Tahun Penebusan-Nya …..
Tanda dari Hari Pembalasan itu
(Yesaya pasal. 63)
Kita akan mempelajari buku Yesaya pasal enam puluh tiga. Kita akan menemukan di dalam pasal ini adanya sebuah percakapan nubuatan di antara tiga orang : yaitu, nabi itu, Tuhan, dan seseorang yang hidup pada masa nubuatan dari pasal ini menemui kegenapannya. Beberapa pokok dalam percakapan itu adalah Edom, Israel kuno, kelepasan mereka dari Mesir dan penebusan umat pada hari kata-kata firman ini menemui kegenapannya. Bagian yang harus banyak menarik perhatian kita ialah supaya mengetahui waktu kegenapannya. Untuk dapat memperoleh pengetahuan ini, saya akan membacakan ayat 16. “Tidak diragukan lagi bahwa Engkaulah Bapa kami, sekalipun Ibrahim tidak mengetahui akan hal kami, dan Israel pun tidak mengakui kami : maka Engkau, Ya Tuhan, adalah Bapa kami, Penebus kami; nama-Mu sudah ada semenjak dari kekekalan.” Yesaya 63 : 16.
Kata-kata dari orang yang berbicara atas nama orang banyak itu, yaitu mereka yang dibawa menghadapi langsung wahyu dari pasal ini, mengungkapkan bahwa ia dan orang-orangnya itu adalah tidak dikenal oleh Ibrahim. Karena Ibrahim mengetahui benar akan hal bangkitnya Israel kuno yang lalu, tetapi sama sekali tidak mengetahui akan hal bangkitnya orang-orang Kristen, maka tak dapat tiada orang-orang Kristen itulah umat yang tidak dikenalnya. Oleh sebab itu jelaslah kebenarannya bahwa pasal itu akan menemukan kegenapannya di dalam sejarah Kristen. Kini untuk menemukan apakah iaitu membicarakan Kristen yang mula-mula atau Kristen yang terkemudian, kita harus membaca ayat 18 dan 19, juga Jesaya 64 : 10, 11, karena pokok masalah dari pasal 64 itu hanya merupakan kelanjutan dari pasal 63 :
“Umat dari kesucianMu itu telah menguasai pemilikannya tetapi hanya sementara: musuh-musuh kami telah menginjak-injak kaabah kesucianMu. Kami adalah milik-Mu. Engkau belum pernah memerintah atas mereka itu, mereka itu tidak dipanggil dengan nama-Mu. – Jesaya 63 : 18, 19.
“Kota-kota-Mu yang suci adalah sebuah padang belantara, Sion ialah sebuah padang belantara, Jerusalem sebuah tempat yang sunyi. Rumah kami yang suci dan indah, dimana nenek moyang kami telah memuja Dikau, sudah dibakar habis dengan api : dan semua barang kepunyaan kami yang indah-indah sudah menjadi reruntuhan.” Jesaya 64 : 10, 11.
Di sinilah tampak bahwa kerinduan orang banyak itu ialah pemulihan kembali kaabah itu, dan agar tanah perjanjian itu dimiliki kembali oleh mereka. Kenyataannya kini bahwa “kaabah” dan “tanah” itu masih berada di tangan kekuasaan orang-orang Arab dan orang-orang Yahudi yang bukan umat (orang-orang yang belum pernah dipanggil oleh nama-Nya, belum pernah disebut Kristen) membuktikan dengan pasti bahwa pasal 63 dan 64 itu akan digenapi di paruh terakhir dari sejarah Kristen, bagian di mana masa dari orang-orang kapir di tanah perjanjian akan sepenuhnya digenapi. Lagi pula, karena pasal-pasal ini baharu kini diungkapkan kepada kita, dan juga karena kenyataannya pekabaran bagi masa kini telah membuat kita berseru kepada Tuhan memohonkan kelepasan yang sedemikian ini, maka semua kenyataan ini menunjukkan bahwa masa bagi kegenapan nubuatan yang terdapat di dalam pasal-pasal ini sudah tiba di sini. Karena anda kini mengetahui dengan pasti bahwa pasal-pasal ini berkaitan dengan anda dan saya, maka kita kini siap untuk mulai mempelajarinya pasal demi pasal —–
Jesaya 63 : 1 — “Siapakah ini yang datang dari Edom, dengan baju yang terlabur merah dari Bozrah ? Inilah yang mulia pakaian-Nya, yang berjalan dalam kebesaran kekuatan-Nya ? Aku yang berbicara dalam kebenaran, bekuasa untuk menyelamatkan.”
Dalam khayal nabi itu menyaksikan seseorang dengan baju yang terlabur merah bergegas-gegas kembali dari Edom dan Bozrah. Terhadap pertanyaan nabi itu yang berbunyi : “Siapakah ini yang datang dari Edom, dengan baju yang terlabur merah dari Bozrah ?” jawabannya berbunyi : “Aku yang berbicara dalam kebenaran, berkuasa untuk menyelamatkan.”
Siapakah lagi orang ini kalau bukan Tuhan sendiri, Juruselamat dunia, Dia yang berkuasa untuk menyelamatkan itu ?
Kembali lagi nabi itu bertanya,
Yesaya 63 : 2 — “Mengapakah pakaian-Mu semerah itu, dan baju-Mu seperti baju pengirik buah anggur ?
Jawaban terhadap semua pertanyaan ini memperlihatkan suatu rangkaian peristiwa-peristiwa penting, yaitu peristiwa-peristiwa yang dicatat pada
Yesaya 63 : 3 – 5 — “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu, dan dari mereka itu tidak seorangpun ikut bersama-Ku : karena aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka dalam amarah-Ku; maka darah mereka akan tepercik pada baju-Ku, dan aku akan menodai seluruh pakaian-Ku. Karena hari pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang. Dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu ; maka heran Aku karena tidak ada seorangpun menunjang : olehnya itu lenganKu sendirilah yang membawa keselamatan bagi-Ku; dan murka-Ku itulah yang menunjang-Ku.”
Kata-kata : “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu,” “Sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu, maka heran Aku karena tidak ada seorang pun menunjang” (sekaliannya dalam ‘past tense’/masa lampau) menunjukkan semangat dan tekad dari Juruselamat untuk menyelamatkan umat-Nya yang sesat pada kedatangan-Nya yang pertama, sekalipun tidak ada seorangpun bersama-Nya untuk membantu, artinya, semua imam dan para pemimpin agama – General Conference di zaman-Nya (Sanhedrin) telah menentang Dia gantinya membantu dalam tugas-Nya. Tetapi kata-kata : “karena Aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka itu dalam amarah-Ku, maka darah mereka akan tepercik pada baju-Ku, dan Aku akan menodai seluruh pakaian-Ku, karena; hari pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang; dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu; dan heran Aku karena tidak ada seorangpun menunjang : oleh karena itu lengan-Ku sendiri membawakan selamat bagiKu, dan amarah-Ku, itulah yang menunjang-Ku (semuanya dalam ‘future tense’/ masa yang akan datang) — menunjukkan kepada kondisi sidang yang sekarang yang bukan saja sama buruknya dengan kondisi pada kedatangan-Nya yang pertama, melainkan bahkan jauh lebih buruk lagi. Betapa tepatnya sejarah itu berulang.! Sementara hari pembalasan itu makin mendekat, maka orang-orang yang dianggap menunjang dan membantu dalam pekerjaan penebusan, yaitu para pendeta dan para pemimpin agama, Sanhedrin contoh saingan masa kini (General Conference) kini justru tampak sedang menutup jalan, berdiri menghalangi Dia mencapai umat-Nya. Demikianlah mereka membangkitkan amarah-Nya, sehingga perlu Ia bangkit membebaskan umat-Nya dari tangan-tangan para gembala yang tidak setia itu. Merekalah yang membuat Dia menodai baju-Nya dengan darah mereka sementara Dia menginjak-injak mereka itu dalam murka-Nya.
Jesaya 63 : 6 — “Maka Aku akan menginjak-injak mereka itu dalam murka-Ku, dan membuat mereka mabuk dalam amarah-Ku, maka Aku akan menjatuhkan kekuatan mereka sampai ke tanah.”
Penjelasan singkat mengenai keadaan itu dari Tuhan lebih diperluas lagi oleh nabi Jeheskiel yang menuliskannya sebagai berikut :
“Dia berseru juga pada telingaku dengan suara nyaring, katanya: ‘Suruhkanlah mereka yang bertugas menjaga kota itu untuk datang ke sini, yaitu setiap orang dengan senjata pembantainya di tangannya. Maka, tengok datanglah enam orang dari jalan pintu gerbang yang lebih tinggi, yang terletak arah ke utara, masing-masingnya dengan sebuah alat pembantai di tangannya; maka salah seorang dari antara mereka itu berpakaian linen dan di sisinya terdapat suatu alat penulis lalu masuklah mereka dan berdiri di sisi medzbah tembaga. Maka kemuliaan Allah dari Israel sudah naik dari atas cherub, tempatnya yang semula, ke ambang pintu rumah itu. Lalu dipanggilnya orang yang berpakaian linen itu, yang mempunyai alat penulis di sisinya. Lalu firman Tuhan kepadanya: ‘Berjalanlah di tengah-tengah kota, sepanjang tengah-tengah Jerusalem, dan bubuhlah suatu tanda pada dahi-dahi orang-orang yang berkeluh kesah dan berteriak karena sebab segala perbuatan keji yang dilakukan di tengah-tengahnya. Dan kepada yang lainnya katanya pada pendengaranku: Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu lalu bunuhlah. Janganlah matamu menaruh sayang dan jangan kenal belas kasihan. Bunuhlah seluruhnya, baik orang-orang tua maupun orang-orang muda, baik anak-anak dara maupun anak-anak kecil dan perempuan-perempuan. Tetapi janganlah menghampiri setiap orang yang padanya terdapat tanda itu. Dan mulailah pada kaabah kesucianku. Lalu mulailah mereka terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan rumah itu.” – Jeheskiel 9 : 1 – 6.
Nubuatan Jeheskiel mengungkapkan dengan jelas bahwa pekerjaan pembersihan ini dilaksanakan di dalam sidang (Jerusalem), dalam masa pemisahan orang-orang yang tidak setia dari antara orang-orang yang setia, dalam masa penghancuran “lalang-lalang” (Matius 13 : 30), pembuangan keluar ikan-ikan yang jelek (Matius 13 : 47 – 49), untuk membersihkan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), untuk membersihkan dinas kependetaan (Maleakhi 3 : 1 – 3), untuk penyucian kaabah (Daniel 8 : 14) — yaitu pekerjaan Pengadilan bagi Orang Hidup. Roh Nubuatan di zaman kita memberitahukannya sebagai berikut :
“……Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sudah dekat sekali datangnya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar. Dalam penyaringan yang hebat yang tak lama lagi akan dilaksanakan, kita akan lebih mampu mengukur kekuatan Israel. Tanda-tandanya mengungkapkan bahwa waktu itu sudah dekat apabila Tuhan akan kelak memanifestasikan, bahwa sapu pembersih-Nya sudah ada di dalam tangan-Nya, maka Ia akan membersihkan seluruh lantai-Nya. …….
“Di sini kita saksikan bahwa sidang — kaabah kesucian milik Tuhan itu — adalah yang pertama sekali akan merasakan pukulan dari murka Allah. Orang-orang bangsawan, kepada siapa Allah telah memberikan terang besar dan yang telah berdiri sebagai pengawal-pengawal dari semua kepentingan kerohanian umat, telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka telah mengambil tempat agar kita tidak perlu lagi menunggu mengharapkan berbagai keajaiban dan manifestasi kuasa Allah seperti halnya di zaman dahulu. Masanya sudah berubah. Kata-kata ini menguatkan ketidak-percayaan mereka, lalu mereka mengatakan : Tuhan tidak akan berbuat yang baik, juga tidak akan dilakukan-Nya yang jahat. Ia adalah sangat pengampun untuk mendatangkan celaka pada umat-Nya dalam penghukuman. Dengan demikian damai dan sejahtera akan diserukan oleh orang-orang yang tidak akan pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah berbagai pelanggaran mereka dan isi rumah Jakub berbagai dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menggonggong, kelak merupakan orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak kecil, semuanya akan binasa bersama-sama.” – Testimonies, vol. 5, pp. 80, 211.
Kemudian Rasul Peterus menambahkan : “Karena waktu itu akan datang apabila pengadilan harus dimulai terhadap isi rumah Allah; maka jika iaitu pertama sekali dimulai pada kita, apakah kelak nasib mereka yang tidak mematuhi injil Allah ? Dan jika orang benar saja jarang untuk dapat diselamatkan, dimanakah kelak orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang berdosa itu ? — 1 Petrus 4 : 17, 18.
Karena umat Allah di waktu ini tidak berada di tanah Edom, di Selatan Palestina, melainkan sedang tercerai-berai di seluruh bumi, dan karena Tuhan akan membantai musuh-musuh mereka untuk membebaskan mereka itu, maka kebenarannya cukup jelas bahwa : Mereka inilah Edom dan Bozrah contoh saingan itu.
Setelah Esau yang lalu itu menjual hak kesulungannya untuk seharga semangkok kacang merah ia telah dinamai Edom, dan nama Bozrah berarti “kawanan domba.” Jadi jelaslah, bahwa orang-orang Edom dari Jesaya 63 : 1 itu ialah orang-orang yang di zaman kita telah menjual hak kesulungan mereka, dan yang pada waktu yang sama sedang menganiaya (seperti yang dilakukan Esau terhadap Jakub) orang-orang yang telah membeli hak kesulungan itu, demikian itulah seandainya. Demikian itulah kelak halnya sebagaimana umat Allah harus dilepaskan dari Sanhedrin di zaman Kristus, mereka kini harus juga dilepaskan dari General Conference, saudara-saudara orang Edom contoh saingan itu, supaya dapat dihantarkan ke dalam segala Kebenaran, dan ke dalam tanah nenek moyang mereka.
Kata-kata, “tahun penebusan-Ku ada datang,” dan “hari pembalasan itu ada di dalam hati-Ku,” jelas mengungkapkan bahwa perbuatan tangan Tuhan yang aneh di Edom dan Bozrah ialah hari pembalasan dan sebuah pertanda tentang Israel contoh saingan (sidang yang sudah dibersihkan) kembali ke tanah airnya.
Jesaya 63 : 7 – 10 — “Aku akan menyebut kasih sayang Tuhan, dan berbagai pujian kepada Tuhan, sesuai semua yang Tuhan sudah berikan pada kami, dan kebaikan-Nya yang besar terhadap isi rumah Israel, yang sudah diberikan-Nya kepada mereka sesuai berbagai kemurahan-Nya, dan sesuai begitu banyak kasih sayang-Nya. Karena firman-Nya, Sesungguhnya mereka adalah umat-Ku, yaitu anak-anak yang tidak akan berbohong : maka Ialah Juruselamat mereka. Dalam semua kesusahan mereka Ia telah disusahkan, maka malaikat dari tempat kehadiran-Nya menyelamatkan mereka itu.; dalam kasih dan dalam sayang-Nya Ia menebus mereka itu; dan Ia menggendong mereka, dan membawa mereka selama segala hari zamannya yang lalu. Tetapi mereka mendurhaka, dan mendukakan Roh Suci-Nya : oleh karena itulah Ia berbalik menjadi musuh mereka, lalu Ia memerangi mereka.”
Kesaksian dari orang ini mengungkapkan bahwa suatu perubahan yang lengkap telah terjadi dalam dirinya, sehingga ia telah memperoleh sebuah khayal tentang kebaikan Tuhan, tentang panjang sabar-Nya dan tentang kemurahan hati-Nya –– ia menyadari bahwa Tuhan tidak akan membebaskan orang yang bersalah. Dari kesaksiannya akan juga terlihat bahwa Tuhan bukanlah seorang yang kejam dan keras, yang berusaha untuk membunuh dan menghancurkan, melainkan bahwa Ia adalah baik hati dan pemurah, sabar dan adil, sehingga Ia pantas untuk dipuji. Orang ini berusaha membuktikan hal ini kepada orang lain oleh menarik perhatian mereka kepada bagaimana Tuhan menangani umat-Nya dahulu, menunjukkan bahwa Ia sangat panjang sabar dengan mereka itu, sehingga hanya bagi kebaikan mereka Ia menghukum mereka – untuk membawa kembali mereka kepada-Nya, dan menjauhkan mereka dari penyembahan berhala dan kebinasaan yang kekal.
Lagi pula, firman itu menunjukkan dengan jelas bahwa perlunya kelepasan di waktu ini adalah s a m a dengan di masa Musa dahulu.
Jesaya 63 : 11 – 15 — “Kemudian teringatlah ia akan masa lalu, Musa dan orang-orangnya, lalu mengatakan : Dimanakah Dia yang telah membawa mereka itu keluar dari laut bersama dengan gembala dari kawanan domba-Nya ? Dimanakah Dia yang memasukkan Roh Suci-Nya ke dalam orang itu? yang menghantarkan mereka oleh tangan kanan Musa dengan lengan-Nya yang mulia, yang membelah air di hadapan mereka itu, membuat diri-Nya menjadi suatu nama yang kekal ? yang membawa mereka itu melalui ke dalaman, bagaikan seekor kuda di dalam padang belantara, sehingga mereka tidak terantuk jatuh ? Bagaikan seekor binatang yang turun ke dalam lembah ; Roh Tuhan membuatnya beristirahat : demikianlah Engkau menghantarkan umat-Mu, membuat diri-Mu sebuah nama yang mulia. Pandanglah ke bawah dari langit, dan tengoklah dari tempat tinggal-Mu yang suci dan mulia : dimanakah semangat-Mu dan kekuatan-Mu, bunyi kasih sayang-Mu dan rahmat kemurahan-Mu kepada kami ? Adakah sekaliannya itu masih ditahan?”
Karena terdapat di dalam nubuatan suatu seruan bagi suatu kelepasan yang sama sebagaimana tampak di zaman Musa, maka kenyataannya adalah jelas : Sidang telah di bawa ke dalam perhambaan dan kini perlu untuk dilepaskan. Beberapa tahun yang lalu Ilham telah mengamarkan sebagai berikut :
“Sidang telah berbalik dari mengikuti Kristus pemimpin-Nya, dan sedang terus mundur ke Mesir. Namun ada sebagian kecil yang gempar dan tercengang karena mereka membutuhkan kuasa rohani. Keragu-raguan, dan bahkan ketidak-percayaan pada kesaksian-kesaksian dari Roh Allah, sedang meracuni gereja-gereja kita dimana-mana. Setan menghendakinya demikian. Para pendeta yang mengkhotbahkan dirinya sendiri gantinya menghotbahkan Kristus menghendakinya demikian. Kesaksian-kesaksian (dari Roh Allah) itu tidak dibaca dan tidak disukai. Allah telah berbicara kepadamu. Terang telah menyinari dari firman-Nya dan dari kesaksian-kesaksian itu dan kedua-duanya telah diremehkan dan dilalaikan. Hasilnya adalah jelas yaitu tidak adanya kesucian dan penyerahan diri dan kesungguhan beriman di antara kita.” — 5 Testimonies, p. 217.
Yesaya 63 : 16, 17 — “Tidak diragukan lagi bahwa Engkaulah Bapa kami, sekalipun Ibrahim tidak mengetahui akan hal kami, dan Israel pun tidak mengakui kami : maka Engkau, Ya Tuhan, adalah Bapa kami, Penebus kami; nama-Mu sudah ada semenjak dari kekekalan. Oh Tuhan, mengapakah Engkau membuat kami keliru daripada jalan-jalanMu, dan mengeraskan hati kami terhadap takut akan Dikau ? Karena sebab hamba-hamba-Mu, yaitu suku-suku bangsa dari harta pusaka-Mu itu, kembalilah bagi mereka.”
Orang-orang yang sedang menangis memohon kelepasannya itu adalah mereka yang tidak dikenal oleh Ibrahim, dan Israel masa kini (Gereja) bahkan tidak mengakui keberadaan mereka itu. Artinya, sebagaimana ditunjukkan pada permulaan penyelidikan kita di atas, Ibrahim tidak mengetahui adanya orang-orang Kristen, dan orang-orang yang menangis memohon kelepasan pada kegenapan nubuatan ini, adalah tidak diakui sedemikian itu oleh Israel contoh saingan (Gereja). Dengan demikian, sekalipun Ibrahim tua yang dahulu itu tidak mengenal kami, dan sekalipun Gereja tidak mau mengakui kami, namun kami tahu bahwa Allah telah memberikan kepada kami sebuah pekabaran, dan bahwa suatu perubahan telah terjadi dalam kami : sehingga kami tidak lagi merasa puas berkecukupan, suam, dan bahwa kami tidak lagi lupa terhadap kondisi kerohanian Laodikea kami yang menyedihkan, sengsara, miskin, buta, dan bertelanjang. Kami menyadari bahwa ini adalah perbuatan Allah di dalam hati kami, sehingga kami benar-benar sedang “dilahirkan kembali,” yaitu lahir oleh Roh Suci : — sehingga kami sekarang adalah orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang lebih baik daripada kami sebelumnya. Oleh karena itu dapatlah kami dengan penuh percaya diri mengatakan : “Tidak diragukan lagi bahwa Engkaulah Bapa kami, Penebus kami, nama-Mu adalah kekal selamanya, sekalipun kami senantiasa dan secara kasar diberitahu oleh saudara-saudara kami : “Tidak, kamu adalah bukan orang Masehi Advent Hari Ketujuh.”
Jesaya 63 : 18, 19 — “Umat dari kesucian-Mu telah menguasai pemilikannya tetapi hanya sementara : musuh-musuh kami telah menginjak-injak kabah kesucian-Mu. Kami adalah milik-Mu: Engkau tidak pernah memerintah atas mereka itu, mereka itu tidak terpanggil oleh nama-Mu.”
Memang, para leluhur kami dahulu tinggal di tanah itu dan menikmati pelayanan di kaabah kesucian selama sekian tahun, namun karena mengira bahwa mereka akan menguasainya untuk selamanya, maka kata-kata yang berbunyi, “Umat dari kesucian-Mu telah menguasai pemilikannya tetapi hanya sementara,” adalah memang tepat. Orang-orang Arab dan orang-orang Yahudi yang tidak beriman, adalah bukan orang-orang Kristen yang kini menguasai pemilikan atas tanah itu, mereka itu tidak terpanggil oleh nama Kristus, dan bahkan belum pernah sama sekali.
Yesaya 63 : 17 — “Oh Tuhan, mengapakah Engkau membuat kami keliru daripada jalan-jalanMu, dan mengeraskan hati kami terhadap takut akan Dikau ? Karena sebab hamba-hamba-Mu, yaitu suku-suku bangsa dari harta pusaka-Mu itu, kembalilah. bagi mereka.”
Disini ada seseorang yang mengenal bahwa umat Allah sedang berada dalam kekeliruan – tidak mengikuti jalan Allah dan bahwa mereka itu tidak takut kepada-Nya. Oleh karena itu, maka himbauan dari utusan itu adalah kiranya Allah mau kembali kepada mereka, dan tidak meninggalkan mereka itu untuk selamanya. Doa dari pasal enam puluh tiga itu berlanjut ke seluruh pasal enam puluh empat, dan memberikan sebuah contoh mengenai bagaimana seharusnya doa-doa kita dibentuk bagi masa sekarang ini. Mari kita membacakan seluruhnya di bawah ini.
Jesaya 64 : 1 – 12 — “Oh sekiranya Engkau mau mengoyakkan segala langit, sehingga Engkau mau turun ke bawah, sehingga gunung-gunung dapat mengalir turun di hadapan hadirat-Mu, seperti halnya sewaktu api yang mencair membakar, yaitu api yang membuat semua air mendidih, membuat nama-Mu terkenal kepada semua musuh-musuh-Mu, sehingga segala bangsa dapat gementar di hadapan hadirat-Mu! Apabila Engkau melakukan perkara-perkara yang mengerikan yang tidak kami harapkan, Engkau turun, gunung-gunung mengalir ke bawah di hadapan hadirat-Mu.
“Karena semenjak dari permulaan dunia manusia sudah tidak mendengar, juga tidak mau mengerti melalui pendengarannya, juga tidak melihat dengan matanya, Ya Allah, di samping Dikau, apakah yang telah dipersiapkan-Nya bagi dia yang menantikan-Nya. Engkau menemui dia yang bersuka cita dan melakukan kebenaran, yaitu orang-orang yang ingat akan Dikau dalam segala jalan-jalan-Mu; bahwasanya Engkau sudah murka, karena kami sesat daripadanya, jikalau kiranya selalu kami tetap padanya, niscaya terpeliharalah kami.
“Tetapi kami semua adalah bagaikan barang yang najis, dan semua kebenaran kami bagaikan kain kotor yang compang camping, maka kami semua layu bagaikan sehelai daun, dan semua kejahatan kami, bagaikan angin, membawa pergi kami. Maka tidak ada seorangpun yang memanggil nama-Mu, yang tergerak dirinya untuk berpegang pada-Mu : karena Engkau telah menyembunyikan wajah-Mu daripada kami, dan telah menghancurkan kami karena sebab semua kejahatan kami.
“Tetapi kini, Ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami, kami adalah tanah liat, dan Engkaulah penjunan kami, maka semua kami adalah perbuatan tangan-Mu. Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau terlalu murka, juga janganlah selalu ingat akan kejahatan kami, lihatlah dan tiliklah, kami mohon ke hadapan-Mu, kami semua adalah umat-Mu. Kota-kota suci-Mu adalah sebuah padang belantara, Zion ialah sebuah padang belantara, Jerusalem sebuah tempat yang sudah ditinggalkan sunyi. Rumah kami yang suci dan indah, dimana nenek moyang kami telah memuji Dikau, telah dibakar dengan api, dan semua benda-benda kami yang indah-indah sudah hancur. Ya Tuhan, hendakkah Engkau menahan diri-Mu terhadap segala perkara ini ? hendakkah Engkau berdiam diri dan menindas kami amat sangat ?“
Sekaranglah kesempatan bagi kita, sekarang inilah hak istimewa kita untuk membuat doa ini menjadi doa pribadi kita masing-masing. Sekarang dapatlah kita dengan bijaksana mengatakan, Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti halnya di dalam Sorga. Sekarang dapatlah kita dengan sepenuh hati menyatakan : “Bagaimanakah kita kelak menyanyikan nyanyian Tuhan di sebuah negeri asing ? Jikalau aku melupakan dikau, hai Jerusalem, maka biarlah tangan kanan-Ku melupakan keindahannya. Jikalau aku tidak ingat akan dikau, maka biarlah lidah-Ku melekat pada langit-langit mulut-Ku; jika aku tidak memilih Jerusalem di atas semua kesukaan-Ku yang utama. Ingatlah, ya Tuhan kepada bani Edom pada zaman Jerusalem, yang mengatakan, Runtuhkan dia, Runtuhkan dia, sampai ke dasarnya.” — Mazmur 137 : 4 – 7.
Kini setelah anda melihat dengan jelas tanda-tanda dan waktu dari penebusan kita dan akan hari pembalasan Allah terhadap semua orang berdosa yang tidak bertobat mendekat dengan cepatnya, anda dianjurkan supaya bersiap-siap, supaya berkeluh-kesah dan berteriak melawan semua kekejian, untuk menerima tanda kelepasan, supaya berada di antara buah-buah pertama itu. Kini dapatlah anda dengan berbahagia dan penuh pengertian berusaha mencari Kerajaan Sorga dan Kebenaran-Nya, dan mengetahui secara meyakinkan bahwa berbagai persoalan hidup yang bersifat materi tidak boleh mendominasi semua yang bersifat rohani, karena sekaliannya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6 : 25 – 34). Oleh sebab itu Sorga mengharapkan dari anda supaya tidak berlambatan memutuskan secara resmi dan tegas berdiri pada pihak Kebenaran. Kini karena tahun penebusan-Nya sudah sampai, bahkan tanda-tanda dari hari pembalasan itu sudah ada di sini, maka sekaranglah saatnya yang tepat bagi anda untuk membuat keputusan. Engkau tidak dapat mengulur-ulur waktu karena Roh dari segala Kebenaran itu mengatakan: “Olehnya itu [sebagaimana Roh Suci mengatakan, Pada hari ini jika engkau mau mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, seperti pada selama hasutan, pada hari pencobaan di padang belantara : sewaktu para nenek moyangmu mencobai Aku, dan menguji Aku, dan menyaksikan semua perbuatan-Ku empat puluh tahun lamanya. Oleh karenanya aku sangat bersedih hati terhadap generasi itu, dan mengatakan, Mereka selalu membuat salah di dalam hatinya; dan mereka tidak mengetahui jalan-jalan-Ku. Itulah sebabnya aku bersumpah dalam murka-Ku, Mereka tidak boleh masuk ke dalam peristirahatan-Ku]. Perhatikanlah, saudara-saudara, supaya jangan ada di antara kamu seseorang yang tidak percaya yang berhati jahat memisahkan diri dari Allah yang hidup. Melainkan supaya saling menasehati satu terhadap yang lainnya, selagi panggilan itu berbunyi : Pada hari ini (bukan kemarin, bukan di zaman Miller atau di zaman White); supaya jangan ada dari antara kamu mengeraskan hatinya karena tersesat oleh dosa. Karena kita sudah dibuat menjadi pengikut-pengikut Kristus, jika kita mempertahankan permulaan keyakinan kita secara kokoh sampai akhir, karena telah dikatakan : Pada hari ini jika engkau mau mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, seperti pada selama hasutan. Karena sebagian orang, setelah mereka mendengar, mereka menghasut : meskipun tidak semua yang keluar dari Mesir oleh Musa. Tetapi terhadap siapakah Ia bersedih hati selama empat puluh tahun itu ? bukanlah iaitu terhadap mereka yang telah berdosa, yang bangkainya berjatuhan di padang belantara ? Dan terhadap siapakah Ia bersumpah bahwa mereka tidak boleh masuk ke dalam peristirahatan-Nya, kalau bukan terhadap mereka yang tidak percaya itu ? Demikianlah kita saksikan bahwa mereka itu tidak dapat masuk karena sebab ketidak-percayaan.” — Iberani 3 : 7 – 19.
1 TG. No. 43
* * *
K o m e n t a r !
Pencari kebenaran yang jujur akan cepat melihat, bahwa ada terdapat dua kali pengirikan buah anggur di dalam kebun anggur Tuhan (Jesus) di bumi ini : Pertama, pada kedatangan-Nya yang pertama dahulu, dan kedua kelak akan jadi pada peristiwa pembantaian orang-orang jahat dari nubuatan Jehezkiel pasal 9 yang akan datang di dalam kebun anggur yang sama.
Jika pada kedatangan-Nya yang pertama pengirikan anggur itu berlangsung di Edom dan di Bozrah, maka dalam pengirikan contoh saingan yang akan datang, pengirikan atau pembantaian dari nubuatan Jehezkiel pasal 9 itupun tak dapat tiada sudah akan berlangsung juga di dua tempat : yaitu di Edom yang melambangkan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang telah dikuasai oleh anak-anak keturunan Esau, yang telah menjual hak kesulungan mereka kepada anak-anak keturunan Jakub; dan kedua di Bozrah yang berarti kandang domba, yang tak dapat tiada melambangkan Pusat Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh dengan markas besarnya di Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, USA.
Jadi, terlihat jelas bahwa sesudah kematian hamba Tuhan Houteff dalam tahun 1955 yang lalu, maka sejak itulah Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, yang dilambangkan oleh Bozrah sudah akan juga dikuasai oleh anak-anak dara bijaksana yang memiliki tipu di dalam mulutnya. Mereka itulah yang juga telah dilambangkan oleh “sekam” yang ternyata sudah akan menguasai Pusat Karmel di Waco, Texas, tak lama sesudah kematian hamba Tuhan Victor T. Houteff sampai kepada saat kegenapan dari nubuatan Jehezkiel pasal 9 yang akan datang.
Bagaimanakah nasib anak-anak dara bijaksana yang tidak memiliki tipu di mulut, atau mereka yang masuk kategori gandum?
Kemampuan bertahan dan kemajuan dari anak-anak dara bijaksana atau gandum yang melambangkan umat Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh itu ternyata hanya berlangsung selama keberadaan hamba Tuhan Houteff di tengah-tengah mereka. Sesudah kematian Houteff dalam tahun 1955, dan sesudah isterinya memegang tampuk pimpinan sebagai Presiden menggantikan Houteff, lalu gagal membuktikan kebenaran ajarannya, bahwa Kerajaan Daud akan berdiri dalam tahun 1959, maka ia secara resmi lalu mengumumkan kepada dunia bahwa ajaran Tongkat Gembala itu tidak sehat. Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas pada akhirnya telah dibubarkan sama sekali dan dilikwidasi dalam tahun 1962. Demikianlah selama kira-kira 30 tahun lamanya lokasi Pusat Karmel itu telah dikuasai oleh Gereja Presbyterian. Baharu dalam tahun 1991 lokasi bekas Pusat Gunung Karmel itu berhasil dibeli kembali oleh mereka yang masih menguasainya sampai kepada hari ini. Mereka itulah yang oleh hamba Tuhan Houteff sejak jauh-jauh hari sebelumnya sudah diamarkan kepada kita sebagai berikut :
“Kita juga harus waspada dan awas, untuk menyadari bahwa pukulan itu j u g a akan datang secara mengejutkan dari musuh-musuh yang tidak dicurigai – yaitu dari rekan-rekan penginjil yang sama, yang tidak kurang setianya daripada p a – r a i m a m di zaman Kristus.” – Pembina Gedung Putih, hal. 34, 35 (Edisi 1999).
Hamba Tuhan Nyonya Ellen G. White bahkan jauh-jauh hari sebelum kedatangan Houteff telah meramalkannya sebagai berikut :
“Allah akan membangunkan umat-Nya, jika cara-cara lain gagal, maka berbagai faham yang saling bertentangan akan masuk di antara mereka, yang akan menyaring mereka itu, memisahkan s e k a m daripada g a n d u m. Tuhan menyerukan kepada semua yang percaya pada firman-Nya supaya bangun daripada tidur mereka. T e r a n g yang berharga s u d a h d a t a n g yang sesuai bagi m a s a i n i.” – 5 Testimonies, p. 707.
Jika pemisahan lalang-lalang daripada gandum itu terjadi di dalam Gereja Masehi Advent Haari Ketujuh, dimana lalang-lalang akan menguasai Organisasi General Conference of SDA sampai kepada saat pembersihan sidang jemaat yang akan datang, maka pemisahan sekam daripada gandum itu baharu akan jadi kemudian di dalam Persekutuan Umum Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh. Dan di sinilah sekam akan kemudian menguasai Organisasi Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, USA sampai kepada pembersihan sidang jemaat menggenapi nubuatan Jeheskiel pasal 9 yang akan datang. Lalu bagaimanakah nasib kelima anak dara bijaksana yang tidak memiliki tipu di mulut, atau mereka yang masuk kategori gandum murni itu ? Untuk inilah nabi Zakharia sejak jauh-jauh hari sebelumnya telah ikut meramalkannya sebagai berikut :
Zakharia 13 : 6, 7 :
“Maka seseorang akan mengatakan kepada-Nya: Luka-luka apakah ini pada tanganMu ? Kemudian Ia akan menjawab : Orang-orang itu bersama siapa Aku telah terkena luka di dalam rumah kawan-kawan-Ku. Bangkitlah, hai pedang, melawan gembala-Ku, dan melawan orang itu yang merupakan rekanKu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam: tebaslah gembala itu, maka kawanan dombanya akan tercerai-berai, maka Aku akan membalikkan tangan-Ku ke atas mereka yang kecil-kecil.” – Zakharia 13 : 6, 7.
Penjelasan kedua ayat itu secara terbatas telah diberikan oleh Houteff di dalam khotbahnya pada Amaran Sekarang, Jilid 1, No. 18. Ia tidak menjelaskan lebih jauh terhadap ayat 7, sebab dia sendiri sebagai gembala yang dinubuatkan itu masih hidup. Namun kita harus mengerti, bahwa karena nubuatan–nubuatan dari nabi Zakharia dialamatkan kepada kita di akhir zaman, maka gembala yang diramalkan itu tak dapat tiada adalah Sdr. Victor T. Houteff sendiri. Dan kawanan dombanya itu tak lain adalah orang-orang Davidian Masehi Advent hari Ketujuh. Jadi, jelaslah bahwa setelah Houteff sebagai gembala meninggal dunia dalam tahun 1955, maka Tuhan sudah akan memegang sendiri kendali kepemimpinan umatNya di dalam tanganNya sendiri.
Demikian inilah pula yang sejak jauh-jauh hari sebelumnya sudah diramalkan oleh hamba Tuhan Nyonya White sebagai berikut :
“….. Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya, dan dalam cara yang bertentangan dengan setiap rencana manusia. Akan ada orang-orang di antara kita yang selalu ingin mengontrol pekerjaan Allah, untuk mendikte sampai kepada pergerakan apa saja yang akan dibuat apabila pekerjaan itu bergerak maju di bawah pengarahan dari malaikat itu yang bergabung dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran (ROH NUBUATAN) yang akan diberikan kepada dunia. Allah akan menggunakan cara-cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa IA sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para pekerja akan terpesona oleh sarana-sarana yang sederhana yang akan digunakan-Nya untuk membuat dan memantapkan pekerjaan pembenaran-Nya.” — Testimonies to Ministers, p. 300. – (dalam kurung tambahan).
Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya. Jika pada biasanya Tuhan Allah bekerja melalui Pusat OrganisasiNya di General Conference of SDA, yang kemudian telah dire-organisasikan (ditata kembali) sesuai perintah-Nya pada Seruan Pembanguan Rohani dan Reformasi Rohani pada Review and Herald, tertanggal 25 Pebruari 1902, dan yang telah direalisasikan oleh hamba Tuhan Houteff sesuai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di dalam buku Keimamatan dari Davidian MAHK, menjadi General Association of Davidian SDA atau Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, USA., maka setelah kematian hamba Tuhan yang sederhana itu dalam tahun 1955, dan setelah Pusat Karmel di Waco, Texas, USA dilikwidasi, maka semenjak dari tahun 1962 itu Tuhan Allah sesungguhnya sudah memegang sendiri kendali pemerintahan atas “mereka yang kecil-kecil” itu dalam tangan-Nya sendiri.
Untuk itulah, maka ucapan hamba Tuhan Nyonya White berikut ini sudah akan benar-benar digenapi menjadi kenyataan. Nyonya White mengatakan:
“Allah akan mengutus keluar ke dalam kebun anggurNya (Sidang) banyak orang yang belum pernah didedikasikan ke dalam tugas kependetaan melalui tumpangan tangan.” — The Acts of the Apostles, p. 110.
Artinya, sesudah Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, dilikwidasi dalam tahun 1962, maka sejak itulah sudah akan muncul gembala-gembala dan guru-guru pilihan ilahi (vanguards) yang tidak akan lagi dikenal karena pengangkatannya yang resmi melalui tumpangan tangan di Pusat Karmel di Waco, Texas, USA, melainkan justru karena mereka tidak mau lagi tunduk kepada Sanhedrin contoh saingan yang sangat menyesatkan itu.
Tangan Tuhan atas mereka yang kecil-kecil.
Zakharia 13 : 7.
Salah satu ciri atau identitas umat Allah di bumi ini ialah : Sepakat, sehati sepikir, dan membicarakan perkara-perkara yang sama. Ini membuktikan bahwa semua mereka itu berada di bawah kendali Roh Kebenaran yang sama. Dan ini pula yang membuktikan bahwa semua mereka itu berada di bawah kendali pemerintahan dari tangan Tuhan sendiri.
Kondisi umat Allah yang sedemikian itu pernah ada di zaman Houteff, maka Pusat Karmel di Waco, Texas, USA telah menjadi General Associations of DSDA (Persekutuan Umum Davidian MAHK), sedangkan di seluruh dunia bermunculan di banyak tempat Associations of DSDA (Persekutuan-Persekutuan Davidian MAHK). Association of Davidian SDA (Persekutuan Davidian MAHK) di Indonesia masih tetap berdiri, bahkan diharapkan untuk tetap berdiri sampai kepada hari Tuhan yang besar dan mengerikan yang akan datang, apabila nubuatan Jeheskiel pasal 9 itu akan digenapi menjadi kenyataan.
Jadi, jika pada sebelumnya atau pada kebiasaannya yang lalu, tangan Tuhan selalu memegang kendali pemerintahan atas mereka yang besar-besar, yang memimpin di Pusat Pekabaran-Nya di General Conference of SDA, dan kemudian di Pusat Pekabaran-Nya di Gunung Karmel di Waco, Texas, maka sesudah tahun 1962 Tuhan Allah lalu membalikkan tangan-Nya ke atas mereka yang kecil-kecil. Jelaslah kiranya dimengerti, bahwa “mereka yang kecil-kecil” itu tak dapat tiada dimaksud kepada kelompok-kelompok umat Davidian yang bersekutu dalam persekutuan-persekutuan biasa (associations of Davidian SDA), yang sudah lepas sama sekali dari kendali Pusatnya (General Association atau General Conference) di Amerika Serikat.
Jadi, genaplah ucapan hamba Tuhan Nyonya White sebelumnya yang telah meramalkan : “….. Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya, dan dalam cara yang bertentangan dengan setiap rencana manusia …………..”
* * *
Kunjungilah Situs Internet kami berikut ini :
www.bible-prophecies.org
106 total, 1 views today