Perjamuan Suci dari
JESUS
“Peraturan-peraturan upacara baptisan dan Perjamuan Suci dari Jesus merupakan dua tonggak monumen utama, yang satu di luar dan yang satunya di dalam sidang. Pada kedua peraturan inilah Kristus telah menuliskan nama dari Allah yang benar.”
— 6 Testimonies for the Church, p. 91. —
Kristus telah membuat baptisan itu menjadi tanda masuk ke dalam kerajaan KerohanianNya. Ini telah dibuat-Nya menjadi suatu persyaratan yang pasti, dengan mana semua orang harus menyetujuinya, yaitu mereka yang ingin diakui berada di bawah kekuasaan Bapa. Anak, dan Roh Suci. Sebelum orang dapat menemukan sesuatu tempat tinggal di dalam sidang, sebelum ia dapat melewati ambang pintu kerajaan kerohanian Allah, ia akan terlebih dulu diberikan kesan yang dalam akan hal nama ilahi, yaitu “Tuhan Pembenaran kita.” Jeremiah 23 : 6.
“Baptisan ialah suatu penyangkalan dunia yang sangat bersungguh-sungguh. Mereka yang dibaptis dalam nama dari trinitas dari Bapa, Anak, dan Roh Suci, pada kedatangan mereka pertama sekali dalam kehidupan Kristen menyatakan secara terbuka, bahwa mereka telah meninggalkan pelayanan Setan dan telah menjadi anggota dari keluarga besar raja, yaitu anak-anak dari Raja sorga. Mereka telah mematuhi perintah yang berbunyi : “Keluarlah dari antara mereka itu, dan berpisahlah, ……. Dan janganlah menjamah perkara yang keji.” Maka kepada merekalah akan digenapi janji yang berbunyi : “Aku akan menerima kamu, dan akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi putera-puteri-Ku, demikianlah firman Tuhan yang Maha Kuasa.” 2 Corinthians 6 : 17, 18. – 6 Testimonies, p. 91.
Baptisan dan Perjamuan Suci dari Jesus merupakan dua peraturan upacara utama yang sangat mengikat Kristus telah membuat baptisan itu menjadi tanda masuk ke dalam kerajaan kerohanian-Nya, yaitu sidang. Dengan demikian, maka baptisan hanya akan diberikan kepada orang-orang dari luar yang mau menyangkal dunia secara bersungguh-sungguh. Itulah pula sebabnya, maka hamba Tuhan menamakannya “tonggak monumen utama yang di luar.”
Sementara itu perjamuan suci dari Jesus disediakan hanya bagi mereka yang masuk melewati tonggak monumen utama yang kedua, yaitu mereka yang sudah lebih dulu masuk melewati tonggak monumen yang pertama. Dengan demikian, maka Perjamuan Suci dari Jesus itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah berstatus umat Allah.
Baptisan dan Perjamuan Suci dari Jesus itu benar-benar merupakan peraturan-peraturan baru, yang baru dimulai pelaksanaannya di zaman Yahya Pembaptis dan Jesus pada permulaan sejarah Wasiat Baru yang lalu.
Perjamuan Suci Tuhan itu menggantikan Paskah
“Dalam masa Paskah yang terakhir, dimana Tuhan kita dan murid-murid-Nya telah memperingatinya, Ia telah melembagakan Perjamuan Suci dari Tuhan itu sebagai p e n g g a n t i P a s k a h, untuk dilaksanakan sebagai peringatan akan kematian-Nya.
“Perayaan nasional orang-orang Yahudi itu akan berlalu untuk selama-lamanya. Upacara yang telah dikukuhkan oleh Kristus akan diperingati oleh para pengikut-Nya di semua negeri dan sepanjang segala zaman.” – The Faith I Live By, p. 300.
“Paskah telah diadakan sebagai suatu peringatan akan kelepasan Israel dari penjajahan mereka di Mesir. Allah telah tunjukkan supaya setiap tahun apabila anak-anak hendak menanyakan arti dari upacara ini, maka sejarahnya supaya terus diulangi. Dengan demikian kelepasan yang ajaib itu akan tetap segar terpelihara di dalam ingatan semua orang. Peraturan Perjamuan Suci dari Jesus itu telah diberikan untuk memperingati kelepasan besar yang telah dilaksanakan sebagai hasil dari kematian Kristus. Sampai kepada kelak Ia datang pada kedua kalinya dalam kuasa dan kemuliaan, maka peraturan upacara ini harus terus dirayakan.” – The Desire of Ages, pp. 652, 653.
Jika Paskah telah diselenggarakan sampai di zaman orang-orang Yahudi untuk memperingati kelepasan bangsa Israel dari penjajahan mereka di Mesir, maka Peraturan upacara Perjamuan Tuhan telah dilembagakan sendiri oleh Jesus bagi umat Kristen untuk memperingati pengorbanan-Nya sampai mati di bukit Golgotha bagi keselamatan kekal umat manusia yang mau bertobat.
“Peraturan upacara (Perjamuan Suci Tuhan) ini bukan untuk diperingati secara sendiri-sendiri, sebagaimana banyak orang menghendakinya. Masing-masing orang harus ikut serta secara terbuka, sehingga dengan demikian menjadi saksi : Saya menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadiku. Dia telah melepaskan nyawa-Nya bagiku, sehingga saya dapat dilepaskan dari kematian.” – The Faith I Live By, p. 302.
Lambang Roti dan Air Anggur
Berapa seringkah Perjamuan Suci harus diperingati?
“Pada malam yang sama dimana Ia telah dihianati Tuhan Jesus telah mengambil roti : maka setelah didoakan-Nya roti itu, Ia memecahkannya, dan mengatakan : Ambillah dan makan : inilah tubuh-Ku, yang akan dihancurkan bagi kamu : lakukanlah ini sebagai peringatan akan Daku. Demikian pula sesuai cara yang sama Ia kembali mengambil cawan, dan setelah Ia minum, Ia mengatakan : Cawan inilah wasiat baru dalam darah-Ku : Lakukanlah ini, karena seberapa kali kamu meminumnya sebagai kenangan akan Daku. Karena seberapa kali kamu makan roti ini, dan minum dari cawan ini, kamu menunjukkan kematian Tuhan sampai Ia datang.” 1 Kor. 11 : 23 – 26. — The Desire of Ages, p. 652.
Roti dan cawan air anggur itu melambangkan tubuh dan darah-Nya yang telah dihancurkan dan ditumpahkan selama masa kematian-Nya yang lalu. Ini semua tak lain hanya bagi penebusan dosa-dosa umat manusia.
Hamba Tuhan Nyonya White selanjutnya mengatakan :
“Penyelamatan manusia bergantung pada pemanfaatan yang terus menerus ke dalam hatinya darah Kristus yang menyucikan itu. Oleh karena itu, maka Perjamuan Tuhan itu bukan untuk diperingati secara kadang-kadang saja atau setahun sekali, melainkan supaya lebih sering daripada upacara Paskah yang dirayakan setahun sekali. Peraturan upacara yang penting ini memperingati suatu peristiwa yang jauh lebih besar daripada kelepasan umat Israel dari Mesir Kelepasan itu merupakan contoh bagi penebusan besar yang telah Kristus perbuat oleh pengorbanan nyawa-Nya bagi kelepasan umat-Nya yang terakhir…………..
…………Tak terucapkan nilainya bagi mereka ucapan yang berbunyi : “Seberapa sering kamu makan roti ini dan minum dari pada cawan ini, kamu menunjukkan kematian Tuhan itu, sampai Ia datang.” — The Faith I Live By, p. 302.
Upacara Cuci Kaki yang hina dari Jesus
telah dibuat-Nya menjadi peraturan yang suci
“Jesus mengatakan : Barangsiapa yang hendak menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Matius 20 : 26. Di dalam kerajaan-Ku tidak tersedia tempat bagi prinsip tentang pilih kasih dan kekuasaan (principle of preference and supremacy). Satu-satunya kebesaran yang ada ialah kebesaran karena kesederhanaan. Ciri-cirinya hanya ditemukan pada membaktikan diri untuk melayani orang lain.
“Kini, setelah mencuci kaki murid-murid itu, Ia mengatakan : “Aku telah memberikan kepadamu sebuah teladan, yang harus kamu lakukan sebagaimana sudah Ku lakukan kepadamu.” Dalam kata-kata ini Kristus bukan saja memerintahkan perlakuan yang ramah. Lebih lagi artinya daripada mencuci kaki para tamu membuang habu dari perjalanan. Kristus di sini sedang melembagakan suatu pelayanan ibadah. Oleh perbuatan dari Tuhan kita maka upacara cuci kaki yang hina ini telah dibuat menjadi peraturan yang suci. Iaitu harus diperingati oleh para murid-murid itu, agar supaya senantiasa diingatnya akan ajaran-ajaran-Nya tentang kerendahan hati dan pelayanan.
“Peraturan ini merupakan persiapan yang ditetapkan Kristus bagi pelayanan perjamuan yang suci itu. Selagi kesombongan, perselisihan, dan persaingan untuk mencapai keunggulan masih ada, maka hati tidak mungkin dapat masuk ke dalam persekutuan dengan Kristus. Kita belum akan siap untuk menerima jamuan tubuh dan darah-Nya. Itulah sebabnya, maka Jesus telah menetapkan peringatan akan kehinaanNya (mencuci kaki) itu supaya pertama sekali diperingati.
“Sewaktu mereka datang untuk memperingati peraturan ini, anak-anak Allah hendaknya mengenang kembali akan kata-kata firman Tuhan yang hidup dan mulia yang berbunyi : “Tahukah kamu apa yang telah Ku perbuat bagimu ? Kamu memanggil-Ku Guru dan Tuhan : dan kamu benar, karena memang demikian itulah Aku. Jika Aku benar Tuhan dan Gurumu telah mencuci kakimu, maka kamupun wajib saling mencuci kaki sesamamu. Aku telah memberikan kepadamu teladan, yang harus kamu lakukan sama seperti yang sudah Ku lakukan kepadamu. Sesungguh-sungguhnya Aku katakan kepadamu, bahwa hamba itu tidak lebih besar daripada tuannya, demikian pula dia yang diutus itu tidak lebih besar daripada dia yang mengutusnya. Jika kamu mengerti sekaliannya ini berbahagialah kamu jika kamu melaksanakannya.” Ada terdapat di dalam manusia sesuatu watak yang suka meninggikan diri sendiri melebihi saudaranya, bekerja bagi diri sendiri, mencari tempat yang tertinggi, dan seringkali hal ini berakibatkan sangka-sangka jahat dan roh sakit hati.
“Peraturan upacara yang mendahului Perjamuan Tuhan itu akan menyingkirkan semua kesalah-fahaman ini, membawa manusia keluar dasripada sifat mementingkan dirinya, turun dari berbagai ketinggian sifat meninggikan dirinya sendiri, kepada kerendahan hati yang akan membawanya kepada melayani saudaranya.” – The Desire of Ages, p. 650.
“Setelah pelajaran tentang persiapan pelayanan itu sedemikian ini dipelajari, maka kerinduan akan tumbuh untuk meraih kehidupan rohani yang lebih tinggi. Bagi kerinduan ini Saksi Ilahi akan menanggapinya. Jiwa akan diangkat. Kita akan dapat ikut serta pada Perjamuan itu dengan suatu kesadaran tentang keampunan dosa-dosa. ……
“Bagi mereka yang memperoleh roh pelayanan ini, iaitu tidak akan pernah hanya merupakan sekedar upacara seremonial. Pelajarannya yang tetap akan berupa, “Oleh kasih saling melayani sesama.” Galati 5 : 13. Dalam mencuci kaki murid-murid-Nya, Kristus telah membuktikan bahwa Ia mau melakukan pelayanan apa saja, betapapun hina, yang akan membuat mereka menjadi pewaris-pewaris bersama Dia kekayaan dari perbendaharaan sorga yang kekal itu. Murid-murid-Nya, dalam melaksanakan upacara yang sama, berjanji dalam cara yang sama untuk melayani saudara-saudaranya. Apabila peraturan upacara ini diperingati dengan benar, maka anak-anak Allah akan dihantarkan ke dalam suatu hubungan yang suci, untuk membantu dan saling membawakan berkah bagai sesamanya.
“Semuanya ini akan sepenuhnya jelas dipahami dari ucapan kata-kata Jesus, “Aku sudah memberikan kepadamu teladan yang harus kamu perbuat sama seperti yang sudah Ku perbuat bagimu.” Inilah maksud dari pelayanan itu yang sudah IA tetapkan. Maka kata-Nya, “Jika engkau mengerti sekaliannya ini,” jika engkau mengerti akan maksud dari pelajaran ini, berbahagialah kamu, jika kamu melaksanakannya.” —- The Desire of Ages, p. 651.
Acara seremonial “Cuci Kaki” yang hina itu telah dibuat menjadi suatu peraturan yang suci. Dan peraturan ini merupakan persiapan yang ditetapkan Kristus untuk pertama sekali dilaksanakan mendahului peraturan Perjamuan Tuhan yang suci dilaksanakan.
Persiapan bagi upacara
peringatan Perjamuan Tuhan itu
“Tetapi Perjamuan Tuhan itu bukan merupakan suatu masa untuk bersedih hati. Ini adalah bukan maksudnya. Sebagaimana halnya murid-murid Tuhan itu berhimpun mengelilingi meja-Nya, mereka tidak boleh ingat dan menangisi kekurangan mereka. Mereka tidak boleh lagi tinggal menetap pada pengalaman ibadah mereka yang lama, apakah pengalaman itu menunjang atapun mengecewakan. Mereka tidak boleh mengenangkan kembali berbagai perbedaan di antara mereka dan saudara-saudaranya. Pekerjaan persiapan itu akan merangkul semuanya ini. P e m e r i k s a a n d i r i s e n d i r i, p e n g a k u – a n d o s a, p e n y el e s a i a n b e r b a g a i p e r b e d a a n semuanya hendaknya sudah selesai. Mereka kini datang bertemu dengan Kristus. Mereka akan bukan berdiri di bawah bayangan salib, melainkan di dalam terangnya yang menyelamatkan. Mereka hendaknya membuka jiwanya kepada sinar-sinar yang gemerlapan dari Matahari Pembenaran itu” — The Desire of Ages, p. 659.
Pekerjaan persiapan itu sudah akan merangkul :
(a) Pemeriksaan diri sendiri
(b) Pengakuan d o s a, dan
(c) Penyelesaian berbagai perselisihan.
Ketiga faktor di atas ini sama sekali tidak ada pada umat Masehi Advent Hari Ketujuh di akhir zaman ini, sebab “Akan Hukum Torat dan akan Kesaksian (Yesaya 8 : 20) sebagai alat penguji kerohanian kita, sebagian besar umat kita belum atau belum sepenuhnya memiliki Kesaksian dari Roh Kristus itu di dalam ROH NUBUATAN, yang berisikan semua peraturan pelaksanaan dari Hukum Allah. Hamba Tuhan Nyonya White mengatakan :
“Di masa lalu Allah berbicara kepada manusia melalui mulut para nabi dan para rasul (di dalam Alkitab). Pada hari-hari ini (di akhir zaman ini) Dia berbicara kepada mereka melalui kesaksian-kesaksian dari Roh-Nya. Belum pernah ada sesuatu waktu dimana Allah telah menginstruksikan kepada umat-Nya dengan lebih serius daripada yang IA menginstruksikan kepada mereka sekarang perihal kehendak-Nya, dan jalan yang Ia ingin mereka tempuh.” — Evangelism, p. 255, 256 (Dalam kurung tambahan).
Sesungguhnya ROH NUBUATAN itu sendiri yang telah memecah-belah umat kita ke dalam dua kategori yang utama : yaitu kelompok gandum, atau kelas lima anak dara yang bijaksana di satu pihak, dan kelompok l a l a n g atau kelas lima anak dara yang bodoh di lain pihak. Bahkan orang-orang dari kelompok gandum atau lima anak dara yang bijaksana itupun, akan kembali terpecah belah menjadi : kelompok gandum yang murni atau anak-anak dara bijaksana yang murni di satu pihak, dan kelompok s e k a m atau anak-anak dara yang memiliki tipu di dalam mulutnya (Wahyu 14 : 5) di lain pihak. Ternyata perpecahan ini akan tetap bertahan sampai kepada waktu pembersihan Sidang yang akan datang, yang akan menemukan kegenapan sejarah dari nubuatan Jeheskiel pasal 9. Hamba Tuhan Nyonya White mengatakan :
“Sementara Tuhan membawa masuk ke dalam sidang orang-orang yang benar-benar bertobat, Setan pada waktu yang sama menghantarkan pribadi-pribadi orang-orang yang tidak bertobat ke dalam persekutuannya. Sementara Kristus menaburkan benih-benih yang baik, Setan pada waktu yang sama menaburkan l a l a n g. Terdapat dua pengaruh yang saling bertentangan yang terus menerus mendesak pada para anggota sidang. Pengaruh yang satu bekerja bagi penyucian sidang, dan pengaruh yang lainnya bagi penghancuran umat Allah………” — The Faith I Live By, p. 305.
“Pendeta-pendeta yang mengantuk berhotbah kepada suatu umat yang mengantuk!” (Testimonies, Vol. 2, p. 337); …. “pekabaran dari Saksi yang Benar itu menemukan umat Allah dalam kesesatan yang sangat menyedihkan, tetapi mereka jujur dalam kesesatan itu.” — Testimonies, Vol. 3, p. 253.
Hamba Tuhan, Nyonya E.G. White kembali mengatakan :
“Dalam banyak hati orang hampir-hampir tidak lagi tampak sesuatu tarikan nafas kerohanian. Ini membuat saya sangat sedih. Saya takut kalau-kalau peperangan seru melawan dunia, daging, dan melawan iblis tidak lagi dapat dipertahankan. Hendakkah kita terus bersukaria oleh suatu kekristenan yang sudah setengah mati, sifat mementingkan diri, roh tamak dunia ini yang sedang mengikut – sertakan kekapirannya dan sedang senyum karena kepalsuannya ? T i d a k ! Oleh kemurahan Allah, marilah kita berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran. ‘Janganlah kita lengah dalam kegiatan ; tabahlah dalam roh ; sambil melayani Tuhan.’ Hanya s a t u majikan kita, yaitu Kristus. Kepada-Nyalah kita harus memandang. Dari Dialah kita akan memperoleh kepintaran kita. Oleh karunia-Nya kita akan mempertahankan keterpaduan kita, sambil berdiri di hadapan Allah dalam rendah hati dan pertobatan lalu mewakili Dia kepada dunia.
“Terhadap para pendeta dan umat, Allah menyampaikan tuduhan berat karena kelemahan rohani, kata-Nya : ‘Aku tahu segala perbuatanmu bahwa engkau adalah dingin tidak hangatpun tidak ; Aku ingin engkau dingin atau hangat. Sebab itu karena engkau adalah s u a m, dan dingin tidak hangatpun tidak, maka Aku akan meludahkan engkau keluar dari mulut-Ku. Sebab engkau mengatakan : Aku kaya, dan telah melimpah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, padahal tidak engkau ketahui bahwa engkau adalah orang yang malang dan sengsara, dan miskin, dan buta dan bertelanjang. Aku menasehatkan kamu supaya membeli kepada-Ku emas yang teruji di dalam api supaya engkau menjadi kaya; dan pakaian putih supaya engkau berpakaian dan supaya malu ketelanjanganmu tidak tampak, dan supaya menggosok matamu dengan salp mata supaya engkau dapat melihat.
“Allah menyerukan suatu pembangunan rohani dan suatu reformasi rohani. Jika ini tidak terlaksana, maka mereka yang suam itu akan terus bertumbuh makin menjijikkan di hadapan Tuhan, sampai kelak Ia akan menolak mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya.” — The Review and Herald, February 25, 1902.
Inilah kondisi kerohanian umat Masehi Advent Hari Ketujuh di waktu ini. Dan inilah faktanya, yang akibatnya Jesus sudah harus meludahkan keluar dari dalam mulut-Nya “malaikat Sidang Jemaat Laodikea” atau General Conference of SDA berikut semua pengikut setianya dalam tahun 1935 yang lalu. Terbuktilah dengan sendirinya ke hadapan Saudara, bahwa perkerjaan persiapan bagi Perjamuan Tuhan yang suci itu tidak pernah lagi dapat dilaksanakan di dalam Sidang sampai kepada hari ini, sebab sebagian besar umat berikut para pendeta mereka sudah jatuh dalam “dosa terbuka”, yaitu dosa melawan Roh Suci, yang tidak mungkin lagi dapat diampuni, baik di waktu ini maupun di dalam dunia yang akan datang. (Matius 12 : 32)
Persiapan di antara
Orang-Orang Advent dari kelompok gandum
(“the wheat categorized” Adventists)
Di dalam ROH NUBUATAN, gandum atau anak-anak dara yang bijaksana itu telah dinyatakan melambangkan orang-orang Adventist penganut Kebenaran Sekarang dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh. Kebenaran Sekarang ialah Pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1 sebagai Terang Baru, yang terakhir dibawakan oleh Sdr. Victor T. Houteff sejak tahun 1929. Pekabaran inilah yang sesuai nubuatannya akan bergabung dengan Roh Nubuatan dari pekabaran malaikat Wahyu 14 dari Nyonya White, untuk kemudian menjadi ROH NUBUATAN. Dan inilah ROH NUBUATAN itu yang berisikan seluruh peraturan-peraturan pelaksanaan dari Sepuluh Perintah Torat Tanpa memiliki peraturan-peraturan pelaksanaannya, maka Hukum Dasar Torat itu tak mungkin dapat sepenuhnya dipatuhi. Dan ini berarti orang tak mungkin dapat sepenuhnya bertobat.
Sesudah kematian Sdr. Victor T. Houteff dalam 1955, maka Setan telah berhasil mengirimkan pukulan tinjunya yang mematikan sebanyak dua kali terhadap para penganut Kebenaran Sekarang yang bermarkas di Waco, Texas, Amerika Serikat. Pertama sekali dalam tahun 1959 sampai tahun 1962 oleh perantaraan Nyonya Houteff. Dan kedua kali sesudah tahun 1991 oleh perantaraan para penguasa yang memimpin di Pusat Karmel di Waco, Texas. Sementara itu semua umat Davidian yang tidak kembali bergabung ke Pusat Karmel di Texas, ternyata telah kembali jatuh ke dalam jerat dari para contoh saingan dari Korah, Datham, dan Abiram, yang masing-masingnya telah membangun beberapa Pusat Pergerakan mereka sendiri di Amerika Serikat dengan nama Pusat Karmel. Dengan demikian, maka sedikit-dikitnya ada terdapat empat Pusat Pekabaran Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh di dunia ini : (1) Pusat Karmel di Waco, Texas, (2) Pusat Karmel di Elk, Texas, (3) Pusat Karmel di Salem, Carolina Selatan, USA, dan (4) Pusat Karmel di Mountain Dale, New York. Dan mungkin masih ada beberapa lagi yang lain.
Demikianlah keadaannya, maka sesudah kematian hamba Tuhan Houteff dalam tahun 1955 sampai kepada hari ini, para penganut Kebenaran Sekarang itupun tampaknya belum juga berhasil “sepakat”, “sehati sepikir”, dan “membicarakan perkara-perkara yang sama.” Inipun membuktikan bahwa mereka semua belum berhasil dikendalikan oleh Roh Suci yang sama.
Ini kembali menunjukkan kepada kita, bahwa bahkan para penganut Kebenaran Sekarang itu pun b e l u m berhasil mempersiapkan diri bagi memperingati Perjamuan Tuhan yang suci itu, sesuai ketiga faktor yang dipersyaratkan di atas, yaitu, (1) pemeriksaan diri sendiri, (2) pengakuan dosa, dan (3) penyelesaian berbagai perbedaan dan perselisihan di antara sesama umat.
Oleh sebab itu sekalipun tak ternilai harganya bagi kita ucapan Jesus yang berbunyi : “Seberapa kali kamu makan roti ini, dan minum dari cawan air anggur ini, kamu memperingati kematian Tuhan itu sampai Ia datang.” — The Faith I Live By, p. 302., Peraturan upacara Perjamuan Tuhan yang suci itu tidak mungkin dapat diperingati oleh siapapun sampai seluruh peraturan pelaksanaan dari Hukum Allah di dalam ROH NUBUATAN diakui dan dipatuhi.
Jesus menyelenggarakan upacara Perjamuan-Nya bagi kedua belas murid-murid-Nya itu, bukan pada permulaan misi-Nya di bumi ini, melainkan justru pada akhir dari misi itu. Sesudah memantapkan mereka menjadi Kristen-Kristen yang berkualifikasi tinggi berlandaskan pada SEGALA KEBENARAN yang berlaku bagi masa itu, maka Tuhan telah memperingati peraturan Perjamuan Suci itu bersama mereka, yang didahului oleh upacara cuci kaki. Sekalipun hanya sekali diselenggarakan selama misi-Nya pada waktu itu, iaitu telah merupakan satu-satunya model upacara seremonial yang penuh arti bagi semua umat-Nya sampai kepada akhir dunia.
Saudara Victor T. Houteff sebagai utusan Tuhan yang datang dalam tahun 1929 membawakan pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1 telah dibebani tugas untuk mengre-organisasi kembali Organisasi General Conference of SDA menjadi General Association of Davidian SDA di Waco, Texas, USA. sesuai yang telah lebih dulu dipesankan melalui hamba Tuhan Nyonya White di dalam Review and Herald, February 25, 1902. Sekalipun ia telah berhasil menggabungkan pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1 dengan pekabaran dari malaikat Wahyu 14 ke dalam ROH NUBUATAN itu, yang kini sedang menerangi gereja-gereja kita di seluruh Laodikea, ROH NUBUATAN itu sendiri ternyata b e l u m sepenuhnya dimengerti oleh orang-orang yang mengakui dirinya Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh. Dan justru inilah alasannya yang utama mengapa ketiga faktor dari pekerjaan persiapan untuk menghadapi Perjamuan Suci dari Jesus itu b e l u m dapat diselengarakan selama masa hidupnya yang lalu, bahkan sampai kepada hari inipun.
Hukuman bagi mereka
yang memperingati Perjamuan Tuhan
itu secara tidak sepatutnya
Hamba Tuhan Nyonya White mengatakan :
“Siapakah yang dapat membedakan l a l a n g daripada g a n d u m ? ‘Hendaklah orang memeriksa dirinya sendiri, lalu dengan begitu hendaklah ia makan roti dan minum dari cawan air angggur itu’. Karena barangsiapa kelak makan roti ini, dan minum dari cawan air anggur Tuhan ini dengan tidak sepatutnya, ia akan bersalah pada tubuh dan darah Tuhan.” Dia yang makan dan minum secara tidak sepatutnya, sama dengan makan dan minum kutuk bagi dirinya sendiri, karena tidak bisa membedakan tubuh Tuhan.” 1 Kor. 11 : 28, 27, 29.” – The Desire of Ages, p. 656.
Karena ternyata gereja-gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di dunia pada waktu ini pada umumnya sudah dikuasai oleh orang-orang Advent dari kelas “lalang”, padahal upacara seremonial cuci kaki dan Perjamuan Tuhan yang suci secara periodik terus diadakan dari waktu ke waktu, tanpa melakukan persiapan-persiapan yang memadai oleh para anggotanya. Masih ragukah Saudara, bahwa mereka yang makan roti dan minum dari cawan air anggur Kristus secara tidak sepatutnya itu adalah benar-benar orang-orang Advent dari kelas lalang ?
Dari kenyataan bahwa Kebenaran Sekarang dari pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 yang kini sudah bergabung dengan pekabaran malaikat yang ketiga dari Wahyu 14 di dalam ROH NUBUATAN, b e l u m sepenuh hati disambut oleh para anggota di dalam gereja-gereja kita, bukankah ini suatu bukti bahwa banyak sekali umat Advent yang sudah terkena kutuk dan berdosa pada tubuh dan darah Kristus ? Bukankah ini suatu pertanda, bahwa sebagian besar mereka itu sudah makan dan minum dalam Perjamuan Tuhan yang Suci itu dengan tidak sepatutnya, sehingga mereka telah makan dan minum kutuk bagi dirinya sendiri ? Berbagai akibatnya adalah jelas sewaktu hamba Tuhan Nyonya Ellen G. White menuliskannya sebagai berikut :
“Saya diperintahkan untuk mengatakan bahwa semua perkataan ini adalah berlaku bagi gereja-gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam kondisi mereka yang sekarang. Kasih Allah sudah hilang, dan ini berarti tidak ada terdapat kasih di antara sesamanya. Sifat mementingkan diri, sifat mementingkan diri, sifat mementingkan diri sedang dipelihara, dan sedang berjuang bagi keunggulan. Berapa lamakah hal ini akan terus berlangsung ? Tanpa terdapat sesuatu pertobatan kembali, maka segera akan terjadi suatu kegagalan peribadatan yang sedemikian rupa, sehingga sidang akan dilambangkan oleh sebatang pokok ara yang tidak berbuah. Terang besar telah dikaruniakan kepadanya. Ia telah memperoleh kesempatan yang luas untuk berbuat. Tetapi sifat mementingkan diri telah masuk, maka Allah berfirman : ‘Aku ………. akan memindahkan kakidianmu daripada tempatnya, terkecuali engkau bertobat.’
“Jesus memandang pada pokok ara yang sombong dan tidak berbuah itu, lalu dengan keragu-raguan yang penuh kesedihan mengucapkan kata-kata celakanya. Lalu di bawah kutukan dari suatu Allah yang murka, layulah pokok ara itu. Kiranya Allah berkenan membantu umat-Nya untuk memanfaatkan pelajaran ini selagi masih ada waktu.” — Review and Herald, February 25, 1902.
Tujuan dari Perjamuan Tuhan yang suci itu
Pada dua kutipan di bawah ini dapat kita baca sebagai berikut :
“Dalam masa Paskah yang terakhir, dimana Tuhan kita dan murid-murid-Nya telah memperingatinya, Ia telah menlembagakan Perjamuan Suci dari Tuhan itu sebagai p e n g g a n t i P a s k a h, untuk dilaksanakan sebagai peringatan akan kematian-Nya.
“Perayaan nasional orang-orang Yahudi itu akan berlalu untuk selama-lamanya. Upacara yang telah dikukuhkan oleh Kristus akan diperingati oleh para pengikut-Nya di semua negeri dan sepanjang segala zaman.” – The Faith I Live By, p. 300.
“Peraturan Perjamuan Suci dari Jesus itu telah diberikan untuk memperingati kelepasan besar yang telah dilaksanakan sebagai hasil dari kematian Kristus. Sampai kepada kelak Ia datang pada kedua kalinya dalam kuasa dan kemuliaan, maka peraturan upacara ini harus terus dirayakan.” – The Desire of Ages, pp. 652, 653.
Jangan sekali sejenakpun berpikir bahwa Perjamuan Tuhan yang Suci itu telah diberikan agar kita dapat disucikan dari dosa. Sekalipun demikian, kita harus pertama sekali melakukan persiapan-persiapan yang sudah dipersyaratkan, yaitu,
(a) Pemeriksaan diri sendiri,
(b) Pengakuan dosa, dan
(c) Menyelesaikan berbagai perselisihan dan perbedaan
sehingga dosa-dosa kita dapat diampuni s e b e l u m datang ikut serta dalam Perjamuan Tuhan yang Suci itu. Ini berarti, melalui persiapan-persiapan itu kita akan dapat lebih dulu disucikan oleh Tuhan sebelum datang mengambil bagian dalam Perjamuan-Nya yang suci itu.
Perjamuan Suci di masa Jesus dahulu benar-benar merupakan sebuah model untuk ditiru, baik karena berbagai persiapan-persiapan yang telah dicapai oleh mereka yang ikut serta mengambil bagian di dalamnya, maupun karena telah memiliki roh rekonsiliasi (damai) setelah Jesus sendiri turun melaksanakan upacara seremonial cuci kaki yang hina bagi semua murid-murid-Nya. Oleh adanya kehadiran Roh Suci di tengah-tengah orang-orang yang sudah disucikan itu, mereka akhirnya bisa sepakat, sehati sepikir, dan memiliki kemampuan untuk membicarakan perkara-perkara yang sama. Alhasil, secepatnya itu pula J U D A S lalu terbuang keluar.
Sekalipun contoh dari terbuangnya JUDAS keluar dari persekutuan murid-murid Jesus yang lalu, b e l u m p e r n a h tampak di dalam gereja-gereja kita di waktu ini, kita hendaknya meyakini bahwa firman Allah melalui mulut hamba-Nya Ellen G. White itu tidak mungkin gagal. Karena persyaratan tiga faktor persiapan di atas belum pernah dipatuhi di dalam gereja-gereja kita, sebelum Perjamuan Tuhan yang suci diadakan, maka dapatlah diyakini bahwa sebagian besar umat itu, sekalipun belum terbuang langsung secara fisik keluar dari gedung-gedung gerejanya, namun nama- nama mereka itu pasti sudah tercoret keluar dari kitab Alhayat di dalam kaabah kesucian sorga yang di atas.
Tujuan dari Perjamuan Tuhan yang suci jelas untuk mempersiapkan umat Tuhan untuk menerima curahan Roh Suci yang penuh pada hari Pentakosta pertama yang lalu. Karena ternyata masih akan ada lagi hari Pentakosta kedua yang akan datang, maka Perjamuan Tuhan yang suci itu akan merupakan contoh, yang tak dapat tiada akan kembali menemukan contoh saingannya di depan, pada hari Pentakosta kedua yang akan datang di Palestina.
Pada peristiwa contoh saingan yang akan datang, Jesus akan pertama sekali menjamu mereka 144.000 umat kesucian yang akan datang di gunung Sion, Palestina. (Wahyu 14 : 1). Baharulah genap janji-Nya yang telah diucapkan-Nya pada Perjamuan Suci-Nya yang lalu sebagai berikut :
“TETAPI AKU MENGATAKAN KEPADAMU, AKU TIDAK AKAN LAGI MINUM AIR ANGGUR INI SEJAK SEKARANG, SAMPAI PADA HARI ITU APABILA AKU AKAN KEMBALI MINUM BERSAMAMU DI DALAM KERAJAAN B A P A K U.” — The Desire of Ages, p. 659.
Sesudah mengukuhkan berdirinya Kerajaan berikut mereka 144.000 itu sebagai warga kerajaan yang pertama di gunung Sion di Palestina, maka di dalam Kerajaan itulah Jesus akan menjamu mereka 144.000 itu pada Perjamuan Suci-Nya. Perhatikanlah, bahwa pada Perjamuan Tuhan itu, Jesus masih berstatus Anak Domba (lihat Wahyu 14 : 1), artinya, masa kasihan di dalam kaabah kesucian sorga masih belum berakhir, dan Jesus belum berstatus R a j a. Itulah sebabnya, kerajaan di Palestina itu disebut : ”KERAJAAN BAPAKU.”
Sesudah selesai Perjamuan-Nya yang suci bersama mereka 144.000 itu, maka Dia sudah harus kembali bertugas di depan medzbah keemasan sebagai Imam Besar di dalam kaabah kesucian sorga yang di atas. Baharu dari sanalah ROH SUCI HUJAN AKHIR akan dituangkan-Nya ke bumi. Keadaan inilah yang telah diceriterakan kepada kita oleh rasul Yahya Pewahyu sebagai berikut :
“Maka setelah Ia membuka meterai yang ketujuh, terjadilah sunyi senyap di dalam sorga selama kira-kira setengah jam lamanya …….. Maka telah datang seorang malaikat yang lain lalu berdiri pada medzbah itu, sambil memegang sebuah perukupan emas; maka telah diberikan kepadanya banyak kemenyan, supaya ia dapat mempersembahkannya bersama-sama dengan doa-doa dari semua umat kesucian pada medzbah keemasan itu yang berada di depan tahta ………….. Maka malaikat itu mengambil perukupan itu, lalu mengisinya dengan a – p i dari medzbah, lalu mencampakkannaya ke bumi : maka terjadilah bunyi-bunyi dan guntur-guntur, dan kilat sambar menyambar, dan gempa bumi.” – Wahyu 8 : 1, 3, 5.
Saudara ! Maukah Saudara ikut diundang untuk menghadiri Perjamuan Tuhan kita Jesus Kristus yang Suci dan megah itu di dalam Kerajaan Bapa-Nya yang akan datang di gunung Sion di Palestina ? “BERJUANGLAH DENGAN SEMUA KEKUATAN YANG SUDAH DIKARUNIAKAN ALLAH PADA KITA UNTUK MASUK DALAM ROMBONGAN 144.000 ITU.” – Review and Herald, March 9, 1905.
* * *
132 total, 2 views today