<< Go Back
<< Go Back
HANYA KEPADA MEREKA YANG AKAN BINASA PERISTIWA KEDATANGAN YESUS YANG DITUNGGU-TUNGGU ITU SEPERTI PENCURI DAN TIDAK DISANGKA-SANGKA
Setelah kejadian tahun 1844 yang lalu, dimana orang-orang telah banyak kecewa karena Yesus tidaklah datang ke dunia ini sebagai penggenapan dari hasil interpretasi nubuatan 2300 petang dan pagi, melalui Ny. Ellen G. White banyak orang-orang telah dicerahkan dan diberikan penjelasan mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi dari ujung 2300 petang dan pagi tersebut, yaitu waktu tersebut adalah perpindahan Yesus dari tempat yang suci ke tempat yang maha suci untuk memulai duduknya sidang pengadilan di dalam sorga, bukan di bumi. Selain itu dalam menyikapi kekecewaan yang sangat mendalam dirasakan banyak orang yang telah meninggalkan segala harta dan kehidupannya ia juga menyampaikan bahwa tidak akan ada lagi kebenaran Tuhan berlandaskan kepada WAKTU (Time Setting), sehingga khususnya orang-orang Advent sejak pernyataan-pernyataan tersebut hingga ia meninggal dan saat ini pun mayoritas orang-orang Advent meyakini bahwa WAKTU kedatanganNya sebagaimana yang dahulu dilakukan perhitungannya oleh William Miller tidak akan diketahui sampai peristiwa itu sendiri akan terjadi.
Pemahaman akan rahasianya WAKTU tersebut oleh orang-orang Kristen pada umumnya termasuk gereja Advent didasarkan kepada kata-kata dari kitab:
Matius 24:36:
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”
Larangan usaha untuk mencari tahu WAKTU kedatanganNya yang kedua kali yang dipahami dari ayat tersebut telah dipegang dan bertahan sejak kata-kata tersebut ditulis oleh Matius dan diyakini bahwa hanya Bapa saja sendiri yang mengetahui, keadaan pemahaman demikianpun tidak berubah hingga telah berselang ribuan tahun, sehingga kemunculan William Miller yang berani melakukan penghitungan WAKTU atau Time Setting yang ia telah mulai dalam tahun 1818 tentunya mendapatkan reaksi yang keras dari sebagian orang-orang Kristen di zaman tersebut, demikian pula bila kemunculannya hadir diantara kita sekarang ini. Keberanian William Miller melakukan penghitungan WAKTU atau Time Setting dapat dikatakan menyalahi pemahaman yang telah dipegang sekian lama, namun demikian apakah tindakan Time Setting tersebut merupakan suatu tindakan melawan kehendak Tuhan, dan orang-orang yang menentang dan mengolok-ngolok berada di posisi yang benar? Untuk memperoleh jawabannya pernyataan Ny. Ellen G. White berikut akan memberikan kejelasan:
Saya melihat umat Allah mengharapkan dengan penuh kesukaan, sambil menunggu Tuhan mereka. Tetapi Allah merencanakan untuk menguji mereka. TanganNya menutupi satu kesalahan dalam penghitungan periode nubuatan. Mereka yang sedang menunggu Tuhan mereka tidak menemukan kesalahan ini dan orang-orang yang terpelajar pun yang menentang waktu yang ditentukan itu juga tidak dapat melihat akan kesalahan tersebut. Allah merencanakan supaya umatNya mengalami kekecewaan. —- Tulisan Permulaan hal 407.
Saya melihat bahwa mereka benar dalam menghitung periode nubuatan; masa nubuatan yang berakhir pada tahun 1844, dan Yesus masuk ke dalam tempat yang maha kudus untuk membersihkan bait suci pada zaman akhir. Kesalahan mereka terletak pada ketidak mengertian apakah bait kudus itu dan sifat pembersihannya. —- Tulisan Permulaan hal 420.
Dari pernyataan Ny. Ellen G. White diatas kita dapatkan jawaban bahwa tindakan William Miller yang telah bertentangan dengan pemahaman yang telah dipercaya dan dipegang lama oleh orang-orang Kristen, ternyata dari sudut pandang Sorga tidak dianggap sebagai perbuatan melawan Tuhan atau melanggar hukum. Bahkan dikatakan terjadinya kesalahan penyimpulan yang dilakukan adalah merupakan kesengajaan Tuhan yang sengaja menutupi satu bagian dari nubuatan tersebut untuk menguji umatNya saat itu. Oleh adanya keikut sertaan Tuhan dalam penghitungan tersebut, maka kemunculan William Miller yang membukakan pengertian dari nubuatan 2300 petang dan pagi yang tertulis dari sebuah ayat kitab Daniel 8:14 merupakan penggenapan salah satu dari pekerja-pekerja kiriman Tuhan dalam rangka pemulihan pekerjaan bagi dunia. Dengan terbukanya buku Daniel tersebut juga menunjukkan kita telah berada di akhir zaman, yaitu saat dari dibukakannya pengertian nubuatan-nubuatanNya sebagaimana kata-kata malaikat Gibrael dalam Daniel 12:9.
Akan tetapi, walaupun sudah cukup jelas diberikan pemahaman oleh Ny. Ellen G. White bahwa usaha melakukan Time Setting tersebut bukanlah suatu pelanggaran hukum, namun ternyata keseluruhan dunia Kristen termasuk juga gereja Advent masih saja menganggap bahwa WAKTU dari kedatanganNya yang kedua kali tidak boleh diketahui, hanya Bapa saja yang tahu sebagaimana kata-kata dari ayat Matius tersebut.
Oleh karena itu, adanya penjelasan dari Ny. Ellen G. White atas pengalaman William Miller tersebut menjadi penting saat ini untuk kita menelusuri dan mencari jawaban yang meyakinkan tentang seberapa jauh kita diperbolehkan mengetahui WAKTU dari kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut, terlebih lagi kita sekarang hidup di periode yang lebih mendekati kepada penggenapan-penggenapan berbagai nubuatan terkait.
Terhadap semakin dekatnya penggenapan dari berbagai nubuatan-nubuatan yang telah Tuhan kirimkan jauh-jauh hari, Ny. Ellen G. White mengatakan :
Mereka harus mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi sebelum penutupan sejarah dunia. Hal ini menyangkut kesejahteraan kita yang abadi, dan para guru serta murid-murid harus memberi perhatian lebih besar terhadap hal ini. — 6T 128, 129 (1900).
Kita harus mempelajari rambu-rambu jalan yang menunjukkan tentang waktu di mana kita hidup ini. — 4MR 163 (1895).
Mereka yang menempatkan diri di bawah pengendalian Allah, yang mau dipimpin dan dituntun-Nya, akan mengikuti rentetan peristiwa yang berlangsung atas ketentuan Allah. — 7T 14 (1902).
Kita akan melihat di dalam sejarah tentang kegenapan nubuatan, mempelajari cara bekerja Allah dalam gerakan pembaruan yang besar itu, dan memahami jalannya peristiwa dalam persiapan bangsa-bangsa bagi kemelut terakhir pertarungan yang besar itu. — 8T 307 (1904).
Banyak orang yang tidak memahami nubuatan yang berkaitan dengan akhir zaman, dan nubuatan itu harus diterangkan. Adalah menjadi tugas dari pengawal dan kaum awam untuk meniup terompet dengan bunyi tertentu. — Ev 194, 195 (1875).
Saudara-saudara, kita sekarang telah berada di periode paling akhir dari keseluruhan sejarah dunia, kita hidup lebih jauh mendekati kelepasan dari pada nabi dan rasul penulis-penulis buku-buku Alkitab berikut dengan nabi yang bertugas membawakan pengungkapan interpretasinya, sehingga sesuai kata-kata kutipan di atas dalam mempelajari semua nubuatan beserta pengungkapannya kita harus mengetahui PERKARA-PERKARA YANG AKAN TERJADI, RAMBU-RAMBU DIMANA KITA HIDUP, RENTETAN PERISTIWA YANG BERLANGSUNG, dan CARA BEKERJA ALLAH DALAM GERAKAN PEMBARUAN YANG BESAR ITU, artinya perjalanan kerohanian kita tidak lagi berhenti dengan pengetahuan dari perkara-perkara yang telah terjadi harus terus berkembang sesuai gulungan kebenaran yang disampaikan.
Kata-kata dari Matius 24:36 tersebut di atas bila kita membaca ayat-ayat kelanjutannya khususnya ayat 43 dan 44 berbicara tentang kedatanganNya yang tiba-tiba atau tidak disangka-sangka, yaitu sebagai berikut:
Matius : 24:43, 44:
43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
Kedatangan yang tiba-tiba atau seperti pencuri tersebut juga kita dapatkan dari beberapa ayat-ayat lainnya di Alkitab:
Maleakhi 3:1,2:
1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Markus : 13:33-35:
33 “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.
34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.
35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
Lukas : 12:39, 40:
39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”
1 Tesalonika 5:2-5:
2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput.
4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
II Petrus 3:10:
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Wahyu : 3:3:
Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Wahyu : 16:15:
“Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
Dari ayat-ayat tentang Kedatangan Yesus yang akan datang tersebut, bila kita perhatikan secara cermat ternyata tidak kepada semua orang kedatanganNya itu akan dirasakan sebagai suatu kedatangan yang tidak diduga-duga atau seperti pencuri, terlihat bahwa umatNya akan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu satu bagian akan tergolong dalam kelompok yang dikatakan telah berhati-hati, berjaga-jaga atau siap sedia dan bagian lainnya aktivitas kerohaniannya dinilai tidak berhati-hati, berjaga atau siap sedia, kepada mereka inilah kedatangan Yesus yang telah dinanti-nantikan tersebut akan dirasakan mengagetkan atau tidak diduga-duga yaitu seperti seorang pemilik rumah yang kedatangan seorang pencuri pada waktu malam, sehingga segala harta kepemilikannya tidak sempat ia amankan.
Untuk memahaminya lebih jelas lagi, oleh karena sesuai keberadaan gereja Advent di akhir zaman, maka untuk memahami sesuatu petunjuk bagi periode akhir zaman kita perlu memahaminya dari prosedur Ibrani 1:1 antara lain dikatakan di zaman akhir ini Tuhan berbicara kepada umatNya melalui perantaraan anakNya dan Wahyu 19:10 dikatakan Kesaksian Yesus itu adalah Roh Nubuat. Roh Nubuatan dari Ny. Ellen G. White sebagai salah satu juru kabar Tuhan bagi sidang yang terakhir memberikan gambaran yang jelas bagaimana sikap orang-orang yang dikategorikan BERHATI-HATI, BERJAGA ATAU SIAP SEDIA maupun sebaliknya orang-orang yang didapati tidak berjaga, atau bersiap sedia dan cenderung mengabaikan, yaitu sebagai berikut:
“Kondisi s i d a n g pada waktu ini diperlihatkan dalam kata-kata dari Juruselamat di dalam Wahyu : ‘Engkau memiliki suatu nama bahwa engkau itu hidup, padahal engkau sudah m a t i. “Dan kepada mereka yang menolak untuk bangkit daripada kesentausaan kelalaian mereka diberikan amaran penting sebagai berikut : ‘Sebab itu jika engkau tidak berjaga, maka Aku akan mendatangimu seperti pencuri, dan tidak akan engkau ketahui jam berapa Aku akan mendatangimu.” – Wahyu 3 : 1, 3. – The Great Controversy, pp. 309, 310.
Dari kutipan buku The Great Controversy di atas kita dapatkan pemahaman sebagaimana dari ayat-ayat di atas yang telah kita kumpulkan yang berbicara tentang kedatanganNya yang seperti pencuri, dalam kutipan inipun Ny. Ellen G. White membagi umatNya dalam dua bagian yang mana dikatakan kedatanganNya yang akan dirasakan seperti pencuri itu hanya akan dialami oleh mereka yang TIDAK BERJAGA-JAGA, atau tidak siap sedia seperti dijelaskan dalam ayat-ayat di atas.
Lebih jelas lagi mengenai perbedaan antara yang berjaga atau yang siap sedia dengan yang lalai, tidak berjaga-jaga akan kita dapatkan dalam cerita pengalaman peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem:
Pada waktu kedatangan pertama Kristus, para imam dan ahli Taurat Kota Suci, yang kepada mereka dipercayakan ramalan-ramalan Allah, seharusnya telah memahami tanda-tanda zaman dan mestinya juga telah mengabarkan kedatangan Sang Terjanji itu. Nubuatan Mikha menandai tempat kelahiran-Nya; Daniel merinci waktu kedatangan-Nya. Allah menjanjikan nubuatan-nubuatan ini kepada para pemimpin Yahudi; maka mereka tidak akan diampuni jika tidak tahu dan memberitahukan kepada orang-orang bahwa kedatangan Mesias itu sudah dekat. Ketidaktahuan mereka adalah hasil dari pada kelalaian yang penuh dosa
.………
Semua orang mestinya berjaga-jaga dan mengharapkan bahwa mereka boleh terdapat di antara orang-orang yang pertama menyambut Sang Penebus dunia itu. Tetapi, lihatlah, di Bethlehem dua orang pelancong yang letih dari perbukitan Nazareth melintas di sepanjang jalan sempit menuju belahan paling timur kota tersebut, dengan susah-payah mencari sebuah tempat beristirahat dan berlindung untuk malam itu. Tak ada pintu yang terbuka untuk menerima mereka. Di dalam sebuah gubuk malang yang disediakan untuk ternak, mereka akhirnya menemukan tempat perlindungan, dan di sanalah Sang Juruselamat dunia ini dilahirkan …..
Tidak ada bukti bahwa Kristus dinantikan, dan tidak ada persiapan untuk Pangeran Kehidupan itu. Dalam keheranannya utusan samawi itu baru saja akan kembali ke surga dengan kabar yang memalukan, tatkala dia menemukan sekelompok gembala yang sedang menjaga kawanan domba mereka sepanjang malam itu dan ketika mereka menatap ke langit yang bertabur bintang, sedang merenungkan nubuatan tentang Mesias yang datang ke bumi dan menantikan kedatangan Penebus dunia itu. Inilah sebuah kumpulan orang yang dipersiapkan untuk menerima pesan surgawi itu. Dan tiba-tiba malaikat Tuhan itu muncul, dan menyatakan khabar baik akan sukacita yang besar……
Oh, alangkah seriusnya cerita indah dari Bethlehem ini! Betapa ia menghardik ketidakpercayaan kita, kesombongan dan rasa kecukupan-diri kita. Betapa ia mengamarkan kita untuk berhati-hati, supaya jangan oleh karena ketidakpedulian yang jahat dari kita, kita juga gagal untuk memahami tanda-tanda zaman, dan oleh sebab itu tidak mengetahui hari kunjungan kita. —— Maranatha 2 Januari hal 10.
Raja Kemuliaan itu merendahkan diriNya mengambil rupa kemanusiaan; dan para malaikat, yang telah menyaksikan kemegahanNya dalam sidang-sidang surgawi, sebagaimana Dia disembah oleh seluruh penghuni surga, merasa kecewa melihat Pemimpin ilahi mereka itu berada dalam keadaan yang sangat hina.
Orang-orang Yahudi telah memisahkan diri mereka begitu jauh dari Allah dengan perbuatan-perbuatan jahat mereka, sehingga para malaikat tidak dapat berkomunikasi kepada mereka tentang persiapan-persiapan akan kedatangan bayi Sang Juruselamat itu. Allah memilih orang-orang bijaksana dari Timur untuk melaksanakan kehendakNya…..
Orang-orang bijaksana ini telah melihat langit diterangi cahaya, yang dipenuhi para penghuni surga yang mewartakan kedatangan Kristus kepada para gembala yang rendah hati …..
Cahaya ini merupakan sebuah gugusan jarak jauh dari para malaikat yang bercahaya, yang tampak bagaikan sebuah bintang yang bersinar. Penampakan yang luar biasa dari bintang terang yang besar itu, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, bergantung menjadi sebuah tanda di langit, menarik perhatian mereka …. Orang-orang bijak ini pun mengarahkan langkah mereka ke mana bintang itu menuntun mereka. Dan ketika mereka semakin dekat ke kota Yerusalem, bintang itu diliputi kegelapan dan tidak lagi menuntun mereka. Mereka berkeyakinan bahwa orang-orang Yahudi tidak mungkin tidak mengetahui akan peristiwa besar kedatangan Mesias itu, dan mereka pun melakukan penyelidikan di sekitar Yerusalem.
Orang-orang bijak ini terkejut demi melihat bahwa tidak ada keinginan yang luar biasa mengenai kedatangan Mesias. Mereka heran bahwa orang-orang Yahudi tidak berminat dan bersukacita menyambut peristiwa besar kedatangan Kristus ini.
Gereja-gereja pada masa kita sekarang ini sedang mencari peningkatan prestise duniawi, dan tidak mau mencari terang nubuatan-nubuatan, namun menerima penggenapan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Kristus segera datang, sebagaimana dulunya orang-orang Yahudi pada saat kedatanganNya yang pertama. Mereka sedang mencari pemerintahan yang berjaya dan bersifat sementara dari Mesias di Yerusalem. Orang-orang yang mengaku sebagai Kristen pada masa kita ini sedang menantikan kemakmuran gereja yang sifatnya sementara dan juga sukacita akan millenium yang sementara dalam penyesuaian diri dengan dunia ini. –—– Maranatha 3 Januari hal 11.
Bukan hanya di bukit-bukit Yudea, bukan hanya di antara para gembala yang sederhana, malaikat menemukan orang-orang yang memperhatikan dan menantikan kedatangan Mesias. Di negeri orang kafir juga ada yang merindukanNya. Mereka adalah orang-orang bijaksana, orang-orang yang kaya, bangsawan dan ahli-ahli filsafat dari Timur. Sebagai pengamat alam, orang-orang Majus ini telah melihat Allah dalam ciptaanNya. Dari Alkitab Ibrani mereka telah mempelajari Bintang yang akan terbit di Yakub, dan dengan kerinduan mereka menunggu kedatangaNya, yang bukan saja menjadi “Penghiburan bagi Israel,” tetapi juga “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain,” dan yang membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Lukas 2:25, 32; Kisah 2:47). Mereka adalah pencari terang, dan terang dari takhta Allah menerangi jalan mereka. Sementara imam-imam dan rabi-rabi di Yerusalem, yang menjadi pelindung dan penyebar kebenaran, telah diselubungi oleh kegelapan. Bintang yang dikirim surga menuntun orang-orang Majus, yang kafir ini, ke tempat Raja yang baru lahir itu.
Adalah “kepada mereka yang menantikan Dia” Kristus akan “menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan”. (Ibrani 9:28). Seperti berita kelahiran Juruselamat, pekabaran kedatangan kedua kali tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama. Mereka telah gagal untuk memelihara hubungan mereka dengan Allah, dan telah menolak terang dari Surga. Oleh sebab itu mereka tidak tergolong kepada apa yang diterangkan oleh Rasul Paulus, “Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5:4,5).
Penjaga-penjaga tembok kota Sion seharusnya adalah orang pertama yang menangkap berita kedatangan Juruselamat, orang pertama yang mengumumkan kedatanganNya yang sudah dekat, orang pertama yang mengamarkan orang-orang supaya bersedia kepada kedatanganNya. Tetapi mereka tenang-tenang saja, memimpikan perdamaian dan keamanan, sementara orang-orang tertidur di dalam dosa-dosa mereka. Yesus melihat gerejaNya bagaikan pohon ara yang tidak berbuah, ditutupi oleh daun-daun kesombongan, tetapi tidak menghasilkan buah-buah yang berharga. Ada kesombongan pemeliharaan formalitas agama, sementara roh kerendahan hati yang benar, pertobatan dan iman — yang satu-satunya bisa memberikan pelayanan yang berkenan kepada Allah — sangat kurang. Sebagai ganti kasih karunia Roh, mereka menunjukkan keangkuhan. Formalisme, kesombongan, mementingkan diri sendiri dan penindasan. Gereja yang murtad menutup matanya kepada tanda-tanda zaman. Allah tidak melupakan mereka, atau menahankan kasih setiaNya. Tetapi mereka meninggalkanNya dan memisahkan diri dari kasihNya. Pada waktu mereka menolak menuruti syarat-syarat, maka janji-janji Nya tidak akan digenapi kepada mereka.
Demikianlah akibatnya kalau lalai menghargai dan menggunakan terang dan kesempatan yang diberikan Allah. Kecuali jemaat mengikuti pimpinanNya dan menerima setiap sinar terang dan melakukan setiap tugas yang dapat dinyatakan, maka agama akan pasti merosot menjadi perbaktian formalitas, dan roh kesalehan yang vital akan lenyap. Kebenaran ini telah berulang kali digambarkan di dalam sejarah gereja. Allah menuntut pekerjaan-pekerjaan iman dari umat-umatNya, dan penurutan yang sejajar dengan berkat-berkat dan kesempatan-kesempatan yang diberikan. Penurutan memerlukan pengorbanan dan salib. Dan inilah sebabnya mengapa banyak orang yang mengaku pengikut Kristus menolak menerima terang dari surga dan seperti orang-orang Yahudi zaman dahulu, tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat mereka (Lukas 19:44). Oleh karena kesombongan dan tidakpercayaan, Tuhan melewatkan mereka dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur. —— Kemenangan Akhir hlm. 327, 328’ Sub Judul 17 Berita kedatangan Kristus
Saudara-saudara dapat lihat dari kutipan tulisan Ny. Ellen G. White diatas bahwa melalui nubuatan Mikha dan Daniel Tuhan telah memberikan pengetahuan dengan rinci kelahiran Yesus terkait dengan TEMPAT kelahiranNya dan WAKTU KedatanganNya kepada para imam dan ahli Taurat Kota Suci yang kemudian seharusnya seluruh orang Yahudi juga memperoleh kabar tentang kedatangan sang terjanji itu, dengan demikian malaikat tidak akan dengan sedih mendapati tidak adanya penyambutan atau penantian kedatangan sang Mesias penebus dunia itu atau pangeran kehidupan itu. Akan tetapi pada kenyataannya Malaikat hanya mendapatkan sekelompok gembala yang sedang menjaga kawanan domba dan orang-orang Majus para ahli filsafat dari timur.
Ketidak ada sambutan, penantian atau ketidaktahuan kedatangan Mesias itu sudah dekat dari para imam dan ahli Taurat serta pengikutnya dikatakan adalah hasil dari pada KELALAIAN YANG PENUH DOSA dan terhadap itu kepada mereka TIDAK AKAN DIAMPUNI. Dari penjelasan tersebut terlihat sesuatu pelajaran yang harus menjadi perhatian serius kita, yaitu ternyata sebagaimana dunia kristenpun mengetahui bahwa pengetahuan dan kesetiaan para imam dan ahli Taurat terhadap kitab-kitab Musa dan Alkitab begitu ketat, namun ternyata pengetahuan nubuatan tentang TEMPAT dan WAKTU kedatangan atau kelahiran Yesus sangat menentukan dan ketidak peduliannya akhirnya menggugurkan keseluruhan pengetahuan dan kesetiaan mereka, sebaliknya dilain sisi gembala-gembala domba Betlehem dan orang-orang Majus yaitu orang-orang yang sama sekali tidak diperhitungkanlah yang didapati pantas oleh malaikat yang ditugaskan.
Dengan dikaitkannya cerita dari Betlehem itu oleh Ny. Ellen G. White kepada kita dan kata-kata yang mengarah langsung kepada gereja di masa akhir zaman ini dengan mengatakan “BETAPA IA MENGHARDIK KETIDAK PERCAYAAN KITA, KESOMBONGAN DAN RASA KECUKUPAN DIRI KITA, GEREJA-GEREJA PADA MASA KITA SEKARANG INI SEDANG MENCARI PENINGKATAN PRESTISE DUNIAWI DAN TIDAK MAU MENCARI TERANG NUBUATAN-NUBUATAN, terlebih lagi dalam buku Kemenangan Akhir dengan tegas dikatakan PEKABARAN KEDATANGAN KEDUA KALI TIDAK DISERAHKAN KEPADA PEMIMPIN-PEMIMPIN AGAMA, MEREKA TELAH GAGAL UNTUK MEMELIHARA HUBUNGAN MEREKA DENGAN TUHAN DAN TELAH MENOLAK TERANG DARI SORGA, maka cerita pengalaman Betlehem itu dengan kondisi kelalaian orang-orang yang seharusnya adalah orang-orang pertama yang menerima berita kedatangan Mesias baru kemudian orang lainnya menerima dari mereka merupakan cerita pengalaman pahit perjalanan kerohanian umat Tuhan sebagai contoh bagi contoh saingannya gereja Advent yaitu sidangNya yang terakhir yang dipercayakan pekerjaanNya yang terakhir.
Pada buku Kemenangan Akhir ditunjukkan kepada siapa kedatangan Yesus yang telah dinanti-nantikan banyak orang-orang Kristen akan dirasakan seperti pencuri, dengan menggunakan ayat 1 Tesalonika 5:4, 5 sebagaimana pembahasan di atas dari ayat-ayat yang berbicara tentang kedatanganNya yang nanti akan tidak diduga-duga atau seperti pencuri, kepada kita semakin ditegaskan bahwa penggolongan orang-orang antara anak-anak terang atau orang-orang kegelapan pada saat kedatanganNya nanti ditentukan oleh pengetahuan terhadap TEMPAT dan WAKTU sama sebagaimana contohnya dahulu dari kelompok-kelompok orang-orang yang mengaku merindukan kedatangan seorang Mesias yang membebaskan dari dosa dan penjajahan. Sesuai ayat tersebut hanya Gembala-gembala Betlehem dan orang Majuslah yang tentunya diklasifikasikan kepada anak-anak terang, sedangkan sebaliknya para imam dan ahli Taurat berikut orang Yahudi lainnya yang seharusnya pengetahuan kebenaran Tuhan harus datang dari mereka, karena tidak mengetahui dan mengabaikan pengetahuan dari nubuatan Mikha dan Daniel tersebut dapat disimpulkan sebagai orang-orang kegelapan. Kepada mereka yang diklasifikasikan sebagai anak terang dijelaskan bahwa kedatanganNya itu tidak akan dirasakan secara tiba-tiba mendatangi mereka, bagi mereka kedatanganNya nanti akan sama dengan pengalaman para gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus dahulu, yaitu mereka menerima sinar terang, melakukan setiap tugas yang dinyatakan, menunggu, merenungkan dan beranjak dari tempatnya ketika WAKTUNYA tiba mendatangi TEMPAT kelahiran itu, bukan sebaliknya mereka menutup mata dari TANDA-TANDA ZAMAN, didapati sedang TENANG-TENANG SAJA, MEMIMPIKAN PERDAMAIAN DAN KEAMANAN.
Dari gambaran tulisan Ny. Ellen G. White yang sangat jelas tersebut, dapatlah kita pahami bahwa Jika hanya memegang satu atau dua ayat saja yang berbicara tentang kedatanganNya yang seperti pencuri tanpa mempedulikan keseluruhan tulisan nabi atau rasul lainnya yang membicarakan peristiwa yang terkait, maka kita tidak akan mampu melihat adanya perbedaan dua bagian umat yang akan ada di saat kedatanganNya nanti, terlihat bahwa pemahaman yang selama ini memegang teguh bahwa usaha penghitungan waktu atau Time Setting adalah suatu perbuatan yang terlarang atau melawan hukum dan menganggap hanya Bapa saja yang mengetahui, jelas merupakan suatu pandangan yang sempit, tidak berkembang dan bahkan pada dasarnya mereka menyalahi prosedur mempelajari firman Tuhan. Atas hal demikian kepada kita diingatkan:
“Pengalaman ini memberikan kepada setiap guru kebenaran kecakapan-kecakapan yang pantas yang akan membuatnya menjadi seorang wakil Kristus. Semangat dari ajaran Kristus akan memberikan suatu dorongan dan pengarahan bagi semua komunikasinya dan semua doanya. Kesaksiannya kepada Kristus tidak akan merupakan suatu kesaksian yang sempit dan mati. Pendeta tidak akan menghotbahkan berulang-ulang pidato-pidato yang sama yang itu-itu juga. Pikirannya akan terbuka terhadap penerangan Roh Suci yang tetap ada.
Bilamana kita makan daging Kristus dan minum darahNya, maka unsur hidup kekal itu akan ditemukan dalam pelayanan. Tidak akan ada simpanan makanan basi, yaitu pendapat-pendapat yang sering diulang-ulang. Hotbah yang memanjakan dan tidak menarik akan berakhir. Kebenaran-kebenaran yang lama akan dikemukakan, tetapi semua itu akan kelihatan dalam suatu terang baru. Akan ada suatu pengertian kebenaran yang baru, suatu kejelasan dan suatu kemampuan yang semua orang akan melihat. Barang siapa yang berkesempatan duduk di bawah suatu tugas pelayanan yang sedemikian ini, jika dapat dipengaruhi oleh pangaruh Roh Suci, mereka akan merasakan kuasa penggerak dari suatu hidup yang baru. Api dari kasih Allah akan dinyatakan di dalam diri mereka. Kemampuan-kemampuan penglihatannya akan dihidupkan untuk melihat keindahan dan kebesaran dari kebenaran. —– Buku Christ’s Object Lessons halaman 130 paragraf yang kedua
“ —- adalah tidak adil bagi seseorang untuk membela sesuatu masalah berlandaskan pada bobot dari hanya pendapat yang berasal dari satu atau dua ayat, tanpa lebih dulu mempertimbangkan semua ayat dalam terang dari seluruh pasal. Ya, bahkan dari seluruh Alkitab; karena jika interpretasi seseorang terhadap Alkitab tidak ditunjang oleh setiap kalimat dari Kitab Suci, maka itulah interpretasi yang salah, suatu penyimpulan yang buta tanpa landasan Alkitab. —– Why Perish, pp.75, 76.
Setiap pasal dan setiap ayat Alkitab adalah satu komunikasi dari Allah kepada manusia. Kita harus mengikatkan setiap peraturannya sebagai satu tanda pada tangan kita, dan sebagai satu patam di antara kedua belah mata kita. Jikalau dipelajari dan ditaati, itu akan memimpin umat Allah, sebagaimana Israel telah dipimpin, oleh tiang awan pada siang hari dan tiang api pada waktu malam hari. —– SRNJ2.109.3.
Melalui pembahasan di atas, sekarang menjadi jelaslah kata-kata Ellen G. White :
Sekali-kali janganlah pengetahuan akan dekatnya kedatangan Kristus yang kedua kali ini dibiarkan berlalu begitu saja, dan kita jadi lalai. Tidak mau memperhatikannya, lalu kemudian jadi tertidur, tidak siuman, dan mengabaikan kenyataan-kenyataan. Jika kita tertidur, maka kita sedang berada dalam dunia khayal, dan tidak waspada terhadap hal-hal apa yang sedang terjadi di sekeliling kita. —– Maranatha hal 220.
Ternyata tidaklah dimaksudkan hanya kepada mengetahui tentang rentetan peristiwa hingga kedatanganNya kedua kali karena jika hanya ini saja, sebagian dari antara orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran sekarangpun telah banyak yang memahaminya, namun ternyata semakin waktu mendekati hari kedatanganNya tiba, maka pengetahuan “akan dekatnya kedatangan Kristus yang kedua kali” ini harus dimaksudkan kepada pengetahuan akan TEMPAT dan WAKTUNYA.
Kata-kata MEREKA TIDAK AKAN DIAMPUNI JIKA TIDAK TAHU dari contoh pengalaman orang-orang di zaman kelahiran Yesus yang dijelaskan Ny. Ellen G. White dalam buku Maranatha di atas haruslah menjadi suatu peringatan keras dan suatu obat penyadaran bagi mereka para pemimpin gereja Advent dan para pengikutnya contoh saingan dari para pemimpin sidang Yahudi yang lalu, karena tidak ada alternatif penyelamat lain yang disediakan bagi orang-orang di sidang yang terakhir bila tidak bersedia merendahkan hati menerima terang kebenaran tentang TEMPAT dan WAKTU peristiwa kedatanganNya yang akan terjadi seperti pencuri pada waktu malam bagi mereka yang tidak mengetahuinya.
Ny. Ellen G. White menasihati kita terkait dengan pengetahuan “akan dekatnya kedatangan Kristus yang kedua kali”:
Begitulah dalam nubuatan, masa depan itu terbuka di hadapan kita dengan jelas sebagaimana itu telah dibukakan kepada murid-murid itu oleh kata-kata Kristus sendiri. Peristiwa yang berhubungan dengan penutupan pintu kasihan dan upaya persiapan menghadapi masa kesusahan, sangat jelas dinyatakan. Tetapi sejumlah besar manusia tidak memahami kebenaran penting ini seolah-olah belum pernah dinyatakan ——- GC 594 (1911).
Saudara-saudara perhatikan TIDAK ADA SATUPUN dari PARA IMAM dan AHLI TAURAT sebagai contohnya di zaman kedatangan Yesus yang pertama yang didapati telah bersiap sedia menanti kelahiran tersebut selain dari GEMBALA-GEMBALA DOMBA BETLEHEM DAN ORANG-ORANG MAJUS, kemudian dilanjutkan dengan kata-kata PEKABARAN KEDATANGAN KEDUA KALI TIDAK DISERAHKAN KEPADA PEMIMPIN-PEMIMPIN AGAMA, jelas hal ini merupakan contoh menemui contoh saingannya, peristiwa kedatanganNya yang pertama memberikan gambaran kepada keadaan kedatanganNya yang kedua yang sementara kita semua menantikannya, maka dengan demikian penjelasan Ny. Ellen G. White ini dari kegagalan atau kelalaian para pemimpin sidang Yahudi dahulu selain menceritakan rekaman pengalaman orang-orang sebelum kita juga sekaligus merupakan suatu ramalan atau peristiwa ancaman yang akan kita hadapi di depan bila kita kembali menyia-nyiakan kesempatan yang masih terbuka sekarang ini, seharusnya kesemuanya ini sudah mampu memberikan gambaran kepada kita akan perlunya memiliki pengetahuan tentang KEBENARAN TEMPAT dan WAKTU bagi kedatanganNya yang kedua kali khususnya kedatanganNya yang akan terjadi secara tiba-tiba dan tidak diduga-duga, karena jelas kesemua pengetahuan dan penurutan lainnya sebagaimana para imam dan ahli Taurat dahulu menjadi sia-sia, semuanya tidak diperhitungkan, maka demikian pula nanti saatnya bila telah tiba kesemuanyapun tidak akan dapat membantu memberikan suatu pertolongan dari murkaNya yang tanpa ampun.
Keragu-raguan tentang dapat tidaknya atau melawan hukumkah atau tidak bila seseorang melakukan penghitungan WAKTU atau Time Setting, dari pembahasan di atas yang menampilkan tulisan-tulisan dari Roh Nubuatan sudah cukup jelas, terlebih lagi dengan terdapatnya contoh pengalaman seorang William Miller yang telah membukakan nubuatan Daniel 8:14, kemudian juga dari cerita pengalaman tuntutan Tuhan kepada orang-orang pemimpin Yahudi berikut pengikutnya di saat Ia mendatangi umat-umatNya pada kedatanganNya yang pertama dalam peristiwa kelahiran sebagai anak manusia Betlehem, pertanyaan kita di atas yaitu “seberapa jauh kita diperbolehkan mengetahui WAKTU dari kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut?” pun telah kita peroleh jawabannya dengan sangat jelas, bahkan dari contoh pengalaman orang-orang Yahudi tersebut sekarang kita pahami bahwa TEMPAT dan WAKTU bukan hanya untuk diketahui melainkan DIHARUSKAN atau DIWAJIBKAN mengetahui sebelum waktunya agar kita didapati sebagai umat yang BERHATI-HATI, BERJAGA ATAU SIAP SEDIA.
Berkaitan dengan kata-kata DIWAJIBKAN, Ny. Ellen G. White mengatakan:
“………. Tak seorangpun yang mengetahui hari atau jamnya, adalah argumentasi yang paling sering dikemukakan oleh para penolak iman kedatangan kedua kali itu. Alkitab mencatat, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat yang di Surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” ( Matius 24:36). Keterangan yang jelas dan harmonis serta selaras mengenai ayat ini telah diberikan oleh mereka yang mencari Tuhan, dan penggunaan yang salah dari ayat ini oleh penentang-penentang telah dinyatakan dengan jelas. Firman itu diucapkan oleh Kristus dalam suatu percakapan yang tak terlupakan dengan murid-muridNya di Bukit Zaitun setelah untuk terakhir kalinya Ia meninggalkan Bait Suci. Murid-murid itu bertanya, “Apakah tanda kedatangan Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24:3). Yesus memberikan tanda-tanda kepada mereka dan berkata, “Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.“ (Matius 24:33). Suatu ucapan Juruselamat tidak akan dibuat untuk merusakkan ucapan-Nya yang lain. Walaupun tak seorang pun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan-Nya, kita diberi petunjuk (instructed) dan diwajibkan (dalam terjemahan Alfa dan Omega diterjemahkan menjadi “kita diajar dan diharuskan”) untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu datang. Dan perumpamaan dalam pasal yang sama mempertentangkan hamba yang setia dengan yang tidak setia, dan memberikan kebinasaan kepada mereka yang berkata dalam hatinya, “Tuanku tidak datang-datang,“ (Matius 24:49) dan Kristus menghargai dan memberi upah kepada mereka yang didapatiNya berjaga dan mengajarkan kedatangan Nya, dan mereka yang menyangkalnya.“ Karena itu berjaga-jagalah,” (Matius 24:42), kataNya. “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.“ (Matius 24:46). Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri, dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” (Wahyu 3:3). ——— Kemenangan Akhir, Sub judul 20 Kebangunan Keagamaan yang besar hal 388, 339.
Kembali dari penjelasan Ny. Ellen G. White, semakin terang benderang masalah HANYA BAPA SAJA YANG TAHU. Dalam tulisan di atas terlihat bahwa sebagaimana di zaman William Miller, melalui penjelasan di atas kita dapat melihat dipihak siapakah Tuhan berada? Adakah di pihak PENGOLOK-OLOK yang menentang Time Setting?
Kedudukan Matius 24:36 tidak dimaksudkan untuk merusak ucapan Yesus lainnya, artinya penjelasan-penjelasan seperti peringatan akan dapat terulangnya di akhir zaman pengalaman para pemimpin sidang Yahudi yang lalu, suatu peristiwa contoh menemui contoh saingan tersebut tidaklah menjadi gugur oleh karena pemahaman sempit dan PENGGUNAAN YANG SALAH dari Matius 24:36. Dikatakan PETUNJUK telah diberikan, artinya kerendahan hati kitalah yang dapat membuat masing-masing kita pada akhirnya dapat mengetahui TEMPAT dan WAKTU tersebut, dengan dikatakan DIWAJIBKAN dan disamakannya nasib kita dengan orang-orang di zaman nabi Nuh yang lalu, terlihat jelas pengetahuan akan hal TEMPAT dan WAKTU sangatlah menentukan keselamatan kita dari antara orang-orang di dalam sidangNya yang terakhir.
Dalam menjelaskan peristiwa yang penting tersebut, Ny. Ellen G. White menggunakan ayat-ayat yang telah kita kumpulkan terkait kedatanganNya yang seperti pencuri di atas, dengan demikian menjadi sangat jelas bahwa KEDATANGANNYA YANG TIDAK DIDUGA-DUGA ATAU SEPERTI PENCURI tersebut hanya akan dirasakan atau dialami oleh mereka yang menyia-nyiakan dan melalaikan kesempatan menerima terang sorga, bukan bagi semua orang, baik orang-orang kegelapan maupun anak-anak terang atau siang sebagaimana yang hampir semua orang Kristen termasuk gereja Advent telah pahami.
******
163 total, 1 views today