MENCARI JAWABAN PERTENTANGAN DAN LARANGAN USAHA MENGETAHUI WAKTU KEDATANGANNYA
Sepeninggal Yesus ke sorga setelah bersama-sama dengan murid-muridNya selama 40 hari, rasul-rasul bekerja melaksanakan tugas sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka dalam Matius 28:19 yang berisikan tugas mengabar ke semua bangsa dan jadikanlah mereka murid Yesus. Dari pelaksanaan perintah inilah kita sekarang orang-orang yang bukan Yahudi badani dapat pula berbahagia memperoleh janji-janji Yesus yang telah banyak disampaikan oleh para rasul-rasul tersebut, salah satu penghiburan yang paling indah disampaikan dan dirindukan oleh semua orang yang mengaku pengikut Kristus adalah janji kedatanganNya yang kedua kali.
Ayat penghiburan yang paling sering kita dengar dari mimbar-mimbar gereja Kristen dan juga dalam acara-acara penguburan saudara-saudara kita adalah 1 Tesalonika 4:16-18, dan khususnya bagi kita yang masih hidup ayat 17 yang paling indah karena dikatakan Yesus akan datang di awan-awan dan kita akan menyongsongNya di angkasa.
Janji kedatanganNya tidak pernah terlewatkan pada setiap hotbah-hotbah dalam acara-acara kebangunan rohani dan tertanam mendalam menjadi pengharapan semua orang-orang Kristen tidak terkecuali gereja Advent, namun demikian generasi bergenerasi telah berganti dan berlalu dari sejak Yesus kembali ke sorga, mengenai waktu kedatanganNya tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, kata-kata tersebut yang menjadi dasar pegangan orang-orang dari zaman Yesus yang lalu hingga kepada hari ini tertulis dalam :
Matius 24:36:
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”
Atas dasar pemahaman ayat inilah orang-orang berpegang dan meyakini bahwa mengenai kapan kedatanganNya tidak diperbolehkan siapapun untuk mengetahuinya dan berusaha mencari tahu waktunya karena hal tersebut adalah wewenang Bapa sendiri.
Seiring berjalannya waktu, sesuai dengan kata-kata malaikat Jibrail kepada nabi Daniel bahwa yang ia tulis adalah merupakan rahasia atau nubuatan dan kesemuanya akan tertutup dan tersegel hingga dibukakan pengertiannya di akhir zaman, dan sebagaimana yang kita orang Advent ketahui pembukaan pertama tulisan Daniel tersebut dimulai oleh William Miller yang mengungkapkan nubuatan Daniel 8:14 tentang 2300 petang dan pagi. Sesuai hasil perhitungannya yang ia memulai menghitung dari pembangunan kaabah Yerusalem dalam tahun 456 SM dan berakhir dalam tahun 1844, penetapan waktu yang dilakukan William Miller ini selain menunjukkan telah tibanya kita di dalam periode akhir zaman, juga langsung menguji diantara umatNya, sehingga menimbulkan pro dan kontra yang sangat keras diantara orang-orang yang mengaku iman Kristen, alasan bagi mereka yang menentang dan menolak penetapan waktu tersebut didasari oleh pemahaman dari kata-kata Matius 24:36 yang diatas telah kita bicarakan. Kita dapat pahami, bagaimana timbulnya tantangan yang keras sekali pada waktu itu karena usaha William Miller membuka pengertian 2300 petang berkaitan dengan WAKTU yang tentunya berbenturan dengan kata-kata dalam kitab Matius, bahkan walaupun gereja Advent muncul juga bagian dari hasil perhitungan tersebut, namun orang-orang Advent kebanyakan sampai hari ini pun tetap menentang perbuatan perhitungan yang sejenis. Ujian kemuridan yang pertama di akhir zaman tersebut langsung dihadapkan kepada orang-orang Kristen pada waktu itu dan langsung memilah diantara umatNya, yaitu apakah mau berada dalam pendirian para pengolok-olok yang anti terhadap penetapan waktu atau menerima terang baru ramalan tentang WAKTU KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI tersebut. Tantangan bagi umat Kristen pada waktu itu benar-benar sulit, karena kedua pihak baik mereka yang anti terhadap penetapan waktu dan yang mendukungnya kedua-duanya memiliki dasar firman kebenaran yang sama dari tulisan nabi-nabi Allah di masa lalu.
Marilah kita membaca dari tulisan Ny. Ellen G. White mengenai hal tersebut:
Pelajaran dari pengalaman William Miller
Tulisan-Tulisan Permulaan:
1. Sub judul “Kekecewaan dan Akibatnya” (hal 23):
“Yesus tidak datang ke dunia sebagaimana yang diharapkan dan ditunggu-tunggu oleh serombongan orang dengan gembira, untuk memulihkan bait suci dengan menyucikan bumi oleh api. Saya melihat bahwa mereka tidak salah dalam menghitung masa nubuatan; masa nubuatan yang berakhir pada tahun 1844, dan Yesus memasuki tempat yang maha suci pada zaman akhir. Kesalahan mereka terjadi karena tidak mengerti apa itu bait suci dan sifat pemulihannya” – hal 243 (buku Great Controversy).
2. Sub judul “William Miller” (hal 397):
Allah mengutus malaikatNya untuk bekerja dalam hati seorang petani yang belum percaya akan Alkitab, untuk memimpin dia menyelidiki nubuatan. Malaikat-malaikat Allah berulang-ulang mengunjungi orang yang terpilih itu, untuk menuntun pikirannya dan membuka pengertiannya pada nubuatan-nubuatan yang selama ini masih gelap bagi umat Allah. Pemulaian rantai kebenaran diberikan padanya, dan ia telah dituntun untuk menyelidiki mata rantai demi mata rantai, sampai melihat dengan keheranan dan kekaguman akan Firman Allah.
Kemenangan Akhir hal. 368.2:
Dalam menerangkan Daniel 8:14, “Sampai lewat 2300 petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar,” Miller, sebagaimana sudah disebutkan, menerima pandangan umum yang lazim bahwa dunia ini adalah tempat kudus itu dan ia percaya bahwa pemulihan tempat kudus menggambarkan pembersihan dunia ini dengan api pada ke-datangan Tuhan. Itulah sebabnya bilamana ia menemukan akhir dari 2300 hari itu pasti dinubuatkan atau diberitahukan, ia menyimpulkan bahwa ini menyatakan kedatangan Kristus kedua kali. Kesalahannya adalah sebagai akibat dari penerimaannya pada pandangan populer atau pandangan umum, mengenai tempat kudus itu.
Dari kutipan di atas kita dapat lihat bahwa ternyata praktek penetapan waktu yang dilakukan William Miller adalah sesuai rencana Allah dan merupakan hasil bimbinganNya, ia tidak dipersalahkan dengan kata-kata Matius 24:36, kesalahannya bukanlah dalam perhitungannya, melainkan penyimpulan mengenai apa yang dimaksud dengan “tempat kudus”.
Terlihat dari kasus penetapan waktu dari William Miller, kita saksikan Tuhan sengaja menjadikan pengetahuan tentang waktu tanggal 22 Oktober 1844 tersebut sebagai ujian kemuridan orang-orang saat itu, pemahaman tentang Matius 24:36 menjadi sandungan banyak orang pada saat itu, dan hal terpenting kita saksikan bahwa Tuhan tidak berada dengan mereka yang anti terhadap penetapan waktu.
Sungguh hal ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, apakah Matius 24:36 tidak lagi berlaku? Atau bagaimana penempatan pemahamannya? Hal ini menjadi objek pelajaran yang perlu kita dalami, karena kita sekarangpun tidak akan terbebas dari menghadapi ujian-ujian kemuridan yang sama, terlebih lagi kita hidup di saat yang lebih mendekati saat kedatanganNya yang kedua kali.
Dewasa ini, kembali sebagian dari orang-orang Advent yang mengaku berpegang kebenaran makanan pada waktunya dengan berpegang kepada petunjuk-petunjuk Roh Nubuatan terutama setelah adanya tambahan kebenaran dari malaikat Wahyu 18:1 sekali lagi melakukan perhitungan atau penetapan waktu dan kembali lagi dalam hal demikian umat-umatnya, khususnya dari orang-orang sidang Laodekia dihadapkan kepada ujian kemuridan sebagaimana di masa William Miller yang lalu dan sebagaimana di masa yang lalu, kinipun terdapat juga orang-orang yang menentang atau menolak dengan keras baik yang terorganisir maupun secara perorangan. Dasar penolakan mereka ini sama seperti yang di masa lalu yaitu berpegang kepada kata-kata Matius 24:36.
Untuk maksud tersebut marilah kita menelusuri secara mendalam duduk persoalan tentang larangan mengetahui waktu kedatanganNya tersebut, agar kita tidak kembali berada dalam posisi orang-orang di zaman William Miller yang berdiri dalam kelompok-kelompok yang tidak di pihak Roh Allah berada.
Untuk memulainya kita perlu pertama-tama memahami mengapa William Miller tidak dipersalahkan, adakah William Miller menetapkan waktu kedatanganNya yang kedua kali sebagaimana yang dimaksud dalam Matius 24:36? Ataukah ia menetapkan waktu untuk kedatanganNya yang lainnya?
Kemenangan akhir :
Namun Allah mencapai maksud kemurahan hati-Nya dalam mengizinkan amaran Penghakiman diberikan sebagaimana adanya. Hari yang besar itu sudah dekat, dan dalam pimpinan-Nya orang-orang dibawa kepada ujian waktu yang tentu untuk menyatakan kepada mereka apa yang ada dalam hati mereka. Pekabaran itu dibuat untuk menguji dan memurnikan jemaat itu. Mereka dituntun untuk melihat apakah kasih sayang mereka ditujukan kepada dunia ini atau kepada Kristus dan Surga. Mereka mengaku mengasihi Juruselamat. Sekarang mereka harus membuktikan kasih mereka. Apakah mereka sudah bersedia meninggalkan harapan-harapan dan ambisi-ambisi duniawi, dan menyambut sukacita kedatangan Tuhan mereka? Pekabaran itu dirancang untuk menyanggupkan mereka untuk menilai keadaan kerohanian mereka yang sebenarnya. Pekabaran itu diberikan untuk membangunkan mereka untuk mencari Tuhan dengan pertobatan dan merendahkan diri. ———– KA 369.2
Ujian ini akan menyatakan kekuatan mereka yang dengan iman yang sungguh-sungguh telah menuruti apa yang mereka percayai adalah pengajaran Firman dan Roh Allah. Ujian itu akan mengajarkan kepada mereka bahayanya menerima teori-teori dan penafsiran manusia, gantinya membuat Alkitab itu sebagai penafsirnya sendiri. Bagi orang beriman, kebingungan dan kesusahan yang diakibatkan oleh kesalahan akan melakukan perbaikan yang diperlukan. Mereka akan dituntun kepada pelajaran yang lebih mendalam dan teliti mengenai kata-kata nubuatan.Mereka akan diajar untuk memeriksa lebih cermat dasar kepercayaan mereka, dan menolak segala sesuatu yang tidak terdapat di dalam Alkitab kebenaran, betapapun meluasnya diterima oleh dunia Kristen. ——— KA 370.2
Dari kata-kata di atas kita lihat orang-orang di zaman William Miller dihadapkan kepada ujian pilihan, yaitu apakah ketika terdapat tawaran penetapan waktu dari William Miller mereka tetap mempercayai pemahaman yang telah sangat meluas dipegang oleh dunia Kristen yaitu HANYA BAPA SENDIRI YANG MENGETAHUI WAKTUNYA, sebagaimana dijelaskan diatas mereka dituntut menjawab pertanyaan“APAKAH MEREKA SUDAH BERSEDIA MENINGGALKAN HARAPAN-HARAPAN DAN AMBISI-AMBISI DUNIAWI, DAN MENYAMBUT SUKACITA KEDATANGAN TUHAN MEREKA?” Ataukah rela bersedia menerima tawaran perkembangan kebenaran William Miller walaupun tampak bertentangan dengan pemahaman yang telah sebelumnya dipegang orang banyak, jawaban atas pertanyaan yang sulit ini akan membuktikan kecenderungan posisi kasih mereka kepada siapa ditujukan.
Oleh karena keadaan demikian terulang kembali di zaman kita sekarang, maka pertanyaan yang samapun patut kita secara jujur menjawabnya, lalu segera beranjak dan menetapkan tempat kita berdiri.
Walaupun William Miller mengira waktu yang ia telah simpulkan adalah untuk kedatangan Yesus kedua kali ke bumi, namun sebenarnya penetapan waktu yang dilakukan oleh William Miller adalah waktu dimulainya sidang pengadilan di dalam Sorga, yaitu perpindahanNya dari bilik yang kudus yaitu tempat Ia bertugas dari sejak sekembalinya ke sorga ke tempat bilik yang maha kudus, sebagaimana kata-kata berikut:
Kemenangan Akhir hal. 444, sub judul 24 Dibilik tempat yang maha suci:
Baik nubuatan Daniel 8:14, “Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar,” maupun pekabaran malaikat yang pertama, “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakimanNya,” keduanya menunjuk kepada pelayanan Kristus di bilik yang maha kudus, kepada penghakiman pemeriksaan dan bukan kepada kedatangan Kristus untuk menebus umatNya dan kebinasaan orang jahat. Kesalahan bukan pada perhitungan masa-masa nubuatan, tetapi pada peristiwa yang terjadi pada akhir masa 2300 hari itu. Walaupun oleh karena kesalahan ini orang-orang percaya telah menderita kekecewaan, namun semua yang diramalkan oleh nubuatan, dan semua yang dijamin di dalamnya dengan dukungan Alkitab telah terlaksana.—— KA 444.1
Dari kutipan di atas kita sekarang dapat memahami duduk persoalan penetapan waktu dari William Miller, sekaligus menjawab pertanyaan kita di atas, yaitu William Miller tidak menyalahi kata-kata Matius 24:36 dan 1 Tesalonika 4:17, pada dasarnya ia ditunjuk untuk mengungkapkan nubuatan Daniel yang telah lama tersegel adalah dimaksudkan sebatas hanya kepada penetapan waktu bagi permulaan saat penghakimanNya di bilik yang maha kudus, bukan untuk pengertian akan peristiwa apa yang akan jadi dari hujung akhir perhitungan 2300 petang dan pagi tersebut, terlebih lagi kepada kedatanganNya yang kedua kali dalam rangka menebus umatNya. Maksud kedatanganNya untuk penghakiman atau pengadilan inilah yang tidak dipahami oleh William Miller dan orang-orang banyak pada umumnya, penyimpulannya kepada kedatangan Yesus yang kedua kali didasarkan oleh pengertian umum yang terbatas yang ia miliki dan adanya kekecewaan-kekecewaan orang banyak tidak mempengaruhi pelaksanaan duduknya sidang pengadilan di dalam sorga. Kita katakan penyimpulan William Miller dipengaruhi oleh pengertian yang terbatas, diketahui dari kutipan berikut:
Tongkat Gembala jilid 2 sub judul Mengapa William Miller keliru:
Demikianlah pekabaran dari William Miller adalah kegenapan dari nubuatan Enoch — juga merupakan suatu duplikatnya. Jika ini benar, maka harus terdapat suatu perbandingan yang tepat antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana Enoch tidak sepenuhnya mengerti caranya “kedatangan Tuhan” itu, dan Yahya Pembaptis tidak sepenuhnya mengerti akan sifat dari Kerajaan itu yang akan didirikan, maka demikian itu pula Miller telah salah menginterprestasikan “penyucian kaabah kesucian”, sehingga telah memberitakan kedatangan Tuhan ke bumi gantinya kedatangan Tuhan ke tempat Yang Maha Suci di sorga. Jika ada sebagian orang menuduh Miller sebagai seorang nabi palsu, mereka sama saja dapat menuduh Enoch dan Yahya sedemikian. Kebutaan dan penyimpulan-penyimpulan yang tergesa-gesa sedemikian ini adalah suatu usaha untuk menghancurkan seluruh Aikitab.
…………. Pekabaran-pekabaran dari Enoch dan Miller adalah sama dengan pelopor dari kedatangan Kristus yang pertama. Pekabaran Yahya adalah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan, dan bukan untuk menjelaskan keadaan dari kerajaan-Nya itu. Demikian pula halnya dengan Miller dan Enoch. —–
Jadi secara sederhana dapat kita pahami bahwa porsi pengetahuan William Miller bila kita kaitkan penjelasan diatas dengan kata-kata Ny. Ellen G. White dalam Tulisan-Tulisan Permulaan sub judul William Miller yang menjelaskan bahwa malaikat ditugaskan mengunjunginya untuk menuntun pengertiannya dalam menghitung ujung dari 2300 petang dan pagi, maka jelas William Miller bertugas hanya untuk PENETAPAN WAKTU yang ditabukan orang-orang banyak, sementara penyimpulan peristiwa yang akan terjadi adalah sama sebagaimana penyimpulan yang didasarkan oleh pengertian umum yang terbatas yang dimiliki oleh Enoch dan Yahya pembabtis di zamannya masing-masing.
Namun demikian peristiwa William Miller yang pahit dan menentukan bagi umat mula-mula gereja Advent ini tidak menjadi pembelajaran bagi banyak orang di dalam sidang Laodekia, bahkan termasuk orang-orang yang sekarang mengaku pemegang pekabaran makanan pada waktunya atau pekabaran malaikat Wahyu 18:1, hingga kini permasalahan pemahaman tentang HANYA BAPA SENDIRI YANG MENGETAHUI dari Matius 24:36 masih menjadi pegangan para pemimpin dan anggota-anggota sidang Laodekia dan mereka yang mengaku pemegang pekabaran makanan pada waktunya, bahkan makin keras menentang usaha-usaha penetapan waktu.
Untuk menelaah dan mengevaluasi lebih jauh tentang pertentangan pemahaman umat-umat sidang Laodekia atas ayat Matius 24:36 bagi kita yang hidup di penghujung akhir zaman, kita perlu membaca, membanding-bandingkan dan merenungkan petunjuk-petunjuk Ny. Ellen G. White berikut :
Tulisan-tulisan Ny. Ellen G. White yang tampak saling bertentangan tentang kedatanganNya yang kedua kali
a. WAKTU kedatanganNya hanya Allah sendiri yang mengetahui dan semua akan mengetahui setelah diumumkan dengan suara Allah dari surga
Maranatha 6 Oktober hal 287 (hal yang sama juga ditulis dalam Great Controversy p. 640)
Hari dan Jam Kedatangan Kristus Diumumkan:
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Matius 24:36.
Suara Allah terdengar dari surga, menyatakan hari dan jam kedatangan Yesus, dan mengantarkan perjanjian yang abadi kepada umatNya. Bagaikan gema suara guntur yang sangat dahsyat perkataan-Nya itu terdengar meliputi bumi. 287.1
Dia mengucapkan satu kalimat, dan kemudian beristirahat, sementara perkataan itu meliputi bumi. Israel milik Allah berdiri dengan mata terpana, mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Jehova dan memenuhi bumi bagaikan suara guntur yang amat dahsyat. Sungguh hening waktu itu. Pada akhir dari setiap kalimat orang-orang kudus itu berseru, “Kemuliaan! Haleluya!” 287.2
Orang-orang kudus yang hidup itu, 144.000 jumlahnya, mengenal dan mengetahui suara itu, sementara orang-orang jahat menyangka itu adalah petir dan sebuah gempa bumi. 287.3
Israel milik Allah berdiri mendengarkan, dengan mata mereka menatap ke atas. Wajah-wajah mereka disinari kemuliaan-Nya, dan bersinar seperti wajah Musa tatkala dia turun dari Sinai. Orang-orang jahat tak bisa menatap mereka. Dan ketika berkat dinyatakan bagi mereka yang telah menghormati Allah dengan memelihara hari Sabat-Nya suci, maka terdengar sebuah seruan keras akan kemenangan. 287.4
Maka dimulailah tahun Yobel, bilamana bumi harus beristirahat. 287.5
Sebuah terang yang mulia bersinar atas mereka [orang-orang kudus itu]. Betapa indahnya mereka terlihat saat itu. Semua tanda perawatan dan keletihan telah lenyap, dan kesehatan serta keindahan terlihat di setiap wajah. Musuh-musuh mereka, orang-orang kapir di sekeliling mereka, merasa seperti orang-orang yang mati; mereka tidak dapat tahan melihat cahaya yang bersinar atas umat yang dibebaskan itu, orang-orang kudus. Terang dan kemuliaan menetap atas mereka sampai Yesus terlihat di awan-awan di langit. 287.6
Dan aku tampak sebuah awan yang bernyala muncul di mana Yesus berdiri. Kemudian Yesus……mengambil tempat-Nya pada awan itu yang membawa-Nya ke sebelah Timur, di mana muncul pertama kalinya kepada orang-orang kudus di bumi — sebuah awan hitam yang kecil yang merupakan pertanda Anak Manusia itu. Sementara awan itu berjalan dari Tempat Mahasuci ke sebelah Timur, yang memakan waktu beberapa hari, maka kaabah Setan menyembah di kaki orang-orang kudus itu. 287.7
b. WAKTU kedatanganNya akan terlebih dahulu dibukakan kepada umat-umatNya, ujian kesetiaan kepada umatNya contoh dari kedatanganNya yang pertama di Betlehem akan kembali dilakukan
Kemenangan Akhir hal. 327, 328 (disampaikan juga dalam buku Maranatha 2 Januari – Pelajaran di Betlehem):
Sub judul 17 Berita kedatangan Kristus:
Pada waktu kedatangan Kristus yang pertama, imam-imam dan ahli-ahli taurat kota suci, kepada siapa firman Allah dipercayakan, seharusnya memahami tanda-tanda zaman, dan memberitakan kedatangan Dia yang dijanjikan itu. Nubuatan Mikha menunjukkan tempat kelahiranNya (Mikha 5:2). Daniel memperinci waktu kedatanganNya (Daniel 9:25). Allah memberikan nubuatan-nubuatan ini kepada para pemimpin Yahudi; tidak ada maaf bagi mereka jika mereka tidak mengetahuinya dan menyatakan kepada orang-orang bahwa kedatangan Mesias sudah dekat. Kebodohan mereka adalah akibat dari dosa kelalaian mereka.
….
Dengan perhatian yang mendalam dan sungguh-sungguh seharusnya tua-tua Israel sudah mempelajari tempat, waktu dan keadaan peristiwa paling besar dalam sejarah dunia kedatangan Anak Allah untuk menyelesaian penebusan manusia. Seharusnya semua orang sudah berjaga dan menunggu agar mereka boleh termasuk di antara yang pertama menyambut Penebus dunia itu.
…..
Seorang malaikat mengunjungi dunia ini melihat siapa-siapa yang bersedia menyambut Yesus. Tetapi ia tidak melihat adanya tanda-tanda kesediaan. Ia tidak mendengar suara puji-pujian dan kemenangan, bahwa waktu kedatangan Mesias sudah dekat. Malaikat itu melayang-layang sebentar di atas kota terpilih dan di atas Bait Suci di mana hadirat Ilahi dinyatakan berabad-abad lamanya. Tetapi disinipun yang terdapat hanya keadaan acuh tak acuh yang sama. Para Imam, dalam kebesaran dan kebanggaannya, mempersembahkan persembahan-persembahan yang telah cemar di Bait Suci itu. Orang-orang Parisi dengan suara nyaring berbicara kepada orang banyak, atau mengucapkan doa-doa kesombongan di sudut-sudut jalan. Di istana raja-raja, di perkumpulan-perkumpulan para ahli filsafat, di sekolah-sekolah para rabi, semuanya sama-sama tidak memperhatikan fakta ajaib yang telah memenuhi seluruh surga dengan sukacita dan pujian — bahwa Penebus manusia sudah hampir datang ke dunia.
Tidak ada tanda-tanda bahwa Kristus sedang ditunggu-tunggu, dan tidak ada persediaan menyambut Raja kehidupan itu. Dalam keheranan, utusan Surgawi itu sudah hampir kembali ke surga dengan satu berita yang memalukan, pada waktu ia menemukan sekelompok gembala yang menjaga ternak mereka pada waktu malam. Dan pada waktu mereka memandang ke langit yang penuh bintang, mereka merenungkan nubuatan mengenai seorang Mesias yang datang ke dunia, dan merindukan kedatangan penebus dunia itu. Kelompok gembala inilah yang bersedia menerima pekabaran Surga. Dan tiba-tiba malaikat Tuhan tampak menyatakan berita baik, berita kesukaan besar. Kemuliaan surga memenuhi seluruh padang itu; malaikat tampak tak terhitung banyaknya. Seolah-olah berita kesukaan itu terlalu besar untuk dibawa oleh seorang saja utusan dari surga: Sejumlah besar suara memperdengarkan nyanyian, yang suatu hari kelak seluruh bangsa akan menyanyikannya, “Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya” (Lukas 2:14).
Oh, betapa cerita Betlehem yang luar biasa ini menjadi suatu pelajaran! Bagaimana cerita itu menegur ketidakpercayaan kita, kesombongan kita dan kepuasan diri sendiri. Bagaimanakah cerita itu mengamarkan kita supaya berjaga-jaga, agar jangan oleh kelalaian kita, kita juga gagal memperhatikan tanda-tanda zaman, sehingga tidak mengetahui hari pehukuman kita.
Bukan hanya di bukit-bukit Yudea, bukan hanya di antara para gembala yang sederhana, malaikat menemukan orang-orang yang memperhatikan dan menantikan kedatangan Mesias. Di negeri orang kafir juga ada yang merindukanNya. Mereka adalah orang-orang bijaksana, orang-orang yang kaya, bangsawan dan ahli-ahli filsafat dari Timur. Sebagai pengamat alam, orang-orang Majus ini telah melihat Allah dalam ciptaanNya. Dari Alkitab Ibrani mereka telah mempelajari Bintang yang akan terbit di Yakub, dan dengan kerinduan mereka menunggu kedatanganNya, yang bukan saja menjadi “Penghiburan bagi Israel,” tetapi juga “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain,” dan yang membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Lukas 2:25, 32; Kisah 13:47). Mereka adalah pencari terang, dan terang dari takhta Allah menerangi jalan mereka. Sementara imam-imam dan rabi-rabi di Yerusalem, yang menjadi pelindung dan penyebar kebenaran, telah diselubungi oleh kegelapan. Bintang yang dikirim surga menuntun orang-orang Majus, yang kafir ini, ke tempat Raja yang baru lahir itu.
Adalah “kepada mereka yang menantikan Dia” Kristus akan “menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan”. (Ibrani 9:28). Seperti berita kelahiran Juruselamat, pekabaran kedatangan kedua kali tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama. Mereka telah gagal untuk memelihara hubungan mereka dengan Allah, dan telah menolak terang dari Surga. Oleh sebab itu mereka tidak tergolong kepada apa yang diterangkan oleh Rasul Paulus, “Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5:4,5).
Penjaga-penjaga tembok kota Sion seharusnya adalah orang pertama yang menangkap berita kedatangan Juruselamat, orang pertama yang mengumumkan kedatanganNya yang sudah dekat, orang pertama yang mengamarkan orang-orang supaya bersedia kepada kedatanganNya. Tetapi mereka tenang-tenang saja, memimpikan perdamaian dan keamanan, sementara orang-orang tertidur di dalam dosa-dosa mereka.Yesus melihat gerejaNya bagaikan pohon ara yang tidak berbuah, ditutupi oleh daun-daun kesombongan, tetapi tidak menghasilkan buah-buah yang berharga. Ada kesombongan pemeliharaan formalitas agama, sementara roh kerendahan hati yang benar, pertobatan dan iman—yang satu-satunya bisa memberikan pelayanan yang berkenan kepada Allah — sangat kurang. Sebagai ganti kasih karunia Roh, mereka menunjukkan keangkuhan. Formalisme, kesombongan, mementingkan diri sendiri dan penindasan. Gereja yang murtad menutup matanya kepada tanda-tanda zaman. Allah tidak melupakan mereka, atau menahankan kasih setiaNya. Tetapi mereka meninggalkanNya dan memisahkan diri dari kasihNya. Pada waktu mereka menolak menuruti syarat-syarat, maka janji-janji Nya tidak akan digenapi kepada mereka.
Demikianlah akibatnya kalau lalai menghargai dan menggunakan terang dan kesempatan yang diberikan Allah. Kecuali jemaat mengikuti pimpinanNya dan menerima setiap sinar terang dan melakukan setiap tugas yang dapat dinyatakan, maka agama akan pasti merosot menjadi perbaktian formalitas, dan roh kesalehan yang vital akan lenyap. Kebenaran ini telah berulang kali digambarkan di dalam sejarah gereja. Allah menuntut pekerjaan-pekerjaan iman dari umat-umatNya, dan penurutan yang sejajar dengan berkat-berkat dan kesempatan-kesempatan yang diberikan. Penurutan memerlukan pengorbanan dan salib. Dan inilah sebabnya mengapa banyak orang yang mengaku pengikut Kristus menolak menerima terang dari surga dan seperti orang-orang Yahudi zaman dahulu, tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat mereka (Lukas 19:44). Oleh karena kesombongan dan tidakpercayaan, Tuhan melewatkan mereka dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur.
Kerinduan segala zaman pasal 4:
Malaikat-malaikat bertanya-tanya dalam hati mengenai rencana penebusan yang mulia itu. Mereka menanti-nantikan untuk mengetahui bagaimana umat Allah akan menyambut Putra-Nya, yang berpakaikan jubah kemanusiaan. Malaikat-malaikat datang ke negeri umat pilihan itu. Bangsa-bangsa lain sedang menganut kepercayaan yang bukan-bukan dan menyembah berhala. Ke negeri tempat kemuliaan Allah telah dinyatakan, dan terang nubuatan telah bersinar, malaikat-malaikat datang. Mereka datang tanpa dilihat oleh Yerusalem, oleh para penafsir Alkitab yang telah ditentukan dan para pekerja dalam rumah Allah. Kepada imam Zakharia, sementara ia melayani di depan mezbah, dekatnya kedatangan Kristus telah diberitahukan. Sang pelopor sudah lahir, pekerjaannya diperkuat oleh mukjizat dan nubuatan. Berita tentang kelahirannya dan arti tugasnya yang indah itu telah tersiar ke mana-mana. Namun Yerusalem tidaklah bersedia untuk menyambut Penebusnya. —– KSZ1 35.2
Dengan sangat heran utusan-utusan semawi itu melihat sikap masa bodoh bangsa yang telah dipanggil Allah itu untuk menyampaikan terang kebenaran suci ke dunia ini. Bangsa Yahudi telah dipelihara sebagai suatu saksi bahwa Kristus harus lahir dari keturunan Abraham dan Daud; namun mereka tidak tahu bahwa kedatangan-Nya kini sudah dekat. Di dalam Bait Suci, korban-korban pagi dan petang setiap hari menunjuk kepada Anak Domba Allah; namun bahkan di sini pun tiada persiapan untuk menyambut Dia. Imam-imam dan guru-guru bangsa itu tidak tahu bahwa peristiwa terbesar segala zaman sudah hampir terjadi. Mereka senantiasa mengulangi doa mereka yang tidak mengandung arti, serta menyelenggarakan segala acara perbaktian agar dilihat orang akan tetapi dalam perjuangan mereka memburu kekayaan dan kemuliaan duniawi, mereka tidak bersedia untuk penyataan Mesias. Sikap masa bodoh serupa itu sudah merajalela di seluruh negeri Israel. Hati yang mementingkan diri, dan yang dipenuhi dengan keinginan duniawi, tidak dapat lagi digetarkan oleh sukacita yang mengharukan segenap surga. Hanya sedikit orang yang rindu hendak melihat Yang Tidak Kelihatan itu. Kepada mereka inilah duta surga diutus. —– KSZ1 36.1
Di padang-padang rumput tempat Daud menggembalakan kawanan dombanya dahulu, gembala-gembala masih tetap berjaga pada malam itu. Sepanjang saat-saat hening itu mereka bersama-sama mempercakapkan hal Juruselamat yang dijanjikan itu, serta mendoakan kedatangan Raja itu ke takhta Daud. “Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” —– KSZ1 37.3
Terang Allah selamanya bersinar di tengah kegelapan kekafiran. Sementara orang Majus ini mempelajari angkasa yang penuh bintang itu, dan berusaha menduga rahasia yang tersembunyi pada jalan-jalannya yang gemerlapan itu, nampaklah oleh mereka kemuliaan Khalik. Dalam usaha mencari pengetahuan yang lebih terang, mereka berpaling kepada Alkitab Ibrani. Di negeri mereka sendiri ada tulisan-tulisan nubuat yang meramalkan kedatangan seorang guru Ilahi. Bileam termasuk golongan para ahli nujum, sungguhpun ia pernah menjadi nabi Allah; oleh Roh Kudus ia telah meramalkan kemakmuran Israel dan kedatangan Mesias; dan nubuatan-nubuatannya itu telah disampaikan oleh tradisi dari abad ke abad. Tetapi dalam Perjanjian Lama kedatangan Juruselamat dinyatakan lebih jelas. Orang Majus itu mempelajari dengan kesukaan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, dan seluruh dunia harus dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan. —– KSZ1 49.3
Orang Majus itu telah melihat sebuah cahaya ajaib di angkasa pada malam ketika kemuliaan Allah meliputi bukit-bukit Betlehem. Ketika cahaya tersebut berangsur-angsur pudar timbullah sebuah bintang yang gemerlapan, dan berpindah perlahan-lahan di angkasa. Itu bukannya se-buah bintang biasa ataupun sebuah planet, dan pemandangan itu membangkitkan perhatian yang amat sangat. Bintang itu adalah sepasukan malaikat yang bercahaya-cahaya jauh di angkasa, akan tetapi tentang ini tiada diketahui apa-apa oleh orang Majus itu. Namun mereka mendapat kesan bahwa bintang tersebut mengandung arti yang istimewa bagi mereka. Mereka pergi bertanya kepada imam-imam dan ahli-ahli filsafat, serta menyelidiki gulungan catatan purbakala. Nubuatan Bileam telah menandaskan, ‘’Bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel.” Bilangan 24:17. Mungkinkah bintang yang aneh ini dikirim mendahului kedatangan Yang Dijanjikan itu? Orang Majus itu telah menyambut baik terang kebenaran yang dikirim dari surga; kini terang itu dicurahkan atas mereka dengan cahaya yang lebih gemilang. Dengan perantaraan mimpi mereka disuruh mencari Raja yang baru lahir itu. ——– KSZ1 50.1
Sebagaimana dengan iman Abraham keluar atas panggilan Allah, ‘’dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju;” sebagaimana dengan iman bani Israel mengikuti tiang awan ke tanah perjanjian, demikianlah orang-orang kafir ini berangkat untuk mencari Juruselamat yang telah dijanjikan itu. Negeri-negeri sebelah timur sangat kaya dengan benda-benda yang berharga; sebab itu orang Majus itu bukannya pergi dengan tangan hampa. Sudah menjadi kebiasaan di sana untuk mempersembahkan pemberian sebagai pernyataan hormat kepada raja-raja atau orang-orang yang berkedudukan tinggi lainnya, maka pemberian yang paling mahal yang dapat diberikan negeri itu pun dibawa sebagai persembahan kepada-Nya yang oleh-Nya segala keluarga di bumi ini akan berbahagia. Adalah perlu berjalan pada malam supaya selalu dapat melihat bintang itu; akan tetapi orang Majus itu menghabiskan waktu dengan mengulang-ulangi ucapan-ucapan tradisi dan perkataan-perkataan nubuatan tentang Dia yang mereka cari itu. Setiap waktu beristirahat mereka menyelidiki nubuatan; maka keyakinan mereka pun makin bertambah bahwa mereka sedang mendapat pimpinan Ilahi. Sementara mereka melihat bintang itu di hadapan mereka sebagai tanda secara lahir, di dalam batin mereka ada juga kenyataan Roh Suci yang senantiasa membesarkan perhatian mereka, dan mengilhami mereka dengan harapan. Perjalanan itu, sungguh pun jauh, adalah satu perjalanan yang diliputi sukacita bagi mereka itu. ——- KSZ1 50.2
Mereka sudah tiba di negeri Israel, dan sedang menuruni Bukit Zaitun, dan Yerusalem sudah kelihatan, bintang yang telah menuntun mereka dalam perjalanan yang melelahkan itu berhenti di atas kaabah, dan sesaat kemudian lenyaplah dari penglihatan mereka. Dengan langkah yang penuh pengharapan mereka maju terus, mengharap dengan yakin bahwa kelahiran Mesias itu akan menjadi buah mulut orang yang penuh kegirangan. Tetapi segala pertanyaan mereka sia-sia saja. Setelah masuk ke dalam kota suci itu, mereka pun pergi ke bait suci. Dengan penuh keheranan mereka tidak mendapati seorang pun yang nampaknya tahu tentang raja yang baru lahir itu. Pertanyaan mereka tidak membangkitkan tanda sukacita, malah sebaliknya yakni tanda-tanda rasa heran dan takut, dan bukan pula tidak disertai penghinaan. ——– KSZ1 51.1
Imam-imam dan tua-tua Yerusalem sebenarnya bukanlah tidak mengetahui hal kelahiran Kristus itu sebagaimana yang mereka pura-pura buat. Laporan tentang kunjungan malaikat-malaikat kepada gembala-gembala itu sudah dibawa ke Yerusalem, tetapi rabi-rabi telah memperlakukannya seperti sesuatu hal yang tidak layak mendapat perhatian mereka. Mereka sendiri boleh jadi sudah akan mendapat Yesus dan mungkin sudah akan siap untuk memimpin orang Majus itu ke tempat kelahiranNya; tetapi sebaliknya, orang Majus itulah yang datang untuk menarik perhatian mereka kepada kelahiran Mesias. “Di mana Raja orang Yahudi yang dilahirkan itu?” Tanya mereka; “kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” ———- KSZ1 53.1
Sekarang kesombongan dan iri hati menutup pintu terhadap terang. Sekiranya segala laporan yang dibawa oleh gembala-gembala dan orang Majus itu diakui, maka akan ditempatkannyalah imam-imam dan rabi-rabi itu dalam suatu kedudukan yang paling tidak disukai, membatalkan pengakuan mereka sebagai ahli tafsir kebenaran Allah. Guru-guru yang terpelajar ini tidak mau merendahkan hati untuk diberi petunjuk oleh orang-orang yang mereka sebut kafir. Mustahil, kata mereka, Allah sudah melampaui mereka, untuk berhubungan dengan gembala-gembala yang tidak tahu apa-apa atau dengan orang kafir yang tidak disunat. Mereka bertekad untuk menunjukkan hinaan terhadap laporan yang tengah mengharukan Raja Herodes dan seluruh kota Yerusalem. Malahan mereka tidak mau pergi ke Betlehem untuk melihat kalau segala perkara ini demikian halnya. Dan mereka menuntun orang banyak untuk menganggap perhatian kepada Yesus sebagai suatu kehebohan yang mengandung anasir kefanatikan. Di sinilah mulai terjadi penolakan terhadap Kristus oleh imam-imam dan rabi-rabi. Dari titik ini kesombongan serta kedegilan mereka pun tumbuhlah hingga menjadi kebencian yang tetap terhadap Juruselamat. Sementara Allah membuka pintu bagi orang kafir, para pemimpin Yahudi sedang menutup pintu bagi mereka sendiri. ——- KSZ1 53.2
Dari kedua bagian kelompok tulisan-tulisan Ny. Ellen G. White yang berbicara mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali di atas, kita dapat melihat kedua-duanya memperlihatkan perbedaan yang saling bertentangan yang sangat memungkinkan orang-orang para pembaca tulisan Ny. Ellen G. White akan terpecah, menjunjung tinggi salah satunya dan mengabaikan yang lainnya. Pada bagian kelompok yang pertama (a) yaitu buku Maranatha 6 Oktober hal 287 tampak kepada kita sangat tegas dikatakan bahwa umat-umatNya hanya akan mengetahui hari dan jam kedatanganNya setelah Allah sendiri yang memberitahukannya, berarti penjelasan Ny. Ellen G. White tersebut tepat sesuai dengan kata-kata dalam ayat Matius 24:36 dan apabila kita hanya membaca kutipan buku Maranatha tersebut atau tulisan lainnya yang berbicara sejalan dengan tulisan tersebut di atas, maka adalah benar dan haruslah kita akui anggapan para pemimpin Advent beserta pengikutnya dan orang-orang penentang perhitungan waktu lainnya bahwa mengenai WAKTUNYA kita cukup menantikan saja Bapa atau Allah sendiri yang akan mengumumkannya, janganlah kita memberanikan diri menjadi penentu waktu yang disembunyikan dari manusia, malaikat dan juga Yesus sendiri anakNya, terlebih lagi kesimpulan demikian diperkuat dengan adanya beberapa pernyataan Ny. Ellen G. White yang mendukung pendapat mereka, yaitu :
Banyak orang yang menamakan diri umat Advent sudah menjadi bagaikan pengatur waktu. Waktu demi waktu sudah ditentukan bagi Kristus untuk datang, tetapi yang terjadi ialah kegagalan yang berulang-ulang. Waktu yang pasti dari kedatangan Tuhan kita di luar pengetahuan makhluk hidup. Para malaikat pun, yang melayani mereka yang akan menjadi sebagai pewaris keselamatan, tidak mengetahui hari atau saatnya. “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” ———- 4 Testimonies for The Church 307 (1879).
Kita sedang mendekati hari besar Allah itu. Tanda-tanda sedang digenapi. Namun tak ada pekabaran yang mengatakan kepada kita tentang hari dan saatnya kedatangan Kristus. Tuhan secara bijaksana telah menyembunyikan hal ini dari kita agar kita senantiasa berada dalam keadaan berharap dan bersedia bagi kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kali di awan-awan surga. ———- Surat 28, 1897. PAZ 19.4
Waktu yang tepat dari kedatangan Anak Manusia yang kedua kali itu adalah rahasia Allah. ——— The Desire of Ages 633 (1898).
Kita bukanlah golongan yang menentukan urutan peristiwa yang terjadi dengan tepat sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali dengan kuasa dan kemuliaan yang besar. Sebagian orang telah menetapkan waktu dan kapan terjadinya hal itu, roh mereka yang sombong itu tidak menerima teguran, tetapi mereka menentukan dan menetapkan lagi waktu yang lain. Tetapi kegagalan beruntun telah mencap mereka sebagai nabi-nabi palsu. ——- Fundamentals of Christian Education hal. 335 (1895).
Karena sudah berulang-ulang waktu yang ditetapkan itu berlalu, maka dunia menjadi lebih tidak percaya daripada sebelumnya mengenai dekatnya kedatangan Kristus. Mereka melihat kegagalan-kegagalan dari mereka yang menetapkan waktu itu dengan rasa muak, dan karena orang-orang sudah begitu tertipu maka mereka berpaling dari kebenaran yang didukung oleh firman Allah bahwa kesudahan segala perkara sudah dekat. ——- 4 Testimonies for The Church hal. 307 (1879).
Saya tahu bahwa Saudara (E.P.) Daniels telah menentukan suatu waktu, menyatakan bahwa Tuhan akan datang dalam lima tahun mendatang. Sekarang saya berharap agar kesan itu tidak akan meluas bahwa kitalah para penentu waktu. Janganlah dikeluarkan ucapan demikian. Itu tidak baik. Janganlah berusaha mendapatkan kebangunan rohani atas dasar seperti itu, tetapi biarlah kewaspadaan ditunjukkan dalam setiap kata yang diucapkan, agar orang-orang yang fanatik tidak mendapatkan sesuatu untuk menciptakan suatu kegemparan sehingga Roh Tuhan disusahkan.
Kita tidak mau menggerakkan perasaan orang banyak supaya membangkitkan kekacauan, di mana perasaan dirangsang dan prinsip tidak dikendalikan. Saya rasa kita perlu berjaga dalam segala segi, karena Setan sedang bekerja dengan sekuat tenaga untuk mematangkan teknik dan rancangannya menjadi satu kekuatan yang mendatangkan bahaya. Apa saja yang membuat kekacauan atau menimbulkan kegemparan atas dasar yang salah harus ditakuti, karena reaksi pasti akan datang. — Surat 34, 1887. PAZ 20.4
Selalu akan ada pergerakan-pergerakan yang fanatik dan palsu yang diadakan oleh orang-orang dalam gereja yang mengaku dituntun oleh Allah—orang-orang yang akan lari sebelum dikejar dan yang akan menentukan hari dan tanggal kejadian nubuatan yang belum digenapi. Musuh itu senang mereka melakukan hal itu, karena kegagalan-kegagalan yang beruntun itu dan tuntunan kepada jalan-jalan yang palsu menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan. ——- 2 Selected Messages 84 (1897).
Dengan tegas saya menyatakan kepada kelompok-kelompok fanatik ini di acara perkemahan Jackson, bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan dari musuh jiwa-jiwa itu; mereka berada dalam kegelapan. Mereka mengaku menerima terang besar bahwa pintu kasihan ditutup pada bulan Oktober 1884. Di sana saya membuat pernyataan di depan umum bahwa Tuhan merasa dengan senang hati menunjukkan kepada saya bahwa tidak akan ada waktu yang pasti dalam pekabaran yang diberikan Allah sejak 1844. —— 2 Selected Messages 73 (1885). PAZ 21.2
Kutipan-kutipan diatas menjadi keyakinan dan pegangan orang-orang Advent mayoritas dan para penolak perhitungan waktu, adalah cukup sulit untuk menghindar dari penyimpulan yang dipegang oleh para pemimpin Advent mayoritas dan para penolak perhitungan waktu, karena terlihat tampak perspektif dari Ny. Ellen G. White menunjukkan ketidak sepakatannya dengan orang-orang yang silih berganti datang membawakan pengertian penetapan waktu di masanya, bahkan dikatakan usaha-usaha menetapkan WAKTU tersebut adalah usaha yang dipengaruhi roh KESOMBONGAN, sementara terkait dengan kesombongan, kepada kita diperingatkan :
Saudara-saudaraku, ingatlah bahwa “tidak ada satupun kesombongan yang sedemikian berbahaya seperti halnya sombong rohani” —— Testimonies to Ministers, p. 109.
Namun oleh karena sesuai petunjuk firman Tuhan dalam Roh Nubuatan untuk dapat seseorang meyakini suatu pengetahuan kebenaran yang lengkap dan merupakan hasil bimbingan roh Allah, terdapat prinsip-prinsip belajar kebenaran firman Tuhan yang harus dipenuhi, yaitu antara lain:
“Roh kekeliruan akan memimpin kita dari kebenaran dan Roh Allah akan memimpin kita ke dalam kebenaran. Tetapi katamu, seseorang mungkin berada dalam suatu kekeliruan, namun disangkanya ia memiliki kebenaran. Jadi bagaimana? Kami menjawab, Roh dan firman adalah sepaham. Jika seseorang menguji dirinya dengan firman Allah, lalu menemukan kecocokan yang sempurna melalui keseluruhan firman itu, maka ia harus percaya bahwa ia telah memiliki kebenaran; tetapi jika ditemukannya bahwa roh yang mengendalikannya itu tidak sejalan dengan keseluruhan isi dari hukum Allah atau buku Nya, maka hendaklah ia berjalan berhati-hati supaya ia jangan jatuh ke dalam jerat iblis”. —– Great Controversy, hal. 397.
“Hendaklah kita ingat selalu untuk memperhatikan aturan yang tak dapat dilanggar bahwa suatu interpretasi terhadap suatu pernyataan yang diilhami harus cocok dengan semua pernyataan-pernyataan yang berkaitan lainnya.” ——- Tanya Jawab buku 3 pertanyaan no. 56, halaman 34.
“Tidak ada satu pun siswa Alkitab yang jujur yang mau membangun suatu teori berlandaskan pada suatu interpretasi yang akan mengendalikannya mengesampingkan avat-avat lain yang membicarakan masalah itu, ia akan berusaha membuat analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya, atau sebaliknya ia akan mengaku bahwa ia belum memperoleh terang atas masalah itu.” ——— Tanya Jawab buku 3 pertanyaan no. 65, halaman 44.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar kebenaran firman Tuhan di atas, maka kita wajib melanjutkan penyelidikan kita kepada pernyataan atau tulisan-tulisan Ny. Ellen G. White yang berbicara terkait permasalahan kedatangan Yesus yang kedua kali lainnya, yaitu antara lain “Berita Kedatangan Kristus” dari sub judul atau bab 17 buku Kemenangan Akhir dan penjelasan peristiwa yang sama dari buku Kerinduan Segala Zaman yang di atas telah kita lihat sebagai tulisan Ny. Ellen G. White dalam bagian kelompok yang kedua (b), kepada kita ditunjukkan bahwa hal-hal yang akan terjadi kedatangan Yesus yang kedua kali nanti akan sama halnya dengan peristiwa yang terjadi ketika Yesus datang pertama ke dunia dalam kelahiranNya di kadang domba Betlehem, disana kita akan dapatkan suatu petunjuk tentang adanya suatu rentetan peristiwa pekerjaan yang mendahului kedatanganNya yang kedua kali yang sangat berbeda dengan penjelasan kedatanganNya dalam tulisan bagian kelompok yang pertama (a).
Sesuai konteks penjelasan penulis sebagaimana didalam contohnya saat menjelang kelahiran Yesus, terlihat imam-imam dan ahli-ahli taurat tidak memahami tanda-tanda zaman sebagaimana seharusnya, mereka melalaikan mempelajari Alkitab milik bangsanya sendiri yaitu Alkitab Ibrani, Kedatangan Yesus di Betlehem seharusnya bukanlah kedatangan yang tidak disangka-sangka, Tuhan telah konsisten dari zaman ke zaman menerapkan prinsipnya dalam Amsal 29:18 yaitu Ia terlebih dahulu menyampaikan nubuatanNya kepada umatNya supaya tidak binasa dan terbukti melalui nubuatan Mikha 5:2 Tuhan memberitahukan tentang TEMPAT kelahiranNya dan Daniel 9:25 Tuhan memberitahukan WAKTU KELAHIRANNYA. Nubuatan-nubuatan tersebut telah lama terdapat dalam Alkitab Ibrani, namun pengertiannya barulah dibukakan oleh Tuhan menjelang peristiwa yang dimaksudkan telah tiba.
Pada penjelasan dalam buku Kemenangan Akhir dibagian akhir kita dapatkan penjelasan bahwa akibat kesombongan mereka itu yaitu para pemimpin sidang Yahudi, Tuhan melewatkan pemahaman nubuatan Mikha dan Daniel tersebut dari mereka dan menyatakan atau mengungkapkan pengertiannya kepada gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus, imam-imam dan ahli-ahli taurat acuh tak acuh, memandang rendah dan menilai pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU tersebut tidak layak mendapat perhatian mereka. Kemudian dalam buku Kerinduan Segala Zaman hal 53.2 kita dapatkan bahwa terdapat kesempatan pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU dibawakan oleh gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus kepada imam-imam dan ahli-ahli taurat, hanya saja mereka tinggi hati dan menolaknya sehingga akibatnya TIDAK ADA MAAF JIKA TIDAK MENGETAHUI TEMPAT dan WAKTUNYA dan aktifitas perbaktian yang dilakukannya dianggap oleh sorga hanya formalitas.
Dikatakan oleh Ny. Ellen G. White bahwa peristiwa di Betlehem ini suatu pelajaran atau gambaran bagaimana ketidak percayaan kita, kesombongan kita dan kepuasan diri sendiri dan lebih tegas lagi dikatakan yang berkaitan dengan kita di akhir zaman, ia mengatakan bahwa PEKABARAN KEDATANGAN KEDUA KALI TIDAK DISERAHKAN KEPADA PEMIMPIN-PEMIMPIN AGAMA, maka dengan demikian sangat jelas bahwa peristiwa pengabaian dan tindakan acuh tak acuh atas pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU sebagaimana kita dapatkan dari contoh kejadian pada saat kedatangan Yesus yang pertama kali yang lalu, akan kembali terjadi di akhir zaman.
Kutipan di atas banyak yang dapat dipetik petunjuk-petunjuk yang penting yang menggambarkan kepada contoh saingannya di masa kita akhir zaman ini, namun oleh karena kita sedang memfokuskan memperoleh jawaban dari pertanyaan kita di atas tentang bagaimana sebenarnya penerapan Matius 24:36, maka bila dikaitkan dengan kata-kata bahwa HANYA BAPA SENDIRI YANG MENGETAHUINYA dari penjelasan buku Maranatha, jelas peristiwa TIDAK ADA MAAF BAGI UMATNYA JIKA TIDAK MENGETAHUI WAKTU DAN TEMPAT dari contoh kelahiran Yesus di Betlehem yang dicontoh saingankan bagi kedatangan Yesus yang di masa kita sekarang menjadi berbenturan dan bertentangan. Kesulitan bagi kita pelajar kebenaran Tuhan adalah karena kedua penjelasan yang diberikan oleh Ny. Ellen G. White baik dari buku Maranatha maupun dari Kemenangan Akhir dan Kerinduan Segala Zaman adalah dimaksudkan kepada KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI.
Dalam penjelasan buku Maranatha semua orang-orang Laodekia tidak dimungkinkan mengetahui terlebih dahulu WAKTU kedatanganNya sebelum peristiwanya terjadi, usaha mempelajari atau menggali dari Alkitab Ibrani tidak akan membuahkan hasil, karena Yesus sendiri yang akan datang tidak mengetahui waktunya. Dalam rentetan peristiwa pada kedatanganNya yang dijelaskan dalam sub judul atau bab 17 buku Kemenangan Akhir di atas atau bagian kelompok yang kedua (b) semua orang-orang yang mengaku umatNya dalam hal ini sidang Laodekia bahkan DIWAJIBKAN mengetahui TANDA-TANDA ZAMAN, terdapat waktu yang tersedia dari seseorang mengetahui WAKTUNYA untuk mempelajari, menerima ataupun menolak kebenaran tentang TEMPAT dan WAKTU sangat berbeda dengan kedatanganNya yang disebutkan dalam bagian kelompok yang pertama (a), sehingga sebelum kejadian kedatanganNya pun diantara umatNya dapat mengetahui perbedaan antara anak-anak terang dan anak-anak kegelapan sesuai 1 Tesalonika 5:4, 5. Satu hal yang sangat jelas mencolok kita bedakan pernyataan Ny. Ellen G. White pada bagian kelompok yang kedua (b) adalah PENGETAHUAN TENTANG TEMPAT DAN WAKTU DIHASILKAN DARI PENGGALIAN MANUSIA, YAITU GEMBALA BETLEHEM DAN ORANG-ORANG MAJUS BUKAN DIDAPAT DARI PEMBERITAHUAN SUARA ALLAH, yang artinya pengetahuan tersebut diketahui oleh mahluk ciptaan yang lebih rendah dari malaikat ataupun Yesus sebagai anak Allah, hal ini jelas sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan dalam Matius 24:36.
Dari analisa pembahasan terhadap kedua bagian kelompok tulisan Ny. Ellen G. White di atas sekarang kita dapat melihat bahwa walaupun kedua-duanya dikatakan sebagai kedatangan Yesus yang kedua kali, namun dari unsur-unsur secara rinci yang disampaikan dalam tulisan tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa kedua pernyataan Ny. Ellen G. White tersebut pada dasarnya bukan membicarakan suatu peristiwa kedatangan Yesus yang sama, melainkan meramalkan dua kedatangan yang berbeda dengan suasana dan tempat kedatangan yang berbeda pula dan karena kedua-duanya dimaksudkan akan terlaksana di dalam periode sidang Laodekia, maka pengetahuan akan kedatangan tersebut sudah barang tentu merupakan makanan pada waktunya bagi orang-orang yang hidup dalam periode sidang Laodekia atau gereja Advent, sehingga mengabaikan atau mendiamkan salah satu dari petunjuk tersebut berarti telah menolak bagian gulungan kebenaran yang telah dibukakan. Tindakan demikian dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan mengurang-ngurang atau menudung-nudungi kebenaran yaitu perbuatan dosa melawan Roh Kudus sebagaimana telah dilarang dalam Wahyu 22:19.
Penyebab mereka para pemimpin gereja Advent dan sebagian orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran makanan pada waktunya cenderung mendiamkan, mengabaikan atau menganggapnya seperti tidak pernah disampaikan kepada kita karena tetap berpegang kepada pengertian-pengertian sempit yang telah lama dipahami dari kata-kata ayat Matius 24:36, maka Praktek penyimpulan yang salah dalam menggunakan Matius 24:36 sedemikian yang mereka lakukan tanpa disadari sedang mengulangi kembali perlakuan orang-orang penentang dan pengolok-olok pekabaran tentang WAKTU dari William Miller yang lalu.
Walaupun adanya tulisan kutipan Ny. Ellen G. White yang tampak kontra atau menolak terhadap penetapan waktu, namun bukan berarti kita sebagai pihak yang menjadi sasaran semua pengungkapan petunjuk tulisan-tulisan para nabi-nabi akhir zaman diberikan wewenang untuk melanggar prinsip belajar kebenaran firman Allah sebagaimana di atas yang mewajibkan kita menguji diri sendiri untuk menemukan kecocokan yang sempurna terhadap keseluruhan firman itu yang terkait dan petunjuk lainnya yang mengatakan:
“Allah tidak menempatkan seorangpun untuk membuat keputusan atas firmanNya, sambil memilih-milih beberapa perkara sebagai diilhami dan mengabaikan yang lainnya sebagai tidak diilhami. Tulisan-tulisan kesaksian telah diperlakukan sedemikian ini, namun Allah tidak berada di dalam yang sedemikian ini.” —— 1 Selected Messages. p. 23 (Letter 22, 1889).
Selain itu pula terdapat prinsip penting terkait nasib kita yang diujung penyelesaian pekerjaan dari Victor T. Houteff, yaitu berikut:
Terang ini yang telah disampaikan melalui keajaiban-keajaiban dari peristiwa-peristiwa contoh (typical events), adalah suatu manifestasi yang jelas bahwa akan ada sebuah contoh (type) bagi setiap kejadian yang memiliki kepentingan utama bagi sidang Allah; yang merupakan satu-satunya pembuktian yang pasti dan penjelasan-penjelasan yang terang mengenai kejadian-kejadian takdir ilahi. Karena tidak terdapat contoh bagi apa saja yang palsu, maka para guru yang memiliki teori-teori tanpa penyajian contoh bagi kebenaran-kebenaran Alkitab ajarannya, berikut orang-orang yang percaya kepada mereka itu, adalah bagaikan si buta yang memimpin sesama butanya. Contoh-contoh itu digunakan untuk membukakan kekeliruan dan mengungkapkan kebenaran. Orang-orang yang jujur akan meninggalkan iblis dengan cara memeluk kenyataan-kenyataan, dan dengan cara berjalan dalam terang ——– Tongkat Gembala jilid 2 hal 398.
Jika contoh dan contoh saingan untuk mereka yang peduli akan dibukakannya pengetahuan tentang WAKTU bagi kita di akhir zaman ini telah cukup dibahas diatas, sedangkan bila pihak yang anti terhadap PERHITUNGAN WAKTU menganggap dirinya benar dicarikan contohnya, maka para pendeta gereja Advent beserta pengikutnya dan sebagian orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran makanan pada waktunya yang terus saja menolak dan meremehkan kebenaran tentang WAKTU adalah merupakan contoh saingan imam-imam dan para ahli Taurat di zaman Yesus lahir dan PENGOLOK-OLOK pekabaran tawaran William Miller, sehingga seharusnya cukup mudah bagi kita menilai dimana Roh Allah berada, apakah di orang-orang yang menggali kebenaran tentang WAKTU contoh saingan dari Gembala Betlehem dan orang Majus, ataukah pada orang-orang penentang PENETAPAN WAKTU.
Atas kedua perbedaan tersebut, walaupun dapat kita simpulkan dari ulasan diatas, namun berikut lebih lanjut kita dapatkan penjelasannya secara tegas dari Ny. Ellen G. White:
Terdapat dua kedatangan Yesus yang kedua kali
Kemenangan Akhir, sub judul 24 Dibilik tempat yang maha suci:
Kristus telah datang, bukan ke dunia ini seperti yang diharapkan, tetapi, sebagaimana dibayangkan dalam lambang, ke bilik yang mahakudus di Bait Suci Tuhan di surga. Ia digambarkan oleh Nabi Daniel sebagai yang datang pada waktu ini kepada Yang Lanjut Usia, “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit Seorang seperti anak manusia; datanglah Ia” — bukan ke dunia ini tetapi — “kepada Yang Lanjut Usia-Nya itu, dan Ia dibawa ke hadapan-Nya.” (Daniel. 7:13). —— KA 444.2
Kedatangan ini diramalkan juga oleh Nabi Maleakhi, “Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan semesta alam.” (Maleakhi 3:1). Kedatangan Tuhan ke bait-Nya adalah tiba-tiba, tidak disangka-sangka umat-Nya. Mereka tidak mencari Dia di sana. Mereka mengharapkan Dia datang ke dunia ini, “dalam api yang bernyala-nyala dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah, dan yang tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.” (2 Tesalonika 1:8).—— KA 444.3.
Tetapi orang-orang belum bersedia untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Masih ada pekerjaan persediaan yang harus mereka laksanakan. Terang akan diberikan untuk menuntun pikiran mereka ke bait Allah di surga. Dan sementara oleh iman mereka harus mengikuti Imam Besar mereka dalam pelayanan-Nya di sana, tugas-tugas baru akan dinyatakan. Pekabaran amaran dan petunjuk yang lain akan diberikan kepada gereja. —— KA 445.1.
Nabi itu berkata, “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia akan mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.” (Maleakhi 3:2,3). Mereka yang hidup di atas dunia ini pada waktu pengantaraan Kristus akan berakhir di tempat kudus di atas, akan berdiri di hadapan Allah yang kudus tanpa pengantara. Jubah mereka harus tidak bernoda; tabiat mereka harus dimurnikan dari dosa oleh percikan darah. Melalui karunia Allah dan usaha keras mereka, mereka harus menjadi penakluk dalam perang melawan yang jahat. Sementara penghakiman pemeriksaan berlangsung di surga, sementara dosa-dosa orang percaya yang menyesali dosa-dosanya dipindahkan dari tempat kudus, akan ada pekerjaan khusus pemurnian, untuk membuangkan dosa, di antara umat Tuhan di dunia ini. Pekerjaan ini lebih jelas lagi dinyatakan dalam pekabaran Wahyu 14. ——— KA 445.2.
Kalau pekerjaan ini telah dilaksanakan, pengikut-pengikut Kristus akan siap bagi kedatangan-Nya. “Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.” (Maleakhi 3:4). Kemudian jemaat yang akan diterima Tuhan kepada-Nya pada waktu kedatangan-Nya, akan “menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacad atau kerut atau yang serupa itu.” (Efesus. 5:27). Kemudian jemaat itu akan “muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.” (Kidung Agung 6:10). ——– KA 445.3.
Selain kedatangan Tuhan ke dalam bait-Nya, Maleakhi juga meramalkan kedatangan-Nya yang kedua kali, kedatangan-Nya untuk melaksanakan keputusan penghakiman, dalam kata-kata berikut ini, “Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzina, dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman Tuhan semesta alam.” (Maleakhi 3:5). Yudas juga merujuk kepada pemandangan yang sama pada waktu ia berkata, “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik.” (Yudas 14,15). Kedatangan ini dan kedatangan Tuhan ke dalam bait-Nya, adalah jelas dan peristiwa yang terpisah. ——- KA 446.1.
Dalam perumpamaan Matius 22 gambaran pernikahan yang sama diperkenalkan. Dan penghakiman pemeriksaan dengan jelas digambarkan terjadi sebelum pernikahan. Sebelum pesta pernikahan mulai, raja itu datang untuk menemui tamu-tamu (Matius 22:11), untuk melihat kalau-kalau semuanya memakai pakaian pesta, jubah tabiat yang tidak bernoda yang dibasuh dan diputihkan dalam darah Anak Domba (Wahyu 7:14). Ia yang ditemukan kurang, dibuang keluar, tetapi semua yang setelah diperiksa ditemukan memakai pakaian pesta perkawinan, diterima oleh Allah dan layak memperoleh bagian dalam kerajaan-Nya dan tempat duduk di atas takhta-Nya. Pekerjaan pemeriksaan tabiat ini, yang menentukan siapa yang bersedia kepada kerajaan Allah, adalah penghakiman pemeriksaan, pekerjaan penghabisan di Bait Suci di surga. ——– KA 448.2.
Bilamana pekerjaan pemeriksaan berakhir, bilamana mereka yang pada segala zaman mengaku pengikut-pengikut Kristus telah diperiksa dan diputuskan, kemudian berakhirlah masa percobaan, dan pintu kasihan pun tertutup. Jadi dalam kalimat pendek, “mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup,’ kita dibawa melalui pelayanan terakhir Juruselamat, kepada waktu bilamana pekerjaan besar penyelamatan manusia diselesaikan. ——– KA 448.3.
Dari buku Kemenangan Akhir sub judul 24 kita dapatkan petunjuk tentang permasalahan saling bertentangannya penjelasan Ny. Ellen G. White mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali, dalam tulisan ini kepada kita diberitahu bahwa sebagaimana kedatangan Yesus ke bilik yang maha kudus di perhitungan 2300 petang dan pagi, akan terdapat kedatangan yang sama misinya yang dinubuatkan dalam Maleakhi 3:1 yaitu kedatanganNya ke baitNya, sebagaimana kata-kata: “SEMENTARA PENGHAKIMAN PEMERIKSAAN BERLANGSUNG DI SURGA, SEMENTARA DOSA-DOSA ORANG PERCAYA YANG MENYESALI DOSA-DOSANYA DIPINDAHKAN DARI TEMPAT KUDUS, AKAN ADA PEKERJAAN KHUSUS PEMURNIAN, UNTUK MEMBUANGKAN DOSA, DI ANTARA UMAT TUHAN DI DUNIA INI. PEKERJAAN INI LEBIH JELAS LAGI DINYATAKAN DALAM PEKABARAN WAHYU 14 , kemudian di paragraf berikutnya dikatakan KALAU PEKERJAAN INI TELAH DILAKSANAKAN, PENGIKUT-PENGIKUT KRISTUS AKAN SIAP BAGI KEDATANGAN-NYA.
Dilanjutkan pula di halaman KA 448 dengan menjelaskan menggunakan Matius 22 tentang upacara perkawinan, dijelaskan bahwa sebelum pesta perkawinan berlangsung, raja itu akan datang terlebih dahulu menemui tamu-tamunya untuk memastikan kepatutan dari para tamunya dan pemeriksaan ini dapat disimpulkan akan terlaksana sebelum pintu kasihan tertutup, baru kemudian hasil dari pemeriksaan tersebut mereka akan masuk dalam acara seremoni pesta perkawinan anak domba dengan mempelai wanita.
Sekarang menjadi jelas permasalahan pertentangan pemahaman atas dua tulisan Ny. Ellen G. White dalam pembahasan kita di atas, yaitu mengenai KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI ternyata haruslah disimpulkan bahwa terdapat dua kedatangan Yesus yang masih akan terjadi di depan, yang pertama akan terlaksana masih di dalam masa percobaan atau masa kasihan yaitu suatu kedatangan hanya terbatas ke baitNya untuk memeriksa tamu-tamuNya yang telah terundang yaitu isi rumah Yerusalem atau sidang Laodekia, dan kedatangan Yesus yang lainnya lagi adalah kedatangan setelah pintu kasihan tertutup, artinya kedatangan yang terakhir inilah yang dapat kita simpulkan sebagai kedatangan Yesus yang kedua kali, yaitu kedatangan yang sebagaimana dikatakan hanya Bapa sendiri yang mengetahuinya dari Matius 24:36.
Dengan demikian kita sebagai pelajar kebenaran yang jujur dapat mengerti bahwa penjelasan Ny. Ellen G. White dalam buku Kemenangan Akhir dan Kerinduan Segala Zaman yang menjelaskan kedatangan Yesus yang tiba-tiba dan dirasakan seperti pencuri bagi yang tidak berjaga-jaga sesuai ayat 1 Tesalonika 5:2, 4 dan 5 adalah dimaksudkan sebagai kedatangan ke KaabahNya penggenapan dari nubuatan Yehezkiel pasal 9, sedangkan yang dijelaskan dalam buku Maranatha yang menjelaskan ayat Matius 24:36 yang tentunya juga menjelaskan 1 Tesalonika 4:17 dapat disimpulkan sebagai kedatanganNya yang kedua kali di awan-awan.
Kedatangan yang tiba-tiba ke kaabahNya inilah yang dikatakan dalam KA 445.1 diatas dikatakan akan ada pekabaran kiriman dahulu kepada umatNya untuk melakukan persediaan, pekabaran kiriman inilah yang membedakan dari umatNya siapa yang akan tergolong sebagai anak-anak terang dan siapa yang menjadi anak-anak kegelapan yaitu ciri-cirinya akan mudah diketahui sebagaimana di zaman William Miller, mereka akan menggunakan ayat Matius 24:36 untuk terus menentang, mengabaikan dan meremehkan penyampaikan pengungkapan kebenaran tentang TEMPAT dan WAKTU. Dengan demikian sekarang kitapun menjadi jelas bahwa usaha sebagian pemegang kebenaran sekarang yang melakukan penetapan waktu adalah sama sebagaimana William Miller yang lalu yaitu hanya menemukan WAKTU hari dan jam untuk saat dari kedatanganNya yang tiba-tiba ke kaabahNya melakukan pekerjaan pemeriksaan mendahului acara pesta pernikahan, sedangkan untuk WAKTU hari dan jam dari kedatanganNya yang di awan-awan dari 1 Tesalonika 4:16-18 tetap disembunyikan dari manusia, malaikat maupun Yesus sendiri dan HANYA BAPA SENDIRI YANG MENGETAHUINYA.
Untuk memperkuat kesimpulan kita dari dua tulisan Ny. Ellen G. White yang tampak bertentangan di atas, kepada kitapun diberikan petunjuk dari Victor T. Houteff yang menjelaskan tulisan Ny. Ellen G. White tentang pengumuman hari dan jam kedatanganNya:
“Sebab itu hendaklah kamu berjaga-jaga karena tiada kamu ketahui akan hari ataupun jam kapan Anak Manusia akan datang.” (Matius 25 : 13). Ini menunjuk kepada MASA PEHUKUMAN itu, dan B U K A N dari hal KEDATANGAN NYA KE BUMI; sebab orang-orang suci mengetahui akan hari dan jam dari kedatangan Kristus di dalam awan-awan untuk menyambut orang-orang tebusan, karena iaitu akan diumumkan oleh Bapa tak lama menjelang kedatangan-Nya.” (Lihat the Great Controversy, p. 640.).” —– The Shepherd’s Rod, Vol. 2, pp. 184, 185.
“Suara Allah terdengar dari langit mengumumkan hari dan jam dari kedatangan Yesus dan menyampaikan perjanjian yang kekal itu kepada umatNya. Bagaikan dentuman-dentuman suara guntur yang keras ucapan kata-kata firmanNya itu mendengung di seluruh bumi. Orang-orang Israel milik Allah itu berdiri sambil mendengarkan, sementara mata mereka terus terpaku ke atas. Wajah-wajah mereka bersinar dengan kemuliaanNya, dan bercahaya seperti wajah Musa sewaktu ia kembali turun dari Sinai. Orang-orang jahat tidak dapat memandangi mereka itu. Dan sewaktu berkat diumumkan bagi mereka yang telah menyembah Allah oleh mematuhi pemeliharaan hari SabatNya yang suci, maka terdengarlah suatu suara kemenangan yang besar.” —- The Great Controversy, p. 640.
Dengan penjelasan-penjelasan yang lebih luas dan mendalam yang kita peroleh, maka kita tidak perlu bersikap melebihi kapasitas wewenang yang terbatas yang kita miliki sebagai pelaksanaan tugas kelanjutan dinas kependetaan Ilahi sepeninggalan jabatan nabi, lalu berani melakukan perbuatan memilah-milah bahkan mengabaikan atau mendiamkan sesuatu bagian tulisan dari penyampaian nabi-nabi akhir zaman, karena sesuai petunjuk Ulangan 29:29, kesemuanya yang telah diungkapkan adalah bagi kita dan anak-anak kita untuk kita dapat melaksanakan sepuluh hukum.
Kembali terkait dengan Matius 24:36 Ny. Ellen G. White mari kita merenungkan uraian berikut:
Kemenangan Akhir Sub judul 20 Kebangunan Keagamaan yang besar:
(370)…. Banyak orang yang mengaku mengasihi Juruselamat, menyatakan bahwa mereka tidak menentang doktrin kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka hanya tidak setuju mengenai waktu yang dipastikan….. Seperti orang-orang Yahudi pada waktu kedatangan Yesus yang pertama kali, mereka tidak siap sedia menyambut Yesus.
…..
“Tak seorangpun yang mengetahui hari atau jamnya, adalah argumentasi yang paling sering dikemukakan oleh para penolak iman kedatangan kedua kali itu. Alkitab mencatat, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat yang di Surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36). Keterangan yang jelas dan harmonis serta selaras mengenai ayat ini telah diberikan oleh mereka yang mencari Tuhan, dan penggunaan yang salah dari ayat ini oleh penentang-penentang telah dinyatakan dengan jelas. Firman itu diucapkan oleh Kristus dalam suatu percakapan yang tak terlupakan dengan murid-murid Nya di Bukit Zaitun setelah untuk terakhir kalinya Ia meninggalkan Bait Suci. Murid-murid itu bertanya, “Apakah tanda kedatangan Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24:3). Yesus memberikan tanda-tanda kepada mereka dan berkata, “Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat,
(389) sudah di ambang pintu. “ (Matius 24:33). Suatu ucapan Juruselamat tidak akan dibuat untuk merusakkan ucapan-Nya yang lain. Walaupun tak seorang pun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan-Nya, kita diberi petunjuk (instructed) dan diwajibkan (dalam terjemahan Alfa dan Omega diterjemahkan menjadi “kita diajar dan diharuskan”) untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu datang. Dan perumpamaan dalam pasal yang sama mempertentangkan hamba yang setia dengan yang tidak setia, dan memberikan kebinasaan kepada mereka yang berkata dalam hatinya, “Tuanku tidak datang-datang,“ (Matius 24:49) dan Kristus menghargai dan memberi upah kepada mereka yang didapatiNya berjaga dan mengajarkan kedatangan Nya, dan mereka yang menyangkalnya. “Karena itu berjaga-jagalah,” (Matius 24:42), kataNya. “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.“ (Matius 24:46). Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri, dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” (Wahyu 3:3).
Kutipan di atas Ny. Ellen G. White adalah lanjutan dari penjelasan Ny. Ellen G. White atas peristiwa kekecewaan tahun 1844 yang lalu, tulisan tersebut menjelaskan pada waktu itu umatNya tergolong ke dalam dua kelompok besar, yaitu disatu pihak orang-orang yang tergolong sebagai pencari Tuhan akan menggunakan ayat Matius 24:36 secara jelas, harmonis dan selaras, sementara dilain pihak orang-orang yang tergolong ke dalam kelompok para penentang penolak PENETAPAN WAKTU akan menggunakan ayat Matius tersebut secara salah, contoh demikian menjadi gambaran kembali bagi kita di akhir zaman ini, masing-masing kita dihadapkan ujian sama halnya di masa William Miller yang lalu, adakah kita mau konsisten memperhatikan prinsip-prinsip belajar kebenaran firman Tuhan ataukah kita mau tunduk kepada pengertian-pengertian yang dibangun orang-orang yang dijadikan panutan.
Memperhatikan pada paragraf yang pertama halaman 370, setelah kita membahas dari penjelasan Ny. Ellen G. White dalam buku Tulisan Permulaan Sub judul “William Miller” (hal 229 edisi 1882) di atas, kita dapat pahami bahwa ternyata pandangan orang-orang para penentang bertolak belakang dengan fakta yang sebenarnya terjadi, yaitu sementara mereka banyak orang penentang mempermasalahkan dan menolak waktu yang dihitung dan ditetapkan, mereka menerima penyimpulan dari pengertian yang terbatas mengenai kedatangan kedua kali dari William Miller. Fakta yang dijelaskan oleh Ny. Ellen G. White mengenai penetapan waktu William Miller adalah bukan dihasilkan dari usaha diri pikiran William Miller sendiri, melainkan tuntunan Tuhan dengan mengirimkan malaikat yang hilir mudik mendatangi William Miller, sedangkan mengenai kesalahan penyimpulannya yang mengira Yesus datang ke dunia ini adalah karena didasarkan pengetahuan populer atau pandangan umum terbatas.
Kesalahan penyimpulan William Miller sebagaimana yang telah dipahami orang Advent pada umumnya telah dievaluasi kembali oleh sekelompok orang-orang yang salah satunya Ny. Ellen G. White, sesuai nubuatan Wahyu 10:10, 11 yang menyimpulkan bahwa kedatangan Yesus ke tempat yang maha suci adalah dilaksanakan di dalam sorga bukan di bumi, sedangkan mengenai PENETAPAN WAKTUNYA tidak dilakukan evaluasi oleh Ny. Ellen G. White, sehingga seharusnya orang banyak pada waktu itu sebaliknya mendukung PENETAPAN WAKTU William Miller dan menentang penyimpulan yang salah tentang kedatangan Yesus yang kedua kali ke bumi.
Bila kita mengarahkan bagaimana penolakan di masa William Miller tersebut ke masa kita, ternyata kata-kata para penentang tersebut yang berkebalikan dengan bimbingan Tuhan di masa lalu kembali lagi berulang, yaitu mereka mengulangi lagi mempersoalkan dan menolak mengenai PERHITUNGAN atau PENETAPAN WAKTU yang sudah cukup jelas kita bahas diatas yaitu suatu usaha yang WAJIB DILAKUKAN sebelum kedatanganNya memeriksa para tamu-tamunya, karena bila tidak orang-orang banyak akan didapati tidak siap, tidak mengetahui TANDA-TANDA ZAMAN.
Pada halaman 371 kita dapatkan bahwa mengenai TEMPAT dan WAKTUnya bagi zaman kita, Tuhan juga telah berlaku konsisten sebagaimana kepada gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus yang lalu, yaitu Ia juga tetap menerapkan Amsal 29:18, dikirimkannya pengetahuanNya dahulu sebelum peristiwanya akan dilaksanakan. Dikatakan KITA DIBERI PETUNJUK (INSTRUCTED) DAN DIWAJIBKAN, berarti sebagaimana dahulu terdapat petunjuk dari Mikha 5:2 dan Daniel 9:25 yang menginspirasi William Miller, maka demikian juga kepada kita Tuhan tentunya juga telah memberikan petunjuk-petunjuk tersebut, namun sebagaimana para gembala Betlehem, orang Majus dan William Miller harus menggali sendiri dan mengumpulkan serta merangkai mata rantai-mata rantai kitapun demikian pula perlu melakukan hal yang sama, bukan membuat suatu ajaran baru atau menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Dalam halaman ini juga kita diancam bila mengabaikan pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU, kita akan sama menerima akibat yang fatal dan juga Tuhan tidak akan memberikan maaf bila tidak mengetahui TANDA-TANDA ZAMAN sebagaimana Ny. Ellen G. White sudah menjelaskan dalam Kemenangan Akhir dari contoh dan contoh saingan pengalaman kedatangan Yesus di Betlehem yang lalu, hanya disini ia menambahkan dari pengalaman orang-orang di zaman nabi Nuh.
Setelah melalui pendalaman atas tulisan-tulisan Ny. Ellen G. White yang tampak tidak saling mendukung, dan kita telah memperoleh kejelasan duduk permasalahannya, yaitu terdapat dua kedatangan Yesus yang kedua kali, maka kita lanjutkan penyelidikan kita kepada usaha memahami :
Alasan Ny. Ellen G. White mengatakan mereka 144.000 mengenal suara Allah ketika menyebutkan hari dan jam kedatanganNya,
Jika pandangan orang Advent menggunakan ayat Matius 24:36 menolak usaha-usaha PERHITUNGAN ATAU PENETAPAN WAKTU dapatlah kita pahami karena mereka menolak kebenaran tentang adanya pembersihan sidang yang terlebih dahulu terjadi sebelum kedatanganNya yang kedua kali, akan tetapi penyimpulan demikian seharusnya tidak dipegang oleh sebagian para pengaku pemegang kebenaran makanan pada waktunya, mereka percaya akan adanya kedatangan untuk membersihkan sidangNya terlebih dahulu, namun dalam hal WAKTU mereka mengeneralisasikannya juga kepada kedatanganNya yang seperti pencuri.
Tampak dasar alasan penyimpulan bahwa hanya Bapa sendiri yang mengetahui waktu kedatanganNya, tanpa membedakan bagian kedatangan yang mana yang dimaksudkan oleh ayat Matius 24:36 yang dipegang juga oleh sebagian orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran makanan pada waktunya dikarenakan terdapatnya kata-kata Ny. Ellen G. White dalam buku Maranatha Ny. Ellen G. White dan buku Tulisan Permulaan yang menyebutkan “mereka 144000 mengenal suara tersebut”, sehingga larangan mengetahui WAKTUNYA juga diarahkan pada kedatanganNya ke kaabahNya, tanpa mempedulikan petunjuk Ny. Ellen G. White dari contoh dan contoh saingan kelahiran Yesus di Betlehem. Agar kita memperoleh pengertian yang jelas dari pegangan para penolak kebenaran tentang WAKTU kembali kita perlu membaca kutipan Maranatha 6 Oktober hal 287 yang kita telah bahas di atas, beberapa petunjuk-petunjuk dapat memberikan gambaran kepada kita kedatangan yang mana yang dimaksudkan, yaitu :
Suara Allah sendiri yang terlebih dahulu diperdengarkan dari surga sebelum kedatanganNya, menunjukkan bahwa peristiwa ini tidak dapat diarahkan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba seperti pencuri, karena bagaimana mungkin menjadi kedatangan yang tiba-tiba bila telah terdapat pemberitahuan terlebih dahulu,
Israel milik Allah berdiri mendengar dan mata mereka menatap ke atas dan kemunculan Yesus yang dimulai dari awan hitam kecil terlihat oleh orang-orang di bumi memakan waktu beberapa hari, kedatangan demikian tidak dapat kita simpulkan sebagai kedatangan yang tiba-tiba,
Setelah kedatangan tersebut dikatakan dimulailah tahun Yobel, berarti setelah kedatanganNya ini perhitungan 1000 tahun dimulai, dengan demikian seluruh tahapan penebusan buah pertama, buah kedua Yehezkiel 9, pencurahan 7 bela harus telah terlaksana dan hal ini tidak dapat disimpulkan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba ke kaabahNya.
Lebih lanjut hasil penelusuran penjelasan Ny. Ellen G. White yang sama dari Kemenangan Akhir Bab 40 Umat Allah dilepaskan, dapat kita peroleh petunjuk yang semakin menegaskan bahwa kedatangan yang dimaksud adalah kedatanganNya yang kedua kali, sebagai berikut:
Suara Allah terdengar dari surga, menyatakan hari dan jam kedatangan Yesus, dan menyampaikan perjanjian yang kekal kepada umat-Nya. Bagaikan bunyi guntur yang paling keras, firman-Nya menggemuruh ke seluruh dunia. Umat Israel Allah berdiri mendengarkan dengan matanya memandang ke atas. Wajah mereka diterangi kemuliaan-Nya, dan bercahaya seperti wajah Musa pada waktu ia turun dari Gunung Sinai. Orang-orang fasik tidak dapat memandang mereka. Dan bilamana berkat-berkat diumumkan bagi mereka yang menghormati Allah oleh pemeliharaan Sabat-Nya yang kudus, akan terdengar sorak kemenangan yang luar biasa. ——————— KA 675.2
Tidak lama kemudian tampaklah di sebelah timur suatu awan hitam yang kecil kira-kira setengah kepalan tangan besamya. Itulah awan yang mengelilingi Juruselamat, yang tampak dari jauh seperti diselubungi oleh kegelapan. Umat Allah mengenal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang khidmat mereka memandanginya sementara semakin mendekat ke bumi, menjadi semakin terang dan mulia, hingga menjadi awan putih besar, yang dasarnya adalah kemuliaan bagaikan api yang menyala-nyala, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Yesus mengendarainya bagaikan seorang penakluk. “Orang yang penuh kesengsaraan itu” sekarang tidak untuk meminum cawan yang pahit penderitaan dan yang memalukan; Ia datang, yang menang di surga maupun di bumi, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. “Yang Setia dan Yang Benar,” “Ia menghakimi dan berperang dengan adil.” “Dan semua pasukan yang di surga mengikuti Dia.” (Wahyu 19:11, 14). Dengan nyanyian-nyanyian surga, malaikat-malaikat kudus suatu kelompok besar yang tak terhitung banyaknya menyertai Dia dalam perjalanan-Nya. Langit seolah-olah dipenuhi oleh bentuk-bentuk yang bercahaya—“berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa banyaknya.” Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu, tidak ada pikiran fana yang sanggup mengerti keindahan dan keagungan kemuliaanNya……….——– KA 676.1
Raja segala raja turun di atas awan, dibungkus di dalam api yang bernyala-nyala. Segala langit digulung bagaikan gulungan kertas, bumi bergetar di hadirat-Nya, dan setiap gunung dan pulau berpindah dari tempatnya. “Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat-jilat, di sekelilingnya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya.” (Mazmur 50:3,4). ———————– KA 677.1
Mereka yang mencemoohkan pengakuan-Nya sebagai Anak Allah sekarang bungkam tidak bisa berkata-kata. Di situ ada Herodes yang angkuh, yang mengejek-Nya mengenai gelar kerajaan-Nya, dan yang memerintahkan serdadu-serdadu yang mengejek itu untuk memahkotai-Nya menjadi raja. Di sana ada orang-orang yang dengan tangannya yang cemar memakaikan jubah ungu kepada-Nya, dan mahkota duri ke atas kepala-Nya yang suci, dan pada tangan-Nya yang tak berdaya itu tongkat pura-pura, dan tunduk di hadapan-Nya dengan ejekan-ejekan hujat. Orang-orang yang memukul dan meludahi Raja kehidupan itu, sekarang berpaling dari pandangan-Nya yang tajam dan berusaha melarikan diri dari kemuliaan hadiratNya yang dahsyat itu. Mereka yang memaku tangan dan kaki-Nya, serdadu yang menusuk lambung-Nya, melihat bekasnya dengan ketakutan dan penyesalan yang dalam. ———————- KA 678.2
Dengan jelas para imam penguasa mengingat kembali peristiwa Golgota. Dengan ketakutan yang menggetarkan mereka mengingat bagaimana mereka dengan menggoyang-goyangkan kepala dengan ejekan kesetanan, berkata, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah, baiklah Allah menyelamatkan Dia, jika Allah berkenan kepada-Nya.” (Matius 27:42, 43). ——————— KA 678.3
…………..para imam dan tua-tua melihat perjalanan dan nasib mereka sendiri. Dan sekarang terdengarlah tangisan penderitaan fana. Lebih nyaring dari teriakan “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” Yang terdengar di jalan-jalan Yerusalem, terdengarlah raungan keputusasaan yang mengerikan, “Ia adalah Anak Allah! Ia adalah Mesias yang sebenarnya!” Mereka berusaha melarikan diri dari hadapan Raja segala raja itu. Dengan sia-sia mereka berusaha mencoba bersembunyi di dalam gua-gua di tanah, yang reka-retak karena beradunya elemen-elemen bumi. ——————— KA 679.1
Di tengah-tengah bumi yang sedang bergoyang, sambaran kilat dan deru halilintar, suara Anak Allah memanggil orang-orang kudus yang sedang tidur. Ia memandang kepada kuburan orang-orang benar, lalu mengangkat tangan-Nya ke langit dan berseru, “Bangun, bangun, bangun, kamu yang tidur di lebu tanah, bangkitlah!” “Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!” (Yesaya 26:19)…….——– KA 679.3
Semua keluar dari kubur dengan perawakan yang sama pada waktu mereka dimasukkan ke dalam kubur. Adam, yang berdiri di antar orang-orang yang dibangkitkan itu, adalah seorang yang tinggi dengan bentuk yang mulia, dengan perawakan sedikit lebih rendah dari Anak Allah………..———————– KA 680.1
Orang benar yang masih hidup “diubahkan dalam sekejap mata.” Pada waktu Allah bersuara mereka telah dimuliakan, dan dengan bangkitnya orang-orang kudus mereka diangkat untuk menemui Tuhan mereka di awan-awan………..—————– KA 680.2
Dari kutipan buku Kemenangan Akhir di atas kita dapatkan petunjuk yang sama dengan di Maranatha dan beberapa semakin memperjelas bahwa kedatangan yang dimaksudkan adalah untuk kedatangan kedua kali, yaitu:
Malaikat kudus suatu kelompok besar yang tak terhitung banyaknya menyertai Dia, hal ini tidak dapat tiada dimaksudkan kepada kedatangan Yesus kedua kali,
Raja segala raja turun dia atas awan, jelas kedatangan ini bukan ke kaabahNya,
Orang-orang jahat selain dari umatNya dikatakan adalah mereka yang mencemooh, dan terdapat Herodes yang angkuh, orang-orang yang memukul, meludahi raja kehidupan, jelas mereka orang-orang jahat ini tidak ada dalam kedatanganNya ke KaabahNya, mereka belum dibangkitkan,
Dalam kedatanganNya disebutkan juga akan ada kebangkitan orang-orang benar, dan dari antara yang bangkit terdapat Adam turut dibangkitkan, jelas kebangkitan ini adalah kebangkitan pertama yaitu kebangkitan orang benar dari 1 Tesalonika 4:16, dengan demikian kedatangannya jelas kedatangan yang kedua kali,
Orang benar yang masih hidup diubahkan sekejab mata, dan bersama dengan yang bangkit menemui Tuhan mereka di awan-awan, hal inipun adalah penggenapan 1 Tesalonika 4:17, jelas merupakan kedatangan yang kedua kali.
Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa kata-kata SUARA ALLAH TERDENGAR DARI SURGA yang dimaksudkan Ny. Ellen G. White dalam kutipan tersebut adalah dimaksudkan kepada KEDATANGANNYA YANG KEDUA KALI, unsur-unsur secara rinci dalam kutipan di atas tidak dapat disimpulkan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba seperti pencuri pada waktu malam ke kaabahNya, oleh karena itu penyimpulan bahwa kepada semua kedatanganNya kepada kita tidak diperbolehkan mengetahui WAKTUNYA adalah pemahaman yang bertentangan dengan perspektif penulis dan tentunya merupakan hasil interpretasi sendiri yang bukan dari bimbingan Roh Suci.
Kemudian mengenai Ny. Ellen G. White berbicara bahwa jumlah mereka 144.000 mengenal suaraNya dalam tulisan tersebut yang dijadikan dasar penyimpulan oleh sebagian orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran makanan waktunya untuk mengeneralisasikan kedua kedatanganNya tidak boleh diketahui, dapat kita peroleh penjelasannya dari buku Tulisan Permulaan:
Tulisan Permulaan, khayal saya yang pertama:
Karena Allah telah menunjukkan kepada saya perjalanan orang Advent ke-kota Suci dan upah besar yang akan dikaruniakan kepada orang yang me-nunggu-nunggu Tuhannya dari pesta kawin itu, boleh jadi wajiblah saya memberikan kepadamu ringkasan yang Tuhan tunjukkan kepada saya itu. Orang suci yang kekasih itu haruslah menempuh banyak kesusahan. Tetapi kesukaran kita yang ringan dan yang sementara saja itu akan mendatangkan bagai kita satu kelimpahan kemuliaan yang kekal dan meliputi semuanya — sedang tiada kita memandang kepada perkara yang kelihatan, karena perkara yang kelihatan itu sementara saja adanya tetapi perkara yang tiada kelihatan itu kekal adanya. Saya telah mencoba membawa laporan yang bagus dan beberapa buah anggur dari Kanaan samawi itu, oleh karenanya banyaklah orang hendak melempari saya dengan batu seperti orang banyak itu minta supaya Kaleb dan Yusak dilempari karena laporan mereka. Bilangan 14:10. Tetapi saya katakan padamu, hai saudara-saudara dan saudari-saudari dalam Tuhan, benarlah negeri itu indah, dan dapatlah kita pergi serta memilikinya. —— TP 12.2
Sedang saya sembahyang waktu kumpulan di rumah, turunlah Roh Suci atas saya dan seolah-olah saya diangkat semakin tinggi dan tinggi, jauh di atas bumi yang gelap ini. Saya menoleh hendak melihat kepada orang Advent di dunia ini, tetapi tidak saya melihat mereka itu. Adalah satu suara mengatakan kepada saya: “Lihat lagi, dan lihat agak tinggi sedikit.” Sayapun menengoklah dan lihat satu jalan yang lurus dan sempit jauh diatas bumi. Disinilah orang Advent berjalan menuju kota yang ada pada hujung jalan itu. Pada mereka itu ada cahaya yang terang benderang dibelakangnya pada permulaan jalan itu; seorang malaikat katakan kepada saya bahwa itulah seruan tengah malam cahaya ini bersinar sepanjjang jalan itu dan menerangi kaki mereka itu supaya jangan ada yang tersandung. Bila mereka selalu memandang kepada Isa yang berjalan di depan dan memimpin mereka ke kota itu, selamatlah mereka. Tetapi tiada berapa lama beberapa orang menjadi letih dan berkata kota itu amat jauh, dan mereka sangka telah patut tiba di sana. Maka Isapun suka gembirakan mereka itu oleh mengangkat tangan kananNya yang mulia itu dan dari tanganNya datanglah terang bergelombang kepada pasukan Advent itu, lalu mereka bersorak “Halelujah”. Ada orang yang nekat menyangkal terang yang dari belakang mereka sambil mengatakan bahwa Tuhan yang memimpin mereka sampai kini. Maka padamlah terang yang di belakang mereka itu sehingga gelap gulitalah kelilingnya dan merekapun tersandung dan tidak melihat lagi tujuan itu dan Jesus, lalu mereka jatuh dari jalan itu ke bawah ke dalam dunia yang gelap dan penuh kejahatan itu. Tiada lama kemudian kami dengar suara Tuhan seperti suara banyak air memberitahukan hari dan jam kedatangan Jesus. Adapun orang saleh yang 144,000 bilangannya itu tahu dan mengerti suara itu sedang orang-orang jahat pikir bahwa itulah guruh dan gempa adanya. Bila Tuhan katakan waktu kedatangan itu, Dia curahkan atas kami Roh Suci, maka muka kami mulai bersinar dan memancarkan kemuliaan Allah seperti muka Musa bila dia turun dari bukit Sinai. —— TP 13.1
Adapun yang 144,000 itu sekalian ada termeterai dan bersatu dengan sempurnanya. Pada dahi mereka ada tertulis Allah, Jerusalem Baru dan satu bintang yang indah mengandung nama Isa yang baru. Maka bangkitlah amarah orang durjana itu melihat keadaan kami yang berkesukaan dan suci itu dan mereka hendak menerkam dengan ganas dan menangkap kami akan dimasukkan ke dalam penjara. Kami mengulurkan tangan dalam Nama Tuhan, dan mereka rebah ke bumi dengan tiada berdaya. Pada waktu itu diketahuilah kaabah Iblis bahwa Tuhan kasih akan kami yang dapat membasuh kaki satu sama lain dan bersalaman dengan saudara-saudara dengan cium yang suci, maka mereka pun sujudlah pada kaki kami. —– TP 14.1
Kemudian pandangan kami tertarik ke timur, karena satu awan yang hitam dan kecil telah kelihatan, kira-kira separuh tangan orang besarnya; kami sekalian tahu itulah tanda Anak Manusia. Dengan perasaan dahsyat serta berdiam kami memandang embun itu yang datang makin dekat, serta semakin terang, mulia dan semakin mulia pula, sampai akhirnya nyatalah dia ada satu awan yang besar dan putih. Bawahnya kelihatan seperti api, satu pelangi ada di atasnya sedang berkeliling ada berpuluh ribu malaikat bernyanyi nyanyian yang amat merdu; maka diatasnya duduklah Anak Manusia. Rambutnya putih seperti salju, berombak-ombak sampai pada bahuNya; pada kepalaNya ada banyak mahkota. KakiNya kelihatan seperti api; pada tangan kananNya ada sebilah arit yang tajam; pada kiri satu trompet perak. Matanya seperti nyala api yang memeriksai anak-anakNya terus menerus. Kemudian segala muka orang menjadi pucat, dan orang yang menolak Tuhan itu menjadi hitam. Kemudian kami berteriak: “Siapakah gerangan dapat berdiri? Adakah jubah saya tak bercacat?” Maka berhentilah malaikat-malaikat itu menjanji; sekalian berdiam dengan dahsyatnya ketika Jesus berkata: “Orang yang tangannya bersih dan hatinya suci dapatlah berdiri; karuniaKu adalah bagimu” Mendengar ini maka wajah kami pun menjadi terang, dan hati kami masing-masingpun dipenuhi kesukaan. Maka malaikat itu pun angkat suaranya lebih tinggi dan menyanyi lagi, sementara embun itu makin hampir ke bumi. —- TP14.2
Kemudian berbunyilah terompet perak Jesus itu sementara Ia turun di atas awan yang dikelilingi nyala api. Dia memandang atas kubur orang-orang suci yang tidur itu, kemudian Ia memandang ke langit sambil mengulurkan tanganNya ke atas lalu berseru: “Bangun! bangun! bangunlah! engkau yang tidur dalam habu, dan bangkitlah.” Maka gempalah bumi dengan hebatnya. Kubur-kubur terbuka dan yang mati pun keluarlah berpakaian kekekalan. Yang 144,000 itu pun bersorak: “Haleluyah!” bila mereka mengenal sahabat-sahabatnya yang telah dirampas dari padanya oleh maut, dan pada saat itu juga kami diubahkan diangkat bersama-sama dengan mereka itu hendak bertemu dengan Tuhan di angkasa. —- TP 15.1
Dari kutipan paragraf pertama kata-kata Ny. Ellen G. White di atas dapatlah kita pahami kejelasan permasalahan tentang mengapa ia menyebutkan hanya 144.000 yang hadir dan mengenal suara Allah ketika menyampaikan hari dan jam kedatanganNya, sementara keberadaan hasil penuaian dari seluruh dunia dengan seruan keras yang merupakan buah-buah kedua tidak sama sekali ia sebutkan, adalah ternyata tulisan tersebut merupakan suatu laporan yang dikhususkan menceritakan pengalaman perjalanan dan keberadaan gereja Advent ke kota suci atau Kanaan Samawi dan yang ia sampaikan berupa ringkasan, jadi bukanlah laporan keseluruhan hasil pekerjaan penuaian atau penebusan Yesus dari dunia secara keseluruhan.
Keyakinan tersebut kita dapat simpulkan juga dari penyebutan kata-kata “KAMI” dalam laporannya, dari yang kita baca terlihat bahwa Ny. Ellen G. White merupakan bagian yang turut bersama-sama dengan rombongan 144.000 tersebut, maka itu pernyataannya bukanlah berupa laporan penglihatan Ny. Ellen G. White atas hasil penebusan Yesus dari dosa secara menyeluruh umat dari berbagai generasi. Kemudian jika tetap saja sebagian orang membuat kesimpulan bahwa penyampaian suara Allah menyebutkan hari dan jam kedatanganNya tersebut hanya untuk kedatanganNya yang tiba-tiba ke kaabahNya, pertanyaan yang dapat kita ajukan adalah apakah mungkin setelah terkumpulnya 144.000 sesuai halaman TP 14.1 Yesus langsung datang ke dunia ini seperti yang dikatakan terlihat seperti awan kecil yang kemudian datang makin dekat, serta semakin terang, dan semakin mulia, sampai akhirnya nyatalah satu awan yang besar dan putih sesuai yang dijelaskan pada halaman TP 14.2? Sementara tidak terdapat penjelasan terhadap hasil pengumpulan buah-buah kedua dari pekerjaan Roh Suci hujan air. Demikian pula pada halaman TP 15.1 kita perhatikan apakah hanya jumlah 144.000 saja yang bersama-sama dengan orang-orang yang dibangkitkan dibawa menyongsong Yesus diawan-awan?
Kita saksikan perbedaan dengan tulisan Ny. Ellen G. White pada buku Maranatha 6 Oktober hal 287, kita tidak temukan penyebutan kata-kata “KAMI” disana, sehingga bila seseorang yang mengaku pelajar kebenaran tidak membaca dan menelusuri keseluruhan pernyataan Ny. Ellen G. White yang terkait lainnya dan terus saja menggantungkan pengertiannya kepada orang lain, maka sangatlah dimungkinkan ia akan terbawa kepada penyimpulan sempit yang dibangun oleh orang yang digantungi dan sebagai akibatnya mereka akan MENOLAK, TIDAK MEMPERCAYAI dan MEREMEHKAN terang kebenaran tentang WAKTU yang dibawakan kepadanya, mereka tidak dapat menjadi orang-orang yang dikategorikan BERJAGA-JAGA karena MENGETAHUI TANDA-TANDA ZAMAN sebagaimana gembala-gembala Betlehem dan orang-orang Majus ketika Yesus datang di kandang domba Betlehem yang lalu.
Setelah memperoleh jawaban atas pertanyaan mengapa Ny. Ellen G. White hanya menyebutkan mereka 144.000 saja dalam penulisan penjelasannya yang mengeneralisasikan kedatanganNya yang kedua kali, berpegang kepada petunjuk Ny. Ellen G. White yang menegaskan kita untuk mengetahui TANDA-TANDA ZAMAN sebagaimana gembala Betlehem dan orang Majus dari pembahasan kita di atas, pertanyaan selanjutnya yang juga sangat perlu kita carikan jawabannya adalah :
Alasan Ny. Ellen G. White menyampaikan beberapa penjelasan yang melarang penetapan WAKTU yang menimbulkan orang-orang mengabaikan petunjuknya yang tegas tentang contoh dan contoh saingan dari kedatangan Yesus yang pertama di Betlehem
Jawaban yang kita dapatkan pertama adalah sebagaimana yang telah kita ketahui yaitu Ny. Ellen G. White walaupun pada beberapa tulisannya ia berbicara tentang adanya pembersihan sidang atau Yehezkiel 9 dan juga dari kutipan tulisan pembahasan kita di atas ia menunjukkan perbedaan perlakuan yang dituntut kepada umatNya dari dua kedatanganNya yang masih di depan, namun secara keseluruhan karena tugas mempersiapkan orang-orang bagi kedatangan Yesus yang tiba-tiba ke kaabahNya bukan merupakan bagiannya, melainkan tugas dari seseorang utusan lain yang akan dikirimkan setelah Ny. Ellen G. White, pemahaman yang ia miliki hanya mengenai kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan, yaitu pemahaman yang sama dimiliki para rasul-rasul dahulu menulis, termasuk rasul Matius sendiri. Maka khususnya bagi orang-orang Laodekia yang mengaku telah berpegang kepada kebenaran makanan pada waktunya seharusnya tidaklah perlu bimbang dan berpengertian yang simpang siur jika pemahaman Ny. Ellen G. White hingga ia meninggal tahun 1915 terdapat perbedaan saat di dalam tulisannya dan pernyataan-pernyataannya yang dicatat yang cenderung dipengaruhi dari kata-kata Matius 24:36, sehingga dengan demikian dapatlah kita pahami bahwa pada dasarnya larangan Ny. Ellen G. White dalam menegur orang-orang pemegang pekabaran tiga malaikat melakukan TIME SETTING adalah ditujukan kepada usaha-usaha mengetahui WAKTU bagi kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan, bukan kepada kedatanganNya yang tiba-tiba seperti pencuri di kaabahNya, hal teguran demikian kita dapat lihat dari contohnya pada peringatannya yang ia sampaikan kepada usaha TIME SETTING saudara E.P. Daniels dan orang-orang fanatik di perkemahan Jackson, mereka tentunya tidaklah mungkin melakukan TIME SETTING kepada kedatangan Yesus yang tiba-tiba ke kaabahNya.
Adanya keterbatasan gulungan kebenaran yang belum terbuka bagi Ny. Ellen G. White yang mempengaruhi tulisannya, dapat kita pahami dari kutipan berikut :
Bahkan nabi yang mendapat penerangan khusus dari Roh Suci tidak sepenuhnya mengerti makna wahyu yang diberikan kepada manusia arti wahyu itu akan diungkapkan dari zaman ke zaman, pada waktu umat Allah memerlukan petunjuk yang ada di dalamnya. —— KA 360.2
Namun, walaupun para nabi tidak diberi pengertian sepenuhnya tentang perkara-perkara yang dinyatakan kepada mereka, mereka dengan sungguh-sungguh mencari untuk memperoleh semua terang yang dikehendaki Allah untuk dinyatakan. Mereka “mencari dan meneliti dengan rajin,” “meneliti saat yang mana, atau yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus yang ada dalam mereka diberitahu.” Betapa menjadi satu pelajaran bagi umat Allah pada zaman Kekristenan, karena nubuatan-nubuatan ini diberikan kepada hamba-hamba-Nya untuk keuntungan mereka! “Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu.” Saksikanlah umat-umat kudus Allah pada waktu mereka “mencari dan meneliti dengan rajin” mengenai wahyu yang diberikan kepada mereka bagi generasi yang akan datang yang belum lahir. Bandingkanlah semangat mereka yang saleh dengan sifat acuh tak acuh umat-umat pada zaman kemudian memperlakukan karunia surga ini. Betapa suatu teguran bagi pencinta, keduniawian dan kesenangannya, yang acuh tak acuh, yang puas hanya menyatakan bahwa nubuatan-nubuatan itu tidak bisa dimengerti. —— KA 361.1
Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal yang kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus, walaupun pada waktu Juruselamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia, yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya. —- KA 361.2
Dari kutipan tersebut kita dapat melihat bahwa para nabi yang dikirimkan Tuhan untuk menjembatani pikiran manusia dengan Tuhan yang bagaikan langit dan bumi sebagaimana dikatakan dalam Yesaya 55:9 kesemuanya tidak sepenuhnya memahami perkara-perkara yang ia telah tuliskan, kesemuanya disampaikan melalui mereka dikatakan bukan untuk melayani diri mereka, melainkan untuk generasi yang akan datang yang belum lahir, dan kitalah generasi yang akan datang yang dimaksud, karena kepada siapa lagi jika bukan kepada kita yang telah berada di persimpangan jalan. Demikian pula ketidakpahaman juru kabar yang menuliskan bagi kita di atas kita temui dalam beberapa tulisan Ny. Ellen G. White, sebagai salah satu contohnya adalah tulisan yang sedang kita bahas antara lain dalam sub judul atau Bab 17 buku Kemenangan Akhir yang memberikan petunjuk contoh dan contoh saingan dari peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem, dikatakan GEREJA MURTAD KARENA TIDAK MENGETAHUI TANDA-TANDA ZAMAN dan TANDA-TANDA ZAMAN yang dimaksud adalah pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU kedatangan Yesus kedua kali contoh saingan dari kelahiran Yesus di Betlehem, gereja yang dimaksud Ny. Ellen G. White tentunya adalah gereja Advent sebagai sidang yang terakhir, namun pertanyaan apakah di saat Ny. Ellen G. White menuliskan kata-kata tersebut ia telah mengetahui TEMPAT dan WAKTU kedatangan Yesus kedua kali? Jelas hal pengetahuan tersebut masih belum terbuka gulungan kebenarannya pada saat itu. Contoh lainnya juga, dalam hal Ny. Ellen G. White menyebutkan kedatangan Yesus dalam kedua tulisan yang saling bertentangan dari pembahasan kita, yaitu dari Maranatha 6 Oktober hal 287 dengan buku Kemenangan Akhir Sub Judul 17 Berita kedatangan Kristus serta tulisan-tulisan yang terkait. Pada Maranatha kita dapatkan bahwa kedatangan Yesus akan disampaikan oleh suara Allah sendiri, sedangkan dalam buku Kemenangan Akhir pengetahuan akan TEMPAT dan WAKTU dapat diketahui dari contoh saingan hasil usaha orang-orang yang dilambangkan gembala Betlehem dan orang Majus, berarti jelas kedua-dua tulisan tersebut tidak dapat disimpulkan kepada peristiwa kedatangan Yesus yang sama, dan tidak dapat seorang pelajar Alkitab yang jujur untuk mengabaikan atau menjujung tinggi salah satunya, walaupun demikian Ny. Ellen G. White menyatakan bahwa kedua-duanya adalah KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI, dengan demikian maka kita yang hidup di saat telah datangnya juru kabar yang menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga sudah harus memahami tulisan-tulisan Ny. Ellen G. White tersebut sesuai dengan gulungan kebenaran yang telah terbuka lebih luas dari saat penulisan tulisan-tulisan yang terbatas tersebut.
Demikian penggalian kita terhadap perbedaan dua pernyataan Ny. Ellen G. White yang tampak saling bertentangan, sekarang kita dapat pahami dengan jelas bahwa akan ada dua kedatangan Yesus yang kedua kali, dan terhadap masing-masingnya tuntutan Tuhan berbeda-beda, Matius 24:36 jelas hanya dimaksudkan kepada kedatanganNya yang kedua kali sebagai raja atas segala raja, ayat tersebut tidak dicampur aduk pemahamannya dengan kedatanganNya dari Maleakhi 3:1, kita yang hidup di saat kedua kedatangan tersebut akan terlaksana wajib memahami dan mempercayainya, tidak meninggikan salah satu tulisan lebih tinggi dari yang lainnya kemudian mengabaikan petunjuk bimbingan Roh Suci dalam Ny. Ellen G. White menuliskannya bagi kita. Kita harus bergerak maju meninggalkan pengertian-pengertian yang telah lama dipegang dan berusaha mewujudkan serta membuktikan dari jenis umat yang manakah kita berasal, bukan duduk dengan keyakinan yang berlebih mengeneralisasikan pengetahuan akan kedatanganNya dan dengan percaya diri hanya menanti suara Allah yang akan menyampaikan hari dan jam kedatanganNya, yang mana hal tersebut akan berakibat fatal dalam kedatanganNya yang sebentar lagi kita akan hadapi yaitu dengan tiba-tiba seperti pencuri Ia datang di KaabahNya memeriksa apakah kita memakai pakaian kawin atau tidak.
Dampak dari belum sepenuhnya dipahami adanya perbedaan dua peristiwa kedatangan Yesus yang kedua kali dari Ny. Ellen G. White juga berpengaruh terhadap pemahaman Victor T. Houteff dalam penulisan awal-awal bukunya
Sebagaimana kita telah pelajari dari petunjuk Ny. Ellen G. White dalam :
Testimonies to Ministers, p 475:
Nubuatan harus digenapi. Tuhan berfirman : Tengoklah, Aku akan mengutus kepadamu Eliyah nabi itu mendahului datangnya hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu. Seseorang akan datang dalam roh dan kuasa Eliyah, maka apabila ia muncul, orang akan mengatakan: Engkau terlalu sungguh-sungguh, engkau tidak menginterpretasikan Alkitab dalam cara yang sepatutnya. Marilah kuceritakan kepadamu bagaimana mengajarkan pekabaranmu itu. (Maleachi 4)
Early Writings, p. 277:
Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya bertugas turun ke bumi, untuk menggabungkan suaranya dengan m a l a i k a t y a n g k e t i g a, dan memberikan kuasa dan tenaga bagi pekabarannya ….. Pekabaran ini tampaknya merupakan suatu t a m b a h a n bagi pekabaran yang ketiga, yang bergabung dengannya bagaikan seruan tengah malam yang telah bergabung dengan pekabaran malaikat yang kedua dalam tahun 1844.
Setelah kehadiran Ny. Ellen G. White sebagai juru kabar yang bertugas untuk membawakan pekabaran tentang Sabat, yaitu hari kesucian Tuhan yang telah dihilangkan selama masa kegelapan agama yang lalu, selanjutnya dalam rangka penuntasan misi penebusan Yesus terhadap dosa-dosa manusia, melalui kutipan tulisan Ny. Ellen G. White di atas kepada kita diberitahukan adanya kehadiran seorang juru kabar lainnya yang bertugas menggenapi kata-kata dari nubuatan Maleakhi 3:1, utusan ini dimaksudkan untuk bergabung dengan pekabaran dari Ny. Ellen G. White memberikan kekuatan dan kuasa bagi pekabaran tiga malaikat, kehadirannya adalah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus ke kaabahNya, yaitu kedatangan yang tiba-tiba seperti pencuri pada waktu malam.
Fokus pembicaraan kita tidak kepada kehadiran seseorang yang lain yang menggabungkan suaranya dengan pekabaran malaikat yang ketiga, melainkan terkait dengan sub judul pembahasan kita maka kita langsung berlanjut kepada tulisan dari juru kabar yang menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ke tiga, yaitu Victor T. Houteff :
Tongkat Gembala jilid 2 sub judul materai yang ketujuh–gambaran reformasi:
Adakah sesuatu cara dengan mana kita dapat menentukan saat dari pembukaan meterai itu, dan permulaan pehukuman bagi orang-orang hidup ? Jika Allah begitu setia mengungkapkan kepada semua orang hidup permulaan pehukuman bagi orang-orang mati, maka tidak akan mungkin bahwa Ia akan tetap merahasiakan masa pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Jika Ia tetap merahasiakannya, maka kita tidak akan memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir; juga tidak akan ada keadilan dalam pengrahasiaan yang sedemikian ini, dan juga pehukuman yang sedemikian tidak mungkin sah secara hukum. Oleh sebab itu, sebuah ungkapan tentang pehukuman bagi orang-orang hidup adalah sangat penting sama seperti ungkapan injil itu sendiri. Karena pehukuman itu (penghapusan dosa-dosa) ialah tindakan yang termulia di dalam injil Kristus. Dengan demikian kita menyimpulkan, bahwa apabila meterai itu dibuka, dan pehukuman bagi orang-orang hidup dimulai, maka kita harus mengetahuinya. Hari grafirat itu dalam contohnya membuktikan sama, karena orang-orang Israel telah diberitahu dengan sebaik-baiknya akan peristiwa itu, mengenai kewajiban-kewajiban mereka, dan akibat-akibatnya.
Tanggal dari peristiwa termulia bagi orang-orang benar, tetapi sangat mengerikan bagi orang-orang jahat itu, akan diumumkan pada kegenapan dari ayat yang berikut ini: “Maka malaikat itu mengambil pedupaan, lalu mengisinya dengan api dari medzbah itu, lalu mencampakkannya ke bumi; maka terdengarlah suara-suara, dan guntur-guntur, dan kiIat-kiIat dan gempa bumi.” (Wahyu 8 : 5). Pencampakan api dari medzbah itu ke bumi ialah penuangan Roh Allah. Kami telah menegaskan di depan, bahwa buku Wahyu ialah suatu ungkapan dari nubuatan-nubuatan, dan bukan sebuah nubuatan sendiri. Oleh sebab itu, maka kita akan menemukan ramalan dari peristiwa yang mulia ini di dalam Yoel 2 : 28, 29. “Suara-suara, dan guntur-guntur, dan kiIat-kiIat itu,” menunjukkan pembukaan pehukuman bagi orang-orang hidup, seperti juga yang ditunjukkan olehnya terhadap pembukaan pehukuman bagi orang-orang mati (Lihat Wahyu 4 : 5). Gempa bumi akan merupakan pertanda dari peristiwa itu.
Pada kutipan diatas terdapat kontradiktif dalam pernyataan Victor T. Houteff pada paragraf pertama dengan paragraf yang kedua, dalam paragraf yang pertama dengan tegas diperlihatkan kepada kita bahwa sebagaimana pehukuman orang mati waktunya telah dibukakan dengan tepat dari ujung perhitungan 2300 petang dan pagi oleh Tuhan kepada William Miller, maka adalah tidak mungkin Ia tetap merahasiakan masa pehukuman orang hidup bagi kita di akhir zaman ini, ia juga jelaskan bahwa jika WAKTUNYA tetap dirahasiakannya, maka kita tidak memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir, juga tidak ada keadilan serta tidak sah secara hukum.
Pernyataan Victor T. Houteff tersebut menunjukkan bahwa bila kita diberitahukan pengetahuan tentang WAKTU PEHUKUMAN ORANG HIDUP, maka pengetahuan tersebut akan sama sebagaimana yang diberikan kepada William Miller dahulu, yaitu dibukakan pengertiannya beberapa tahun sebelumnya dan menjadi suatu kebenaran makanan pada waktunya yang merupakan ujian bagi orang-orang Kristen yang hidup saat itu, jadi akan ada waktu jeda antara dimilikinya pengetahuan tentang WAKTU PEHUKUMAN ORANG HIDUP dengan pelaksanaan pehukuman orang hidup tersebut.
Namun ketegasan dan keyakinan Victor T. Houteff yang terlihat di paragraf pertama tersebut bertolak belakang bila kita melanjutkan membaca pada paragraf yang kedua. Di paragraf keduanya ia katakan bahwa pengetahuan tanggal dari peristiwa kedatangan Yesus yang sesuai konteks dialamatkan kepada kedatangannya dalam waktu ½ jam sunyi senyap di dalam sorga, bukan kepada kedatanganNya yang kedua kali akan DIUMUMKAN pada saat peristiwa itu sendiri terlaksana, maka bila demikian maka tidak akan ada waktu lagi untuk menguji umatNya siapa yang bersedia menerima dan menolak pekabaran PENETAPAN WAKTU sebagaimana dahulu di zaman William Miller dan Jika seperti demikian yang terjadi, maka tentunya pengumuman WAKTUNYA tersebut akan terjadi secara tiba-tiba dan tidak ada pembedaan pengetahuan tentang WAKTU bagi kedua anak-anak kegelapan dan anak-anak terang, hal tersebut bertentangan dengan ayat 1 Tesalonika 5:4, 5 dan penjelasan Ny. Ellen G. White di atas tentang contoh dan contoh saingan peristiwa kedatangan Yesus yang pertama di Betlehem.
Berikutnya dalam tulisan Victor T. Houteff lainnya yaitu dalam Tongkat Gembala jilid 2 sub judul Matius pasal 24 dan tanda-tanda dari kedatangan Kristus (1932), ia mengatakan :
Maka demikianlah kelak akhirat itu tiba bagi orang-orang berdosa, tetapi bukan bagi umat Allah: “Karena Tuhan sendiri akan turun dari sorga dengan suatu seruan, dengan suara penghulu malaikat, dan dengan sangkakala Allah; maka orang-orang yang mati dalam Kristus akan bangkit dahulu. Kemudian kita yang hidup dan yang masih tinggal ini akan diangkat bersama-sama dengan mereka di dalam awan-awan, untuk menjumpai Tuhan di angkasa, maka demikianlah kita kelak akan tinggal bersama-sama dengan Tuhan untuk selama-lamanya.”(1 Tessalonika 4 : 16, 17).
Bagi orang-orang berdosa hari itu kelak merupakan suatu hari yang mengerikan, maka kepada mereka Ia akan datang seperti seorang pencuri pada malam hari,” tetapi tidaklah demikian halnya bagi orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan-Nya. Karena, berbicara mengenai aniaya besar yang telah menyekap umat-Nya dalam masa kegelapan selama 1260 tahun dari Daniel 7 : 25 itu, Ia berfirman sebagai berikut: “Segera setelah masa sengsara itu matahari akan digelapkan, dan bulan tidak akan memberikan cahayanya, dan bintang-bintang akan gugur dari langit, dan segala kekuatan di langit akan di goncangkan. Lalu kemudian akan kelihatan anak manusia di langit, maka segala bangsa manusia di bumi akan meratap, dan mereka akan melihat Anak manusia datang di dalam awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Maka Ia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dengan suatu bunyi sangkakala besar, maka mereka akan menghimpunkan bersama-sama umat pilihannya dari seluruh empat mata angin, dari ujung langit yang satu sampai kepada ujung langit yang lainnya.” (Matius 24 : 29 – 31).
Kembali kita perhatikan dari penjelasan Victor T. Houteff di atas, adakah kita dapat melihat pernyataan yang tampak kotradiktif? Victor T. Houteff masih terpengaruh pemahaman yang terbatas dari pemahaman dari Ny. Ellen G. White yang belum mampu secara sepenuhnya membedakan dua kedatangan Yesus yang kedua kali, yaitu di paragraf yang pertama ia mengatakan bahwa “Kemudian kita yang hidup dan yang masih tinggal ini akan diangkat bersama-sama dengan mereka (yang dibangkitkan) di dalam awan-awan, untuk menjumpai Tuhan di angkasa” jelas kata-kata ini sejauh dari yang telah kita pahami dari pembahasan mendalam di atas dapat kita simpulkan kepada kedatangan Yesus yang kedua kali sebagai raja atas segala raja, namun pada paragraf yang berikutnya ia mengatakan “Bagi orang-orang berdosa hari itu kelak merupakan suatu hari yang mengerikan, maka kepada mereka Ia akan datang seperti seorang pencuri pada malam hari” kata-kata ini jelas dimaksudkan kepada kedatangan Yesus dari Maleakhi 3:1 yaitu kedatanganNya yang berbeda dengan 1 Tesalonika 4:16, 17, suatu kedatangan pendahuluan sebelum pesta perkawinan, untuk memeriksa para tamu-tamu undangan.
Tampak dalam kedua tulisan Victor T. Houteff tersebut kita dapat lihat bahwa ia mencampurkan atau belum mampu membedakan kedua kedatangan Yesus sebagaimana Ny. Ellen G. White menggunakan penamaan tulisannya kesemua kedatangan Yesus dikatakan sebagai KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI. Hal ini dapatlah kita pahami mengapa demikian, karena Victor T. Houteff dalam menuangkan tulisannya mendapatkan karunia talenta menyelidiki bukan memperoleh talenta khayal-khayal sebagaimana Ny. Ellen G. White, sehingga pengetahuannya didapat secara bertahap, selama gulungan kebenaran pengetahuan penyelidikannya belum semakin terbuka, ia masih terbawa pengaruh dari pengertian terbatas dari juru kabar atau penulis sebelumnya yaitu Ny. Ellen G. White.
Namun demikian bila kita mengikuti lebih lanjut penulisan-penulisan kebenaran yang gulungan kebenarannya makin terbuka, Victor T. Houteff telah secara jelas membedakan dua kedatangan Yesus yang kedua kali, dan mengenai pengetahuan tentang PENETAPAN WAKTU ia tidak mencampur kedua kedatangan, melainkan ia menegaskan bahwa hanya kepada kedatanganNya dalam rangka pembersihan sidang atau kedatanganNya yang tiba-tiba seperti pencuri pada malam harilah kepada kita Tuhan akan bukakan pengertiannya, sama halnya dengan pembukaan WAKTU dari pembersihan sidang atau pengadilan bagi orang-orang mati, tulisan-tulisan yang menjelaskan demikian dapat kita lihat berikut:
Tanya Jawab buku 2 hal 18 (1944):
BOLEHKAH KITA MENGETAHUI JAMNYA ?
Pertanyaan No. 15:
Buku “Early Writings,” halaman 285 mengatakan, bahwa Allah akan memberitahukan hari dan jam kedatangan kembali Nya. Dan “Tongkat Gembala,” Jilid 2, halaman 364 menyimpulkan dari pembicaraannya terhadap air bah itu bahwa peristiwa besar dari segala zaman itu akan datang pada sesuatu malam Rabu. Tetapi Kristus mengatakan: ” …. mengenai hari dan jam itu tidak seorang pun yang tahu, bahkan malaikat-malaikat sorga pun tidak tahu, terkecuali Bapa saja.” Matius 24 : 36. Bagaimanakah kedua pernyataan itu dapat dicocokkan?
J a w a b:
“Tongkat Gembala sama sekali tidak menetapkan waktu kembalinya Kristus. Walaupun dari penyelidikan Air Bah itu tersimpul, bahwa ia mungkin datang bagi milikNya pada sesuatu malam pertengahan minggu, ia itu sama sekali tidak mempersyaratkan pada malam Rabu yang mana kemungkinan hal itu terjadi. Tongkat Gembala tidak menganggap dirinya mengetahui akan hari atau jam itu. Dan mengenai kata-kata di dalam Early Writings, kata-kata Kristus di dalam Matius 24:36 itu tidak mengabaikan kemungkinan ia kelak memberitahukan hari dan jam kedatanganNya. Memang, walaupun Alkitab mengatakan bahwa malaikat-malaikat sekalipun tidak akan tahu jamnya, namun jika mereka kelak harus bersiap-siap untuk pergi bersama-sama dengan Tuhan pada kedatanganNya yang kedua kali, maka mereka tentunya harus diberitahu akan hal itu pada sesuatu hari sebelumnya, supaya mereka bersiap-siap dan berangkat. Dan walaupun tidak seorang pun sekarang mengetahui akan hari atau jamnya, namun sekiranya Bapa menganggap pantas untuk memberitahukannya, maka kita tak dapat tiada akan mengetahuinya.
Lagi pula, kedatangan yang rahasia ini (Matius 24:36) mungkin adalah suatu kedatangan yang lain dari pada kedatangan yang biasanya dipahami sebagai “kedatangan yang kedua kali.”
Buku Symbolic Code buku 2 halaman 18, 19 (8 Juni 1946) :
”Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu”.
“Ilustrasi ini bukan diberikan kepada kita saja, melainkan juga kepada semua umat Allah semenjak dari saat ia itu ditulis, maka kepada mereka telah diamarkan supaya bersedia pada segala waktu karena tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatangan Nya. Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu. Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya”. (cek ke bukunya dulu memastikan bahwa yang akan diberitahukan adalah untuk kedatangan tiba-tiba)
Amaran Sekarang buku 7 jilid 2 no. 41 hal 92 (6 November 1948) :
“Tetapi bagaimanapun saya yakin, bahwa Allah tidak akan mau membiarkan kita tetap bodoh mengenai segala perkara yang patut untuk diketahui oleh kita. Jika ia itu perlu bagi kita untuk diketahui mendahului masanya mengenai hari dan jam dari pembersihan sidang itu, maka tentunya kita akan diberitahu mengenai Paskah contoh saingan itu. Tentu kita akan mengetahui sedikit-dikitnya sama banyak sebelumnya seperti yang diketahui oleh Musa dari hal Paskah di masa hidupnya. Berbulan-bulan sebelumnya ia tidak tahu mengenai hari dan jam dari peristiwa-peristiwa yang akan jadi pada waktu itu, tetapi kepadanya telah diberi petunjuk mengenai kewajiban-kewajiban pribadinya maupun dari orang banyak itu dan mengenai apa yang harus ditunggu dari hari ke hari.
Dari kutipan-kutipan tersebut jelas setelah pengetahuan Victor T. Houteff telah lebih berkembang dibandingkan pada penulisan buku Tongkat Gembala, walaupun ia belum diberikan terang hingga WAKTUNYA YANG TEPAT, namun kita sebagai siswa Alkitab yang jujur dan menggunakan metode yang sama dengan Victor T. Houteff yang terus menerus menggali kebenaran dan tidak hanya kepada yang tersaji dipermukaan, maka telah dapat memahami bahwa HANYA UNTUK KEDATANGAN YESUS YANG KE KAABAHNYALAH YANG KEPADA KITA AKAN DIBERITAHUKAN WAKTUNYA yaitu sesuatu kedatangan yang lain daripada kedatangan yang biasanya dipahami.
Melalui pengetahuan tentang WAKTUNYA PEMBERSIHAN BAGI SIDANG PENGADILAN ORANG HIDUP inilah orang-orang dalam periode paling yang terakhir ini akan diuji seberapa mereka mau merendahkan hatinya, meninggalkan pengertian-pengertian mereka yang telah sedemikian lama dipertahankan ketika gulungan kebenaran tentang WAKTU dibukakan dihadapan masing-masing. Setiap orang kembali harus menjawab pendiriannya apakah mau mengikuti para pengolok-olok ataukah mau mengikuti orang-orang yang sebagaimana William Miller dahulu.
Sampai kepada meninggalnya kedua juru kabar akhir zaman Tuhan pengetahuan TANDA-TANDA ZAMAN tentang TEMPAT dan WAKTU kedatanganNya yang tiba-tiba di kaabahNya ternyata belum juga diberikan kepada kita, namun oleh karena kita ketahui bahwa pernyataan-pernyataan Ny. Ellen G. White dan Victor T. Houteff di atas adalah hasil bimbingan dari roh suci, dan tidak adanya petunjuk yang mengarahkan penghentiannya, maka tentunya meninggalnya mereka tidak membuat gugur pesan-pesan atau petunjuk yang mengatakan “jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu”, dan sesuai kata-kata tersebut bukanlah jabatan nabi yang akan dibuat mengetahui, melainkan mereka yang tidak diperhitungkan dan diremehkan yaitu mereka-mereka yang berada di dalam sidang Laodekia contoh saingan dari gembala Betlehem dan orang Majus.
Semoga kiranya dari pembahasan tulisan-tulisan Roh Nubuatan dari Ny. Ellen G. White dan Victor T. Houteff diatas dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar kebenaran firman Tuhan, yaitu tidak mengabaikan suatu petunjuk terang kebenaran, dan berusaha meyakinkan cocok dengan semua kebenaran yang terkait, kita semua khususnya orang-orang yang telah mengaku sebagai pemegang kebenaran makanan pada waktunya sekarang dapat konsisten terus menerus menerima pengetahuan kebenaran yang berkembang, dan memahami bahwa TERDAPAT DUA KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI, tidak lagi bersikap tidak memiliki pendirian yaitu ketika berbicara tentang Yehezkiel pasal 9, gandum dan lalang, ikan yang baik dan ikan yang jelek mengatakan bahwa terdapat suatu kedatangan lain mendahului kedatanganNya yang kedua kali yaitu kedatangan Yesus yang tiba-tiba di kaabahNya memeriksa para tamu-tamu pesta perkawinan, namun ketika berbicara tentang penetapan WAKTU ternyata berpandangan mundur turut serta kembali kepada pemahaman-pemahaman para pemimpin gereja Advent yang tegas-tegas menolak pekabaran kedatangan Yesus ke kaabahNya, sehingga secara bersama-sama tanpa sadari sepakat menggunakan secara salah kata-kata Matius 24:36 mengatakan BAHWA HANYA BAPA SAJA SENDIRI YANG MENGETAHUI HARI DAN JAM. Adalah tidak mungkin roh suci yang sama yang memimpin Ny. Ellen G. White mengatakan GEREJA MURTAD karena tidak mengetahui TANDA-TANDA ZAMAN (pengetahuan tentang TEMPAT dan WAKTU), pada waktu yang sama memimpin orang-orang para pemimpin GEREJA yang sama yang dituju tulisan Ny. Ellen G. White tersebut dan orang-orang yang telah mengaku pemegang kebenaran pada waktunya dengan keras menentang dan menolak kebenaran tentang TANDA-TANDA ZAMAN.