<< Go Back

Beberapa Kebangkitan

 Orang Mati di Akhir Zaman

 

Dosa ialah pelanggaran hukum, dan upah dosa adalah m a u t.  Adam dan Hawa sebagai leluhur kita yang pertama diciptakan Allah di bumi ini, telah ditempatkan di Eden, sebuah rumah taman yang indah permai, yang belum pernah terbayangkan keindahannya oleh siapapun juga yang lain, selain daripada hanya oleh mereka berdua, pasangan yang pertama itu saja.

Eden yang telah dijuluki juga sebagai Firdaus itu telah diangkat kembali ke sorga tak lama setelah kejatuhan pasangan yang sangat berbahagia itu dalam dosa. 

 

        Segera setelah mereka ditempatkan di Eden, maka segera pula Tuhan Allah memperkenalkan kepada mereka berdua tabiat-Nya yang sangat luhur dan mulia, yaitu K A S I H, berikut klasifikasinya yang lengkap sebagaimana tertuang di dalam Sepuluh Perintah-Nya dari Hukum Dasar Torat. Sekaliannya ini kemudian diperinci lebih lanjut dalam beberapa peraturan pelaksanaannya, yang antara lain kewajiban untuk memenuhi bumi dengan keturunannya. Bersumber dari kasih-Nya yang luhur dan mulia itulah, maka kepada keduanya telah diberikan salah satu peraturan penting yang harus dipatuhi dengan ketat sebagai berikut :

 

“Maka Tuhan Allah memerintahkan kepadanya : ‘Dari setiap pohon dari taman dapat engkau makan dengan sebebas-bebasnya. Tetapi dari pohon pengetahuan akan hal baik dan jahat, jangan kamu makan daripadanya, karena d a l a m hari engkau memakannya engkau akan mati.” – Kejadian 2 : 16, 17.

       Perintah ini pertama sekali telah disampaikan secara lisan dari Tuhan Allah sendiri kepada Adam, sebelum isterinya diciptakan baginya. Dan perintah inipun kemudian telah diteruskan kepada isterinya berikut berbagai  Perintah-Perintah Dasar lainnya yang sejak mulanya telah dicetak pada hatinya,  merupakan  tabiat K A S I H Allah yang luhur dan mulia itu. Inilah pula sebabnya, maka hamba Tuhan Nyonya White mengatakan : “Adam  dan  Hawa  pada  waktu  ciptaan  mereka,  telah  mengetahui  akan  h u k u m  A l l a h itu.  Iaitu telah dicetak pada hati mereka, maka mereka memahami semua tuntutannya atas diri mereka.”EGW. SDA Bible Commentary, vol. 1, p. 1104.

Kurang lebih tiga puluh lima tahun lamanya Adam dan Hawa telah berhasil menikmati rumah taman yang indah tak terbayangkan itu, baharu kemudian terlibat mereka dalam dosa karena memakan daripada buah pohon yang terlarang itu. Bagi sebagian orang pelanggaran yang hanya demikian itu tampaknya sepele. Sehingga Tuhan Allah mungkin telah dipandang terlalu keras. Namun dalam alam pemikiran hukum Allah yang juga dianut oleh umat-Nya di bumi ini, Adam dan Hawa telah didapati bersalah karena lebih percaya pada suara Iblis yang telah memperdayai mereka, daripada kepada suara Allah yang telah memerintahkan langsung kepada mereka untuk menjauhi buah pohon yang mematikan itu.

 

        Jadi, keduanya telah berdosa karena melanggar Perintah Ke-I dari Hukum Dasar Torat, karena mematuhi suara dewa yang lain; dan juga karena melanggar Perintah Ke-VI  dari Hukum Dasar yang sama, karena telah membunuh dirinya sendiri. Mereka telah lalai mengasihi Allah dengan sepenuh hati, jiwa dan kekuatannya, dan juga telah lalai mengasihi dirinya sendiri. Sesungguhnya lengkap sudah dosa mereka itu untuk dikenakan hukuman maut d a l a m  hari itu juga. Tetapi  mengapakah hukuman maut mereka itu tidak langsung dieksekusikan pada hari yang sama? Hamba Tuhan Nyonya White menuliskannya sebagai berikut :

 

“Adam mendengar pada perkataan dari penggoda itu, lalu tunduk kepada hasutannya, lalu jatuh berdosa. Mengapakah hukuman maut tidak segera ditegakkan dalam perkaranya itu ? ….. Sebab suatu tebusan telah ditemukan. Putera tunggal Allah secara sukarela akan memikul dosa manusia pada diri-Nya, lalu melakukan suatu tebusan bagi umat manusia yang sudah jatuh. Tidak akan mungkin ada pengampunan apapun bagi dosa, kalau saja penebusan ini tidak dibuat.”Review and Herald, April 23, 1901.

 

Jadi, gantinya Adam menjalani hukuman maut pada tahun yang ke-35 dari usianya, ia ternyata telah diperpanjangkan umurnya sampai mencapai 930 tahun di muka bumi. Sejarah kehidupan Adam dan isterinya Hawa sesungguhnya belum banyak kita ketahui, namun mereka berdua akan kelak didapati di antara umat kesucian yang akan dibangkitkan pada kedatangan Jesus kedua kali yang akan datang, sebab hamba Tuhan mengatakan : 

 

“Injil itu pertama sekali dihotbahkan kepada Adam oleh Kristus. Adam dan Hawa benar-benar merasa menyesal lalu bertobat karena sebab kesalahan mereka. Mereka percaya akan janji Allah yang tak ternilai itu, lalu luput dari seluruh kebinasaan.” – Review and Herald, April 29, 1875.

 

“Adam yang berdiri di antara rombongan besar orang banyak yang b a n g k i t  itu, memiliki tinggi dan bentuk badan yang jangkung dan mulia, tetapi sedikit lebih rendah di bawah Anak Allah. Ia menampakkan suatu perbedaan yang sangat mencolok kepada orang-orang dari generasi-generasi terkemudian; dalam hal yang satu ini tampak  kemerosotan keturunan manusia yang besar. Namun semua mereka itu bangkit dalam kesegaran dan kekuatan yang abadi orang muda.” – The Great Controversy, p. 644.

 

Kebangkitan yang Pertama

 

       Kebangkitan yang pertama dimaksudkan kepada kebangkitan umum yang pertama bagi semua penduduk bumi. Kebangkitan ini terbuka bagi semua orang semenjak dari Adam leluhur kita yang pertama sampai pada akhir zaman.  Karena dalam kebangkitan yang pertama hanya umat Allah yang akan dibangkitkan, maka semua mereka yang bukan umat Allah tak dapat tiada baru akan dibangkitkan pada kebangkitan umum yang  kedua.

       Karena Tuhan Allah tidak menghendaki manusia ciptaan-Nya itu begitu saja binasa setelah kejatuhannya, maka upaya penebusannya lalu dibuat. Rasul Yahya mengatakan :   

“Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini sehingga telah dikaruniakan-Nya Anak-Nya yang tunggal itu supaya barangsiapa yang percaya pada-Nya tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.” – Yahya 3 : 16.

 

       Hampir sembilan ratus tahun lamanya Adam telah diberi kesempatan untuk kembali percaya pada Jesus, Anak Allah yang tunggal itu, supaya ia tidak kelak binasa untuk selama-lamanya, melainkan supaya memperoleh hidup yang kekal. Dan ternyata Adam telah memanfaatkan tenggang waktu yang cukup panjang itu dengan sebaik-baiknya untuk kembali percaya pada Jesus, maka itulah sebabnya ia akan bangkit pada kebangkitan pertama yang akan datang. Inilah kebangkitan yang juga telah didambakan oleh semua umat Allah di zaman rasul-rasul yang lalu, yang oleh rasul Paulus telah diinformasikan kepada kita sebagai berikut :

 

       “Karena Tuhan sendiri akan turun dari sorga dengan suatu sorak, dengan suara penghulu malaikat, dan dengan bunyi sangkakala Allah; maka semua orang yang telah mati  d a l a m  Kristus akan lebih dulu bangkit. Kemudian kita yang masih hidup, yang tertinggal ini, akan diangkat bersama-sama dengan mereka itu dalam awan-awan untuk  menghadap Tuhan di angkasa. Demikianlah kita kelak akan bersama-sama dengan Tuhan. Oleh sebab itu hendaklah kamu saling menguatkan hati sesamamu dengan perkataan ini.” – 1 Tesalonika 4 : 16, 17, 18.

 

        H a n y a  orang-orang yang sudah mati atau yang masih hidup dalam Kristus, yang akan diselamatkan pada kedatangan Tuhan yang akan datang. Tegasnya, hanya orang-orang yang benar-benar umat Allah, yaitu orang-orang benar yang tujuh kali jatuh lalu bangun kembali (Amzal Solaiman 24 : 16), yaitu mereka yang telah berhasil memiliki status warga kerajaan sorga yang akan diselamatkan pada kedatangan Kristus kedua kali yang akan datang. Kebangkitan itu pula yang telah dinubuatkan oleh Yahya Pewahyu sebagai berikut :

 

“B e r b a h a g i a l a h  dan s u c i l a h  dia yang memperoleh bagian dalam kebangkitan yang pertama. Pada kebangkitan yang sedemikian itu m a u t yang kedua tidak lagi berdaya atasnya, maka mereka akan menjadi i m a m – i m a m  bagi Allah dan bagi Kristus, dan akan memerintah bersama-Nya seribu tahun lamanya.” – Wahyu 20 : 6  (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab versi King James).

 

        Ucapan: “Berbahagialah dan sucilah dia” di atas ditujukan hanya kepada semua mereka yang telah mati dalam Kristus, dimulai dari Adam leluhur kita yang pertama sampai kepada semua umat Allah yang telah meninggal dunia pada menjelang tahun 1844. 

 

Kebangkitan yang kedua

 

        Mereka yang tidak dibangkitkan pada kebangkitan umum yang pertama yang dinubuatkan pada Wahyu 20 : 6 di atas, tak dapat tiada akan tergolong pada orang-orang yang tidak selamat. Ikutilah dengan saksama ucapan Yahya Pewahyu  berikut ini :

 

“Maka aku tampak seorang malaikat turun dari langit, membawakan kunci dari lobang  yang tak terduga dalamnya itu, dan sebuah rantai besar di dalam tangannya. Maka dipegangnya akan naga itu, yaitu ular tua itu, yang merupakan Iblis dan Setan, lalu mengikatnya seribu tahun lamanya. Lalu mencampakkannya ke dalam lobang yang tak terduga dalamnya, dan menutupnya, lalu membubuhkan sebuah meterai padanya, supaya jangan lagi ia menipu bangsa-bangsa, sampai seluruh seribu tahun itu kelak selesai. Maka sesudah itu ia tak dapat tiada akan dilepaskan untuk sementara waktu lamanya.

 

“Maka aku tampak tahta-tahta dan mereka yang duduk pada tahta-tahta itu, lalu pengadilan diserahkan kepada mereka. Lalu aku tampak jiwa-jiwa dari mereka yang telah dipancung kepalanya karena menjadi saksi bagi Jesus dan bagi firman Allah dan yang tidak menyembah binatang itu, atau patungnya, ataupun menerima tandanya pada dahi-dahi mereka atau di tangan mereka. Maka mereka itu hidup dan memerintah bersama dengan Kristus seribu tahun lamanya.

 

“Tetapi semua orang mati yang tersisa lainnya belum hidup kembali (lived not again) sampai seribu tahun itu berakhir.

 

“Inilah kebangkitan yang pertama. B e r b a h a g i a l a h dan s u c i l a h dia yang memperoleh bagian dalam kebangkitan yang pertama. Pada kebangkitan yang sedemikian itu m a u t  yang kedua tidak lagi berdaya atasnya, maka mereka akan menjadi i m a m – i m a m bagi Allah dan bagi Kristus, dan akan memerintah bersama-Nya seribu tahun lamanya.” – Wahyu 20 : 1 – 6.  (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab versi King James).

 

       Yang diucapkan oleh Yahya pada Wahyu 20 di atas ini, ialah suatu peristiwa besar selama seribu tahun millenium, terhitung sejak dari kedatangan Jesus yang kedua kali. Selama seribu tahun itu semua umat kesucian yang sudah lebih dulu dibangkitkan pada kebangkitan yang pertama, dan dibawa ke sorga, akan bersama-sama dengan Jesus bersidang mengadili Setan, yang bagaikan sedang dirantai di bumi, dan semua orang jahat pengikutnya yang masih beristirahat di dalam kubur.

 

        Perlu diketahui bahwa sidang pengadilan di dalam kaabah kesucian sorga telah dimulai dalam tahun 1844. Pengadilan pertama adalah terhadap perkara-perkara dari semua umat Allah yang sudah mati, menyusul pengadilan kedua terhadap perkara-perkara dari semua umat Allah yang masih hidup. Tujuan utama dari kedua pengadilan yang pertama itu adalah dalam rangka pembersihan kaabah kesucian, baik di bumi maupun yang di dalam sorga. Oleh sebab itu kedua sidang pengadilan yang pertama itu h a n y a  bertugas menyingkirkan keluar dosa-dosa dan orang-orang berdosa dari dalam buku kehidupan.

 

        Jadi dapatlah dimengerti, bahwa sidang pengadilan selama seribu tahun milenium bersama Jesus yang akan datang, tak dapat tiada bertujuan h a n y a untuk menetapkan berat-ringannya hukuman yang akan dikenakan terhadap setiap pelanggar. Setan dan semua malaikatnya akan ikut diadili dalam sidang pengadilan ini. Yahya mengatakan :

 

       “Tetapi semua orang mati yang tersisa lainnya belum hidup kembali (lived not again) sampai seribu tahun  itu  berakhir. Inilah kebangkitan yang pertama. B e r b a h a g i a l a h  dan s u c i l a h dia yang memperoleh bagian dalam kebangkitan yang pertama. Pada kebangkitan yang sedemikian itu m a u t yang kedua tidak lagi berdaya atasnya,…….” Wahyu 20 : 5, 6.

 

       Artinya, semua orang mati yang tersisa lainnya yang belum dibangkitkan pada kebangkitan yang pertama, mereka itu tak dapat tiada baru akan dibangkitkan pada kebangkitan yang kedua, sesudah berakhir seribu tahun milenium itu. Kemudian daripada itu mereka akan kembali mengalami m a u t yang kedua, yang akan sepenuhnya menguasai mereka itu untuk selama-lamanya. Hamba Tuhan mengatakan :

 

“Pada kebangkitan yang pertama semua akan muncul keluar dalam pertumbuhan yang tidak akan mati (immortal bloom), tetapi pada kebangkitan yang kedua, tanda-tanda bekas kutuk masih tampak pada semua orang.  Semua  akan bangkit sebagaimana halnya mereka itu turun ke dalam kubur-kuburnya. Orang-orang yang hidup sebelum Air Bah muncul keluar dengan bentuk tubuh mereka yang bagaikan raksasa, lebih dari dua kali tinggi badan orang-orang yang hidup di waktu ini di bumi, dan benar-benar seimbang. Generasi-generasi orang-orang yang hidup sesudah Air Bah lebih kecil badannya.”3 Spiritual Gifts, p. 84.

 

Kebangkitan Khusus bagi Umat Akhir Zaman

dari Daniel 12 : 2

 

Nabi Daniel menubuatkannya sebagai berikut :

 

        “Maka pada masa itu akan kelak bangkit berdiri Mikhail, Penghulu Besar itu, yang akan membela anak-anak keturunan bangsamu, maka akan jadi kelak suatu masa kesusahan besar, yang sedemikian itu belum pernah ada sejak berdirinya sesuatu bangsa bahkan sampai kepada masa yang sama itu. Tetapi pada masa itu bangsamu akan diluputkan, yaitu setiap orang yang akan ditemukan namanya tertulis di dalam buku. Maka banyak dari mereka yang tidur di dalam lebu bumi akan bangkit, sebagian kepada hidup yang kekal, dan sebagian kepada malu dan kehinaan yang  kekal.” —- Daniel 12 : 1, 2.

 

          Kebangkitan  orang mati  di atas ini akan jadi menyusul suatu masa kesusahan besar  yaitu masa kesusahan Jakub yang akan menimpa mereka 144.000 anak-anak keturunan Jakub itu sebelum mereka itu dibawa pergi ke gunung Sion di Palestina. Kedua ayat dari ucapan nabi Daniel di atas, oleh hamba Tuhan Nyonya White dijelaskan sebagai berikut :

 

        “Adalah pada tengah malam dimana Allah telah memilih untuk melepaskan umat-Nya. Sementara orang-orang jahat mengolok-olok dan mengejek di sekeliling mereka, maka tiba-tiba matahari muncul menyinari dengan sekuat-kuatnya, dan bulan berhenti di tempat. Orang-orang jahat memandang pada keadaaan itu dengan terpesona, sementara umat kesucian memandangnya dengan penuh kesukaan tanda-tanda dari kelepasan mereka. Berbagai tanda dan keajaiban susul menyusul dengan cepatnya. Segala perkara apa saja tampaknya beralih dari tempatnya yang semula. Aliran-aliran sungai berhenti mengalir. Awan-awan hitam dan tebal muncul keluar saling berpapasan. Tetapi ada suatu tempat yang tetap mulia dan terang, darimana  keluar suara Allah yang bagaikan banyak air, yang  menggoncangkan segala langit dan bumi. Terjadi suatu gempa bumi yang besar. K u b u r – k u b u r terbuka, dan orang-orang yang telah mati dalam iman di bawah pekabaran  malaikat yang ketiga, yang  memeliharakan Sabat, mereka itu muncul keluar dari tempat-tempat tidur mereka yang berdebu, dalam kemuliaan, untuk  mendengarkan  janji perdamaian yang akan dibuat Allah kepada mereka yang telah  mematuhi hukum-Nya.” – Early Writings, p. 285.

 

        “Kubur-kubur terbuka, maka ‘banyak dari mereka yang tidur di dalam lebu bumi ……  bangkit, sebagian bagi hidup yang kekal, dan sebagian lagi kepada malu dan kehinaan yang kekal.’ Daniel 12 : 2. Semua mereka yang telah mati dalam iman dari pekabaran malaikat yang ketiga muncul keluar dari kubur dalam kemuliaan, untuk mendengarkan janji perdamaian Allah kepada mereka yang telah mematuhi hukum-Nya. “Juga mereka yang telah menusuk Dia” (Wahyu 1 : 7), mereka yang mengolok-olok dan menertawakan kesengsaraan kematian Kristus, dan musuh-musuh yang sangat kejam terhadap kebenaran dan umat-Nya, semua mereka itu akan bangkit untuk memandang Dia dalam kemuliaan-Nya dan untuk menyaksikan hormat yang ditempatkan pada orang-orang yang setia dan patuh.” The Great Controversy, p. 637.

        Berbeda daripada dua kebangkitan (yang pertama dan yang kedua) di atas, maka pada kebangkitan dari nubuatan Daniel 12 : 2 ini umat kesucian dan orang-orang jahat tampaknya akan bangkit bersama-sama. Inilah kebangkitan yang juga dikenal dengan nama : “Mixed Resurrection”. Bahkan kebangkitan yang satu ini tampaknya disediakan khusus bagi hanya umat dari sidang jemaat Laodikea, dengan sedikit pengecualian yang diberikan bagi orang-orang jahat yang pernah mengolok-olok dan mengejek-ejek Jesus sampai menusuk Dia, dan orang-orang yang pernah memusuhi umat dan kebenaran-Nya dengan sangat kejam selama pengalaman-Nya di Palestina yang lalu. Karena pentingnya kebangkitan ini bagi nasib kita sendiri, maka perlu juga kiranya diketahui dan diperhatikan k a p a n tepatnya kelak terjadi kebangkitan campuran yang khusus ini. Untuk itu perhatikanlah kembali ucapan hamba Tuhan pada bukunya Early Writings, p. 285 di atas.

 

        Segera setelah mereka 144.000 anak-anak keturunan Jakub itu dilepaskan dari masa kesusahan besar mereka, dan dibawa keluar, maka sesegera itu pula semua orang jahat di dalam sidang jemaat Laodikea akan dibantai, dan pada waktu yang sama kubur-kubur akan terbuka lalu terjadilah kebangkitan campuran itu.

                                    

Manfaat dari Kebangkitan Khusus

atau Kebangkitan Campuran  itu bagi Kita

        Karena seluruh umat Laodikea, baik mereka dari kelas lima anak dara yang  bijaksana maupun mereka dari kelas 

lima anak dara yang bodoh, akan sama-sama bangkit pada kebangkitan khusus yang akan datang, maka tepatlah apabila kebangkitan itu juga disebut kebangkitan campuran.  Hamba Tuhan Houteff mengatakan :

 

      “Di sini kita saksikan, bahwa mereka yang bijaksana itu adalah orang-orang yang membawa tambahan minyak, yaitu tambahan Kebenaran yang menerangi sisa perjalanan mereka. Akhirnya, tampak jelas, bahwa  kebangkitan  campuran  ini  merupakan  s u a t u  u j i a n, yaitu semua mereka diberikan kesempatan untuk menjadi bijaksana, untuk membalikkan banyak orang kepada Kebenaran, tetapi ternyata hanya sebagian dari antaranya yang melakukannya. Sebagian lagi dari mereka kembali jatuh dalam dosa; dan oleh karena itulah mereka itu bangkit kepada malu dan kehinaan yang kekal (pendurhakaan yang kekal), tetapi orang-orang bijaksana itu bangkit bagi kehidupan yang kekal, tidak pernah lagi mati. Ini menunjukkan dengan jelas, bahwa orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada kejahatan sampai kepada saat kematiannya tidak akan berbalik kepada Kebenaran, sekalipun kepada mereka itu diberikan kesempatan pada kedua kalinya. Minyak tambahan itu (Kebenaran bagi zaman ini) adalah yang menentukan nasib seseorang. Mereka yang bijaksana kelak akan memeluk ‘Kebenaran Tambahan itu’, sementara mereka yang bodoh tidak melakukannya. Dosa sesungguhnya adalah suatu misteri.” — The Timely Greetings, vol. 2, no. 7, p. 15.

 

         Berbeda daripada kebangkitan-kebangkitan lainnya, maka pada kebangkitan khusus atau kebangkitan campuran yang akan datang kita masih diberikan lagi kesempatan untuk menjadi bijaksana, untuk membalikkan kita kepada kebenaran. Namun ini akan diberikan hanya kepada mereka yang sampai kepada saat kematiannya belum pernah didapati berdosa melawan Roh Suci. Artinya, sampai kepada saat kematiannya mereka belum pernah menolak atau meremehkan sesuatu ajaran ROH NUBUATAN yang ditawarkan kepadanya. Mungkin hanya karena alasan keterbatasan pribadi yang belum memungkinkan mereka untuk sepenuhnya menghayati ROH NUBUATAN, maka pada kesempatan kebangkitan campuran yang akan datang, mereka sudah akan dapat menjadi orang-orang yang benar-benar bijaksana daripada sebelumnya. Hamba Tuhan Nyonya White selanjutnya  mengatakan :

 

       “Tugasmu, tugasku, tidak akan berhenti dengan hidup ini saja. Untuk sementara kita boleh beristirahat di dalam kubur, tetapi, apabila panggilan datang, maka kita  kelak  d i  d a l a m  K e r a-  j a a n  A l l a h  akan menyandang tugas kita s e k a l i  l a g i.” – Testimonies vol. 7, p. 17.

 

       Artinya, bersama-sama dengan hamba Tuhan Nyonya White kita akan dibangkitkan ke dalam Kerajaan di Palestina. Disana kita akan dipersiapkan untuk benar-benar menjadi bijaksana (sama seperti mereka 144.000 anak-anak dara yang bijaksana itu – Wahyu 14 : 1, 4). Kemudian kita akan menyandang tugas kita sekali lagi, yaitu ikut menyelesaikan pemberitaan Injil Kerajaan ke seluruh bumi bersama-sama dengan mereka 144.000 umat pilihan Allah itu,  sampai kepada akhir masa kasihan yang akan datang.

Kebangkitan dari Nubuatan Jehezkiel pasal 37

 

         Kami persilahkan anda membaca kembali Jehezkiel pasal 37 itu dengan saksama, baru kemudian mengikuti berbagai penjelasannya di bawah ini.

 

        Tulisan Jehezkiel pasal 37 adalah sebuah nubuatan. Nubuatan ini baru akan  terungkap pengertiannya bersama-sama dengan nubuatan Daniel dan Wahyu dan berbagai nubuatan dari Wasiat Lama lainnya di akhir zaman, untuk dimanfaatkan khusus oleh umat Israel akhir zaman. Oleh sebab itu, maka interpretasi dari nubuatan ini harus dicari, baik di dalam buku-buku Roh Nubuatan dari Nyonya White, maupun dari buku-buku terbitan Tongkat Gembala dari Houteff. Dalam pada itu perlu juga diketahui bahwa Jehezkiel pasal 37 itu sesungguhnya berisikan dua hal yang harus diketahui oleh semua orang:  yaitu  [1].  Proses dari kebangkitan orang-orang yang sudah mati, apabila mereka itu kelak bangkit kembali kemudian, dan [2] Kondisi kerohanian dari umat

Israel akhir zaman sewaktu nubuatan ini diungkapkan kepada mereka. Selanjutnya marilah kita ikuti bagaimana hamba-hamba Tuhan mengungkapkannya di bawah ini.  

Nyonya Ellen G. White menuliskannya sebagai berikut :

      “Pada sesuatu waktu nabi Jehezkiel berada dalam khayal didudukkan di tengah-tengah suatu lembah yang luas. Dihadapannya terbentang suatu pandangan yang menyeramkan. Keseluruhan lembah itu tertutup dengan tulang-tulang orang mati. Pertanyaan yang terdengar: ‘Hai anak Adam, dapatkah tulang-tulang ini hidup lagi?’ Nabi itu menjawab: Ya Tuhan Hua, Engkau jua yang tahu.’ Apakah yang dapat diperbuat oleh kekuatan dan kekuasaan manusia terhadap tulang-tulang yang mati ini? Nabi itu tidak melihat harapan hidup apapun yang dapat diberikan kepada mereka. Namun sementara ia memandang, kuasa Allah mulai bekerja. Tulang-tulang yang terpencar-pencar itu bergerak-gerak, dan mulai datang bergabung bersama-sama, ‘Tulang ke pasangan tulangnya,’ lalu terikat bersama-sama oleh urat-urat. Semuanya tertutup dengan daging, dan sementara Tuhan menghembuskan nafas ke atas tubuh-tubuh yang terbentuk sedemikian itu, ‘Nafas memasuki mereka, lalu mereka hidup, dan berdiri pada kaki-kakinya, suatu bala tentara yang besar sekali jumlahnya.” (MS 85, 1903)

       “Jiwa-jiwa dari mereka yang ingin kita selamatkan itu adalah seperti gambaran yang telah disaksikan oleh Jehezkiel di dalam khayal — suatu lembah tulang-tulang kering. Mereka itu mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, tetapi Allah menghendaki kita supaya melihat mereka itu seolah-olah mereka hidup. Sekiranya pertanyaan itu dikemukakan kepada kita: ‘Hai Anak Adam, dapatkah tulang-tulang ini hidup lagi?’ Jawaban kita akan hanya berupa pengakuan kebodohan : ‘Ya Tuhan, Engkau yang mengetahuinya. Tampaknya tidak ada lagi apapun harapan bagi kita bahwa sekaliannya itu dapat hidup kembali. Namun demikian, perkataan nubuatan harus dibicarakan juga kepada mereka itu yang bagaikan tulang-tulang kering di dalam lembah. Kita tidak dapat menghindar daripada memenuhi penugasan kita karena alasan tidak ada perhatian, kebodohan, buta rohani, yang terdapat pada mereka itu, kepada siapa firman Allah harus disampaikan. Kita harus menghotbahkan firman kehidupan kepada mereka itu, yang mungkin sudah kita anggap sebagai orang-orang yang tidak berpengharapan lagi seolah-olah mereka itu berada di dalam kubur.

        Sekalipun mereka itu tampaknya tidak suka mendengar atau menyambut terang kebenaran, tanpa bertanya-tanya ataupun ragu-ragu kita harus melaksanakan bagian kita. Kita harus mengulangi kepada mereka pekabaran yang berbunyi: ‘Bangunlah kamu yang tertidur, dan bangkitlah daripada kematian, maka Kristus akan memberikan kepadamu terang.’

        “Adalah bukan perantara manusia yang akan mengilhami dengan kehidupan. Tuhan Allah Israel akan melakukan bagian itu, membangkitkan daripada keadaan kerohanian yang tidak bernyawa ke dalam kegiatan yang hidup. Tiupan nafas dari Tuhan serwa sekalian alam harus masuk ke dalam tubuh-tubuh yang tidak bernyawa itu. Di dalam pengadilan, apabila semua rahasia kelak dibukakan akan diketahui bahwa suara Allah telah berbicara melalui perantara manusia, lalu membangunkan kesadaran yang tidur, dan menggerakkan semua kemampuan yang mati, lalu menggerakkan orang-orang berdosa kepada pertobatan dan penyesalan, lalu meninggalkan dosa-dosa. Iaitu akan kemudian jelas terlihat bahwa oleh perantaraan manusia iman dalam Jesus Kristus diberikan kepada jiwa, dan kehidupan rohani dari sorga dihembuskan pada orang yang mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, lalu ia akan bangkit dalam kehidupan rohani.

       “Tetapi bukan saja kesamaan dari tulang-tulang kering ini berlaku bagi dunia, melainkan juga kepada orang-orang yang telah diberkahi dengan terang besar; karena mereka itu juga adalah bagaikan kerangka tulang-tulang dari lembah itu. Mereka itu memiliki bentuk manusia, kerangka kerja tubuh, tetapi mereka tidak memiliki kehidupan rohani. Tetapi perumpamaan itu tidak membiarkan tulang-tulang kering itu berkaitan saja bersama-sama ke dalam bentuk-bentuk manusia; karena adalah tidak cukup bahwa akan terdapat hubungan yang simetris kaki dengan tubuh. Nafas hidup harus menghidupkan tubuh-tubuh itu agar mereka dapat berdiri tegak, dan berlompatan dalam kegiatan. Tulang-tulang ini melambangkan isi rumah

Israel, sidang Allah, maka harapan dari sidang adalah pengaruh yang menghidupkan dari Roh Suci. Tuhan harus  menghembuskan atas tulang-tulang kering itu, agar mereka dapat hidup lagi.

       “Roh Allah dengan kuasa-Nya yang menghidupkan itu harus berada dalam agen manusia, agar setiap otot dan urat rohani dapat digerakkan. Tanpa Roh Suci, tanpa hembusan nafas dari Allah, maka akan terdapat kesadaran yang mati, kehilangan kehidupan rohani. Banyak orang yang tanpa kehidupan rohani memiliki nama-nama mereka tercatat pada buku-buku sidang, tetapi mereka itu tidak terdaftar di dalam buku kehidupan Anak domba. Mereka dapat saja digabungkan dengan sidang, tetapi mereka tidak tergabung dengan Tuhan. Mereka dapat saja berlaku rajin dalam mengikuti seperangkat kewajiban-kewajiban tertentu, dan dapat saja dianggap sebagai manusia-manusia yang hidup; namun banyak di antara mereka itu yang memiliki ‘Sebuah nama  bahwa Engkau hidup, padahal sudah mati.’

       “Tanpa adanya pertobatan yang benar dari jiwa kepada Allah; tanpa hembusan nafas Allah yang terpenting itu membangkitkan jiwa kepada kehidupan rohani; tanpa para penganut kebenaran bertindak sesuai prinsip dari sorga, maka mereka itu bukan lahir dari benih yang  tidak bercacad, yang hidup dan tinggal untuk selama-lamanya. Tanpa mereka menaruh harap pada kebenaran Kristus sebagai satu-satunya keamanan mereka: tanpa mereka menyalin tabiat-Nya, bekerja dalam Roh-Nya, maka mereka adalah telanjang, mereka tidak mengenakan jubah kebenaran-Nya. Orang mati seringkali dibuat berjalan bagi orang hidup; karena mereka itu yang sedang melakukan apa yang mereka sebut penyelamatan menurut pendapat-pendapat sendiri, mereka tidak memiliki Allah bekerja di dalam mereka untuk mau dan untuk melaksanakan kehendak baik-Nya. Kelas orang-orang ini adalah tepat dilambangkan dengan lembah dari tulang-tulang kering itu yang disaksikan Jehezkiel dalam khayal.” (Review & Herald, Jan. 17, 1893) Dikutip dari  E.G. White Bible Commentary, vol. 7 – A, pp. 175, 176.

      “Aku meletakkan penaku lalu mengangkat jiwaku dalam d o a, kiranya Tuhan berkenan menghembuskan nafas atas umat-Nya yang sudah murtad, yang bagaikan tulang-tulang kering itu, agar kiranya mereka dapat hidup kembali. Akhirat sudah dekat, iaitu sedang datang mendapatkan kita secara diam-diam, tanpa diketahui, tanpa bunyi, bagaikan langkah pencuri yang perlahan-lahan dalam kegelapan malam, yang akan membuat terperanjat orang-orang yang tidur tanpa penjagaan dan yang tidak siap itu. Semoga Tuhan berkenan memberikan Roh Suci-Nya ke dalam hati mereka itu yang kini sedang bersantai-santai, agar supaya mereka tidak lagi tidur seperti orang-orang lainnya, melainkan supaya berjaga dan bersedia.” – General Conference Bullettin, 1893, pp. 132, 133. (Christian Service, p. 41).

Sdr. Victor T. Houteff menuliskannya sebagai berikut :

        “Dalam kebangkitan ini h a n y a umat kepunyaan Allah saja, yaitu I s r a e l, yang akan bangkit tanpa seorang berdosapun terdapat di antara mereka. Lagi pula mereka ini bukan menemui Tuhan di angkasa; mereka akan dihantarkan ke tanah air Israel, yaitu Palestina. Oleh sebab itu, maka kebangkitan ini tidak akan sama dengan kebangkitan dari 1 Tesalonika, tidak akan sama dengan kebangkitan dari Wahyu itu (Wahyu 20 : 6), ataupun dengan kebangkitan dari Daniel 12 : 2. Iaitu tak dapat tiada merupakan suatu kebangkitan tersendiri.” — Timely Greetings, vol. 2, No. 7, p. 13.

 

         Karena sudah ditegaskan sendiri oleh Houteff, bahwa satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala adalah Alkitab dan Roh Nubuatan, maka sumber dari ucapannya di atas (The Timely Greetings, vol. 2, No. 7, p. 13) tak dapat tiada akan ditemukan pada Jehezkiel pasal 37 dan Roh Nubuatan dari Review & Herald, January 17, 1893 dan The General Conference Bullettin 1893 itu saja.

        Karena itu merupakan bentuk kebangkitan tersendiri yang tidak sama dengan kebangkitan dari 1 Tesalonika 4 : 16, 17, tidak sama dengan kebangkitan dari Wahyu 20 : 6, dan juga tidak sama dengan kebangkitan dari Daniel 12 : 2, maka tak dapat tiada itulah kebangkitan rohani dari mereka 144.000 Israel akhir zaman, yang tidak didapati t i p u  di mulut mereka karena seluruh mereka itu tidak bercacat cela. Mereka itulah yang akan dihantarkan ke tanah air mereka di Palestina untuk berdiri bersama-sama dengan Anak Domba di gunung Sion.

         Kondisi kerohanian yang digambarkan pada nubuatan Jehezkiel pasal 37 itu sesungguhnya adalah kondisi kerohanian dari kita sendiri, yaitu kondisi kerohanian Saudara dan saya di waktu ini, sewaktu pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 datang menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga menjadi sebuah terang besar dari ROH NUBUATAN. Terang besar itulah yang telah mengungkapkan seluruh kebobrokan kita sampai rinci, baik sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh maupun sebagai anak-anak dara yang bijaksana dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh. Oleh sebab itu akan datang kelak suatu hari, yaitu hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu. Itulah hari Tuhan yang besar bagi mereka 144.000 itu yang akan memperoleh tanda kelepasannya, tetapi juga merupakan hari Tuhan yang mengerikan bagi mereka yang akan kelak dibantai.

K e s i m p u l a n

“Marilah kita berjuang dengan seluruh kemampuan yang sudah dikaruniakan Allah pada kita untuk masuk di antara mereka 144.000 itu.” — Review and Herald, March 9, 1905

         Karena Tuhan Allah telah  mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi kita, maka gantinya Adam harus memikul sendiri mautnya yang kekal, ia ternyata telah diselamatkan oleh karunia untuk hidup lebih lama lagi sampai mencapai 930 tahun di bumi ini. Selama perpanjangan usianya itu ia telah diberi kesempatan untuk kembali mematuhi Sepuluh Perintah dari Hukum Dasar Sorga sesuai berbagai peraturan-peraturan pelaksanaannya yang tersedia. Itulah sebabnya, maka pada akhir hayatnya Adam telah meninggal dalam iman pada Jesus Kristus, yang membenarkan dirinya.(Justified by faith in Jesus Christ). Dalam kebangkitannya yang akan datang ia akan disucikan oleh pembenaran Kristus lalu memperoleh hidup yang kekal. 

 

         Kita semua telah diselamatkan oleh karunia untuk hidup sampai kepada saat ini, untuk terus membangun iman dalam Kristus yang membenarkan itu.  Namun karena Kristus yang telah diwakili oleh firman-Nya (Yahya 1 : 1, 14) di akhir zaman ini telah dimanipulasikan sedemikian rupa, maka untuk mendapatkan iman yang membenarkan itu kita perlu berjuang dengan seluruh kemampuan yang telah dikaruniakan Allah pada kita. Marilah kita berjuang untuk masuk di antara mereka 144.000 itu yang tidak akan lagi mengalami maut di bumi ini.

 

         Namun karena tidak mungkin semua kita dapat masuk di antara mereka itu, maka sedikit-dikitnya kita harus dapat mengakhiri hidup ini sebagai anak-anak dara yang bijaksana, untuk kemudian dibangkitkan dalam kebangkitan khusus yang akan datang dalam status sebagai warga Kerajaan Allah.  Hanya dengan demikian itu, maka kita akan kelak menyandang tugas kita sekali lagi di dalam Kerajaan Allah di Palestina untuk ikut menyelesaikan pemberitaan Injil Kerajaan kepada seluruh bumi.

* * *

 238 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart