendahului kejadian ini dan kehancuran Yerusalem melambangkan kebinasaan dunia yang terakhir dengan api. – Manuscript 77 (1899).

Di atas Bukit Zaitun, Yesus menceritakan kembali pehukuman menakutkan yang mendahului kedatanganNya yang kedua kali. “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” (Matius 24 : 6 – 8). Sementara nubuatan-nubuatan ini memperoleh sebagian dari kegenapannya pada masa kehancuran Yerusalem, nubuatan itu juga mempunyai penerapan langsung pada akhir zaman. — 5 Testimonies for The Church. P. 753 (1899).

Dari uraian-uraian di atas kita dapatkan bahwa pengetahuan tentang kedatangan Yesus yang berkaitan dengan keadaan dalam masa kedatangan Yesus yang kedua kali secara umum diketahui dengan baik oleh orang-orang Kristen pada umumnya dan juga orang-orang Advent yang mempunyai Roh Nubuatan.

 

Akan tetapi mengenai WAKTUnya atau saat dari kedatanganNya bagaimana kah?

 

Secara umum orang-orang Kristen termasuk gereja Advent berpegang kepada kata-kata dalam :

Matius 24 : 36:

“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.

Pemahaman mengenai tidak dapat diketahuinya WAKTUnya telah dipegang keseluruhan orang Kristen tidak terkecuali bergenerasi-generasi sejak ayat itu ditulis hingga saat kita di akhir zaman ini di dalam gereja yang terakhir yaitu sidang Laodekia. 

Lalu pertanyaan timbul :

Hingga berselang selama hampir 2000 tahun sejak ayat Matius 24 : 36 diucapkan Yesus, apakah memang mengenai WAKTU kedatanganNya yang kedua kali tersebut hanya Bapa saja yang mengetahuinya sedangkan yang lainnya tidak diperkenankan, bahkan Anakpun tidak?

Atas pertanyaan tersebut marilah kita mencoba memperoleh jawabannya dari Roh Nubuatan:

1. Gambaran dari contoh kedatangan Yesus yang pertama

Kedatangan Sang Juruselamat sudah diramalkan di Taman Eden. Ketika Adam dan Hawa pertama kali mendengar janji kedatangan itu, mereka menantikan penggenapannya yang segera. Mereka dengan sukacita menyambut anak laki-laki mereka yang lahir pertama, dengan harapan bahwa anak tersebutlah yang menjadi Penyelamat itu. Tetapi penggenapan janji itu diperlambat. Mereka yang pertama menerimanya meninggal tanpa menyaksikan kegenapannya. Semenjak di masa Henokh janji tersebut diulangi melalui para bapa dan nabi, menjaga pengharapan tetap hidup akan kedatanganNya, tetapi Dia tidak kunjung datang. Nubuatan Daniel mengungkapkan waktu untuk kedatanganNya, tetapi tidak semua orang menafsirkan pesan tersebut secara tepat. Abad demi abad berlalu; suara-suara para nabi itu dihentikan. Tangan penindasan berlaku begitu berat atas Israel, dan banyak orang siap untuk menyerukan, “Sudah lama berselang, tetapi satu penglihatanpun tak jadi.” Yehezkiel 12 : 22. 9.1 —- 1 Januari buku Maranatha (Desire of Ages, 31, 32, 37, 38 (1898)).

Orang-orang Yahudi telah memisahkan diri mereka begitu jauh dari Allah dengan perbuatan-perbuatan jahat mereka, sehingga para malaikat tidak dapat berkomunikasi kepada mereka tentang persiapan-persiapan akan kedatangan bayi Sang Juruselamat itu. Allah memilih orang-orang bijaksana dari Timur untuk melaksanakan kehendakNya….. 

Orang-orang bijaksana ini telah melihat langit diterangi cahaya, yang dipenuhi para penghuni surga yang mewartakan kedatangan Kristus kepada para gembala yang rendah hati ….. 

Cahaya ini merupakan sebuah gugusan jarak jauh dari para malaikat yang bercahaya, yang tampak bagaikan sebuah bintang yang bersinar. Penampakan yang luar biasa dari bintang terang yang besar itu, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, bergantung menjadi sebuah tanda di langit, menarik perhatian mereka …. Orang-orang bijak ini pun mengarahkan langkah mereka ke mana bintang itu menuntun mereka. Dan ketika mereka semakin dekat ke kota Yerusalem, bintang itu diliputi kegelapan dan tidak lagi menuntun mereka. Mereka berkeyakinan bahwa orang-orang Yahudi tidak mungkin tidak mengetahui akan peristiwa besar kedatangan Mesias itu, dan mereka pun melakukan penyelidikan di sekitar Yerusalem. 11.4

Orang-orang bijak ini terkejut demi melihat bahwa tidak ada keinginan yang luar biasa mengenai kedatangan Mesias. Mereka heran bahwa orang-orang Yahudi tidak berminat dan bersukacita menyambut peristiwa besar kedatangan Kristus ini. 11.5

Gereja-gereja pada masa kita sekarang ini sedang mencari peningkatan prestise duniawi, dan tidak mau mencari terang nubuatan-nubuatan, namun menerima penggenapan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Kristus segera datang, sebagaimana dulunya orang-orang Yahudi pada saat kedatanganNya yang pertama. Mereka sedang mencari pemerintahan yang berjaya dan bersifat sementara dari Mesias di Yerusalem. Orang-orang yang mengaku sebagai Kristen pada masa kita ini sedang menantikan kemakmuran gereja yang sifatnya sementara dan juga sukacita akan millenium yang sementara dalam penyesuaian diri dengan dunia ini. —- 3 Januari buku Maranatha (Review and Herald Dec. 24 1872).

Dari kutipan diatas kita ketahui bahwa pemberitahuan akan kedatangan Yesus sebagai manusia itu telah diberikan kepada Adam dan Hawa yang telah jatuh dalam dosa sementara mereka masih berada di dalam taman Eden, artinya kurang lebih 4000 tahun sebelum kedatanganNya di Betlehem janji telah diberikan, sebagaimana kata-kata berikut :

“Selama 4000 tahun Kristus bekerja bagi pengangkatan manusia, sedangkan Setan mengusahakan kehancuran dan kehinaannya. Dan seluruh alam semesta menyaksikan sekaliannya.” —– The Desire of Ages, p. 759. 

Dikatakan “Nubuatan Daniel mengungkapkan waktu untuk kedatanganNya”, namun orang-orang tidak dapat menginterpretasikannya secara tepat, artinya Tuhan telah memberikan Nubuatan tentang WAKTU hanya saja pengertiannya belumlah tepat untuk dibukakan generasi-bergenerasi dari zaman Daniel menuliskannya. Hal ini diberikannya nubuatan kepada Daniel sejalan dengan petunjuk dalam :

Amsal Solaiman 29 : 18: 

“Dimana tidak ada khayal, binasalah orang banyak itu, tetapi barangsiapa yang memeliharakan hukum, berbahagialah dia,”

Kemudian dalam kutipan tanggal 3 Januari di atas kita dapatkan bahwa mendekati waktu kehadiran Yesus di Betlehem terdapat suatu amaran yang hendak diberikan sebagai persiapan-persiapan kedatangan Juruselamat itu, namun ternyata kesempatan itu diabaikan oleh mereka pemimpin Yahudi yang seharusnya paling pertama menerima tawaran kebenaran, hanya mereka orang bijaksana dari timur dan gembala-gembala yang sederhana yang menerimanya.

Peristiwa tidak didapatinya para pemimpin Yahudi berikut pengikutnya menyambut kehadirannya Yesus merupakan contoh bagi Gereja-gereja pada masa kita sekarang ini, dengan demikian pengalaman contoh dari kelahiran Yesus ini merupakan peringatan dini kepada kita yang berada di penghujung akhir dunia. Gereja-gereja dimaksud oleh karena Ellen G. White adalah juru kabar yang diutus untuk memberikan makanan kerohanian kepada sidang Laodekia, maka tentunya kata-kata tersebut dialamatkan kepada gereja Advent yang telah memiliki Roh Nubuatan selain daripada Alkitab.

Melanjutkan pembahasan kita, pertanyaan yang timbul adalah amaran atau tawaran kebenaran apakah yang hendak dibagi-bagikan oleh malaikat tersebut dan ditolak oleh pemimpin Yahudi dan pengikutnya yang menjadi contoh bagi kita yang hidup di akhir zaman? Jawabannya terdapat di dalam :

2. Penetapan waktu atau Time Setting dari contoh kedatangan Yesus yang pertama 

Pada waktu kedatangan Kristus yang pertama, imam-imam dan ahli-ahli Taurat kota suci, kepada siapa firman Allah dipercayakan, seharusnya memahami tanda-tanda zaman, dan memberitakan kedatangan Dia yang dijanjikan itu. Nubuatan Mikha menunjukkan tempat kelahiranNya (Mikha 5 : 2). Daniel memperinci waktu kedatanganNya (Daniel 9 : 25). Allah memberikan nubuatan-nubuatan ini kepada para pemimpin Yahudi; tidak ada maaf bagi mereka jika mereka tidak mengetahuinya dan menyatakan kepada orang-orang bahwa kedatangan Mesias sudah dekat. Kebodohan mereka adalah akibat dari dosa kelalaian mereka. 

….

Dengan perhatian yang mendalam dan sungguh-sungguh seharusnya tua-tua Israel sudah mempelajari tempat, waktu dan keadaan peristiwa paling besar dalam sejarah dunia kedatangan Anak Allah untuk menyelesaikan penebusan manusia. Seharusnya semua orang sudah berjaga dan menunggu agar mereka boleh termasuk di antara yang pertama menyambut Penebus dunia itu. 

…..

Seorang malaikat mengunjungi dunia ini melihat siapa-siapa yang bersedia menyambut Yesus. Tetapi ia tidak melihat adanya tanda-tanda kesediaan. Ia tidak mendengar suara puji-pujian dan kemenangan, bahwa waktu kedatangan Mesias sudah dekat. Malaikat itu melayang-layang sebentar di atas kota terpilih dan di atas Bait Suci di mana hadirat Ilahi dinyatakan berabad-abad lamanya. Tetapi disinipun yang terdapat hanya keadaan acuh tak acuh yang sama. Para Imam, dalam kebesaran dan kebanggaannya, mempersembahkan persembahan-persembahan yang telah cemar di Bait Suci itu. Orang-orang Parisi dengan suara nyaring berbicara kepada orang banyak, atau mengucapkan doa-doa kesombongan di sudut-sudut jalan. Di istana raja-raja, di perkumpulan-perkumpulan para ahli filsafat, di sekolah-sekolah para rabi, semuanya sama-sama tidak memperhatikan fakta ajaib yang telah memenuhi seluruh surga dengan sukacita dan pujian — bahwa Penebus manusia sudah hampir datang ke dunia.

Tidak ada tanda-tanda bahwa Kristus sedang ditunggu-tunggu, dan tidak ada persediaan menyambut Raja kehidupan itu. Dalam keheranan, utusan Surgawi itu sudah hampir kembali ke surga dengan satu berita yang memalukan, pada waktu ia menemukan sekelompok gembala yang menjaga ternak mereka pada waktu malam. Dan pada waktu mereka memandang ke langit yang penuh bintang, mereka merenungkan nubuatan mengenai seorang Mesias yang datang ke dunia, dan merindukan kedatangan penebus dunia itu. Kelompok gembala inilah yang bersedia menerima pekabaran Surga. Dan tiba-tiba malaikat Tuhan tampak menyatakan berita baik, berita kesukaan besar. Kemuliaan surga memenuhi seluruh padang itu; malaikat tampak tak terhitung banyaknya. Seolah-olah berita kesukaan itu terlalu besar untuk dibawa oleh seorang saja utusan dari surga: Sejumlah besar suara memperdengarkan nyanyian, yang suatu hari kelak seluruh bangsa akan menyanyikannya, “Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya” (Lukas 2 : 14).

 

Oh, betapa cerita Betlehem yang luar biasa ini menjadi suatu pelajaran! Bagaimana  cerita itu menegur ketidakpercayaan kita, kesombongan kita dan kepuasan diri sendiri. Bagaimanakah cerita itu mengamarkan kita supaya berjaga-jaga, agar jangan oleh kelalaian kita, kita juga gagal memperhatikan tanda-tanda zaman, sehingga tidak mengetahui hari pehukuman kita.

 

Bukan hanya di bukit-bukit Yudea, bukan hanya di antara para gembala yang sederhana, malaikat menemukan orang-orang yang memperhatikan dan menantikan kedatangan Mesias. Di negeri orang kafir juga ada yang merindukanNya. Mereka adalah orang-orang bijaksana, orang-orang yang kaya, bangsawan dan ahli-ahli filsafat dari Timur. Sebagai pengamat alam, orang-orang Majus ini telah melihat Allah dalam ciptaanNya. Dari Alkitab Ibrani mereka telah mempelajari Bintang yang akan terbit di Yakub, dan dengan kerinduan mereka menunggu kedatanganNya, yang bukan saja menjadi “Penghiburan bagi Israel,” tetapi juga “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain,” dan yang membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Lukas 2 : 25, 32; Kisah 13 : 47). Mereka adalah pencari terang, dan terang dari takhta Allah menerangi jalan mereka. Sementara imam-imam dan rabi-rabi di Yerusalem, yang menjadi pelindung dan penyebar kebenaran, telah diselubungi oleh kegelapan. Bintang yang dikirim surga menuntun orang-orang Majus, yang kafir ini, ke tempat Raja yang baru lahir itu.

 

Adalah “kepada mereka yang menantikan Dia” Kristus akan “menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan”. (Ibrani 9 : 28). Seperti berita kelahiran Juruselamat, pekabaran kedatangan kedua kali tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama. Mereka telah gagal untuk memelihara hubungan mereka dengan Allah, dan telah menolak terang dari Surga. Oleh sebab itu mereka tidak tergolong kepada apa yang diterangkan oleh Rasul Paulus, “Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5 : 4, 5).

 

Penjaga-penjaga tembok kota Sion seharusnya adalah orang pertama yang menangkap berita kedatangan Juruselamat, orang pertama yang mengumumkan kedatanganNya yang sudah dekat, orang pertama yang mengamarkan orang-orang supaya bersedia kepada kedatanganNya. Tetapi mereka tenang-tenang saja, memimpikan perdamaian dan keamanan, sementara orang-orang tertidur di dalam dosa-dosa mereka. Yesus melihat gerejaNya bagaikan pohon ara yang tidak berbuah, ditutupi oleh daun-daun kesombongan, tetapi tidak menghasilkan buah-buah yang berharga. Ada kesombongan pemeliharaan formalitas agama, sementara roh kerendahan hati yang benar, pertobatan dan iman — yang satu-satunya bisa memberikan pelayanan yang berkenan kepada Allah — sangat kurang. Sebagai ganti kasih karunia Roh, mereka menunjukkan keangkuhan. Formalisme, kesombongan, mementingkan diri sendiri dan penindasan. Gereja yang murtad menutup matanya kepada tanda-tanda zaman. Allah tidak melupakan mereka, atau menahankan kasih setiaNya. Tetapi mereka meninggalkanNya dan memisahkan diri dari kasihNya. Pada waktu mereka menolak menuruti syarat-syarat, maka janji-janjiNya tidak akan digenapi kepada mereka.

Demikianlah akibatnya kalau lalai menghargai dan menggunakan terang dan kesempatan yang diberikan Allah. Kecuali jemaat mengikuti pimpinanNya dan menerima setiap sinar terang dan melakukan setiap tugas yang dapat dinyatakan, maka agama akan pasti merosot menjadi perbaktian formalitas, dan roh kesalehan yang vital akan lenyap. Kebenaran ini telah berulang kali digambarkan di dalam sejarah gereja. Allah menuntut pekerjaan-pekerjaan iman dari umat-umatNya, dan penurutan yang sejajar dengan berkat-berkat dan kesempatan-kesempatan yang diberikan. Penurutan memerlukan pengorbanan dan salib. Dan inilah sebabnya mengapa banyak orang yang mengaku pengikut Kristus menolak menerima terang dari surga dan seperti orang-orang Yahudi zaman dahulu, tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat mereka (Lukas 19 : 44). Oleh karena kesombongan dan tidakpercayaan, Tuhan melewatkan mereka dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur. ——- Sub judul 17 Berita kedatangan Kristus, Kemenangan Akhir hal. 327 – 331 (1884) (disampaikan juga dalam buku Maranatha 2 Januari – Pelajaran di Betlehem).

….. Nubuatan Daniel menunjuk dengan tak mungkin salah kepada masa kedatangan Mesias dan secara langsung menubuatkan kematianNya. Mereka melarang mempelajari nubuatan, dan akhirnya para rabbi mengumumkan kutuk bagi semua yang mencoba menghitung masa.— Sub judul 21 Amaran ditolak, Kemenangan Akhir hal. 296.

Dari kutipan di atas kita peroleh penjelasan-penjelasan yang berharga memberikan sumbangan jawaban atas pertanyaan kita di atas yaitu :

  1. Dikatakan bahwa pada kedatangan Yesus yang pertama seharusnya imam-imam dan ahli-ahli Torat yang adalah kepada siapa firman Allah dipercayakan adalah pihak yang harusnya memahami tanda-tanda zaman dan melalui merekalah seharusnya orang-orang bijaksana dan gembala-gembala Betlehem dapat memahami kedatanganNya.
  2. Kitab Mikha (Mikha 5 : 1) menubuatkan tentang TEMPAT kelahirannya dan kitab Daniel menubuatkan tentang WAKTU kedatanganNya.
  3. Setelah tiba saatnya buku Mikha dan Daniel dibukakan pengertiannya setelah perjalanan panjang kitab-kitab tersebut tidak dapat ditafsirkan dengan tepat sebagaimana dikatakan dalam buku Maranatha – 1 Januari di atas, maka kepada para pemimpin Yahudi beserta pengikutnya dikatakan “tidak ada maaf bagi mereka jika mereka tidak mengetahuinya dan menyatakan kepada orang-orang bahwa kedatangan Mesias sudah dekat.”
  4. Kata-kata “berjaga” dalam kalimat :“Seharusnya semua orang sudah berjaga dan menunggu agar mereka boleh termasuk di antara yang pertama menyambut Penebus dunia itu ”dimaksudkan kepada pengetahuan tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN kedatangan Yesus yang pertama, dengan demikian kita dapat pahami bahwa kata-kata amaran untuk berjaga-jaga dalam banyak ayat-ayat dalam perjanjian baru dimaksudkan kepada mengetahui tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN bukan kepada hal yang lainnya.
  5. Walaupun kita semua ketahui seberapa patuhnya para pemimpin Yahudi berikut pengikutnya terhadap kitab-kitab Musa, ternyata kata-kata “tidak ada persediaan” sama halnya dengan sebelumnya diatas kata-kata “berjaga”, itu hanya dapat terlaksanakan jika diantara umatNya terdapat penerimaan terhadap kebenaran tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN bukanlah kebenaran lainnya, termasuk juga kebenaran-kebenaran dari kitab-kitab Musa.
  6. Para gembala-gembala Betlehem menerima pekabaran sorga tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN dari memperoleh bimbingan malaikat yang dikirim untuk merenung-renungkan nubuatan, dengan demikian walaupun nabi-nabi Alkitab hingga sampai Maleakhi hadir diantara umatNya ternyata pengetahuan tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN kedatangan Juruselamat ke dunia yang lalu tidaklah dipercayakan kepada mereka NABI-NABI atau pemimpin, melainkan hanya diberikan kepada hamba-hamba yang sederhana yang sama halnya seperti para penganggur-penganggur di pasar dalam nubuatan Matius pasal 20 tentang panggilan.
  7. Kembali kepada paragraf di awal kita dapatkan kata-kata kepada imam-imam dan ahli-ahli torat “seharusnya memahami tanda-tanda zaman”, kata-kata tersebut sesuai konteks yang sedang kita pelajari kita dapat pahami bahwa ternyata tidaklah sesempit pemahaman orang-orang yang mengira “tanda-tanda zaman” adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus dalam Matius 24 : 6, 7 dan 37 – 39 yang dipegang oleh semua dunia Kristen termasuk orang-orang Advent, tetapi lebih dimaksudkan kepada TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN kedatangan Juruselamat dunia ke bumi.
  8. Dari kata-kata “Oh, betapa cerita Betlehem yang luar biasa ini menjadi suatu pelajaran! Bagaimana cerita itu menegur ketidakpercayaan kita, kesombongan kita dan kepuasan diri sendiri. Bagaimanakah cerita itu mengamarkan kita supaya berjaga-jaga, agar jangan oleh kelalaian kita, kita juga gagal memperhatikan tanda-tanda zaman, sehingga tidak mengetahui hari pehukuman kita.” Kita dapat petunjuk bahwa peristiwa kegagalan para imam-imam dan ahli-ahli Taurat yang lalu pada kedatangan Yesus yang pertama kali merupakan suatu contoh bagi kita yang hidup di periode penantian kedatanganNya yang kedua kali, sehingga berbagai kata-kata Ellen G. White yang disampaikan tentang kelemahan-kelemahan dan kekecewaan malaikat saat ditugaskan untuk menyadarkan orang-orang akan kedatanganNya semuanya menjadi suatu peringatan dan pelajaran untuk mengetahui bagaimana jalan atau langkah-langkah yang harus ditempuh mendekati hari kedatanganNya yang ke dua kali.
  9. Orang-orang Majus yang adalah orang Kafir mampu mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTU, sumber pembelajaran mereka ternyata diperoleh “dari Alkitab Ibrani” bukan dari kitab-kitab kepercayaan kafir mereka, dengan demikian kita dapat pahami bahwa hanya karena kesombongan dan oleh karena berpandangan sempitnyalah para imam-imam dan ahli-ahli Taurat ini tidak dapat menggali dan memahami tentang kebenaran pada waktunya pada waktu itu dari dalam Alkitabnya sendiri.
  10. “Pekabaran kedatangan kedua kali tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama. Mereka telah gagal untuk memelihara hubungan mereka dengan Allah, dan telah menolak terang dari Surga.” Dari kutipan kata-kata di atas kita makin jelas bahwa hal-hal yang dibicarakan dalam penyampaian Ellen G. White tersebut dari contoh-contoh penolakan para imam-imam dan ahli-ahli Taurat saat kedatanganNya yang pertama adalah benar akan juga berlaku sebagai contoh saingan kepada kita sekarang di akhir zaman ini, dan sebagaimana para pemimpin di masa lalu dikatakan gagal, disinipun dikatakan pada pekerjaan yang terakhir ini para pemimpin agamapun juga akan gagal menjadi penjaga-penjaga kaum Israel sesuai nubuatan Yehezkiel, 
  11. Kata-kata : ”Oleh sebab itu mereka tidak tergolong kepada apa yang diterangkan oleh Rasul Paulus, “Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5 : 4, 5),  menunjukkan bahwa apabila kita dapat mengetahui TEMPAT dan WAKTU maka kata-kata dalam ayat-ayat Alkitab perjanjian baru yang mengatakan kedatangan Yesus akan seperti pencuri itu tidak akan berlaku bagi kita, ketidak tahuan tentang TEMPAT dan WAKTU walaupun berbagai pengetahuan kebenaran lainnya sangatlah dikuasai termasuk perihal tentang 144.000 ataupun Yehezkiel 9, semuanya itu tidak berpengaruh dan sesuai pernyataan ini mereka yang tidak mengetahuinya tetap digolongkan ke dalam “hidup di dalam kegelapan.”
  12. Perilaku dari para pemimpin penjaga-penjaga tembok Sion dijelaskan sama dengan tingkah laku imam-imam dan ahli-ahli Taurat dahulu yaitu “tenang-tenang saja, memimpikan perdamaian dan keamanan”, dikatakan mereka memiliki keangkuhan, formalisme, kesombongan, mementingkan diri dan menindas anggota-anggotanya, bukti dari kata-kata Ellen G. White tersebut dapatlah kita saksikan sendiri dalam praktek beragama dari para pemimpin gereja-gereja Advent dewasa ini yang secara umum dalam khotbah-khotbahnya memberitakan damai-damai yaitu khotbah-khotbah yang me-nina bobokan para anggota-anggota gereja sehingga tidak menyadari akan kondisinya yang telah dinubuatkan dalam Wahyu pasal 3.
  13. Tidak bersedianya para pemimpin gereja saat sekarang ini terhadap kesempatan untuk mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTU sebagaimana contohnya dahulu dari imam-imam dan ahli-ahli Taurat, kepada mereka diberi stempel oleh Tuhan sebagai “gereja yang murtad”, sehingga segala janji-janji yang telah sering kita baca dari berbagai kitab nabi-nabi dan rasul-rasul tidak akan menjadi bagian dari gereja Advent, karena mengetahui TANDA-TANDA ZAMAN itu adalah syarat-syarat yang dituntut oleh Tuhan.
  14. Pada akhir dari kutipan sub judul 17 buku Kemenangan Akhir tersebut kita dapatkan petunjuk lagi yaitu, “Tuhan melewatkan mereka dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur”, kata-kata ini menegaskan kepada kita pada pekerjaan yang terakhir inipun Ellen G. White telah memberi petunjuk kepada kita bahwa saat TEMPAT dan WAKTU tersebut nanti terungkap orang-orang yang akan mengetahuinya dan menerimanya adalah hanya dari jenis orang-orang seperti gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri timur yaitu orang-orang yang tidak menduduki jabatan-jabatan di dalam gereja, yaitu orang-orang yang diragukan, tidak dipandang, tidak diperhitungkan sebagaimana para penganggur di pasar dari Matius pasal 20.
  15. Pada kutipan sub judul 21 buku Kemenangan Akhir kepada kita Ellen G. White memperlihatkan kepada kita bahwa sama halnya dalam tulisannya tanggal 1 Januari buku Maranatha dan sub judul 17 buku Kemenagan Akhir di atas mengenai  WAKTU telah diberikan petunjuknya melalui nabi Daniel, namun imam-imam dan ahli Taurat melarang untuk dipelajari bahkan mengutuk mereka yang mencoba menghitung WAKTUnya, dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa gembala-gembala Betlehem ini bukanlah orang-orang yang berasal dari pengikut-pengikut atau orang-orang yang menggantungkan dirinya kepada imam-imam dan ahli Taurat dan berarti juga mereka tidak bergantung kepada organisasi-organisasi pada saat itu. Selain itu juga oleh karena sebagaimana dalam sub judul 17 peristiwa kedatangan Yesus pertama yang lalu dijelaskan merupakan contoh bagi keberadaan gerejaNya pada mendekati kedatangannya yang kedua kali, maka tentunya kondisi para rabbi yaitu imam-imam dan ahli Taurat yang melarang dan bahkan mengutuk usaha melakukan mengetahui WAKTUnya atau TIME SETTING tersebut juga merupakan contoh bagi contoh saingannya di masa kita sekarang ini, sehingga sekarang kita dapat dengan cukup mudah menelaah pada saat ini siapa pihak yang melambangkan para rabbi atau imam-imam dan ahli Taurat dan pengikut-pengikutnya.

Dari dua bagian pembahasan diatas kita perlahan-lahan mulai memperoleh jawaban atas pertanyaan utama kita, yaitu ternyata kata-kata “BERJAGA-JAGA”, dan mengetahui “TANDA-TANDA ZAMAN” kedua-duanya sepenuhnya dimaksudkan kepada memahami tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN. Arti dari kedua kata tersebut tidaklah dapat diperoleh dari memiliki pengetahuan lainnya dan ketika gulungan kebenaran tentang TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN ini telah terbuka, maka saat itulah mereka yang tidak bersedia menerimanya akan sama nasibnya dengan imam-imam dan ahli-ahli Taurat dahulu dan baru genaplah kata-kata Ellen G. White “gereja murtad.” 

Lalu dari tulisan Ellen G White yang sedemikian jelas dan tegas di atas yang mana menunjukkan tentang kewajiban untuk mengetahui TEMPAT, WAKTU dan KEADAAN sebagaimana contoh yang terjadi di kedatangan Yesus yang pertama kali yang menimbulkan korban yaitu imam-imam dan ahli-ahli Taurat berikut pengikutnya, kita sekarang patut berpikir kembali tentang pemahaman yang sempit dari pengertian yang telah sekian lama dipegang dan dipercayai yaitu “HANYA BAPA SENDIRI” yang mengetahui waktunya.

Penelusuran jawaban atas pertanyaan diatas, kita melanjutkan kepada :

Memahami mengenai time setting dari pengalaman William Miller yaitu orang yang telah menyalahi pemahaman orang banyak yang mempercayai “hanya Bapa sendiri” yang mengetahui waktunya.

Seorang petani yang benar dan berhati jujur, yang telah pernah meragukan otoritas Ilahi Alkitab, namun yang dengan sungguh-sungguh ingin mengetahui kebenaran, adalah orang yang secara khusus dipilih oleh Allah untuk memimpin pemberitaan kedatangan Kristus yang kedua kali ……

……. Mata rantai demi mata rantai kebenaran berhasil dihubungkannya, sementara langkah demi langkah ia telusuri garis-garis nubuatan. Malaikat-malaikat Surga memimpin pikirannya, dan membukakan pengertian kepada Alkitab. —– Sub judul 18 Pembaru Amerika, Kemenangan Akhir hal. 332, 336.

Setelah sepenuhnya saya diyakinkan, “kata Miller”, “bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat” (2 Timotius 3 : 16), dan tidak pernah nubuatan dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2 Petrus 1 : 21), dan “segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci” (Roma 15 : 4), maka saya menganggap bahwa bagian-bagian urut-urutan waktu di dalam Alkitab adalah bagian dari firman Allah, dan sepatutnya mendapat perhatian kita yang sungguh-sungguh seperti bagian-bagian Alkitab yang lain. Oleh sebab itu saya merasa bahwa usaha untuk memahami apa yang dilihat Allah di dalam kemurahanNya sesuai untuk dinyatakan kepada kita, saya tidak berhak untuk melewatkan atau mengabaikan periode-periode nubuatan itu.” — Bliss, “Memoirs of William Miller,” hal. 75, ———- Sub judul 18 Pembaru Amerika, Kemenangan Akhir hal. 339.

 

Ia menghabiskan waktunya dua tahun untuk mempelajari Alkitab, bilamana pada tahun 1818 ia mencapai suatu keyakinan yang kuat bahwa dalam waktu kira-kira 25 tahun Kristus akan datang untuk menebus umat-umatNya. ——- Sub judul 18 Pembaru Amerika, Kemenangan Akhir hal. 344.

 

Wolff (1821 Dr. Joseph Wolff seorang misionaris ke seluruh dunia) percaya bahwa kedatangan Tuhan itu sudah dekat, dan penafsirannya akan masa-masa nubuatan itu menempatkan hari kebinasaan besar itu atau hari penyempurnaan besar itu beberapa tahun sesudah waktu yang ditunjukkan oleh William Miller. Kepada mereka yang mengutip dari Alkitab, “Tetapi tentang hari dan saatnya tak seorang pun yang tahu, bahwa tak seorang pun yang tahu mengenai dekatnya kedatangan itu, Wolff men-jawab, “Apakah Tuhan kita mengatakan bahwa hari dan saatnya itu tidak akan pernah diketahui? Bukankah Ia memberikan kepada kita tanda-tanda zaman agar kita tahu paling sedikit kedatangan-Nya yang sudah mendekat? Sebagaimana seseorang yang mengetahui bahwa musim panas sudah mendekat oleh melihat ranting-ranting pohon ara mulai melembut dan mulai bertunas? (Mazmur 24 : 32). Apakah kita tidak boleh mengetahui waktunya, sementara Ia sendiri mengajak kita untuk tidak hanya membaca buku Nabi Daniel, tetapi juga mengertinya? Dan dalam buku Daniel itu sendiri dikatakan bahwa firman itu dimeteraikan sampai akhir zaman (memang demikianlah halnya pada zamannya) dan bahwa ‘banyak orang akan menyelidikinya’ (istilah Ibrani untuk mengatakan memperhatikan dan memikirkan mengenai waktu), ‘dan pengetahuan (mengenai waktu itu) ‘akan dipertambahkan.’ (Daniel 12 : 4). Di samping itu, Tuhan kita tidak bermaksud dengan mengatakan ini bahwa waktunya yang sudah dekat tidak akan diketahui, tetapi ‘hari dan jam yang tepat tak seorang pun yang tahu.’ Ia mengatakan bahwa cukup mengetahui dari tanda-tanda zaman untuk mendorong kita bersedia kepada kedatangan-Nya itu, sebagaimana Nuh menyediakan bahtera.”  Wolff, “Research and Missionary Labours,” hal. 404, 405. ———— Sub judul 20 Kebangunan Keagamaan yang besar, Kemenangan Akhir hal. 376, 377. 

 

Pemberitaan mengenai waktu yang pasti kedatangan Kristus menimbulkan perlawanan besar dari berbagai golongan, dari pendeta di mimbar gereja sampai kepada orang-orang berdosa yang paling gegabah, dan yang berani menantang Surga. Kata-kata nubuatan digenapi, “bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsu-nya. Kata mereka: Di manakah janji kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” (2 Petrus 3 : 3, 4). Banyak orang yang mengaku mengasihi Juruselamat, menyatakan bahwa mereka tidak menentang doktrin kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka hanya tidak setuju mengenai waktu yang dipastikan. Tetapi Allah Yang Maha tahu membaca hati mereka. Mereka tidak ingin mendengarkan kedatangan Kristus untuk menghakimi dunia ini dalam kebenaran. Mereka adalah hamba-hamba yang tidak setia. Pekerjaan mereka tidak tahan kepada ujian Allah yang mengetahui segala isi hati, dan mereka takut bertemu dengan Tuhan mereka. Seperti orang-orang Yahudi pada waktu kedatangan Yesus yang pertama kali, mereka tidak siap sedia menyambut Yesus. Mereka bukan saja menolak untuk mendengar argumentasi sederhana dari Alkitab, tetapi bahkan mengejek mereka yang mencari Tuhan. Setan dengan malaikat-malaikatnya bersukaria, dan melemparkan cemoohan ke muka Kristus dan malaikat-malaikat-Nya yang kudus, bahwa orang yang mengaku umat-Nya tidak mengasihi-Nya dan bahwa mereka itu tidak menginginkan kedatangan-Nya.  

“Tak seorang pun yang mengetahui hari atau jamnya,” adalah argumentasi yang paling sering dikemukakan oleh para penolak iman kedatangan kedua kali itu. Alkitab mencatat, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat yang di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24 : 36). Keterangan yang jelas dan harmonis serta selaras mengenai ayat ini telah diberikan oleh mereka yang mencari Tuhan, dan penggunaan yang salah dari ayat ini oleh penentang-penentang telah dinyatakan dengan jelas. Firman itu diucapkan oleh Kristus dalam suatu percakapan yang tak terlupakan dengan murid-murid-Nya di Bukit Zaitun setelah untuk terakhir kalinya Ia meninggalkan Bait Suci. Murid-murid itu bertanya, “Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24 : 3). Yesus memberikan tanda-tanda kepada mereka, dan berkata, “Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.” (Matius 24 : 33). Suatu ucapan Juruselamat tidak akan dibuat untuk merusakkan ucapan-Nya yang lain. Walau tak seorang pun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan-Nya, kita diberi petunjuk (instructed) dan diwajibkan (dalam terjemahan Alfa dan Omega diterjemahkan menjadi “kita diajar dan diharuskan”) untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu datang. Dan perumpamaan dalam pasal yang sama mempertentangkan hamba yang setia dengan yang tidak setia, dan memberikan kebinasaan kepada mereka yang berkata dalam hatinya, “Tuanku tidak datang-datang,’’(Matius 24 : 49) dan Kristus menghargai dan memberi upah kepada mereka yang didapati-Nya berjaga dan mengajarkan kedatangan-Nya, dan mereka yang menyangkalnya. “Karena itu berjaga-jagalah,” (Matius 24 : 42), kata-Nya. “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Matius 24 : 46). Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri, dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” (Wahyu 3 : 3). 

 

Paulus berbicara kepada segolongan orang yang tidak berjaga-jaga pada waktu kedatangan Tuhan. “Bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan … mereka pasti tidak akan luput.” (1 Tesalonika. 5 : 2). Tetapi ia tambahkan kepada mereka yang memperhatikan amaran Juruselamat itu, “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5 : 2 – 5). 

 

Jadi jelas ditunjukkan bahwa Alkitab tidak membiarkan orang-orang yang tetap tidak mau tahu atau bersikap masa bodoh terhadap kedatangan Kristus itu. Tetapi mereka yang hanya mencari dalih untuk menolak kebenaran, menutup telinganya kepada keterangan ini, dan perkataan “tentang hari dan saat itu tak seorang pun yang tahu,” terus digemakan dan didengungkan oleh pengolok-olok, bahkan oleh mereka yang mengaku pelayan-pelayan Kristus. Pada waktu orang-orang bangkit dan mulai mencari jalan keselamatan, guru-guru agama menghalangi mereka menemukan kebenaran, berusaha menenteramkan ketakutan mereka dengan salah menafsirkan firman Allah. Para penjaga yang tidak setia bersatu dengan penipu besar itu berseru, Damai, damai, sementara Allah tidak berbicara damai. Seperti Farisi pada zaman Kristus, banyak yang menolak memasuki Kerajaan Surga. Dan mereka yang mau masuk, mereka halang-halangi. Darah jiwa-jiwa ini akan dituntut dari tangan mereka. —– Sub judul 20 Kebangunan Keagamaan yang besar, Kemenangan Akhir hal. 388-390. (juga tertulis dalam sub judul Pekabaran malaikat yang Pertama, buku Tulisan Permulaan hal. 404).

Saya melihat bahwa Allah sedang dalam proklamasi waktu tahun 1843. Itu adalah rencanaNya untuk membangunkan orang-orang dan membawa mereka kepada titik ujian, di mana mereka harus mengambil keputusan apakah berdiri di pihak kebenaran atau menentangnya.

………

Saya melihat bahwa mereka benar dalam menghitung periode nubuatan; masa nubuatan yang berakhir pada tahun 1844, dan Yesus masuk ke dalam tempat yang maha kudus untuk membersihkan bait suci pada zaman akhir. Kesalahan mereka terletak pada ketidak mengertian apakah bait kudus itu dan sifat pembersihannya. —- Sub judul Pekabaran malaikat yang Pertama, buku Tulisan Permulaan hal. 402, 420. 

Pemberitaan tentang waktu yang tertentu mengundang perlawanan besar dari semua golongan, mulai dari pendeta di mimbar sampai kepada orang berdosa yang paling kasar. “Hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu”, suara ini terdengar dari pendeta yang munafik dan pengolok yang berani. Tidak ada pihak yang mau dinasihati dan diperbaiki oleh mereka yang menunjukkan tahun ketika mereka mempecayai periode-periode nubuatan yang berlangsung, dan terhadap tanda-tanda yang menunjukkan kedatangan Kristus sudah dekat di muka pintu. Banyak gembala domba-domba yang mengaku mengasihi Yesus, mengatakan bahwa mereka tidak menentang pekabaran kedatangan Yesus, tetapi mereka tidak menerima waktu yang tertentu. Mata Allah yang melihat segala sesuatu membaca hati mereka. Mereka tidak mengasihi Yesus yang dekat itu. Mereka tahu bahwa kehidupan mereka yang bukan Kristen sejati tidak akan tahan menempuh ujian, karena mereka tidak berjalan di lorong kerendahan hati yang ditandai oleh Nya. Gembala-gembala yang palsu ini merintangi jalan pekerjaan Allah. .—- Sub judul Pekabaran malaikat yang Pertama, buku Tulisan Permulaan hal 404. 

Dari kutipan-kutipan di atas kita dapatkan pemahaman bahwa:

  1. William Miller memulai pekerjaan dalam tahun 1818 dan dibantu Dr. Joseph Wolff tahun 1821, dari tulisan Ellen G. White kita saksikan bahwa mereka telah melakukan PENETAPAN WAKTU dengan menginterpretasikan 2300 hari dari nubuatan Daniel 8 : 14 dan berkesimpulan akhir Yesus akan datang dalam tanggal 22 Oktober 1844,
  2. William Miller dalam melakukan interpretasi Alkitabnya dibimbing oleh malaikat, hal ini berarti aktifitas merangkai mata rantai-mata rantai nubuatan tersebut ia lakukan atas bimbingan Roh Allah bukanlah kehendaknya sendiri, 
  3. Dari yang disampaikan kita dapat peroleh kejelasan bahwa William Miller dan Dr. Joseph Wolff mengetahui dan menyadari akan kata-kata dalam Matius 24 : 36 yang mengatakan “HANYA BAPA SENDIRI” yang mengetahuinya, namun William Miller dengan berpegang kata-kata dari ayat-ayat 2 Timotius 3 : 16, 2 Petrus 1 : 21 dan Roma 15 : 4, ia mengatakan “saya tidak berhak untuk melewatkan atau mengabaikan periode-periode nubuatan itu”, demikian juga dengan Dr. Joseph Wolff yang percaya bahwa oleh karena nubuatan Daniel dimaksudkan untuk akhir zaman, maka ia meyakini bahwa di akhir zamanlah pengertiannya akan diungkapkan, hal ini berbeda dengan pandangan pendeta yang munafik dan pengolok yang tetap berpegang kepada kata-kata dalam Matius 24 : 36 yaitu “Banyak gembala domba-domba yang mengaku mengasihi Yesus, mengatakan bahwa mereka tidak menentang pekabaran kedatangan Yesus, tetapi mereka tidak menerima waktu yang tertentu.
  4. Pemberitaan tentang WAKTU tersebut menimbulkan perlawanan banyak golongan, mulai dari seorang pendeta sampai kepada orang-orang berdosa yang paling gegabah, orang-orang tersebut tidak setuju mengenai waktu yang dipastikan, selanjutnya Ellen G. White menerangkan kepada kita bahwa mengenai ayat Matius 24 : 36 ini terdapat dua sikap reaksi orang-orang di antara umatNya yaitu pihak yang pertama yang mengolok-olok, mereka menetang tentang WAKTU dikatakan sebagai pihak yang menggunakan secara salah ayat tersebut, dan pihak yang kedua yaitu pihak yang dikatakan memahami ayat tersebut dan memperlakukannya secara harmonis dan selaras yang dikelompokkan sebagai pihak yang mencari Tuhan, dan  dalam uraian tersebut kita dapatkan pemahaman Ellen G. White bahwa William Miller dan pengikutnya berada didalam kelompok pihak yang kedua.
  5. Oleh karena ayat tersebut banyak digunakan secara salah oleh orang-orang, maka diingatkan oleh Ellen G. White untuk tidak menggunakan ayat tersebut untuk merusakkan ucapan Tuhan lainnya, dari peringatan Ellen G. White ini menunjukkan bahwa akan ada orang-orang setelah peristiwa kekecewaan tahun 1844 tersebut yang akan menjunjung tinggi kembali penentangan mengenai WAKTU dengan menggunakan Matius 24 : 36 dan mengabaikan petunjuk-petunjuk yang seharusnya lebih dipegang yang mengungkapan tentang WAKTU karena gulungan kebenarannya telah tiba saatnya untuk dimengerti.
  6. Dikatakan bahwa kepada umatNya mengenai WAKTU tersebut Tuhan memberikan petunjukNya, hal ini berarti pengetahuan tentang WAKTU tersebut tidak akan diberikan secara langsung tanpa usaha, melainkan akan sama sebagaimana pengetahuan tentang WAKTU yang Tuhan berikan kepada William Miller yang lalu, yaitu perhitungan WAKTUnya ia dapatkan setelah melalui langkah-langkah pengumpulan dan penghitungan berbagai bukti-bukti. Usaha melakukan penelusuran terhadap petunjuk dan melakukan penghitungan tersebut adalah merupakan sesuatu yang “diwajibkan”, sehingga ketika saat dari hal mengenai WAKTU tersebut telah tiba tidak ada alasan untuk tidak mengetahuinya. Mengabaikan pengetahuan tentang WAKTU tersebut dikatakan akan berakibat fatal yaitu akan sama nasibnya seperti orang-orang di zaman Nuh.
  7. Ellen G. White juga dari kutipan ini memberikan penjelasan kata-kata tidak berjaga-jaga dan akan mendapatkan kedatangan Yesus seperti pencuri pada malam, itu akan terjadi bagi mereka yang tidak berusaha mengetahui akan WAKTUnya, sedangkan sebaliknya sesuai 1 Tesalonika 5 : 4 – 5 yaitu kepada mereka yang telah mengetahui WAKTUnya, hari itu bukanlah datang seperti pencuri karena mereka dikatakan anak-anak terang atau anak-anak siang.
  8. Pengolok-pengolok ajaran tentang WAKTU ternyata juga berasal dari mereka yang mengaku pelayan-pelayan Kristus yaitu tentunya suatu kalangan umatNya yang seharusnya lebih banyak mengetahui akan kebenaran dari umat lainnya, sehingga dengan kata lain dapat kita samakan dengan istilah orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran pada tulisan-tulisan Victor T. Houteff yaitu orang-orang dari kelompok SEKAM. 
  9. Kekecewaan yang terjadi tahun 1844 tersebut adalah rencana Tuhan dan dimaksudkan sebagai titik ujian kepada umatNya, dan perhitungan 2300 hari petang dan pagi yang dihasilkan oleh William Miller dikatakan telah benar dan kesalahannya adalah mengenai pengertian mereka atas bait kudus, hal ini berarti William Miller tidak menyalahi kata-kata dalam Matius 24 : 36.

Demikian kembali kita saksikan dari melihat dari pengalaman Willam Miller dan Dr. Joseph Wolff yang hidup setelah penulisan Matius 24 : 36, jika memang pengetahuan tentang WAKTU tersebut tidaklah diperkenankan diketahui bahkan malaikat dan anakpun tidak, maka tentunya Tuhan seharusnya sudah berada di pihak para pendeta yang munafik dan pengolok tersebut yang telah sedemikian setianya mempertahankan kata-kata Matius tersebut dan dengan gigih mempersalahkan kedua orang pelaku PENENTAPAN WAKTU, namun ternyata Ellen G. White membukakan pemahaman kepada kita bahwa “mereka benar dalam menghitung periode nubuatan; masa nubuatan yang berakhir pada tahun 1844” dan sebaliknya terhadap kekecewaan yang telah terjadi ia mengatakan “adalah rencanaNya untuk membangunkan orang-orang dan membawa mereka kepada titik ujian.” Sehingga melalui pengalaman dari William Miller tersebut semakin meyakinkan dan memberikan jawaban pertanyaan kita di atas bahwa “TEMPAT dan WAKTU” sebagaimana pada pembahasan dari pengalaman contoh kegagalan imam-imam dan ahli-ahli Taurat dahulu saat kedatangan Yesus yang pertama benar-benar harus kita ketahui sebelum waktunya tiba jika kita tidak ingin dibubuhi stempel sebagai bagian dari “gereja yang murtad” yang menutup diri dari TANDA-TANDA ZAMAN.

Walaupun sedemikian meyakinkannya hasil pembahasan kita di atas, akan tetapi ternyata juga terdapat tulisan-tulisan Ellen G. White yang berseberangan dengan tulisan-tulisan Ellen G. White tersebut, sehingga cukup membingungkan kita sebagai siswa-siswa Alkitab dan tentunya kita tidak dibenarkan untuk mengesampingkan atau mengabaikan sesuatu tulisan yang diberikan oleh juru kabar Allah, jikapun kita lakukan akan terdapat ketentuan yang mengaturnya, Ellen G. White menyampaikan petunjuk berikut:

Mengapa orang-orang tidak melihat dan menghidupkan kebenaran? Banyak yang mempelajari Kitab Suci demi maksud untuk membuktikan bahwa ide-ide mereka adalah benar. Mereka mengubah arti Firman Allah untuk disesuaikan dengan opini-opini mereka sendiri. Dan demikianlah yang mereka lakukan dengan kesaksian-kesaksian yang Ia kirimkan. Mereka mengutip setengah kalimat, mengabaikan setengah lainnya, yang jika dikutip akan menunjukkan bahwa alasan mereka adalah keliru. Allah memiliki suatu pertentangan dengan orang-orang yang memilah-milah Kitab Suci, dengan membuatnya supaya disesuaikan dengan ide-ide merekaManuscript 22, 1890. Selected Messages vol. 3, p. 81, 82.

“Allah tidak menempatkan seorangpun untuk membuat keputusan atas firmanNya, sambil memilih-milih beberapa perkara sebagai diilhami dan mengabaikan yang lainnya sebagai tidak diilhami. Tulisan-tulisan kesaksian telah diperlakukan sedemikian ini, namun Allah tidak berada di dalam yang sedemikian ini.” —- 1 Selected Messages. p. 23 (Letter 22, 1889).

 

Oleh karena itu kita patut juga mempelajari: 

 

Tulisan-tulisan Ellen G. White yang tampaknya melarang penetapan waktu atau Time Setting. 

Karena tulisan-tulisan ini juga yang menjadi dasar dari para mereka penentang-penentang mengenai Time Setting sebagaimana di masa William Miller yang lalu, berikut kutipan-kutipan tersebut:

Banyak orang yang menamakan diri umat Advent sudah menjadi bagaikan pengatur waktu. Waktu demi waktu sudah ditentukan bagi Kristus untuk datang, tetapi yang terjadi ialah kegagalan yang berulang-ulang. Waktu yang pasti dari kedatangan Tuhan kita diluar pengetahuan makhluk hidup. Para malaikat pun, yang melayani mereka yang akan menjadi sebagai pewaris keselamatan, tidak mengetahui hari atau saatnya. “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” — 4 Testimonies for The Church p. 307 (1879). 

Kita tidak mengetahui saat yang pasti tentang kecurahan Roh Kudus atau tentang kedatangan Kristus. . . . Mengapa Allah tidak memberikan pengetahuan ini kepada kita? — Karena kita tidak akan memanfaatkannya secara benar sekiranya Ia mengatakannya. Satu keadaan akan timbul sebagai akibat dari pengetahuan ini di kalangan anggota kita yang akan sangat menghambat pekerjaan Allah dalam menyiapkan satu umat untuk bertahan pada hari besar yang akan datang. Kita tidak boleh hidup atas rangsangan waktu. 

Kamu tidak akan dapat mengatakan bahwa Ia akan datang dalam satu, dua atau lima tahun, dan kamu pun tidak akan dapat menunda kedatangan-Nya dengan mengatakan bahwa mungkin itu tidak akan terjadi dalam sepuluh atau dua puluh tahun. —  Review and Herald, 22 Maret 1892. 

 

Kita sedang mendekati hari besar Allah itu. Tanda-tanda sedang digenapi. Namun tak ada pekabaran yang mengatakan kepada kita tentang hari dan saatnya kedatangan Kristus. Tuhan secara bijaksana telah menyembunyikan hal ini dari kita agar kita senantiasa berada dalam keadaan berharap dan bersedia bagi kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kali di awan-awan surga. —  Surat 28, 1897. PAZ 19.4.

 

Waktu yang tepat dari kedatangan Anak Manusia yang kedua kali itu adalah rahasia Allah. — The Desire of Ages p. 633 (1898). 

Kita bukanlah golongan yang menentukan urutan peristiwa yang terjadi dengan tepat sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali dengan kuasa dan kemuliaan yang besar. Sebagian orang telah menetapkan waktu dan kapan terjadinya hal itu, roh mereka yang sombong itu tidak menerima teguran, tetapi mereka menentukan dan menetapkan lagi waktu yang lain. Tetapi kegagalan beruntun telah mencap mereka sebagai nabi-nabi palsu. — Fundamentals of Christian Education p. 335 (1895). 

 

Karena sudah berulang-ulang waktu yang ditetapkan itu berlalu, maka dunia menjadi lebih tidak percaya daripada sebelum nya mengenai dekatnya kedatangan Kristus. Mereka melihat kegagalan-kegagalan dari mereka yang menetapkan waktu itu dengan rasa muak, dan karena orang-orang sudah begitu tertipu maka mereka berpaling dari kebenaran yang didukung oleh firman Allah bahwa kesudahan segala perkara sudah dekat. — 4 Testimonies for The Church p. 307 (1879). 

 

Saya tahu bahwa Saudara (E.P.) Daniels telah menentukan suatu waktu, menyatakan bahwa Tuhan akan datang dalam lima tahun mendatang. Sekarang saya berharap agar kesan itu tidak akan meluas bahwa kitalah para penentu waktu. Janganlah dikeluarkan ucapan demikian. Itu tidak baik. Janganlah berusaha mendapatkan kebangunan rohani atas dasar seperti itu, tetapi biarlah kewaspadaan ditunjukkan dalam setiap kata yang diucapkan, agar orang-orang yang fanatik tidak mendapatkan sesuatu untuk menciptakan suatu kegemparan sehingga Roh Tuhan disusahkan. 

 

Kita tidak mau menggerakkan perasaan orang banyak supaya membangkitkan kekacauan, di mana perasaan dirangsang dan prinsip tidak dikendalikan. Saya rasa kita perlu berjaga dalam segala segi, karena Setan sedang bekerja dengan sekuat tenaga untuk mematangkan teknik dan rancangannya menjadi satu kekuatan yang mendatangkan bahaya. Apa saja yang membuat kekacauan atau menimbulkan kegemparan atas dasar yang salah harus ditakuti, karena reaksi pasti akan datang. — Surat 34, 1887. PAZ 20.4.

 

Selalu akan ada pergerakan-pergerakan yang fanatik dan palsu yang diadakan oleh orang-orang dalam gereja yang mengaku dituntun oleh Allah — orang-orang yang akan lari sebelum dikejar dan yang akan menentukan hari dan tanggal kejadian nubuatan yang belum digenapi. Musuh itu senang mereka melakukan hal itu, karena kegagalan-kegagalan yang beruntun itu dan tuntunan kepada jalan-jalan yang palsu menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan. ——- 2 Selected Messages p. 84 (1897).  

Dengan tegas saya menyatakan kepada kelompok-kelompok fanatik ini di acara perkemahan Jackson, bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan dari musuh jiwa-jiwa itu; mereka berada dalam kegelapan. Mereka mengaku menerima terang besar bahwa pintu kasihan ditutup pada bulan Oktober 1884. Di sana saya membuat pernyataan di depan umum bahwa Tuhan merasa dengan senang hati menunjukkan kepada saya bahwa tidak akan ada waktu yang pasti dalam pekabaran yang diberikan Allah sejak 1844—— 2 Selected Messages p. 73 (1885). PAZ 21.2.

 

Pendirian kita ialah menunggu dan berjaga-jaga, tanpa ada pernyataan soal waktu antara penutupan masa nubuatan tahun dengan waktu kedatangan Tuhan. — 10 Manuscript Releases p. 270 (1888). PAZ 21.3.

 

Orang banyak tidak akan mendapat pekabaran lain soal kepastian waktu. Setelah jangka waktu ini (Wahyu 10 : 4 – 6), yang meliputi kurun waktu dari 1842 sampai 1844, tidak mungkin ada penelusuran yang pasti tentang masa nubuatan. Perkiraan masa yang paling panjang mencapai musim gugur di tahun 1844. —— 7 Bible Commentary p. 971 (1900). 

Saya tidak menentukan waktu kapan untuk membicarakan kapan pencurahan Roh Kudus itu akan terjadi — bilamana malaikat yang perkasa itu akan turun dari surga dan bergabung dengan malaikat yang ketiga untuk mengakhiri pekerjaan di dunia ini. Pekabaran saya ialah bahwa satu-satunya keselamatan kita adalah bersedia bagi penyegaran surgawi, menjaga agar lampu kita tetap menyala dan terang. — 1 Selected Messages p. 192 (1892).  

Dari kutipan-kutipan di atas tampak sangat jelas bertentangan yang kata-kata Ellen G. White yang sebelumnya telah kita bahas di atas yang sedemikian meyakinkan kita dalam pembahasan tentang contoh peristiwa kedatangan Yesus yang pertama dan juga dari pengalaman William Miller yang menasihati kita untuk merendahkan hati dan berlaku seperti gembala-gembala Betlehem dan tidak menutup diri sebagaimana imam-imam dan ahli Taurat yang tidak bersedia untuk memahami mengenai TANDA-TANDA ZAMAN yaitu pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU. Nasihat tersebut Ellen G. White alamatkan kepada kita yang sedang menantikan kedatangan Yesus kedua kali yang artinya sebuah penantian diatas tahun 1844 setelah peristiwa kekecewaan kelompok William Miller, namun dalam kutipan-kutipan yang berikutnya ini kita dapat lihat bahwa ternyata Ellen G. White jauh berbeda pandangan yang diberikan kepada kita, seakan-akan ia tidak pernah menuliskan dan menyampaikan nasihat atau amaran untuk memetik pelajaran dari peristiwa kedatangan Yesus yang pertama dalam buku Maranatha ((Desire of Ages, 31, 32, 37, 38 (1898) dan (Review and Herald Dec. 24 1872) dan Kemenangan Akhir (1884) di atas.

Oleh karena terdapat kata-kata Ellen G. White yang sedemikian tampak melarang untuk mengetahui WAKTU, membuat sebagian besar orang-orang banyak semakin meyakini bahwa “HANYA BAPA SENDIRI” yang mengetahui WAKTUnya dan tidak mempedulikan akan kata-kata Ellen G. White lainnya sebagaimana dalam buku Maranatha dan Kemenangan Akhir, sehingga membuat pengetahuan tentang TANDA-TANDA ZAMAN yaitu mengenai TEMPAT dan WAKTU menjadi sesuatu yang GAIB atau diharamkan, mengulangi kembali penjelasan Ellen G. White yang mengatakan terdapatnya pihak-pihak yang mempergunakan dengan salah ayat Matius 24 : 36, sehingga merusakkan ucapan Yesus lainnya.

Lalu apakah tindakan sebagian besar orang-orang tersebut yang memilih-milih dan mengabai sesuatu tulisan Ellen G. White itu sudah benar? Adakah hal itu sesuai dengan petunjuk-petunjuk Akan Torat dan Kesaksian (Yesaya 8 : 20)?, jika mereka lakukan hal tersebut hanya atas dasar keputusan-keputusan para tua-tua atau kekuasaan organisasi, maka tindakan mereka adalah gambaran kekecewaan Ellen G. White yaitu :

“Allah tidak menempatkan seorangpun untuk membuat keputusan atas firmanNya, sambil memilih-milih beberapa perkara sebagai diilhami dan mengabaikan yang lainnya sebagai tidak diilhami. Tulisan-tulisan kesaksian telah diperlakukan sedemikian ini, namun Allah tidak berada di dalam yang sedemikian ini.” —- 1 Selected Messages. p. 23 (Letter 22, 1889). 

Akan tetapi bukankah adanya tulisan Ellen G. White yang saling bertentangan ini akan membuat kita para umatnya menjadi simpang siur dan terjadi perpecahan di antara umatNya? Terlebih tentunya kita semua tidak mau senasib dengan imam-imam dan ahli-ahli Taurat dahulu yang berarti bagi kita di akhir zaman ini tidak akan selamat, bukankah seharusnya kehadiran Ellen G. White sebagai posisi puncak dinas kependetaan Ilahi sesuai Epesus 4 : 11 dimaksudkan agar umatNya tidak terombang ambing oleh angin-angin ajaran?

Jawaban yang kita peroleh terhadap dibiarkannya terdapat hal-hal yang menimbulkan kebingungan atau keraguan terdapat dalam kutipan berikut:

“Jika orang-orang ini tidak merendahkan hati mereka dihadapan Allah, jika mereka menampung berbagai usulan Setan, maka keragu-raguan dan tidak setia akan menguasai jiwa, dan mereka akan melihat segala-galanya dalam suatu terang yang palsu. Sekali benih-benih keragu-raguan ditabur di dalam hatinya, maka mereka akan harus menuai suatu hasil tuaian yang limpah. Mereka akan datang menolak dan menyangkal kebenaran-kebenaran yang jelas dan penuh keindahan kepada orang-orang lain yang tidak mendidik dirinya dalam ketidak percayaan. Orang-orang yang melatih pikirannya untuk menggunakan apa saja yang dapat mereka gunakan sebagai kapstok untuk menggantungkan keraguannya, lalu menganjurkan pikiran-pikiran ini kepada orang lain, akan selalu menemukan kesempatan apa saja yang timbul dalam pengungkapan kebenaran, mengkritik apa saja yang timbul dalam pengungkapan kebenaran, mengkritik pekerjaan dan kedudukan orang-orang lain, mengeritik setiap cabang pekerjaan di mana mereka sendiri tidak ikut serta. Mereka akan hidup dari kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan orang lain, sampai kelak demikian kata malaikat, Tuhan Yesus akan bangkit meninggalkan tugas pembelaanNya dalam kaabah sorga, lalu memakaikan diriNya dengan pakaian pembalasan, lalu mengejutkan mereka pada perayaannya yang tidak suci, maka mereka menemukan dirinya tidak siap bagi perjamuan kawin Anak Domba. Selera mereka telah menjadi sedemikian kacau sehingga mereka akan cenderung mengeritik sampai kepada meja Tuhan di dalam KerajaanNya.” —- Symbolic Code buku 1 hal 61, jilid 11, No 7.

Demikianlah atas tidak disingkirkannya sesuatu peluang dan selalu tetap ada terdapatnya kesempatan untuk ragu dalam pengungkapan kebenaran, maka oleh karena itu sebagai siswa-siswa alkitab marilah kita melanjutkan pencarian jawaban atas pertanyaan kita dengan melakukan penelusuran lebih lanjut yang tetap secara ketat tunduk kepada prinsip berikut:

Akan Torat dan akan Kesaksian, sementara ajaran-ajaran dan teori-teori yang saling bertentangan melimpah, maka hukum Allah adalah satu-satunya ukuran yang benar oleh mana semua pendapat, ajaran-ajaran dan teori-teori harus diuji. Nabi (Yesaya) itu mengatakan “jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini, itu adalah karena tidak ada terang dalam mereka itu.” Ayat 20. —- Great Controversy, p. 452. 

Yaitu dengan melakukan usaha:

Menemukan jawaban dari kebenaran yang lebih berkembang

Perlu kita lakukan penelusuran kepada kebenaran yang lebih berkembang dikarenakan kata-kata dari Ellen G. White berikut:

Saya tidak memiliki terang tentang pelajaran (perihal siapa yang 144000 itu) …. Tolong sampaikan kepada saudara-saudara saya bahwa saya tidak memiliki suatu apapun yang disampaikan kepada saya perihal keadaan yang mereka tulis, dan saya hanya bisa memberikan kepada mereka apa yang sudah disampaikan kepada saya.——- Surat oleh CC Crisler kepada E.E. Andross, 8 Desember 1914. (dalam simpanan dokumen White Estate, Nomor 164): 

Bukanlah kehendakNya bahwa mereka harus mengalami pertentangan soal pertanyaan-pertanyaan yang tidak akan menolong mereka secara rohani, misalnya, siapa yang akan menentukan mereka yang berjumlah seratus empat puluh empat ribu itu? Untuk itu, mereka yang dipilih oleh Allah akan mengetahuinya dalam waktu yang singkat tanpa bertanya-tanya. —— 1 Selected Messages p. 174 (1901).

Saya tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang waktu yang diucapkan oleh suara Allah. Saya mendengar jamnya diberitahukan, tetapi tidak ingat lagi akan jam tersebut setelah saya selesai mendapat khayal. Pemandangan-pemandangan yang sangat menggugah, khidmat dan menarik melintas di hadapan saya, tidak ada bahasa yang cukup untuk melukiskannya. Semua merupakan kenyataan hidup bagi saya, karena dekat dengan pemandangan ini muncul awan putih yang besar, di atas mana Anak Manusia. —— Letter 38, 1888, 3 Selected Messages p. 111 – 112.

“Saya tidak bebas untuk menulis kepada saudara-saudara kita perihal pekerjaan masa depanmu … Saya tidak menerima petunjuk perihal tempat dimana kamu akan ada … Jika Tuhan memberikan kepada saya petunjuk yang pasti tentang kamu, saya akan memberikannya tetapi saya tidak bisa menerapkan pada diri saya suatu tanggung jawab yang Tuhan tidak berikan kepada saya”. —- Selected Messages vol. 3, p. 50, 51.

Dari kutipan-kutipan di atas kita harus pahami dan sadari bahwa Ellen G. White tidak memiliki pemahaman yang cukup memadai tentang hal-hal yang akan terjadi di depan khususnya tentang penyelesaian pekerjaan bagi sidang Laodekia yaitu mengenai mereka 144.000 dan berbagai hal yang berkaitan dengannya.

Di dalam buku Early Writings p. 277 Ellen G. White mengatakan akan hadir seseorang malaikat lain yang menggabungkan dirinya dengan pekabaran malaikat ketiga memberi kuat dan kuasa kepadanya, dan kehadirannya juga sebagai penggenapan dari nubuatan Maleakhi 3 : 1 yaitu seorang utusan yang khusus dikirimkan di akhir zaman untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan ke kaabahNya,  mempersiapkan umatNya agar tahan berdiri apabila Ia datang kelak, dengan demikian oleh karena kehadiran utusan ini mempunyai misi yang spesifik untuk mempersiapkan umatNya yaitu buah-buah pertama mereka 144.000, maka tentunya kita harus memahami bahwa permasalahan mengenai TEMPAT DAN WAKTU yang oleh karena dimaksudkan kepada kedatangan Tuhan ke dunia, tentunya adalah merupakan wewenang utusan tersebut yaitu Victor T. Houteff juru kabar berikutnya setelah Ellen G. White sebagai reformator yang ketujuh atau yang terakhir dari rangkaian tujuh langkah reformasi yang telah diawali oleh Marthin Luther. Dari buku-bukunyalah mengenai mereka 144.000 itu dan juga peristiwa lainnya yang berkaitan, kita akan memperoleh jawaban pertanyaan kita secara  utuh dan jelas.

Berikut kita perlu memahami petunjuk yang disampaikan kepada kita tentang bagaimana pengetahuan akan kebenaran itu diberikan kepada umatNya:

Disini terlihat, bahwa ilham tidak secara sekaligus menerangi jalan kita menjadi jelas sampai kepada akhirat, melainkan dilakukanNya begitu secara langkah demi langkah; bahwa Kebenaran Allah itu adalah bersifat terus berkembang; bahwa kita tidak pernah dapat mengatakan dengan sungguh-sungguh kita memiliki semua kebenaran untuk membawa kita dengan jelas memasuki Pintu-Pintu Gerbang Mutiara.Amaran Sekarang jilid 1 buku 3 no. 11 hal 11.

Victor T. Houteff dalam pelaksanaan tugasnya sebagian besar dilakukan dengan penyelidikan terhadap Alkitab dan Roh Nubuatan tulisan Ellen G. White dan kepadanya pun pengertian tentang hal-hal yang akan datang antara lain tentang TEMPAT dan WAKTU yang sedang kita bahas akan dapat dipahami, dari perjalanan gulungan pengetahuan kebenaran yang dari waktu ke waktu terus berkembang kita dapatkan bahwa perspektif penuh Victor T. Houteff khususnya tentang WAKTU tersebut antara lain (mengenai TEMPAT dari berbagai tulisan Victor T. Houteff kita telah ketahui cukup jelas sehingga tidak kita ulas lebih jauh dalam pembahasan kali ini):

 “Sekiranya tidak seorangpun akan mengetahui hari dan jam itu sampai Tuhan datang, maka bagaimanakah mungkin hamba ini sadar akan hari dan jam itu? Adakah anda melihat bahwa pernyataan yang satu tampaknya berlawanan dengan pernyataan lainnya? Tidak seorangpun tahu akan jam itu, akan hari itu. Oleh sebab itu umat Allah harus bersiap-siap menghadapi peristiwa itu yang akan hampir setiap saat; maka jika hamba itu tidak dengan setia melaksanakan tugas-tugasnya, maka pada menjelang Tuhan datang hamba itu tidak akan menyadarinya. Bukankah itu yang anda pahami mengenai kedua pernyataan ini? Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu.”

“Ilustrasi ini bukan diberikan kepada kita saja, melainkan juga kepada semua umat Allah semenjak dari saat ia itu ditulis, maka kepada mereka telah diamarkan supaya bersedia pada segala waktu karena tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatanganNya. Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu. Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya.”—– Symbolic Code jilid 11 No. 12 (8 Juni 1946).

Mari kita perhatikan, Victor T. Houteff menyadari dan menjelaskan bahwa atas masalah “WAKTU” tersebut terdapat dua pernyataan yang satu sama lainnya tampak saling bertentangan dan dalam kata-kata penjelasannya kita dapatkan bahwa ternyata Victor T. Houteff tidak sejalan dengan orang-orang yang berpegang kepada pernyataan “Tidak seorangpun tahu akan jam itu, akan hari itu” dengan mengatakan “Sekiranya tidak seorangpun akan mengetahui hari dan jam itu sampai Tuhan datang, maka bagaimanakah mungkin hamba ini sadar akan hari dan jam itu?“ sehingga dari kata-kata tersebut terlihat bahwa ia beranggapan kepada umatNya akan diberitahukan tentang hari dan jam atau “WAKTU” sebagaimana yang kita sedang bahas, selanjutnya bagaimana kita akan mengetahui “WAKTU” tersebut ia katakan “Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu.” Kutipan lainnya juga yang menggambarkan tentang bagaimana umatNya akan mengetahui “WAKTU” tersebut, kita juga dapatkan berikut :

Adakah sesuatu cara dengan mana kita dapat menentukan saat dari pembukaan meterai itu, dan permulaan pehukuman bagi orang-orang hidup? Jika Allah begitu setia mengungkapkan kepada semua orang hidup permulaan pehukuman bagi orang-orang mati, maka tidak akan mungkin bahwa Ia akan tetap merahasiakan masa pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Jika Ia tetap merahasiakannya, maka kita tidak akan memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir; juga tidak akan ada keadilan dalam pengrahasiaan yang sedemikian ini, dan juga pehukuman yang sedemikian tidak mungkin sah secara hukum. Oleh sebab itu, sebuah ungkapan tentang pehukuman bagi orang-orang hidup adalah sangat penting sama seperti ungkapan injil itu sendiri. Karena pehukuman itu (penghapusan dosa-dosa) ialah tindakan yang termulia di dalam injil Kristus. Dengan demikian kita menyimpulkan, bahwa apabila meterai itu dibuka, dan pehukuman bagi orang-orang hidup dimulai, maka kita harus mengetahuinya. Hari grafirat itu dalam contohnya membuktikan sama, karena orang-orang Israel telah diberitahu dengan sebaik-baiknya akan peristiwa itu, mengenai kewajiban-kewajiban mereka, dan akibat-akibatnya. —— Tongkat Gembala, jilid II hal 341 (1934) (juga ditulis dalam hal 239). 

Dari kutipan di atas kembali kita saksikan bahwa Victor T Houteff ternyata masih tetap konsisten terhadap pemahamannya tentang “WAKTU” yang ia katakan menimbulkan pertentangan dalam kutipan diatas yaitu “pernyataan yang satu tampaknya berlawanan dengan pernyataan lainnya?” bahkan dalam buku Symbolic Code jilid 11 tersebut di atas ia memberikan penegasan atas pemahamannya yaitu “Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya”, hanya saja walaupun wewenang untuk mengetahui “WAKTU” itu nanti akan diketahui, namun sangat disayangkan hingga ia meninggal di tahun 1955 kepadanya Tuhan belum juga mengungkapkan mengenai “WAKTU” tersebut. Selanjutnya bagaimana? Apakah kemudian diabaikan saja kata-katanya tersebut? ……. apakah menjadi gugur keyakinan yang telah disampaikan oleh Victor T. Houteff yang merupakan bagian dari suatu “petunjuk” dari pengungkapan tentang WAKTU di atas? Haruskah kembali kita perlakukan tulisan-tulisan juru kabar Allah bagi zaman akhir ini diabaikan seperti petunjuk-petunjuk Ellen G. White yang telah kita bahas?

Mari kita cermati kata-kata Victor T. Houteff di atas dalam Symbolic code yaitu” jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu” dan “Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu,” dengan memperhatikan kata-kata Victor T. Houteff tersebut dan memahami bahwa kata “mereka” dan “umat Allah” dimaksudkan kepada kita-kita yang tentunya jabatannya bukanlah NABI-NABI, tentunya memberikan jawaban kepada kita bahwa pengetahuan akan “WAKTU” akan juga diberikan sama sebagaimana contohnya dahulu yaitu hanya kepada anggota-anggota biasa yang tidak diperhitungkan yaitu gembala-gembala Betlehem bukan lagi kepada jabatan NABI karena tidak ada lagi NABI setelah Victor T. Houteff yaitu jabatan penerus dari dinas kependetaan ilahi yang ditulis dalam Epesus 4 : 11.

Selanjutnya juga pemahaman atau perspektif Victor T. Houteff kembali kita dapatkan di dalam jawaban Victor T. Houteff dalam buku Tanya Jawab No. 2 pertanyaan No. 15:

….. Kata-kata Kristus di dalam Matius 24 : 36 itu tidak mengabaikan kemungkinan ia kelak memberitahukan hari dan jam kedatanganNya. Memang, walaupun Alkitab mengatakan bahwa malaikat-malaikat sekalipun tidak akan tahu jamnya, namun jika mereka kelak harus bersiap-siap untuk pergi bersama-sama dengan Tuhan pada kedatanganNya yang kedua kali, maka mereka tentunya harus diberitahu akan hal itu pada sesuatu hari sebelumnya, supaya mereka bersiap-siap dan berangkat. Dan walaupun tidak seorangpun sekarang mengetahui akan hari atau jamnya, namun sekiranya Bapa menganggap pantas untuk memberitahukannya maka kita tak dapat tiada akan mengetahuinya.

Lagipula, kedatangan yang rahasia ini (Matius 24 : 36) mungkin adalah suatu kedatangan yang lain daripada kedatangan yang biasanya dipahami sebagai “kedatangan yang kedua kali.”

Dari kata-kata tersebut kita dapat saksikan bahwa sama halnya dengan yang dikutipan sebelumnya Victor T. Houteff ternyata tidak memandang Matius 24 : 36 itu sesuatu kendala pembatasan yang kaku sebagaimana banyak orang yakini hingga saat ini, dan juga ia sampaikan bahwa kedatangan yang dikatakan seperti pencuri itu dapat dimaksudkan kepada kedatangan lainnya, yaitu tentunya kita dapat simpulkan bahwa kedatangan tersebut dimaksudkan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba di kaabahNya sebagaimana dinubuatkan di dalam Maleakhi pasal 3. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa Ellen G. White dalam berbagai penulisan buku-bukunya pada dasarnya belum memperoleh pengetahuan yang cukup terkait adanya kedatangan lainnya selain dari pada kedatangan yang telah ditunggu-tunggu semua orang Kristen, dengan demikian dari pernyataan Victor T. Houteff ini dapatlah kita simpulkan bahwa kata-kata Ellen G. White dalam buku Kemenangan Akhir yang memperingatkan kita untuk tidak turut gagal menolak mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTU sebagaimana imam-imam dan ahli Taurat adalah dialamatkan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba ke kaabahNya, yaitu suatu kedatangan yang seperti pencuri bagi mereka “anak-anak kegelapan” yang dinubuatkan dalam Maleakhi pasal 3.

Untuk makin memperkuat pengertian dari perspektif Victor T. Houteff tersebut, kita berlanjut membaca kepada khotbah Victor T. Houteff tanggal 6 November 1948:

Dalam naskah untuk berdoa kepada kita diberikan ulasan dari buku Christ’s Object Lessons halaman 130, yang menyebutkan :

 

“Pengalaman ini memberikan kepada setiap guru kebenaran kecakapan-kecakapan yang pantas yang akan membuatnya menjadi seorang wakil Kristus. Semangat dari ajaran Kristus akan memberikan suatu dorongan dan pengarahan bagi semua komunikasinya dan semua doanya. Kesaksiannya kepada Kristus tidak akan merupakan suatu kesaksian yang sempit dan mati. Pendeta tidak akan menghotbahkan berulang-ulang pidato-pidato yang sama yang itu-itu juga. Pikirannya akan terbuka terhadap penerangan Roh Suci yang tetap ada……

 

“Bilamana kita makan daging Kristus dan minum darahNya, maka unsur hidup kekal itu akan ditemukan dalam pelayanan. Tidak akan ada simpanan makanan basi, yaitu pendapat-pendapat yang sering diulang-ulang. Hotbah yang memanjakan dan yang tidak menarik akan berakhir. Kebenaran-kebenaran yang lama akan dikemukakan, tetapi semua itu akan kelihatan dalam suatu terang baru. Akan ada suatu pengertian kebenaran yang baru, suatu kejelasan dan suatu kemampuan yang semua orang akan melihat. Barang siapa yang berkesempatan duduk di bawah suatu tugas pelayanan yang sedemikian ini, jika dapat dipengaruhi oleh pengaruh Roh Suci, mereka akan merasakan kuasa penggerak dari suatu hidup yang baru. Api dari kasih Allah akan dinyalakan di dalam diri mereka. Kemampuan-kemampuan penglihatannya akan dihidupkan untuk melihat keindahan dan kebesaran dari kebenaran.”

Penjelasan Victor T. Houteff atas kata-kata Ellen G. White tersebut: Di sini kepada kita diceriterakan, bahwa kebenaran-kebenaran lama akan dikemukakan dalam hidup yang baru; juga bahwa lambang-lambang dari Alkitab akan diungkapkan. Inilah perkara penting yang kita lihat sekarang dengan mata kita sendiri. Kita harus berdoa agar kiranya umat Allah dapat mampu mengenali bahwa kebenaran lama itu kini telah dikemukakan dalam sebuah terang baru, dan bahwa hidup baru sedang diberikan kepadanya.

Naskah untuk berdoa ini, Victor T. Houteff buat untuk membuka hotbahnya yang berjudul “Peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung, keadaan situasi Palestina dan betapa dekatnya pemisahan itu” dan di dalam khotbahnya ia mengatakan :

Tetapi bagaimanapun saya yakin, bahwa Allah tidak akan mau membiarkan kita tetap bodoh mengenai segala perkara yang patut untuk diketahui oleh kita. Jika ia itu perlu bagi kita untuk diketahui mendahului masanya mengenai hari dan jam dari pembersihan sidang itu, maka tentunya kita akan diberitahu mengenai Paskah contoh saingan itu. Tentu kita akan mengetahui sedikit-dikitnya sama banyak sebelumnya seperti yang diketahui oleh Musa dari hal Paskah di masa hidupnya. Berbulan-bulan sebelumnya ia tidak tahu mengenai hari dan jam dari peristiwa-peristiwa yang akan jadi pada waktu itu, tetapi kepadanya telah diberi petunjuk mengenai kewajiban-kewajiban pribadinya maupun dari orang banyak itu dan mengenai apa yang harus ditunggu dari hari ke hari. Ia juga tidak mengetahui sebelumnya, bahwa mereka akan maju menantang Laut Merah, tetapi karena awan membawa mereka ke sana, dan karena orang-orang Mesir mengejar mereka dari belakang, maka baharulah ia diberitahu tentang apa yang harus dilakukan. Lagi pula pada waktu mereka menyeberangi Laut itu ia tidak mengetahui, bahwa mereka akan menghabiskan empat puluh tahun lamanya di padang beIantara atau pun bahwa orang-orang dewasa dari antara mereka itu akan binasa sementara dalam perjalanan mereka itu menuju ke Tanah Perjanjian. —- Amaran Sekarang Jilid 2 No. 41 (6 November 1948).

Dari kutipan di atas kita dapat memahami bahwa di dalam naskah untuk berdoa terlihat bahwa akan ada pengungkapan atas kebenaran-kebenaran lama yaitu petunjuk-petunjuk yang telah ada sebelumnya dalam berbagai tulisan firman Tuhan, namun akan diungkapkan dalam pengertian kebenaran baru, yaitu suatu kejelasan yang akhirnya membuat banyak orang dapat melihatnya. Kemampuan hasil dari bimbingan Roh Suci ini hanya kitalah yang akan menyaksikannya sendiri, bukan disediakan oleh nabi dalam hal ini Victor T. Houteff. Oleh karena di awal naskah untuk berdoa tersebut di katakan oleh Ellen G. White  “Pengalaman ini memberikan kepada setiap guru kebenaran kecakapan-kecakapan yang pantas yang akan membuatnya menjadi seorang wakil Kristus”, maka dapatlah kita pahami bahwa pengungkapan kebenaran-kebenaran lama dalam pengertian kebenaran baru ini akan dilakukan oleh jabatan GURU-GURU, dan oleh karena setelah di dalam khotbah Victor T. Houteff menyampaikan keyakinannya akan perkara yang patut untuk diketahui yaitu tentang hari dan jam atau WAKTU, maka kepada GURU-GURU inilah nantinya pengetahuan akan WAKTU tersebut akan diberikan sebelum peristiwa tersebut terjadi.

Diakhir naskah untuk berdoa tersebut Victor T. Houteff juga mengingatkan untuk kita semua berdoa “kiranya umat Allah dapat mampu mengenali bahwa kebenaran lama itu kini telah dikemukakan dalam sebuah terang baru”, dari kata-kata ini kita dapat memahami pesan implisit di dalamnya yaitu oleh karena ketika kebenaran pengertian baru tersebut yaitu tentang WAKTU telah terungkap oleh jabatan GURU-GURU bukan jabatan nabi, maka akan menjadi suatu ujian bagi umatNya apakah bersedia menerimanya ataukah akan menentangnya sama seperti dahulu di peristiwa kedatangan Yesus yang pertama, tidak ada imam-imam atau ahli-ahli Taurat yang mau menerima atau mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTU.

Hasil penelusuran kita kepada kebenaran yang lebih berkembang dari tulisan-tulisan Victor T. Houteff dan memahami bagaimana proses pembelajaran atau penyelidikan yang dilakukannya yaitu dengan menggunakan Alkitab dan Roh Nubuatan dari Ellen G. White, maka dapatlah kita memahami bahwa sampainya ia kepada pemahaman tentang “WAKTU” yaitu “umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu” yang mana tidak lagi sejalan dengan pandangan orang-orang banyak yang terus saja berpegang kepada HANYA BAPA SENDIRI” yang mengetahuinya tentunya ia juga telah melewati proses membaca dan menganalisa berbagai tulisan-tulisan yang tampaknya melarang untuk penetapan waktu atau time setting dari Ellen G. White di atas, namun dalam perkembangannya kita dapat saksikan Victor T. Houteff telah membekali kita untuk tidak terpaku dan terbawa pemahaman lama tentang Matius 24 : 36. Bahkan ia mengatakan “maka tidak akan mungkin bahwa Ia akan tetap merahasiakan masa pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Jika Ia tetap merahasiakannya, maka kita tidak akan memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir; juga tidak akan ada keadilan dalam pengrahasiaan yang sedemikian ini, dan juga pehukuman yang sedemikian tidak mungkin sah secara hukum.”

Setelah kita menelurusi kepada beberapa tulisan dan melewati pembahasan yang cukup jelas dari apa yang disampaikan oleh Victor T. Houteff terkait dengan WAKTU dan apakah hanya Bapa sendiri yang mengetahui waktunya, sekarang kita perlu memahami:

Alasan mengapa Ellen G. White dalam pernyataannya tentang TEMPAT dan WAKTU tersebut saling bertentangan, sehingga menimbulkan banyaknya orang-orang yang enggan untuk bersedia mencari tahu dan bahkan menghalangi/menentang usaha-usaha setiap orang yang mau mempelajari tentang WAKTU atau time setting?

Terhadap pertanyaan ini kita mendapatkan jawabannya dari jawaban Victor T. Houteff dalam penjelasannya mengenai “Wujud dari pada ilham”:

………

Dari hal-hal yang sedemikian jauh telah dikemukakan, cukup kita saksikan dengan jelas, bahwa hasil-hasil akhir dari pada Ilham itu jatuh dalam dua kategori — yaitu Ilham dalam kata-kata atau Ilham dalam pendapat-pendapat. Gambarannya secara terperinci sebagai berikut : seseorang malaikat muncul dan mengatakan kepada seseorang : “Tuhan pada sesuatu saat yang sedemikian ini dan sedemikian ini akan berbuat demikian dan demikian kepada umat-Nya. Sampaikanlah kepada mereka pekabaran ini, dan tunjukkanlah itu kepada mereka dari Alkitab yang benar, karena nabi-nabi telah membicarakannya di dalamnya di zaman dahulu.” Pekabaran malaikat itu harus disampaikan dengan setia sesuai pendapat itu ; walaupun jelas pilihan kata-kata, yang menyimpang dari kutipan-kutipan itu perlu diserahkan kepada juru-kabar itu sendiri. Akibatnya, setiap saat ia melihat kemungkinan untuk membuat pendapat yang diilhami itu menonjol dengan lebih jelas dan lebih berkuasa, juru-kabar itu berada di bawah kewajiban moral yang dalam untuk selalu memperbaiki bahasanya. Hanya dengan demikian aliran pendapat yang diilhami itu dapat menjadi makin maju, makin jelas dan indah.

Selanjutnya, ada beberapa hal dalam kaitannya dengan aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang memerlukan penjelasan. Tetapi, penjelasan yang sedemikian ini tidak dapat lebih luas dari pada terang yang bercahaya pada waktu itu. Dan terang itu dapat datang hanya dari dalam pekabaran itu sendiri, atau, kembali, ia itu dapat keluar dari suatu pengertian yang terbatas yang biasa untuk saat “pada waktu itu” — yaitu suatu pengertian yang dibagikan oleh juru-kabar itu sendiri.

Suatu hal yang sedemikian ini terdapat dengan Yahya Pembaptis. Telah diilhami untuk hanya menyatakan kedatangan Raja itu, namun Yahya telah ditantang dengan pertanyaan mengenai pendirian kerajaan itu. Ia telah menjawab sejalan dengan pengertian biasa yang ia miliki sama seperti pengertian yang dimiliki orang banyak itu dari hal kerajaan — bahwa apabila Raja itu datang Ia pasti akan mendirikan kerajaan-Nya lalu dengan demikian membebaskan umat-Nya dari belenggu Romawi. Tetapi setelah pada akhirnya Kristus muncul, Ia menjelaskan bahwa saat bagi pendirian kerajaan itu, dan bagi belenggu Romawi untuk disingkirkan dari pikulan umat-Nya belum lagi datang. Maka orang-orang yang benar-benar “bijaksana” tidak merisaukan ajaran-ajaran yang pincang ini, melainkan dengan gembira menyambut kebenaran itu dalam bentuk perkembangannya, lalu keluar dengan makin naik dan terus naik pegangan-pegangan kerohaniannya, sedangkan orang-orang yang terantuk pada perbedaan ini ada yang menyangkal Yahya sebagai nabi palsu lalu menyambut Yesus sebagai Kristus, atau menyambut Yahya sebagai nabi yang benar dan menolak Jesus sebagai seorang Kristus palsu, lalu dengan sendirinya jatuh makin jauh ke belakang dan ke bawah sampai mereka kemudian tidak lagi menjadi pengikut-pengikut Kristus ataupun Yahya.

Semua cara dari Ilham adalah tetap sama di masa lalu, hari ini, mau pun besok. Oleh sebab itu, maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya di zaman Yahya. —– Tanya Jawab jilid 1 pertanyaan No. 3 hal. 42, 43.

Dari kata-kata Victor T. Houteff di atas kita dapatkan pemahaman, yaitu :

  1. Paragraf di atas Victor T. Houteff dalam usaha melengkapi penjelasannya mengenai “apabila sesuatu hal di dalam tulisan-tulisan seseorang belum jelas” dari paragraf sebelumnya. 
  2. Sesuatu tulisan yang belum jelas tersebut ia membaginya ke dalam dua kategori yaitu ILHAM KATA-KATA dan ILHAM PENDAPAT, oleh karena tidaklah mudah untuk memahami mengenai ILHAM KATA-KATA, maka untuk memudahkan memahaminya pertama-tama kita mencoba untuk memahami ILHAM PENDAPAT, yaitu apabila adanya sesuatu bagian atau aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang masih memerlukan penjelasan atau tidak sedemikian mudah dipahami dan penjelasannya tidak kita peroleh dari terang kebenaran yang telah terbuka saat itu, terdapat dua kemungkinan penjelasannya yaitu dari pekabaran itu sendiri jika ada atau dari pengertian atau pendapatnya yang terbatas yang dimiliki pembawa kabar pada saat itu. Gambaran mengenai penggunaan pengertian yang terbatas tersebut kepada kita diberikan contoh dari hal yang dilakukan oleh Yohanes Pembabtis yang ketika itu ia hanya diberikan pengertian bahwa Yesus datang sebagai raja, akan tetapi ia tidak memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi daripada itu, terlebih mengenai kehadiran kerajaanNya. Akan tetapi dalam penyampaiannya kepada orang-orang Yahudi ia didesak untuk menjelaskan tentang kemunculan kerajaanNya juga, atas desakan itulah ia menambahkan pengertian atau pendapatnya yang terbatas yang sama dengan pengetahuan orang-orang saat itu bahwa apabila seorang raja datang Ia pasti akan mendirikan kerajaanNya, demikianlah mengenai pendirian kerajaannya adalah pemahaman atau pendapat pribadi dari Yohanes Pembabtis, demikianlah secara sederhananya apa yang dimaksudkan dari ILHAM PENDAPAT. Selanjutnya dengan demikian ILHAM KATA-KATA dapatlah kita simpulkan secara sederhana bahwa penulis atau seorang juru kabar dituntun oleh Tuhan dalam tulisannya menuangkan suatu firman atau pernyataan dan ia tidak bebas menjelaskan atau mengembangkan sesuatu pesan menggunakan pengertiannya, sehingga dimungkinkan penulisnya tidak memahami pesan-pesan dalam tulisannya sendiri, sebagai contoh sederhananya kita dapatkan hal tersebut dari berbagai ramalan atau nubuatan yang disampaikan oleh para juru kabar Allah dari masa ke masa.
  3. Bila kita baca cara yang dilakukan oleh Yohanes Pembabtis tersebut menimbulkan adanya perpecahan oleh karena ternyata Yesus ketika datang tidak langsung hadir berikut dengan kerajaanNya sebagaimana yang ia ajarkan, pengajarannya menjadi sarana Tuhan untuk memisahkan umatNya dan mendapatkan umat yang benar-benar bersih sesuai kehendaknya yaitu yang terus mengikuti kebenaran yang berkembang,
  4. Terlepas dari benar atau tidaknya hasil ilham pendapat yang disampaikan oleh Yohanes Pembabtis saat itu, akan tetapi ternyata dari gambaran cerita Yohanes Pembabtis tersebut kita dapat petunjuk bahwa penyampaian ilham sedemikian itu tetap sama di masa lalu, sekarang ini (saat Victor T. Houteff) maupun besok yaitu menggunakan pengertian atau pendapat yang terbatas yang dimiliki oleh pembawa pekabaran atas bagian-bagian yang memerlukan penjelasan, namun tidak diperoleh dari pengungkapan yang telah diberikan sebelumnya.

Lebih lanjut juga kita dapatkan penjelasan akan hal tersebut dalam buku Tanya Jawab Jilid 2 pertanyaan no. 42 yaitu :

“Adalah perlu, bahwa setiap pernyataan yang berkaitan dengan sesuatu pokok masalah yang masih belum terlihat di dalam Lembaran Gulungan Suratan yang terbuka, dikemukakan hanya dengan sebutan-sebutan kebenaran yang terbatas sesuai yang terlihat pada saat itu atau yang umumnya dimengerti. Maka jika pengertian yang biasa mengenai pernyataan-pernyataan yang terbatas ini keliru, penulisnya tidak dapat dituntut bertanggung jawab untuk apa yang telah ia pinjam dari orang-orang lain, atau yang terlihat masih samar-samar dan oleh karenanya telah dikemukakannya secara tidak pasti.”

Dari kutipan ini kita dapat lihat bahwa ternyata jika sesuatu yang dibagikan oleh juru kabar Allah itu keliru sebagaimana contoh khotbah Yohanes Pembabtis ternyata kepada juru kabar tersebut tidak dibebaskan dari tuntutan berbuat sesuatu kesalahan. Kemudian juga kelanjutan dari penjelasan dalam buku Tanya Jawab jilid 2 pertanyaan No. 42 itu juga, ia mengatakan :

“Keadaan ini adalah biasa dan umum bagi setiap penulis yang menangani Kebenaran Sekarang, yang dimulai dengan penulis-penulis Wasiat Lama, dan terus-menerus semenjak itu, dan akan terus sedemikian ini sampai kelak setiap bagian komponen dari Kebenaran diberitahukan.”

Kembali lagi kita dapatkan penegasan dari penjelasan Victor T. Houteff yaitu cara sedemikian yaitu menggunakan pengertian atau pendapat yang terbatas dalam menjelaskan bagian-bagian kebenaran yang belum dapat dipahami ternyata telah diterapkan biasa dan umum bukan hanya satu atau dua orang pekerja-pekerja kebenaran Tuhan, akan tetapi “setiap penulis” dan oleh karena dikatakan “akan terus sedemikian ini sampai kelak setiap bagian komponen dari Kebenaran diberitahukan,” dan “maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya di zaman Yahya,” maka kata-kata ini menunjukkan adanya penugasan yang Victor T. Houteff berikan kepada pekerja-pekerja dinas kependetaan ilahi berikutnya setelah jabatan nabi telah tiada dengan adanya penekanan kata-kata “harus” sehingga wajib dilaksanakan.

Berdasarkan dua jenis ilham yang Tuhan berikan dan diterapkan dalam menyampaikan tulisan-tulisannya oleh setiap juru kabarNya, kita dapatlah melihat bahwa ILHAM PENDAPAT yang disampaikan oleh juru kabarNya cenderung sangat dipengaruhi kepada pengetahuan atau gulungan kebenaran yang telah dibukakan oleh Tuhan sampai waktu tertentu ketika juru kabar tersebut ditugaskan hadir di antara umatNya, sedangkan ILHAM KATA-KATA tidak terpengaruh terhadap pengetahuan juru kabar tersebut ketika menuliskan firmanNya dan pengungkapan pemahamannya tidak diberikan oleh Tuhan saat itu, melainkan akan diberikan ketika waktunya telah tiba atau “pantas” menurut Tuhan, barulah kemudian apa yang disampaikan juru kabarNya tersebut pada akhirnya mengikat atau diwajibkan untuk diterima oleh umat-umatNya. 

Dengan demikian atas penjelasan Victor T. Houteff dari buku Tanya Jawab jilid 1 dan 2 di atas kita dapat memperoleh jawaban mengapa Ellen G. White dalam menuliskan buku-bukunya terdapat kata-katanya yang saling bertentangan, yaitu karena adanya bagian-bagian tulisan yang ia tuliskan menggunakan ILHAM KATA-KATA dan ILHAM PENDAPAT.

Berdasarkan pemahaman yang kita peroleh dari penjelasan buku Tanya Jawab di atas, marilah kita analisa beberapa kutipan Ellen G. White yang tampak saling bertentangan, yakni:

a. Kutipan yang mewajibkan mengetahui TEMPAT dan WAKTU:

1) Pada sub judul 17 Berita kedatangan Kristus, Kemenangan Akhir halaman 329 – 331, kita membaca uraian Ellen G. White yang mengatakan “Oh, betapa cerita Betlehem yang luar biasa ini menjadi suatu pelajaran! Bagaimana cerita itu menegur ketidakpercayaan kita, kesombongan kita dan kepuasan diri sendiri. Bagaimanakah cerita itu mengamarkan kita supaya berjaga-jaga, agar jangan oleh kelalaian kita, kita juga gagal memperhatikan tanda-tanda zaman, sehingga tidak mengetahui hari pehukuman kita,” “pekabaran kedatangan kedua kali tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama. Mereka telah gagal untuk memelihara hubungan mereka dengan Allah, dan telah menolak terang dari Surga” dan “Yesus melihat gerejaNya bagaikan pohon ara yang tidak berbuah, ditutupi oleh daun-daun kesombongan, tetapi tidak menghasilkan buah-buah yang berharga. Ada kesombongan pemeliharaan formalitas agama, sementara roh kerendahan hati yang benar, pertobatan dan iman — yang satu-satunya bisa memberikan pelayanan yang berkenan kepada Allah — sangat kurang. Sebagai ganti kasih karunia Roh, mereka menunjukkan keangkuhan. Formalisme, kesombongan, mementingkan diri sendiri dan penindasan. Gereja yang murtad menutup matanya kepada tanda-tanda zaman.”

Kata-kata di atas terlihat jelas dimaksudkan oleh Ellen G. White kepada gereja Advent, sehingga contoh peristiwa yang terjadi pada kedatangan Yesus yang pertama kali dahulu akan kembali terjadi di dalam periode gereja Advent, namun bila kita renungkan bagaimana Ellen G. White dapat menyimpulkan bahwa gereja Advent telah tidak percaya, sombong, puas diri sendiri, lalai, gagal memperhatikan TANDA-TANDA ZAMAN sehingga tidak mengetahui hari pehukuman kita, dan terlebih lagi memberi stempel sebagai gereja yang murtad? Apakah mungkin ia maksudkan kepada gereja Advent di saat itu? Jika benar diperuntukkan bagi saat itu pertanyaan timbul yaitu apakah Ellen G. White sudah mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTU kedatangan Yesus yang semua orang sedang nanti-nantikan didepan? Apakah gulungan kebenaran tentang TEMPAT dan WAKTU bagi kedatanganNya kedua kali telah dibukakan di masa itu, sebagaimana dengan jelas dan tepat waktu kedatangan Yesus dahulu diketahui oleh orang bijaksana dari Majus dan gembala-gembala Betlehem (bukan kira-kira)?

Kenyataannya dari berbagai buku-buku Ellen G. White dan pernyataannya kita tidak temukan ungkapan secara jelas tentang TEMPAT dan WAKTU tersebut, sehingga dengan demikian kita pada akhirnya harus menyimpulkan bahwa maksud dari pernyataannya dalam kutipan tersebut adalah merupakan suatu RAMALAN atau NUBUATAN bagi anggota-anggota gereja Advent di masa depan setelah hidupnya. Sama seperti kitab Daniel tentang WAKTU kedatangan Yesus pertama dahulu tidak ada orang yang mampu menafsirkannya dengan tepat, tetapi ketika waktunya telah tiba untuk diketahui baru efektif semua orang diwajibkan untuk menerimanya dan terdapat sanksi bagi mereka yang mengabaikan.

Dengan demikian kata-kata Ellen G. White tersebut termasuk juga kata-kata stempel “gereja murtad” di atas baru efektif setelah gulungan pengetahuan akan WAKTU dan TEMPAT tersebut telah terbuka.

Oleh karena itu, sesuai pemahaman di atas, atas tulisan Ellen G. White yang tampak pada dasarnya ia sendiri tidak memahami akan pernyataan yang ia tuliskan, dan juga terlihat bahwa hal tersebut bukan didasari oleh pengertian atau pendapatnya yang terbatas saat itu, maka atas tulisan Ellen G. White yang sedemikian ini kita dapat simpulkan bahwa Ellen G. White telah menuliskannya di dalam bimbingan ILHAM KATA-KATA.

2) Dalam Sub judul 20 Kebangunan Keagamaan yang besar, Kemenangan Akhir hlm 388 – 390, Ellen G. White mengatakan : “Walaupun tak seorang pun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan-Nya, kita diberi petunjuk (instructed) dan diwajibkan (dalam terjemahan Alfa dan Omega diterjemahkan menjadi “kita diajar dan diharuskan”) untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu dating.” “Tetapi kamu saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5 : 4, 5), dan “Jadi jelas ditunjukkan bahwa Alkitab tidak membiarkan orang-orang yang tetap tidak mau tahu atau bersikap masa bodoh terhadap kedatangan Kristus itu.”

Dari kata-kata tersebut kembali kita renungkan dan mempertanyakan adakah Ellen G. White sendiri pada saat itu telah mengetahui TEMPAT dan WAKTU kedatanganNya?  Adakah “petunjuk” nya sudah diperoleh oleh Ellen G. White sehingga kepada umatNya dapat diwajibkan untuk mengetahui? Oleh karena disamakan dengan pengalaman nabi Nuh yang lalu, bukankah sanksinya menolak memasuki bahtera dahulu betapa menakutkan, namun mengapa ternyata Ellen G. White sendiri tidak mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTUnya? Bukankah berarti Ellen G. White adalah juga sebagai anak-anak gelap sesuai 1 Tesalonika 5 : 4, 5 ? Dan bukankah hingga ia meninggal Ellen G. White juga tetap tidak mengetahui TEMPAT dan WAKTU, walaupun ia katakan “Alkitab tidak membiarkan orang-orang yang tetap tidak mau tahu atau bersikap masa bodoh terhadap kedatangan Kristus itu”? —— Dalam maksud apakah kesemuanya ini ditulis jika bukan karena dimaksudkan bagi orang-orang di masa setelah hidupnya Ellen G. White? Apakah oleh karena Ellen G. White hingga ia meninggal tidak juga mengetahui TEMPAT dan WAKTU, sehingga pernyataannya yang seperti ini boleh diabaikan oleh para anggota-anggota gereja Advent?

Jawaban yang bisa kita dapatkan atas pertanyaan-pertanyaan ini adalah sama dengan pembahasan sebelumnya yaitu Ellen G. White menuliskan pernyataannya ini didasarkan kepada ILHAM KATA-KATA.

Peristiwa dari penjelasan Ellen G. White di atas yaitu dari pengalaman kegagalan imam-imam dan ahli Taurat di zaman kedatangan Yesus yang pertama dahulu dan peristiwa air bah zaman nabi Nuh, oleh karena merupakan contoh bagi contoh saingannya kita di akhir zaman ini, tentunya sebagaimana sanksi-sanksi yang telah berlaku bagi mereka dan pemberian berkat-berkat bagi mereka yang memanfaatkan tawaran kesempatan untuk menerima kebenaran tentang TEMPAT dan WAKTU saat itu telah benar-benar terjadi menjadi sejarah dan tidak dapat diubah, maka sebagai contoh saingannya tentu harus juga sanksi dan berkat-berkat akan jadi sama seperti contohnya dan tidak dapat berbeda.

Berkaitan dengan hal tersebut, berikut penjelasan firman Tuhan mengenai keberadaan khayal dan contoh berkaitan dengan kebenaran :

 

Di sini kepada kita diberitahukan, bahwa nubuatan, suatu khayal, adalah merupakan test asam kimia untuk menguji sesuatu yang disebut Kebenaran Alkitab, artinya, jika perkara itu tidak ada dalam nubuatan, jika tidak ada khayal dari hal perkara itu ditemukan dalam tulisan-tulisan para nabi, maka tidak akan ada kebenaran dalamnya. Ya, khayal-khayal daripara nabi itu harus menjadi khayal-khayal milik kita jika kita memang harus dilindungi. — Amaran Sekarang jilid II buku 4 No. 24 hal 78, 79.

 

Jika sebelumnya belum pernah kita tahu, maka kini akan kita saksikan bahwa dimana terdapat contoh akan terdapat juga contoh saingannya dan bahwa dimana tidak ada contoh, maka tidak akan ada Kebenaran. — Amaran Sekarang jilid I buku 8 no. 47 hal 75.

 

b. Tulisan Ellen G. White yang tampak melarang penetapan WAKTU:

Apabila kita membaca kata-kata Ellen G. White kita akan menemukan kata-katanya yang sedemikian meyakinkan menentang usaha orang-orang menetapkan waktu, sehingga banyak orang-orang bahkan para pemimpin-pemimpin gereja dan orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran sekarang (pemegang pekabaran Tongkat Gembala) memegang teguh kata-kata Ellen G. White tersebut, namun dari konteks kronologis penjelasan yang disampaikan oleh Ellen G. White terlihat bahwa ia menjelaskannya dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengertiannya yang terbatas sejauh kebenaran yang telah terbuka saat ia menulis pernyataan-pernyataan tersebut,  sebagai contoh dalam 4 Testimonies for the Church hal. 307 yang ditulis dalam tahun 1879, kita dapat mengetahui bahwa pengertian Ellen G. White tentang Kedatangan Yesus yang kedua kali tetap sama dengan apa tertulis di dalam Matius 24 : 36 yaitu “HANYA BAPA SENDIRI” yang mengetahuinya, jika adalah demikian sakralnya mengenai WAKTU tersebut seharusnya ketika ia mengetahui ajaran William Miller menetapkan waktu 2.300 petang dan pagi ia sudah mempersalahkan keberanian dan ketidakpatuhan William Miller dan tidak mendukungnya, namun pada kenyataannya dalam buku Ellen G. White kita dapatkan:

Yesus tidak datang ke dunia seperti yang diharapkan oleh rombongan yang bersuka itu, untuk membersihkan bait kudus oleh menyucikan bumi dengan api. Saya melihat bahwa mereka benar dalam menghitung periode nubuatan; masa nubuatan yang berakhir pada tahun 1844, dan Yesus masuk ke dalam tempat yang maha kudus untuk membersihkan bait suci pada zaman akhir. Kesalahan mereka terletak pada ketidak mengertian apakah bait kudus itu dan sifat pembersihannya. —— Tulisan Permulaan (1851) bab Pergerakan Advent digambarkan hal 420.

Kita dapat lihat bahwa Ellen G. White tidak mempersalahkan penetapan waktu tersebut, melainkan sebaliknya ia membenarkan perhitungan waktu William Miller tersebut, terlebih juga ia katakan pada bagian lain:  

Saya melihat umat Allah mengharapkan dengan penuh kesukaan, sambil menunggu Tuhan mereka. Tetapi Allah merencanakan untuk menguji mereka. Tangannya menutupi satu kesalahan dalam penghitungan periode nubuatan. Mereka yang sedang menunggu Tuhan mereka tidak menemukan kesalahan ini, dan orang-orang yang terpelajar pun yang menentang waktu yang ditentukan itu juga tidak dapat melihat akan kesalahan tersebut. Allah merencanakan supaya umatNya mengalami kekecewaan. —— Tulisan Permulaan (1851) bab Pekabaran Malaikat Pertama hal 407.

Dari kutipan tersebut kita dapat penjelasan bahwa ternyata Allah memberkati William Miller dalam melakukan perhitungan waktu, Allah juga yang merencanakan supaya umatNya salah memahami arti bait kudus. Dengan demikian jika pengertiannya adalah HANYA BAPA SENDIRIyang mengetahuinya, maka Tuhan sendirilah yang menyalahi firmanNya. Dengan membandingkan kedua tulisan Ellen G. White tersebut adakah ia konsisten dalam memberikan pengertiannya kepada kita? Walaupun penulisan buku 4 Testimonies for the Church hal. 307 dibuat dalam tahun yang telah maju dari pada buku tulisan permulaan, namun atas pengertian Ellen G. White yang tetap saja berpandangan kepada Matius 24 : 36 tersebut, maka kita dapat simpulkan bahwa buku 4 Testimonies for the Church hal. 307 yang ditulisnya dalam tahun 1879, Ellen G. White menerapkan ILHAM PENDAPAT.

Contoh lain lagi terdapat di dalam tulisan 2 Selected Messages 73 (1885). PAZ 21.2 yang mana Ellen G White menjawab suatu penyimpulan seseorang di acara perkemahan Jacson bahwa pintu kasihan akan ditutup pada bulan Oktober 1884, setelah kita telusuri ternyata penyimpulan tersebut didasarkan kepada pernyataan Ellen G. White dalam buku Early writing hal. 58 yang mengatakan:

Sekiranya umat Advent setelah kekecewaan besar tahun 1844, memegang teguh iman mereka, dan bersatu mengikuti jaminan Allah yang terbuka, dengan menerima pekabaran malaikat ketiga dan dengan kuasa Roh Kudus mengabarkannya kepada dunia, … maka Tuhan telah memberikan hasil yang luar biasa atas usaha mereka, pekerjaan itu telah diselesaikan, dan Kristus sudah lama datang menyambut umatNya dan memberikan pahala kepada mereka.

……..

Untuk selama empat puluh tahun ketidakpercayaan, bersungut-sungut, dan pemberontakan menutup kesempatan orang Israel zaman dulu untuk memasuki tanah Kanaan. Dosa-dosa yang sama telah menunda orang Israel modern untuk memasuki Kanaan sorgawi. Baik dalam masalah orang Israel dulu dan Israel sekarang tampaknya janji Allah yang salah. Ketidakpercayaan, kedunia-duniaan, tidak berserah, dan pertikaian diantara orang yang mengaku umat Tuhan itulah yang telah menahan kita dalam dosa dan kesusahan dunia ini selama bertahun-tahun.

Tampak kelompok-kelompok yang disebut fanatik oleh Ellen G. White dari ucapan diatas menambahkan tahun 1844 dengan 40 tahun sehingga berkesimpulan jatuh pada tahun 1884 dan pada bulan Oktober yaitu bulan yang sama dengan hasil perhitungan William Miller mengenai ujung dari 2.300 petang dan pagi, perhitungan tersebut diklarifikasi oleh  Ellen G. White yang mengatakan bahwa “tidak akan ada waktu yang pasti dalam pekabaran yang diberikan Allah sejak 1844”, jawaban tersebut sebenarnya dalam kapasitas menjawab penetapan waktu yang dilakukan oleh kelompok-kelompok fanatik tersebut, namun digeneralisasikan oleh Ellen G. White kepada larangan untuk melakukan penetapan waktu, sedangkan sebelumnya Ellen G. White dalam buku Kemenangan Akhir yang ditulisnya dalam tahun 1884 sebagaimana telah kita bahas di atas ia juga sedemikian tegas memperingatkan gereja untuk berusaha mengetahui tentang TEMPAT dan WAKTU dan bahkan dikatakan bila tetap menolak dan tetap bertahan untuk tidak mengetahuinya gereja distempel sebagai “gereja murtad” dan nasibnya akan sama dengan orang-orang di zaman Nuh. Kembali atas ketidak konsistenan ini dapat kita pahami bahwa Ellen G. White tidak sepenuhnya mengerti apa yang ia sendiri telah tuliskan dalam buku Kemenangan Akhir di atas. Waktu peristiwa perkemahan Jacson yaitu pada bulan Oktober 1884 dan ia menuliskan di buku Kemenangan Akhir  terjadi di dalam tahun 1884 yang  menunjukkan bahwa keduanya dituliskan dalam masa waktu yang berdekatan, namun pernyataan yang diberikan sangat jauh bertentangan satu dengan lainnya, membuat pertanyaan kita muncul apakah mungkin Ellen G. White gegabah atau sembrono dalam menuliskan kata-katanya dalam kedua buku tersebut? Jika memang sedemikian tidak cermatnya Ellen G. White dan sedemikian buruknya Roh Suci dalam membimbing juru kabarNya dalam mempersiapkan umatNya bagi pekerjaan yang paling akhir ini, maka bagaimana kita dapat selanjutnya meyakini kesemua tulisan-tulisan Ellen G. White yang ia telah buat sekian banyak merupakan kebenaran, adakah Ellen G. White menyadarinya? Mungkinkah ia sedang membohongi kita? Keadaan tulisan yang saling bertentangan ini bila diketahui oleh para penentang-penentang keberadaan Ellen G. White sebagai nabi yang secara rinci memperbandingkan tulisannya dengan ayat-ayat Alkitab, bukankah akan semakin meneguhkan tuduhannya bahwa Ellen G. White adalah NABI PALSU? 

Jawaban yang sangat tegas yang dapat kita peroleh dari hal yang telah diungkapkan kepada kita oleh juru kabarNya adalah Ellen G. White dalam menuliskan firman Allah yang dipercayakan kepada kita, ia tuliskan dengan menggunakan cara-cara yang sama sebagaimana umat-umatNya di setiap generasi yaitu menggunakan ILHAM KATA-KATA dan ILHAM PENDAPAT, kemudian dalam khususnya mengklarifikasi penetapan waktu kelompok-kelompok diperkemahan Jacson, Ellen G. White menggunakan ILHAM PENDAPAT, yang tentunya sangat dipengaruhi keterbatasan gulungan kebenaran yang ia telah peroleh dari Tuhan.

Dari gambaran di atas, kita dapat memahami bahwa kata-kata yang tampak menentang penetapan WAKTU lainnya yaitu  seperti kata-kata “Banyak orang yang menamakan diri umat Advent sudah menjadi bagaikan pengatur waktu,” “Kita tidak boleh hidup atas rangsangan waktu,” “tak ada pekabaran yang mengatakan kepada kita tentang hari dan saatnya kedatangan Kristus,” “kedatangan Anak Manusia yang kedua kali itu adalah rahasia Allah,”kegagalan beruntun telah mencap mereka sebagai nabi-nabi palsu,” “orang-orang sudah begitu tertipu.” “Selalu akan ada pergerakan-pergerakan yang fanatik dan palsu ….. orang-orang yang akan lari sebelum dikejar dan yang akan menentukan hari dan tanggai kejadian nubuatan yang belum digenapi,” “tidak mungkin ada penelusuran yang pasti tentang masa nubuatan” dan “Saya tidak menentukan waktu kapan untuk membicarakan kapan pencurahan Roh Kudus itu akan terjadi” tampak jelas tidak sejalan dengan tulisan dalam buku Kemenangan Akhir di atas. Kesemua kata-kata tersebut terlihat bahwa Ellen G. White sampaikan dalam kapasitas menjawab hasil usaha penetapan waktu sebagian kelompok saat itu, dan ia memberikan penjelasan yang dipengaruhi pengetahuannya yang masih terbatas. 

Setelah kita memahami duduk persoalannya dan adanya penggunaan ILHAM KATA-KATA dan ILHAM PENDAPAT dalam penulisan semua juru kabar Allah, tidak terkecuali Ellen G. White, maka walaupun kata-kata Ellen G. White sedemikian tegas dan menyakinkan tentang larangan melakukan penetapan waktu atau time setting, oleh karena sesuai kebenaran yang jauh lebih berkembang, pada akhirnya kita harus membuat perubahan pemahaman terhadap kutipan-kutipan Ellen G. White tersebut hanya sebagai teguran Ellen G. White akan usaha penetapan waktu pada saat masing-masing peristiwa itu terjadi, tidak dipahami sebagai pernyataan generalisasi yang terus kita pegang hingga saat ini.

Setelah kita mencoba secara rinci menelusuri dan berusaha memahami terhadap tulisan-tulisan Ellen G. White yang tampak saling bertentangan dengan secara ketat mematuhi prinsip-prinsip belajar kebenaran dengan mengikuti kebenaran yang terus berkembang yaitu kebenaran-kebenaran yang disampaikan oleh Victor T. Houteff, maka sekarang kita telah memperoleh jawaban atas pertanyaan kita di atas yaitu ……. KITA (bukan “HANYA BAPA SENDIRI YANG MENGETAHUINYA”) AKAN DIBUAT SADAR AKAN HARI DAN JAM yaitu TEMPAT DAN WAKTU, BILA KITA MAU SECARA TERUS MENERUS MENERIMA MAKANAN PADA WAKTUNYA. Selanjutnya oleh karena kita sebagai siswa Alkitab diwajibkan untuk mengikuti gulungan kebenaran yang terus berkembang dan harus rela untuk meninggalkan pengertian kita yang telah lama kita pegang, maka atas hal tersebut petunjuk berikut ini dapat memberikan sandaran hukum kepada kita menyikapi tulisan-tulisan Ellen G. White yang kurang relevan dengan kebenaran yang berkembang dari Victor T. Houteff, yaitu:

“Adalah perlu agar persatuan kita pada waktu ini memiliki suatu sifat yang dapat tahan uji… kita memiliki banyak pelajaran-pelajaran untuk dipelajari, dan banyak, banyak untuk ditinggalkan. Allah dan sorga sajalah yang tidak mungkin bersalah. Orang-orang yang berpikir bahwa mereka tidak akan pernah mau melepaskan sesuatu pandangan yang disukainya, mereka tidak akan pernah memperoleh kesempatan untuk merobah sesuatu pendapat, mereka akan kecewa.” —— Testimonies to Ministers. p. 30.

Dengan demikian setelah memperoleh penjelasan dari tulisan-tulisan Victor T. Houteff yang lebih berkembang daripada yang Tuhan telah berikan kepada Ellen G. White, maka kita sekarang harus bangun dan bergerak dengan cepat lalu berdoa dan berusaha membuka diri untuk bersedia “mengenali bahwa kebenaran lama itu kini telah dikemukakan dalam sebuah terang baru” lalu bersedia berubah untuk memahami “…. bahwa akhir daripada segala perkara sudah dekat sekali; sebab jika tidak, maka pemberitahuan ini belum akan dikeluarkan” —– Tongkat Gembala, jilid II hal 397, 398 (1932) dan melakukan petunjuk Ellen G. White “ ……. kita memiliki banyak pelajaran-pelajaran untuk dipelajari, dan banyak, banyak untuk ditinggalkan. Allah dan sorga sajalah yang tidak mungkin bersalah. Orang-orang yang berpikir bahwa mereka tidak akan pernah mau melepaskan sesuatu pandangan yang disukainya, mereka tidak akan pernah memperoleh kesempatan untuk merobah sesuatu pendapat, mereka akan kecewa.” —– Testimonies to Ministers. p. 30, kemudian dalam sisa waktu yang semakin dekat bagi pengakhiran bagi sidang meyakini bahwa kebenaran tentang TANDA-TANDA ZAMAN yaitu WAKTU disamping kebenaran tentang TEMPAT yang telah cukup diperoleh penjelasannya akan menjadi suatu kebenaran yang menentukan “dalam masa meterai yang terakhir” atau “kita tidak akan memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir.”

 

******

 

 

 

 

 

 

 156 total,  2 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart