<< Go Back

 

Memperkenalkan

TONGKAT GEMBALA

dan fungsinya

 

“Dengarlah olehmu

akan tongkat itu, dan akan dia yang

 telah menetapkannya.” — Mikha 6 : 9

 * *

Kurang lebih 2500 tahun yang lalu malaikat Jibrail telah mengatakan kepada nabi Daniel sebagai berikut :

“Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah semua perkataan itu, dan segellah kitab itu, bahkan sampai di akhir zaman : banyak orang akan berlarian pergi datang, dan pengetahuan akan dipertambahkan.”

“Lalu katanya, pergilah Daniel : karena semua perkataan itu akan tertutup dan tersegel sampai di akhir zaman. Banyak orang akan disucikan, diputihkan, dan dicobai, tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan, dan tidak seorangpun dari orang jahat akan mengerti, tetapi orang yang bijaksana akan mengerti.” — Daniel 12 : 4, 9 – 10.

Buku Daniel adalah salah satu dari buku-buku para nabi Wasiat Lama yang berisikan nubuatan-nubuatan Alkitab yang sangat rahasia, yang belum pernah terungkap pengertiannya sebelumnya. Pelengkap dari buku itu adalah buku Wahyu dari rasul Yahya. Jadi, apabila buku Daniel itu kelak terungkap di akhir zaman, maka baharu di akhir zaman ini juga buku Wahyu yang sangat misterius itu terungkap pengertiannya.

Sesudah buku Daniel dan buku Wahyu itu terungkap pengertiannya, baharu menyusul pula semua buku-buku nubuatan lainnya dari para nabi Wasiat Lama terungkap. Baharu genaplah ucapan hamba Tuhan Nyonya White di bawah ini :

“Di dalam buku Wahyu semua buku Alkitab bertemu dan berakhir. Di sinilah pelengkap dari buku Daniel itu.”The Acts of the Apostles, p. 585.

Dan selanjutnya, baharulah ucapan Yahya Pewahyu berikut ini dapat digenapi sepenuhnya, yaitu  : “Berbahagialah d i a  yang membaca, dan mereka yang mendengar segala perkataan dari nubuatan ini, karena masanya sudah dekat.“ Wahyu 1 : 3.   

Karena buku Wahyu dan buku Daniel tidak berdiri sendiri terpisah daripada nubuatan-nubuatan Alkitab lainnya, maka ucapan “Berbahagialah” itu tak dapat tiada baharu berlaku apabila semua buku-buku dari para nabi Wasiat Lama dan buku Wahyu sudah selengkapnya terungkap pengertiannya di akhir zaman ini.

Di akhir zaman sekarang ini

Adanya begitu banyak sekte agama Kristen di akhir zaman sekarang ini, maka orang yang bijaksana tak dapat tiada akan bertanya-tanya : Yang manakah Gereja yang benar milik Allah itu di akhir zaman ini ? Jawabannya yang benar dan pasti tak dapat tiada adalah sebagai berikut : 

(1) Gereja yang benar milik Allah ialah Gereja dimana berbagai rahasia dari buku Daniel dan Wahyu, dan dari berbagai buku-buku Alkitab lainnya diungkapkan pengertiannya oleh nabi-nabi pilihan Ilahi yang diilhami. Bacalah : Epesus 4 : 11 – 14 ; dan Amos 3 : 7.

(2) Adanya berbagai kebenaran dari buku Daniel dan Wahyu ditawarkan di dalam Gereja ini, berakibatkan terpecahnya umat Gereja ke dalam 2 (dua) Kelas umat : (a). orang-orang jahat yang makin melakukan kejahatan, dan tidak mengerti di satu pihak, dan (b). mereka yang mengerti, yang akan disucikan, diputihkan, dan diuji di lain pihak.  

(3) Terhadap Gereja yang benar milik Allah ini Yahya Pewahyu sejak jauh-jauh hari sebelumnya telah meramalkannya sebagai berikut :

“Maka naiklah amarah naga  akan  perempuan itu,  lalu pergi memerangi y a n g  t e r s i – s a daripada benihnya (the remnant of her seed), yaitu mereka yang mematuhi hukum-hukum Allah dan Kesaksian Jesus Kristus“ —- Wahyu 12 : 17. “Sembahlah Allah; karena kesaksian Jesus Kristus itu ialah  ROH NUBUATAN.“ – Wahyu  19 : 10  (Bag. Akhir)

Perempuan itu = GEREJA Tuhan Allah atau Sidang Jemaat ; anaknya =   Jesus Kristus ; benihnya = orang-orang Kristen ; maka yang tersisa daripada benih perempuan itu, tak dapat tiada dimaksudkan kepada orang-orang Kristen yang terakhir yang hidup di akhir zaman ini.

(4) Gereja yang benar milik Allah ini juga yang dimaksud oleh Jesus di dalam perumpaamaan-Nya di dalam Matius 25 : 1, 2 perihal Kerajaan Sorga yang terdiri dari dua kelas umat : lima anak dara yang bijaksana di satu pihak, dan lima anak dara yang bodoh di lain pihak.

Empat kondisi dan persyaratan dari Gereja yang benar di akhir zaman di atas tidak dipunyai oleh sekte agama manapun juga yang lain di akhir zaman sekarang ini, selain daripada hanya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh saja. Itulah sebabnya, maka hamba Tuhan Nyonya White menamakannya : Sidang yang sisa.

Contoh saingan dari bani Israel Wasiat Lama

(Wahyu pasal 7)

Salah satu metode interpretasi yang dikenal di dalam ilmu hukum, ialah metode interpretasi analogi. Para nabi akhir zaman, Nyonya White dan Sdr. Victor T. Houteff banyak menggunakan metode ini untuk menginterpretasikan nubuatan-nubuatan dari para nabi Wasiat Lama maupun buku Wahyu, berikut berbagai perumpamaan Jesus dari Wasiat Baru. Mereka menamakannya : Contoh dan contoh saingan. Dalam mengungkapkan pengertian dari berbagai nubuatan Alkitab, maka Hamba Tuhan Nyonya White pernah mengatakan :

“MARILAH KITA BERJUANG DENGAN SELURUH KEKUATAN YANG TELAH DIKARUNIAKAN ALLAH PADA KITA UNTUK MASUK DALAM ROMBONGAN MEREKA YANG 144.000 ITU.” — Review and Herald, March 9, 1905.

Karena mereka yang berjumlah 144.000 itu akan dimeteraikan dari antara semua suku bangsa bani Israel, y a n g  h i d u p di akhir zaman ini, yang harus menyambut seruan hamba Tuhan Nyonya White di atas, sementara   semua suku bangsa bani Israel Wasiat Lama, pada waktu ini, sudah tidak lagi dikenal identitas bangsanya maupun agamanya, maka jelaslah bahwa kata-kata “144.000 dari semua suku bangsa bani Israel” itu t i d a k m u n g k i n lagi dimaksud kepada bani Israel Wasiat Lama ataupun keturunannya, melainkan harus dimaksud kepada Gereja yang benar di akhir zaman ini, kepada siapa nubuatan-nubuatan Daniel dan Wahyu itu dialamatkan. Tegasnya, Gereja yang benar di akhir zaman inilah yang merupakan bani Israel contoh saingan itu. 

Pada perjalanan exodus yang lalu Musa bersama tongkat gembalanya yang sangat berkhasiat itu telah menghantarkan seluruh suku bangsa bani Israel keluar dari Mesir selama 40 tahun lamanya mengarungi laut Merah sampai ke tanah Kanaan di Palestina sebagai tanah Perjanjian itu. Olehnya itulah, maka di akhir zaman sekarang ini, dalam perjalanan Exodus yang kedua dan terakhir di waktu ini Tongkat Gembala dari hamba Tuhan Victor T. Houteff inilah yang akan membawa mereka 144.000 Israel contoh saingan dari antara kita untuk berdiri bersama Jesus di gunung Sion di Palestina. Baca Wahyu 14 : 1.

Hanya akan ada 144.000 umat kesucian yang hidup dari antara semua bani Israel contoh saingan di akhir zaman ini, yang akan kelak berdiri bersama Anak Domba Allah di gunung Sion di Palestina.

“TONGKAT GEMBALA”

DAN BERBAGAI KEUNGGULANNYA

“Tongkat Gembala” sebagai pokok doktrin Alkitab yang terakhir di dalam nubuatan dikenal sebagai pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1. Yahya Pewahyu dan hamba Tuhan Nyonya White memberitakannya sebagai berikut :

“Dan sesudah semua perkara ini aku tampak seorang malaikat lain turun dari langit, yang memiliki kuasa besar; maka bumi diterangi oleh kemuliaannya.” – Wahyu 18 : 1.

“Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya ditugaskan turun ke bumi, untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan memberikan kuasa dan tekanan bagi pekabarannya. Kuasa besar dan kemuliaan diberikan kepada malaikat itu, maka sementara ia turun bumi diterangi dengan kemuliaannya. ………. Pekabaran ini tampaknya merupakan tambahan kepada pekabaran yang ketiga, yang bergabung dengannya bagaikan seruan tengah malam bergabung dengan pekabaran malaikat yang kedua dalam tahun 1844.”  – Early Writings, p. 277.

Bacalah dengan saksama ucapan hamba Tuhan Nyonya White di atas ini, maka akan jelas dipahami, bahwa kedua pekabaran itu, yaitu Roh Nubuatan dari Nyonya White dan Tongkat Gembala dari Sdr. Houteff harus bergabung, baharu keduanya dapat menerangi bumi. Artinya baharu keduanya menjadi TERANG DUNIA. Apakah artinya ini ?

Karena baik Roh Nubuatan maupun Tongkat Gembala, keduanya adalah Kesaksian Jesus Kristus, yang berisikan semua peraturan pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat, maka sesuai dengan ucapan nabi Jesaya :  “AKAN HUKUM TORAT DAN AKAN KESAKSIAN BARANGSIAPA BERBICARA TIDAK SESUAI DENGAN PERKATAAN ITU,  TIDAK AKAN ADA T E R A N G  DI DALAM MEREKA.” – Yesaya 8 : 20.

Jelaslah bahwa Alkitab itu baharu akan menjadi Terang Dunia apabila iaitu sudah terungkap pengertiannya sesuai yang tersedia di dalam Roh Nubuatan dan Tongkat Gembala. Roh Nubuatan saja belum akan cukup, bahkan Tongkat Gembala sendiri pun belum akan memadai. Roh Nubuatan dan Tongkat Gembala itulah yang kini bergabung menjadi satu di dalam satu wadah saja, yaitu ROH NUBUATAN menggenapi nubuatannya pada Wahyu 19 : 10 (akhir).

“AKAN HUKUM TORAT DAN AKAN KESAKSIAN BARANGSIAPA BERBICARA TIDAK SESUAI DENGAN PERKATAAN ITU, TIDAK AKAN ADA T E R A N G DI DALAM MEREKA.”

— Yesaya 8 : 20 —

Ucapan nabi Jesaya di atas ini adalah sebuah ucapan nubuatan. Di- samping itu iaitu juga merupakan sebuah ucapan dari bahasa hukum yang paling sederhana yang harus dapat dimengerti oleh setiap orang yang membacanya. HUKUM TORAT (bahasa Inggris : the basic Law) dimaksudkan kepada Undang-Undang Dasar Kerajaan Allah. KESAKSIAN (bahasa Inggris : the testimony) dimaksudkan kepada Undang-Undang Biasa atau the by-laws yang berisikan berbagai peraturan-peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Dasar Torat.

Di zaman nabi Jesaya nama Jesus atau Kristus sama sekali belum dikenal, maka iaitu telah disebut dengan hanya “KESAKSIAN”. Setelah nama Jesus dikenal dalam sejarah Wasiat Baru, maka nama itu telah meningkat menjadi “KESAKSIAN JESUS KRISTUS”. Dan di akhir zaman ini setelah semua nubuatan Alkitab dan berbagai perumpamaan Jesus diungkapkan pengertiannya oleh nabi-nabi akhir zaman, maka nama KESAKSIAN JESUS KRISTUS itu berkembang lagi menjadi ROH NUBUATAN. Demikian itulah ROH NUBUATAN yang dimaksud pada Wahyu 19 : 10.

Undang-Undang Dasar Torat sebagai Hukum Dasar adalah buah hasil dari Allah Bapa saja. Sedangkan berbagai Peraturan Pelaksanaan dari Undang-Undang Dasar Torat itu adalah buah hasil dari Allah Anak, yaitu Jesus Kristus.

Karena semua nubuatan dari para nabi Wasiat Lama, buku Wahyu dan semua perumpamaan Jesus dari Wasiat Baru baharu saja terungkap pengertiannya di akhir zaman ini, maka ucapan nubuatan dari nabi Jesaya 8 : 20 itu baharu akan benar-benar berlaku sepenuhnya bagi kita.

Musa sebagai penulis Alkitab yang pertama telah dikenal di dalam ROH NUBUATAN sebagai seorang ahli hukum dan ahli dalam sejarah Kejadian Dunia. Ucapan hukumnya yang harus menjadi pegangan setiap umat Allah warga kerajaan di waktu ini adalah sebagai berikut :

“Perkara-perkara yang rahasia itu adalah bagi milik Tuhan Allah kita, tetapi perkara-perkara itu yang diungkapkan adalah bagi milik kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya supaya dapat kita melakukan semua perkataan dari hukum Torat ini.“ – Ulangan 29 : 29.

Perkara-perkara yang rahasia itu pada umumnya tidak lagi dijumpai di dalam Alkitab, sebab sekaliannya itu adalah bagi milik Tuhan Allah saja. Satu-satunya perkara rahasia yang dijumpai di dalam Alkitab terdapat pada Wahyu pasal 10 perihal tujuh guntur yang telah mengucapkan berbagai perkaranya sebagai berikut : “Pada waktu tujuh guntur itu mengeluarkan suara-suara mereka, saya (Yahya) sudah siap untuk menuliskannya : tetapi  saya mendengar sebuah suara dari sorga mengatakan kepadaku, ‘Meteraikanlah perkara-perkara itu yang sudah diucapkan oleh tujuh guntur itu, dan jangan menuliskannya.” – Wahyu 10 : 4.

Berbeda daripada perkara-perkara perihal tujuh sidang jemaat di Asia, perkara-perkara perihal tujuh trompet, dan perkara-perkara perihal tujuh meterai, kesemuanya di dalam kitab Wahyu, yang sudah diungkapkan pengertiannya bagi kita, maka perkara-perkara perihal tujuh guntur itu sama sekali tidak tersedia secara tertulis di dalam kitab Wahyu. Oleh karena itulah, maka sekaliannya itu akan tetap rahasia dan berlaku bagi Tuhan Allah saja.

Tongkat Gembala = Panggilan Jam Ke-Sebelas

Pekabaran Tongkat Gembala sebagai doktrin Alkitab yang terakhir di akhir zaman sekarang ini, dikenal juga dengan nama Pekabaran dari Panggilan Jam Ke-Sebelas. Jesus dalam sebuah perumpamaan-Nya pernah mengatakan sebagai berikut :

“Karena kerajaan sorga itu adalah bagaikan seseorang pemilik kebun yang pergi keluar pada pagi-pagi sekali hendak mempekerjakan para buruh pekerja ke dalam kebun anggurnya. ………. Maka pada kira-kira jam ke sebelas ia pergi keluar, dan menemukan orang-orang berdiri-diri saja menganggur, lalu katanya kepada mereka itu, Mengapakah kamu berdiri-diri saja di sini sepanjang hari menganggur ? Jawab mereka kepadanya, Sebab tidak ada seorangpun mempekerjakan kami. Lalu katanya kepada mereka itu, Pergilah juga kamu ke dalam kebun anggur itu, maka apa saja yang pantas iaitu akan kamu terima.” – Matius 20 : 1, 6, 7.

Jam sebelas di atas ini dimaksud kepada satu jam sebelum masuk matahari di sore hari. Para pekerja itu hendak dipekerjakan di dalam kebun anggur milik Jesus semenjak dari jam 11 sampai pada jam 12 saat masuk matahari di sore hari.

Jadi, jika panggilan jam ke-11 itu merupakan pekabaran Alkitab yang terakhir sekarang ini, untuk mengumpulkan 144.000 Israel pilihan dari dalam Gereja, yang dilambangkan oleh kebun anggur milik Jesus, maka jam 11 itu sendiri masih di depan, dan mereka 144.000 Israel pilihan itupun masih baharu akan muncul di depan. Tepatnya pada jam 11 perumpamaan itu yang akan datang.

Munculnya mereka 144.000 Israel akhir zaman yang akan datang b u k a n untuk langsung menyambut Jesus pada kedatanganNya kedua kali. Juga bukan untuk langsung masuk sorga, melainkan untuk bekerja selama s a t u jam simbolis di dalam kebun anggur bumi yang akan datang, yang akan meliputi seluruh bumi ini. Merekalah yang akan menyelesaikan seluruh pekerjaan penuaian bumi ini semenjak dari jam 11 sampai masuk matahari pada jam 12 petang.

Jika oleh perantaraan Musa dan Tongkat Gembalanya yang terkenal itu Israel Wasiat Lama telah berhasil dengan gemilang dihantarkan keluar dari bawah kekuasaan Firaun di Mesir dalam pergerakan exodus yang pertama dahulu, maka oleh perantaraan Tongkat Gembala contoh saingannya sekarang ini, mereka 144.000 Israel akhir zaman akan kelak berhasil ditarik keluar dalam pergerakan exodus kedua mereka yang akan datang ke Kanaan contoh saingan di Palestina.

“Dengarlah olehmu akan tongkat itu, dan akan dia yang telah menetapkannya.” — Mikah 6 : 9

Secara lengkap nabi Mikah menubuatkannya sebagai berikut :

“Suara Tuhan berseru-seru kepada kota itu, maka orang yang bijak akan menyaksikan namamu :  dengarlah olehmu akan tongkat itu, dan akan dia yang telah menetapkannya.” – Mikha 6 : 9

Nabi Houteff telah mengungkapkan ucapan nubuatan dari nabi Mikha itu bagi kita, maka jelaslah bahwa Tongkat itulah yang dimaksudkan kepada sebuah pekabaran sorga yang terakhir bagi Sidang Jemaat Laodikea di akhir dunia sekarang ini. Itulah satu-satunya Tongkat yang dapat berbicara, yang harus didengar suaranya oleh semua umat dari kota itu, yang melambangkan Sidang Jemaat Laodikea.

Tuhan Allah sendiri yang berseru-seru kepada “k o t a” itu. Karena kita semua kini hidup di akhir zaman, dan karena kita berada di dalam “k o t a” itu dimana suara Tuhan sedang terus menerus berseru-seru kepadanya supaya menyambut suara pekabaran dari Tongkat itu, dan D I A, yaitu Tuhan Allah yang telah menetapkannya, maka  jelas  sekali  terbukti bahwa hanya orang-orang  yang b i – j a k s a n a yang akan berhasil menyaksikan n a m a m u, dan menyambut pekabaran Tongkat Gembala itu. Sebaliknya, orang-orang jahat akan makin melakukan kejahatan, dan tidak seorangpun dari orang-orang jahat itu akan mengerti.

Tetapi dalam perjalanan sejarah sejak dari mulanya Tongkat itu ditawarkan di dalam Sidang Jemaat Laodikea sampai kepada hari ini, khususnya setelah nabi Houtef pencetus pekabaran Tongkat Gembala itu meninggal dunia dalam tahun 1955, maka orang-orang yang b i j a k s a n a  yang telah menyaksikan n a m a – M u itu ternyata sudah kembali pecah menjadi sedikit-dikitnya 2 (dua) kelompok yang utama. Sebab apa ?

Sebab ternyata dalam perjalanan exodus yang kedua sekarang ini suara Tongkat Gembala itu sudah akan banyak dimanipulasi oleh orang-orang jahat yang akan muncul keluar kemudian dari antara orang-orang yang bijaksana itu sendiri. Berbagai perbuatan manipulasi itulah yang telah dinubuatkan dan diamarkan kepada kita pada Wahyu 22 : 18, dan 19.

Perhatian !  Perlu sekali dipahami bahwa Sanksi hukuman pada Wahyu 22 : 18, 19 itu tidak berlaku bagi malaikat sidang jemaat Laodikea dan para pengikutnya, sebab mereka itu tetap menentang Houteff dan pekabaran Tongkat Gembalanya sampai akhir. Akibatnya mereka tidak pernah dapat bernubuat atau mengajarkan sesuatu nubuatan Alkitab dalam cara apapun juga.

Sesudah hamba Tuhan, Victor T. Houteff Meninggal dunia

Sesudah hamba Tuhan Houteff meninggal dunia, maka marilah kita membandingkan pekabaran Tongkat Gembala yang dinubuatkan pada tulisan nabi Mikha 6 : 9 itu dengan pekabaran perihal Panggilan Jam Ke-11 dari hamba Tuhan Nyonya White di bawah ini.

“Suara Tuhan berseru-seru kepada kota itu, maka orang yang bijak akan menyaksikan namamu : dengarlah olehmu akan tongkat itu, dan akan dia yang telah menetapkannya.” – Mikha 6 : 9.

“Kata-kata ucapan Kristus itu berlaku bagi S i d a n g : “Mengapakah berdiri-diri saja kamu di sini sepanjang hari menganggur ? Mengapakah kamu tidak bekerja pada sesuatu jenis pekerjaan di dalam kebun anggur-Nya? Berulang kali Ia telah mengundang kamu. Masuklah kamu juga ke dalam kebun anggur itu, maka apapun yang pantas, iaitu akan kamu terima.” Tetapi panggilan kemurahan dari sorga ini telah dilalaikan oleh bagian terbesar orang-orang.” – Testimonies for the Church, vol. 5, p. 203.

“Suara Tuhan berseru-seru kepada kota itu” ternyata tak lain daripada suara dari Tuhan Jesus sendiri yang diwakili oleh suara dari hamba-hambaNya Nyonya White dan Sdr. Victor T. Houteff melalui ROH NUBUATAN. “Orang yang bijak akan menyaksikan namamu.”  Orang-orang itulah mereka yang masuk kategori anak-anak dara yang bijaksana. 

Karena sudah dinubuatkan, bahwa malaikat sidang jemaat Laodikea (organisasi) sudah akan menolak pekabaran Tongkat Gembala itu untuk selamanya, dan bahwa pekabaran  itu  sudah akan selamanya  berlaku  bagi  penyelamatan h a – n y a “para penganggur” di pasar, maka semua umat penganut Kebenaran Sekarang harus waspada, bahwa sesudah hamba Tuhan Houteff meninggal dunia, Tuhan Allah (Jesus) sudah akan mengambil kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri. Artinya, sesudah kematian hamba Tuhan Houteff dalam tahun 1955 yang lalu, Tuhan Allah tidak akan lagi bekerja melalui perantaraan Organisasi Pusat manapun juga di muka bumi ini untuk menyampaikan pekabaran Panggilan Jam Ke – 11 Nya itu di dalam sidang Jemaat Laodikea-Nya.

Karena Organisasi General Association of Davidian SDA ataupun Pusat Gunung Karmel  itu tak lain daripada hanya “the re-organized body of the General Conference of SDA” (General Conference yang ditata kembali) sesuai seruan Pembangunan Rohani dan Reformasi Rohani dari hamba Tuhan Nyonya White pada 25 Pebruari 1902 di Review and Herald, maka hendaklah dipahami mengapa setahun sebelum nabi Houteff meninggal dunia ia telah ditugaskan Tuhan untuk mengeluarkan pemberitahuan resmi yang berikut itu :

“Kampanye pemburuan yang dimulai tahun lalu telah memprakarsai dan memelopori suatu kemajuan perkembangan Kebenaran sekarang yang penuh haru.

“Kini kembali, bahkan dengan tekanan yang lebih besar terhadap pencapaian tujuannya, maka Pusat Gunung Karmel membuat pemberitahuan berikut ini kepada semua umat  Davidian yang setia yang mau menyadari bahwa berita baik ini barangkali tidak kurang daripada sebuah pertanda. Pusat Gunung Karmel, oleh mulai pertama sekali menjual kelebihan harta kekayaannya, kemudian KESELURUHANNYA akan secara simbolis membuka jalan kepada rencana yang digariskan di dalam Alkitab dan Roh Nubuatan dalam kata-kata berikut ini :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

“……..Kemudian siapa tahu, kalau bukan Tuhan, bahwa contoh yang menggemparkan hati ini dapat segera berbalik menjadi suatu bunyi ketakutan lalu diikuti oleh setiap penganut Davidian yang setia di seluruh negeri. Bahkan kini, teladan Tuhan untuk menghimpun dana oleh menjual harta-harta milik-Nya, adalah sebuah seruan keras bagi setiap Davidian untuk bangkit kepada kenyataan bahwa ia berkewajiban untuk bergabung dengan kampanye itu pertama-tama dengan perpuluhan dan persembahan yang setia, dan terakhir mengembangkan dana-dana itu oleh memberikan apa saja supaya pekerjaan dapat diselesaikan dan umat kesucian dikumpulkan.” – 10 SC 1 : 3 – 6 (Sept 1954).

Petunjuk di atas ini memberi kepastian bagi kita, bahwa Pusat Gunung Karmel kepunyaan Hamba Tuhan Houteff itu sudah akan dilikwidasi dan dibubarkan sama sekali. Dan terbukti setelah hamba Tuhan Houteff meninggal dalam tahun 1955, sekalipun Pusat Organisasi Gunung Karmelnya itu mencoba untuk terus menggantikannya memberitakan seruan Tongkat Gembala itu sampai kepada berdirinya Kerajaan Daud yang dinanti-nantikan, mereka ternyata telah jatuh lebih dalam lagi dalam dosa yang tak terampuni lagi. Akibatnya, Pusat Gunung Karmel itu tetap harus dilikwidasi, sesuai yang sudah diamanahkan di atas, seluruh harta kekayaannya dijual, dan berakhirlah sejarah Pusat Gunung Karmel milik sorga itu di Waco, Texas, dalam tahun 1962.

Tuhan Allah kini memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri

 

 

Kematian hamba Tuhan Houteff dalam tahun 1955 itu juga telah menggenapi nubuatannya dari nabi Zakharia 13 : 6, 7 sebagai berikut :

“Maka seseorang akan mengatakan kepadanya : Luka-luka apakah ini pada tangan-tanganmu ? Maka akan dijawabnya : Sekaliannya itu aku terluka di rumah rekan-rekanku. Bangkitlah hai pedang, melawan gembalaku, dan melawan orang itu yaitu rekanku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, maka domba-domba itu akan tercerai-berai : maka aku akan mengalihkan tanganku ke atas mereka yang kecil-kecil .”Zakharia 13 : 6, 7.

Nubuatan ini pertama sekali digenapi pada pribadi Jesus pada kedatanganNya yang pertama di Palestina. Namun karena semua nubuatan Wasiat Lama itu berlaku terutama bagi akhir zaman, maka nubuatan Zakharia 13 : 6, 7 itu tak dapat tiada harus kembali berlaku terhadap Houteff dan semua umat pengikutnya di akhir zaman ini.

Jadi, sesuai yang telah dinubuatkan di atas, setelah hamba Tuhan Houteff meninggal dunia,  maka tercerai-berailah semua pengikutnya, tetapi Tuhan sudah akan mengalihkan tanganNya ke atas mereka yang kecil-kecil itu. Artinya, semenjak itulah Tuhan Allah sudah akan memegang sendiri kendali pemerintahan dalam tanganNya atas semua mereka yang kecil-kecil itu. Demikian inilah, maka genaplah ucapan hamba Tuhan Nyonya White semenjak dari jauh-jauh hari sebelumnya yang mengatakan :

“Mari kuberitahukan kepadamu, bahwa Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya, dan dalam cara yang bertentangan dengan setiap rencana manusia. Akan ada orang-orang di antara kita yang selalu ingin mengontrol pekerjaan Allah, untuk mendikte sampai kepada pergerakan apa saja yang akan dibuat apabila pekerjaan itu bergerak maju di bawah pengarahan dari malaikat itu yang bergabung dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran (ROH NUBUATAN) yang akan diberikan kepada dunia. Allah akan menggunakan cara-cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa IA sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para pekerja akan terpesona oleh sarana-sarana yang sederhana yang akan digunakan-Nya untuk membuat dan memantapkan pekerjaan pembenaran-Nya.” Testimonies to Ministers, p. 300. – (dalam kurung tambahan)

Tandailah dengan saksama, bahwa ucapan hamba Tuhan Nyonya White di atas ini baharu akan digenapi sesudah malaikat Wahyu 18 : 1 bergabung dengan malaikat yang ketiga dari Wahyu pasal 14. Artinya, sesudah pekabaran Tongkat Gembala sepenuhnya bergabung dengan pekabaran malaikat yang ketiga di dalam ROH NUBUATAN. Dan ini baharu akan benar-benar digenapi setelah hamba Tuhan Houteff menyelesaikan tugasnya dalam tahun 1955.  

Kini (dalam tahun 2012) setelah 57 tahun berlalu sesudah hamba Tuhan Houteff menyelesaikan tugasnya menggabungkan pekabaran Tongkat Gembalanya dari Wahyu 18 : 1 dengan pekabaran malaikat yang ketiga dari Wahyu 14 ke dalam ROH NUBUATAN, maka kita sudah akan dapat menandai sendiri, bagaimana Tuhan Allah sudah akan menggunakan cara-cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa IA sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri. Tuhan Allah ternyata tidak mau lagi bekerja dengan cara-cara lama, yaitu mengikut-sertakan ORGANISASI memberitakan pekabaran Tongkat Gembala itu di dalam sidang jemaat Laodikea. Tuhan Allah tidak mau lagi adanya orang-orang di antara kita mengontrol pekerjaan Allah untuk mendikte sampai kepada pergerakan apa saja yang harus dibuat. Tegasnya, Tuhan Allah tidak mau lagi adanya ORGANISASI memberitakan Panggilan Jam Ke-11 itu kepada seluruh umat kita, karena Pekabaran Panggilan Jam Ke-11 atau Tongkat Gembala itu sendiri belum pernah berhasil menyelamatkan ORGANISASI, baik itu General Conference of SDA, maupun General Conference of SDA yang sudah dire-organisir menjadi Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, sesuai seruan Pembangunan dan Reformasi Rohani di dalam The Review and Herald pada 25 Pebruari 1902 yang lalu. Semenjak dari kematian hambaNya Houteff yang lalu, Tuhan Allah sudah mengalihkan tanganNya ke atas mereka yang kecil-kecil, artinya, Tuhan Allah sudah akan memegang kendali pemerintahan langsung di dalam tanganNya sendiri. Dan inilah yang akan terbukti dari ucapan hamba Tuhan Nyonya White berikut ini :

“Allah akan mengutus keluar ke dalam kebun anggur-Nya (Sidang Laodikea) banyak orang yang belum pernah didedikasikan ke dalam tugas kependetaan melalui tumpangan tangan.” – The Acts of the Apostles, p. 110.

Artinya, akan kelak muncul keluar banyak guru-guru Tongkat Gembala pilihan Ilahi, yang belum pernah didedikasikan melalui tumpangan tangan karena mereka itu tidak dikenal oleh Organisasi Pusat Gunung Karmel  manapun juga di akhir zaman ini.

 

 *  *  *

 “Suara Tuhan berseru-seru kepada kota itu, maka orang yang bijak akan menyaksikan namamu : dengarlah olehmu akan tongkat itu, dan akan dia yang telah menetapkannya.” – Mikha 6 : 9

          

* * *

 

     

 126 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart