Bagaimana
R o h S u c i
Para Penulis Alkitab
D i i l h a m i
Setelah Jesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya : ‘Kata orang, siapakah Anak manusia itu ? Jawab mereka : Ada yang mengatakan, Yahya Pembaptis, ada juga yang mengatakan, Eliyah, dan ada pula yang mengatakan, Yeremiah atau salah seorang dari para nabi. Lalu Jesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini ? Maka jawab Simon Petrus: Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup. Kata Jesus kepadanya : Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di sorga.” —Matius 16 : 13 – 17.
“Apabila Allah membuat seseorang memahami sesuatu yang berada di luar jangkauan pengetahuannya, maka Alkitab menamakan perbuatan itu sebagai,‘I l h a m‘. Oleh karena itulah, maka Jesus menyatakan bahwa Petrus telah diilhami. Sebab itu, maka Ilham ini bersama-sama dengan kesaksian Jesus merupakan anak-anak Kunci bagi thema yang utama dari penyelamatan manusia —- yaitu pengetahuan akan Anak Allah. Inilah kebenaran itu, yaitu injil, yang sudah harus diberitakan. Itulah Kebenaran Sekarang — yaitu suatu pekabaran yang diilhami langsung dari Allah.” — The Answerer, Book 4, p. 38.
Sekalipun sudah belajar langsung kepada Jesus, dan sudah berulangkali berjalan mengiringi-Nya ke sana ke mari, namun ternyata para murid itu belum juga mengenali Jesus sebagai Anak Allah dan Juru Selamatnya sendiri. Beberapa pertanyaan dari Jesus yang telah dilontarkan kepada mereka perihal diri-Nya telah membuktikan hal itu. Dan itulah sebabnya, setelah Petrus berhasil menjawab pertanyaan itu dengan benar, maka Jesus menegaskan, bahwa jawaban itu bukan berasal dari pengetahuannya sendiri, melainkan dari Allah Bapa. Roh Suci telah ditugaskan mengilhami Petrus, sehingga ia telah berhasil menjawab kepada Jesus dengan benar.
Kita selanjutnya melihat bagaimana para nabi diilhami. Ada nabi-nabi yang diilhami secara langsung, ada pula yang diilhami secara tidak langsung. Hamba Tuhan menuliskannya sebagai berikut :
“Dalam arti yang sesungguhnya n a b i adalah seseorang yang berbicara di bawah pengendalian ilham yang langsung (by direct inspiration), yang menyampaikan kepada umat pekabaran-pekabaran yang diterimanya dari Tuhan Allah. Tetapi n a m a i n i (nabi) diberikan juga kepada orang-orang yang walaupun tidak diilhami secara langsung, namun memperoleh panggilan ilahi (were divinely called) untuk memberikan petunjuk kepada umat dalam hal perbuatan-perbuatan dan jalan-jalan Allah.” – Education, p. 46.
Dari pengalaman sejarah dapat diketahui, bahwa Nyonya Ellen G. White adalah seorang nabi yang telah berbicara di bawah pengendalian ilham yang langsung. Banyak dari tulisan-tulisannya telah dibuat setelah terlebih dulu disaksikannya sendiri dalam khayal, baik di malam hari maupun di siang hari. Sebaliknya Sdr. Victor T. Houteff, sekalipun telah mengungkapkan berbagai rahasia Allah, yang berupa nubuatan-nubuatan Alkitab dan berbagai perumpamaan Jesus itu, secara sangat mempesona, namun sekaliannya itu baharu dilakukannya setelah terlebih dulu membaca Alkitab dan Roh Nubuatan. Itulah sebabnya, maka ia mengatakan :
“Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala, maka apabila Tongkat itu diajarkan, Alkitab dan Roh Nubutan juga harus diajarkan. Dan karena tidak satupun selain Roh Kebenaran yang telah mengirim rahasia-rahasia ilham itu, yang dapat menginterpretrasikan sekaliannya, maka orang-orang yang mencoba mengajarkannya tanpa otoritas interpretasi yang diilhami ini, tak dapat tiada akan jatuh ke dalam praktek interpretasi sendiri yang terlarang itu (2 Petrus 1 : 20) – yaitu kejahatan besar yang telah menjerumuskan dunia Kristen ke dalam perpecahannya yang hampir tak menentu sekarang ini, berikut kekacauan, persaingan, dan ketidak-mampuannya yang ada.” – Kepercayaan-kepercayaan Dasar Davidian MAHK, hal. 26 – 27 (Edisi tahun 1999).
Ilham dan Berbagai Hasil Kerjanya
Hamba Tuhan mengatakan :
“Alkitab itu ditulis oleh orang-orang yang diilhami, tetapi itu bukan bentuk pikiran dan pernyataan milik Allah. Itu adalah kepunyaan manusia. Sebagai penulis, Allah tidak dapat diwakilkan. Orang-orang akan seringkali mengatakan sesuatu pernyataan yang sedemikian adalah tidak sama dengan Allah. Tetapi Allah tidak menempatkan diri-Nya di dalam kata-kata, di dalam logika berpikir, di dalam bahasa kata-kata yang indah (retorika), untuk diujikan di dalam Alkitab. Para penullis Alkitab ialah orang-orang pemegang pena milik Allah, tetapi bukan p e n a N y a. Pandanglah pada berbagai penulis yang berbeda-beda.
“Adalah bukan kata-kata Alkitab itu yang diilhami, melainkan orang-orang itu yang diilhami. Ilham bertindak bukan atas kata-kata manusia, atau atas pernyataannya, melainkan atas orang itu sendiri, yaitu dia yang di bawah pengaruh Roh Suci telah diisi dengan pemikiran-pemikiran. Namun perkataan-perkataan itu memperoleh kesan dari pikiran pribadi. Pikiran Ilahi itu menyebar. Pikiran dan kemauan Ilahi bergabung dengan pikiran dan kemauan manusia; dengan demikian ucapan-ucapan orang itu menjadi f i r m a n Allah.— Manuscript 24, 1886.” – 1 Selected Messages, p. 21.
“Ada terdapat aneka perbedaan pada sesuatu pohon kayu, jarang sekali didapati dua lembar daun yang benar-benar sama. Namun aneka perbedaan ini menambahkan kesempurnaan kepada pohon kayu itu secara keseluruhan. Di dalam Alkitab kita, kita mungkin saja bertanya : Mengapakah diperlukan Matius, Markus, Lukas, dan Yahya di dalam Injil-Injil itu, mengapakah diperlukan Kisah Rasul-Rasul, dan berbagai penulis yang berbeda-beda di dalam Surat-Suratan itu, yang kesemuanya membicarakan perkara yang s a m a ?
“Tuhan mengaruniakan firman-Nya itu sedemikian sesuai cara yang dikehendaki-Nya Firman itu datang. Ia memberikannya melalui para penulis yang berbeda-beda, yang masing-masing memiliki kepribadiannya sendiri-sendiri, sekalipun semuanya membicarakan sejarah yang sama.
“Pencipta semua pendapat manusia itu dapat saja mengisi ke dalam berbagai pikiran orang yang berbeda-beda dengan pemikiran yang sama, namun masing-masing dapat saja mengekspresikannya dalam cara yang berbeda-beda, dan pun tidak saling bertentangan. Dari kenyataan adanya berbagai perbedaan ini hendaknya tidak perlu mengacaukan atau membingungkan kita. Adalah jarang sekali dua orang yang akan memandang dan mengekspresikan kebenaran itu dalam cara yang benar-benar s a m a.” – 1 Selected Messages, pp. 21, 22.
Perhatian !
Pikiran dan kemauan Ilahi bergabung dengan pikiran dan kemauan manusia; dengan demikian berbagai ucapan dari orang-orang itu telah menjadi f i r m a n Allah. Demikianlah kata hamba Tuhan. Jadi, semoga selalu dapat diingat, bahwa “f i r m a n A l l a h” itu bukan keluar dari mulut Tuhan Allah sendiri, melainkan berasal dari agen-agen pilihan-Nya di bumi ini, yang telah diilhami oleh Roh Suci dengan berbagai pemikiran, yang kemudian telah membukukannya bagi kita di dalam buku-buku Ilham. Buku-buku Ilham itulah yang kini dikenal dengan nama : Alkitab, Roh Nubuatan dari Nyonya Ellen G. White, dan Tongkat Gembala dari Sdr. Victor T. Houteff.
Hamba Tuhan Nyonya Ellen G. White selanjutnya mengatakan :
“Karena ditulis di dalam beberapa zaman yang berbeda-beda, oleh orang-orang yang secara luas berbeda dalam tingkat dan kedudukan, dan dalam karunia mental dan kerohanian, maka kitab-kitab dari Alkitab itu menyajikan suatu perbedaan yang luas dalam cara, seperti juga suatu keanekaragaman dalam alam keadaan dari berbagai pokok permasalahan yang diungkapkan. Bentuk-bentuk pernyataan yang berbeda-beda telah digunakan oleh para penulis yang berbeda-beda ; seringkali kebenaran yang sama lebih tepat disajikan oleh penulis yang satu daripada penulis yang lainnya. Dan karena beberapa penulis menyajikan sesuatu permasalahan di bawah berbagai aspek dan kaitannya yang berbeda, maka mungkin saja akan terlihat oleh pembaca yang picik dan tidak teliti atau ragu-ragu, merupakan perbedaan atau pertentangan. Sementara sebaliknya oleh penyelidik yang penuh perhatian dan rasa hormat, yang disertai penglihatan yang lebih jelas, akan melihat adanya keharmonisan yang mendasari semuanya.
Karena disajikan melalui pribadi-pribadi yang berbeda, maka kebenaran itu akan diperkenalkan dalam berbagai aspeknya yang berbeda-beda. Penulis yang satu akan lebih banyak terkesan oleh satu tahapan dari permasalahan itu; ia menangkap hal-hal itu yang sesuai dengan pengalamannya atau dengan kuasa penerimaan dan penghargaannya. Penulis yang lainnya menanggapi pada suatu tahapan yang berbeda; dan masing-masing di bawah bimbingan Roh Suci, akan mengemukakan apa yang paling terkesan pada pikirannya sendiri — yaitu suatu aspek dari kebenaran yang berbeda pada masing-masingnya, namun suatu keharmonisan yang sempurna melalui semuanya. Maka kebenaran-kebenaran yang terungkap sedemikian ini akan menyatu membentuk suatu keseluruhan yang sempurna, yang cocok untuk memenuhi berbagai kebutuhan orang-orang dalam semua keadaan dan pengalaman hidup.
Allah telah berkenan untuk mengkomunikasikan kebenaran-Nya kepada dunia oleh agen-agen perantaraan manusia, dan Ia sendiripun, oleh perantaraan Roh Suci-Nya, telah membuat manusia mampu untuk melakukan pekerjaan ini. Ia mengendalikan pikiran orang dalam pemilihan apa yang akan dibicarakan dan apa yang harus ditulis. Perbendaharaan itu dipercayakan kepada bejana-bejana dari tanah, namun sekalipun demikian iaitu berasal dari Sorga. Kesaksian itu dibawakan melalui pernyataan yang tidak sempurna dari bahasa manusia, namun itu adalah kesaksian dari Allah; maka anak Allah yang percaya dan patuh akan memandang ke dalamnya kemuliaan dari suatu kuasa Ilahi, yang penuh dengan rahmat dan kebenaran.
Dalam firman-Nya, Allah telah menyerahkan kepada manusia pengetahuan yang perlu bagi keselamatan. Alkitab akan diterima sebagai suatu wahyu ungkapan dari kehendak-Nya yang penuh kuasa dan tidak mungkin salah. Alkitab itu merupakan standard ukuran bagi tabiat, pengungkap berbagai ajaran, dan penguji pengalaman. “Setiap kitab suci yang diilhami Allah adalah juga bermanfaat bagi mengajar, untuk menegor, bagi perbaikan yang salah, bagi petunjuk dalam kebenaran; agar supaya umat Allah dapat menjadi sempurna, dipersiapkan selengkapnya bagi setiap perbuatan yang baik.” – 2 Timotius 3 : 16, 17.
Tetapi dari kenyataan bahwa Allah telah mengungkapkan kehendak-Nya kepada manusia melalui firman-Nya, bukan berarti kesinambungan keberadaan dan pengendalian Roh Suci menjadi tidak lagi diperlukan. Justru sebaliknya, Roh itu telah dijanjikan oleh Juru Selamat kita, untuk membuka firman kepada hamba-hamba-Nya, untuk menerangi dan menerapkan ajaran-ajarannya. Dan karena itu adalah Roh Allah yang telah mengilhami Alkitab, maka tidaklah mungkin ajaran dari Roh akan kelak bertentangan dengan firman itu.
Roh itu bukan diberikan — juga tidak pernah iaitu dikaruniakan — untuk menggantikan Alkitab; karena Alkitab secara tegas menyatakan bahwa firman Allah adalah standard oleh mana semua ajaran dan pengalaman harus diuji. Rasul Yahya mengatakan : “Jangan percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu apakah sekaliannya itu berasal dari Allah; sebab banyak nabi palsu sudah keluar ke dalam dunia.” – 1 Yahya 4 : 1. Dan nabi Jesaya menyatakan : “Akan Hukum Torat dan akan kesaksian itu, jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini, maka iaitu adalah karena tidak ada terang di dalam mereka.” – Jesaya 8 : 20.
Tantangan besar telah dilontarkan terhadap pekerjaan dari Roh Suci oleh berbagai kesalahan dari suatu kelas orang-orang, yang karena menyatakan dirinya memiliki penerangannya, mereka mengakui tidak lagi memerlukan bimbingan dari firman Allah. Mereka telah dikuasai oleh berbagai kesan yang dianggapnya sebagai suara Allah di dalam jiwa. Namun roh yang mengontrol mereka itu adalah bukan Roh Allah. Dengan mengikuti semua kesan-kesan ini, dan melalaikan Kitab Suci, akan hanya membawa mereka kepada kekacauan, kepada kesesatan dan kehancuran. Iaitu hanya melayani untuk melanjutkan berbagai rencana dari si jahat itu. Karena pelayanan dari Roh Suci adalah sangat penting bagi sidang Kristus, maka iaitu merupakan salah satu dari rencana-rencana Iblis, oleh perantaraan berbagai kesalahan dari orang-orang yang fanatik dan ekstrim, untuk melontarkan penghinaan kepada pekerjaan dari Roh, dan membuat umat Allah melalaikan sumber kekuatan ini, yang oleh Tuhan sendiri telah disediakan.
Sesuai dengan firman Allah, maka Roh-Nya akan melanjutkan tugasnya sepanjang masa periode dari sejarah injil. Sepanjang berabad-abad lamanya selama Alkitab Wasiat Lama dan Wasiat Baru diberikan, Roh Suci tidak henti-hentinya mengkomunikasikan terang kepada berbagai pikiran dari pribadi orang, terlepas dari wahyu-wahyu yang akan dibukukan di dalam Peraturan Hukum yang Suci itu. Alkitab itu sendiri menceriterakan bagaimana oleh perantaraan Roh Suci manusia menerima amaran, tegoran, nasehat, dan petunjuk, dalam hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan pemberian Alkitab. Dan telah juga disebut mengenai nabi-nabi yang hidup dalam masa periode yang berbeda-beda, yang tidak satupun ucapan-ucapannya itu pernah dibukukan. Dalam cara yang sama, sesudah berakhir pembukuan Hukum dari Buku Suci itu, Roh Suci ternyata masih melanjutkan tugasnya dengan menerangi, mengamarkan, dan menghiburkan anak-anak Allah.
Jesus telah berjanji kepada para murid-Nya : “Penghibur itu, yaitu Roh Suci, yang akan dikirim oleh Bapa dalam nama-Ku, Ia akan mengajarkan kepadamu segala perkara, dan akan menghantarkan segala perkara ke dalam ingatanmu, apa saja yang telah Ku katakan kepadamu.” “Apabila Ia, Roh Kebenaran itu, datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam semua kebenaran: ….. maka Ia akan menunjukkan kepadamu segala perkara yang akan datang.” Yahya 14 : 26 ; 16 : 13. Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa semua janji-janji ini, sedemikian jauh bukan hanya terbatas kepada masa periode dari para rasul-rasul itu saja, melainkan berlanjut kepada sidang Kristus pada segala zaman. Juru Selamat memberi jaminan kepada para pengikut-Nya sebagai berikut: “Aku menyertai kamu selalu, bahkan sampai kepada akhir dunia ini.” – Matius 28 : 20. Dan Paulus menyatakan bahwa berbagai karunia dan manifestasi dari Roh itu ditetapkan di dalam sidang “bagi penyempurnaan umat kesucian bagi tugas melayani, bagi membangun (moral) tubuh Kristus: sampai kita semua masuk dalam persatuan iman, dan pengetahuan akan Anak Allah, sampai menjadi suatu manusia yang sempurna, sesuai dengan ukuran kedewasaan Kristus.” – Epesus 4 : 12 , 13.
Bagi orang-orang percaya di Epesus rasul itu berdoa sebagai berikut: “Semoga Allah dari Tuhan kita Jesus Kristus, Bapa kemuliaan itu, dapat memberikan kepadamu Roh akal budi dan wahyu dalam pengetahuan akan Dia: artinya, mata pengertianmu dapat diterangi; agar dapat engkau mengetahui apa artinya harapan dari panggilan-Nya, dan ………… apa artinya kebesaran yang sangat dari kuasa-Nya terhadap kita yang percaya.” Epesus 1 : 17 – 19. Pelayanan dari Roh Ilahi dalam menerangi pengertian dan membuka kepada pikiran perkara-perkara yang dalam dari firman Allah yang suci, merupakan berkat yang sedemikian itu Paulus telah pohonkan bagi sidang di Epesus.
Sesudah adanya manifestasi Roh Suci yang indah pada Hari Pentakosta, Petrus telah menasehati orang banyak itu untuk bertobat dan untuk dibaptiskan dalam nama Kristus, bagi keampunan dosa-dosa mereka; lalu katanya: “Kamu akan menerima karunia Roh Suci. Karena janji itu adalah bagimu, dan bagi anak-anakmu, dan bagi semua yang jauh-jauh, bahkan kepada sebanyak-banyaknya orang yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Kisah Rasul-Rasul 2 : 38, 39.
Dalam kaitannya yang langsung dengan berbagai gambaran perihal hari Allah yang besar itu, Tuhan oleh perantaraan nabi Yoel telah menjanjikan suatu manifestasi Roh-Nya yang khusus. Yoel 2 : 28. Nubuatan ini telah menemukan sebagian kegenapannya pada penuangan Roh pada Hari Pentakosta; namun iaitu akan kelak mencapai kegenapannya yang penuh dalam manifestasi karunia Ilahi yang akan mengiringi penutupan pekerjaan Injil yang akan datang.
Pertentangan besar di antara baik dan jahat akan meningkat intensitasnya sampai kepada tepatnya akhir sejarah yang akan datang. Dalam segala zaman amarah Setan telah dimanifestasikan melawan sidang Kristus; maka Allah telah mengaruniakan rahmat dan Roh-Nya ke atas umat-Nya untuk menguatkan mereka itu berdiri melawan kuasa dari si jahat itu. Sewaktu para rasul Kristus hendak membawakan Injil-Nya kepada dunia dan menuliskannya bagi segala zaman yang akan datang, mereka secara khusus telah diberikan penerangan dari Roh. Tetapi sementara sidang makin hari makin dekat kepada kelepasannya yang terakhir, Setan akan bekerja dengan lebih besar lagi kuasanya. Ia turun “dengan marah besar, sebab sudah diketahuinya bahwa masanya sudah sangat singkat.” – Wahyu 12 : 12. —- The Great Controversy, pp. 6 – 10.
* *
Bagaimana Caranya
Injil telah diberikan
Caranya Allah Berbicara kepada kita
Allah yang pada beberapa kali dan dalam berbagai cara telah berbicara pada zaman dahulu kepada semua nenek moyang oleh perantaraan para nabi, di hari-hari terakhir ini Ia telah berbicara kepada kita oleh perantaraan Anak-Nya.” (Iberani 1 : 1). Allah memanggil Ibrahim oleh suara-Nya, Ia juga bercakap-cakap dengannya oleh perantaraan malaikat-malaikat, dan berbagai mimpi. (Kejadian 12 : 1 ; 15 : 12, 13 ; 17 : 1 – 6 ; 18 : 1 – 22). Jakub juga memiliki pengalaman yang sama. (Lihat Kejadian 28 : 12; 32 : 1, 2) AKU yang besar itu berbicara kepada hamba-Nya Musa dari dalam belukar duri yang bernyala-nyala. (Keluaran 3 : 1 – 10). Israel mendengar suara Allah dari awan-awan yang di atas gunung Sinai. (Keluaran 20 : 18, 19). Sepuluh Perintah itu telah ditulis dengan jari Allah. (Keluaran 31 : 18). Phiraun raja Mesir dan Nebukhadnezar raja Babil telah diberikan mimpi-mimpi, tetapi Roh Allah oleh perantaraan Yusuf dan Daniel mengungkapkan rahasia-rahasianya. (Kejadian 41 : 28 – 36 ; Daniel 2 : 19). Daud dan Solaiman menulis kitab Mazmur dan kitab Amzal, bukan oleh perantaraan khayal-khayal, mimpi-mimpi ataupun malaikat-malaikat, melainkan oleh suara Allah yang diam yang tertera di dalam pikiran dari hamba-hamba-Nya. Allah berbicara kepada Esther dan Ruth melalui pengalaman-pengalaman yang telah dialami karena takdir Ilahi. Yahya memperoleh”Wahyu” melalui berbagai khayal. Allah berbicara kepada kita juga melalui contoh-contoh dan contoh–contoh saingan — melalui hukum upacara bayangan, melalui para kepala suku, dan melalui pengalaman-pengalaman dari Israel kuno yang lalu.
Allah menggunakan orang mati dan orang hidup, binatang-binatang buas di padang, burung-burung di udara, ikan di laut, daratan dan air, matahari, bulan dan bintang-bintang, untuk mengungkapkan rencana Ilahi-Nya dan untuk menunjang semua hamba-Nya, dan sebagainya. (Lihat Kejadian 16 : 7, 9 ; 1 Samuel 6 : 7 – 15 ; Bilangan 22 : 30; 1 Raja-Raja 17 : 4 – 6 ; Yunus 2 : 10 ; Matius 17 : 27 ; Bilangan 16 : 32 ; Matius 24 : 29). Allah mempunyai seribu satu macam cara, oleh mana Ia dapat memberikan bantuan dalam sekejab mata. Sesungguhnya apalagi yang dapat diperbuat oleh kasih Ilahi bagi kepentingan umat manusia yang jatuh?
Bagaimanakah Injil Diungkapkan,
Dan Diinterpretasikan Dengan Sepatutnya ?
Analisa terhadap sejarah kuno dan modern, baik mengenai hal-hal yang suci maupun yang duniawi, membuktikan bahwa kebenaran yang termeterai atau kebenaran nubuatan tidak pernah diungkapkan melalui sistem pendidikan dunia, atau oleh kepandaian manusia, melainkan hanya oleh kuasa Allah. Jika sekiranya benar, maka memang demikianlah halnya. Jesus mengatakan : “Apabila Ia, yaitu Roh Kebenaran, datang, maka Ia akan memimpin kamu ke dalam semua kebenaran. (Yahya 16 : 13). Kristus menyatakan dengan jelas, bahwa kita dipimpin ke dalam kebenaran, bukan oleh kepintaran manusia, melainkan oleh Roh Allah. Bukan ke dalam beberapa kebenaran, melainkan ke dalam semua kebenaran. Bilamana Allah mengungkapkan kebenaran, maka Ia mampu untuk memimpin semua hamba-Nya ke dalam segala kebenaran, dan Ia tidak akan membiarkan peralatan-peralatan yang sedemikian untuk mencampurkan kebenaran-Nya dengan kesalahan. Walaupun mereka mungkin belum dapat memahami semuanya, namun pekabaran yang mereka bawa adalah kebenaran, dan tak lain terkecuali kebenaran. Oleh sebab itu, kebenaran-kebenaran yang sedemikian ini pada dasarnya diungkapkan oleh Ilham saja. Apabila waktu yang ditentukan secara Ilahi digenapi, maka Allah memanggil hamba-hamba pilihan-Nya sendiri, lalu oleh Roh Kebenaran diungkapkan sebagian daripada Firman-Nya kepada mereka. Biasanya dalam bentuk sebuah pekabaran yang harus pertama sekali mereka bawa kepada sidang jemaat.
Oleh kuasa yang sama Allah menggerakkan banyak hamba-Nya, yaitu para nabi, masing-masing mereka menuliskan sebagian daripada Alkitab; dan setelah dikumpulkan iaitu menjadi sebuah buku yang lengkap, yang membicarakan hanya suatu masalah utama — yaitu keselamatan dalam Kristus. Walaupun sebagian dari para penulis ini hidup beratus-ratus tahun secara terpisah, namun setiap bagian dari Injil itu adalah sejalan dengan sempurna, — yang satu menerangi yang lainnya. Dengan demikian terbukti bahwa Allah adalah Pengawas dari Alkitab dan Ia memimpin semua hamba-Nya dengan penuh kelincahan ke dalam semua kebenaran.
Dosa Melawan Roh Suci, Apakah Itu ?
Karena Alkitab adalah bebas daripada kekeliruan, maka demikian pula hasil interpretasinya di bawah Roh Ilham yang sama harus juga benar. Oleh karena itu, hasil interpretasi Alkitab adalah benar, hanya apabila iaitu diungkapkan melalui sesuatu saluran Ilham. Tidak ada cara manapun yang lain yang dapat Allah memimpin umat-Nya ke dalam segala kebenaran. Apapun saja yang kurang daripada ini tidak akan dapat mengungkapkan kebenaran dari Alkitab, betapapun juga sederhananya. Kata malaikat itu kepada Daniel: “Tetapi Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang tertulis di dalam Injil kebenaran : maka tidak ada seorangpun yang membantuku dalam segala perkara ini, terkecuali Mikhail penghulumu.” (Daniel 10 : 21). Salah satu dari karunia-karunia bagi sidang jemaat dalam sejarah Kristen ialah “n a b i – n a b i.” “Maka Ia mengaruniakan sebagian orang, rasul-rasul; dan sebagian orang, n a b i – n a b i.” (Epesus 4 : 11).
Kembali Paulus menyatakan mengenai Alkitab pada zamannya dan kemudian, sebagai berikut : “Yang pada segala zaman lainnya belum diberitahukan kepada segala anak Adam, seperti halnya sekarang diungkapkan kepada Rasul-Rasul dan Nabi-Nabi-Nya yang suci oleh perantaraan Roh.” (Epesus 3 : 5). Apabila kebenaran Injil disampaikan oleh hamba-hamba, “surat itu” dapat dipahami oleh semua orang yang mempelajarinya; tetapi Roh yang sama di butuhkan untuk memeteraikan, merubah hati, dan mengarahkan langkah-langkah ke dalam kehidupan yang baru. Kuasa pengubahan ini diberikan hanya setelah penerima kebenaran bertobat daripada dosanya dengan kerendahan hati, menyangkal dunia dan menerima Kristus. Bilamana pekabaran yang sedemikian ini disampaikan, orang-orang yang menentang juru-kabarnya dan menolak kebenaran, mereka itu menolak Roh, dan berdosa melawan Dia. Roh yang terdapat di dalam sebuah pekabaran adalah satu-satunya media untuk membangkitkan hati. Bilamana mendurhaka melawannya, maka orang berdosa itu memutuskan dirinya daripada saluran komuniksasi yang menghubungkan dia dengan Allah. “Oleh sebab itu Aku mengatakan kepadamu : Semua jenis dosa dan hojat manusia akan diampuni, tetapi hojat melawan Rohulkudus tidak akan dapat diampuni. Maka barangsiapa mengucapkan sesuatu perkataan melawan Anak manusia, iaitu akan dapat diampuni kepadanya, tetapi barangsiapa berbicara melawan Rohulkudus tidak akan dapat diampuni kepadanya, baik di dalam dunia ini, maupun di dalam dunia yang akan datang.” (Matius 12 : 31, 32).
Dunia sebelum air bah telah berdosa melawan Rohulkudus, sebab mereka tidak percaya kepada pekabaran kebenaran yang telah dikirim untuk menyelamatkan mereka daripada air bah yang mengerikan itu. Oleh sebab itu, mereka telah binasa dalam dosa yang tidak pernah lagi dapat diampuni. Inipun sama halnya apabila seseorang memberontak melawan pekabaran samawi dalam setiap generasi. Manusia bukanlah dihukum karena mereka telah berdosa, melainkan mereka dihukum apabila mereka menutup telinganya terhadap panggilan Ilahi, yang akan menyelamatkan mereka daripada dosanya.
Karena semua kebenaran nubuatan diungkapkan pada masanya, maka terbukti, bahwa tidak ada apapun yang dapat diungkapkan oleh kepintaran manusia, betapapun sederhananya hal itu. Bilamana Allah mengungkapkan sebagian dari Firman-Nya yang suci melalui salah satu dari alat-alat pilihan-Nya, maka analisa sejarah membuktikan, bahwa semua itu tidak pernah salah sejauh yang bersangkutan dengan pekabaran yang mereka kemukakan. Adalah juga benar, bahwa orang-orang yang keliru dalam pekabaran kebenaran perkiraan mereka, mereka itu belum memiliki kebenaran apapun. Demikian inilah rasul yang besar itu mengatakan : “Tetapi Allah telah mengungkapkan semuanya itu kepada kita oleh Roh-Nya; karena Roh itu menyelidiki segala perkara, walaupun perkara-perkara Allah yang dalam sekalipun. Karena siapakah gerangan mengetahui perkara-perkara manusia, selain roh manusia sendiri yang terdapat di dalam dirinya ? Demikian pula tidak seorangpun mengetahui perkara-perkara Allah, terkecuali Roh Allah saja. Sekarang kita telah menerima bukan roh dari dunia ini, melain Roh yang berasal dari Allah; supaya kita dapat mengetahui segala perkara yang dikaruniakan Allah kepada kita dengan percuma. Perkara-perkara mana itu juga yang kita bicarakan, bukan dalam kata-kata yang diajarkan oleh kepintaran manusia, melainkan yang diajarkan oleh Rohulkudus; yang membanding-bandingkan perkara-perkara rohani dengan rohani. Tetapi manusia yang fana tidak mau menerima perkara-perkara yang berasal dari Roh Allah; karena semuanya itu baginya adalah bodoh, dan tiada ia mengenalinya, karena semua itu harus dilihat secara rohani.” (1 Korinthi 2 : 10 – 14). Oleh sebab itu, apabila sesuatu pekabaran diberitakan, maka itu akan merupakan seluruhnya kebenaran, atau tidak ada kebenaran sama sekali di dalamnya, terkecuali hanya ucapan-ucapan dari pada nabi.
“Namun dari kenyataan bahwa Allah telah mengungkapkan kehendak-Nya kepada manusia melalui Firman-Nya, bukanlah memberikan kehadiran dan bimbingan Roh Suci yang terus menerus itu secara tak berguna. Sebaliknya Roh itu memang dijanjikan oleh Juru-Selamat untuk membuka Firman kepada hamba-hamba-Nya, untuk menerangi dan menggunakan ajaran-ajaran-Nya. Dan karena itu adalah Roh Allah yang telah mengilhami Alkitab, maka adalah tidak mungkin bahwa ajaran dari Roh akan selalu bertentangan terhadap apa yang berasal dari Firman.” – The Great Controversy, p. VII.
Barangsiapa yang cenderung hendak mempertanyakan kemampuan Allah untuk memimpin seseorang ke dalam semua kebenaran, adalah bukan saja menyangkal kesetiaan Firman-Nya secara tidak sadar, melainkan juga mereka telah meremehkan kuasa-Nya oleh perbuatan mereka, dan dengan demikian mereka “Membatasi Dia yang Suci dari Israel itu.” (Mazmur 78 : 41).
Roh itu bukan diberikan — juga tidak pernah iaitu dikaruniakan — untuk menggantikan Alkitab; karena Alkitab secara tegas menyatakan bahwa firman Allah adalah standard oleh mana semua ajaran dan pengalaman harus diuji. Rasul Yahya mengatakan: “Jangan percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu apakah sekaliannya itu berasal dari Allah; sebab banyak nabi palsu sudah keluar ke dalam dunia.” – 1 Yahya 4 : 1. Dan nabi Jesaya menyatakan : “Akan Hukum Torat dan akan kesaksian itu, jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini, maka iaitu adalah karena tidak ada terang di dalam mereka.” (Jesaya 8 : 20) — The Great Controversy, p. VII.
“Sebutan ‘n a b i’ sebagaimana digunakan di dalam Alkitab …… adalah digunakan untuk menunjukkan orang-orang laki-laki dan perempuan yang melibatkan diri dalam suatu pelayanan yang luas dalam kaitannya dengan pekerjaan Allah. Sebagian dari mereka ini tidak pernah mengucapkan sesuatu nubuatan sebagaimana umumnya dipahami dari sebutan nama itu …….. Sebagian mereka digunakan hanya bagi sesuatu kesempatan khusus, yang lainnya bagi suatu urutan tahun-tahun yang panjang. Sebagian mereka itu menuliskan pekabaran yang diungkapkan Allah kepadanya, dan yang lainnya menyampaikan semuanya itu secara lisan saja. Kepada beberapa orang, seperti dalam halnya Daniel dan lain-lainnya telah diberikan nubuatan-nubuatan yang berlaku sampai kepada masa depan yang jauh, yang mana sebagiannya sampai kepada hari ini belum lagi digenapi.
“Sebagian mereka adalah utusan-utusan Allah yang bangkit dalam masa –masa krisis yang hebat, untuk mengamarkan kepada sidang dan dunia perihal pehukuman-pehukuman yang mengancam, serta untuk memanggil manusia kembali setia kepada Allah. Mereka yang sedemikian ini adalah Samuel, Eliyah, Yahya Pembaptis, dan lain-lain. Yahya menolak gelar ‘n a b i’ itu, ia lebih suka disebut ‘suara Allah’ atau seorang utusan Allah yang dikirim untuk mempersiapkan jalan Tuhan dalam memanggil Israel kepada pertobatannya. Tetapi sebagai utusan Allah, ia oleh Kristus dinyatakan sebagai seorang nabi, dan ‘bahkan lebih besar daripada seorang nabi.’ Lukas 7 : 26. ‘Sesungguhnya Tuhan tidak akan berbuat sesuatu perkara, terkecuali Ia mengungkapkan segala rahasia-Nya kepada hamba-hamba-Nya, yaitu nabi-nabi.’ Amos 3 : 7.” – The Present Truth, vol. 5, No. 72.
“Dalam arti yang sesungguhnya n a b i adalah seseorang yang berbicara di bawah pengendalian Ilham yang langsung (by direct inspiration), yang menyampaikan kepada umat pekabaran-pekabaran yang diterimanya dari Tuhan Allah. Tetapi n a m a i n i (nabi) diberikan juga kepada orang-orang yang walaupun tidak diilhami secara langsung, namun memperoleh panggilan Ilahi (were divinely called) untuk memberikan petunjuk kepada umat dalam hal perbuatan-perbuatan dan jalan-jalan Allah.” – Education, p. 46.
Para utusan surga ini umumnya adalah laki-laki dan perempuan yang bertabiat sederhana; sebagian dari mereka tidak dapat membaca ataupun menulis. Walaupun tidak memiliki berbagai manfaat yang biasa dipunyai oleh orang-orang besar, namun alat-alat ini di dalam tangan Yang Maha Kuasa, membuat pengetahuan manusia dan kebesaran dunia ini tenggelam menjadi tidak berarti. Demikianlah melalui metode-metode ini Allah berusaha mengungkapkan kuasa pengubahan-Nya dalam mesin manusia; baik dalam kepandaian maupun dalam tabiatnya. Mendurhaka melawan alat-alat pilihan Allah sama dengan tidak mengakui kuasa-Nya dalam hubungan dengan manusia, sehingga menempatkan manusia yang serba terbatas di atas Tuhan yang tak terbatas, yang dapat mendatangkan lebih banyak pengetahuan dalam sekejab, daripada manusia yang dapat melakukannya dalam seumur hidupnya.
Walaupun semua kebenaran diungkapkan melalui saluran-saluran yang diilhami, namun peralatan dari kejahatan seringkali mencampur-adukkan semua kebenaran itu dengan kekeliruan. Pelaku-pelaku kejahatan yang sedemikian ini seringkali menggunakan bagian-bagian dari ungkapan Ilahi, menggunakannya secara tidak sah sebagai pegangan untuk menyampaikan kekeliruan, lalu dengan demikian menyesatkan yang sederhana. Janganlah seorangpun menyombongkan dirinya, bahwa mereka dapat menghindari cengkeraman-cengkeraman Iblis oleh usaha orang lain yang bersungguh-sungguh. Setiap orang harus menyelidiki bagi dirinya sendiri untuk memahami kedudukannya, lalu dengan pikiran yang sehat siap untuk mendengar kepada semua orang dengan suatu roh suka belajar dari anak kecil. “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, Barangsiapa yang tidak menerima kerajaan Allah itu seperti seorang anak kecil, tiadalah ia akan masuk ke dalamnya.” (Markus 10 : 15). Keragu-raguan telah menyesatkan dan menghancurkan lebih banyak jiwa daripada setiap jerat yang pernah dibuat oleh penipu yang besar itu. Orang yang menolak untuk mendengarkan alasan-alasan yang dikemukakan oleh orang lain, ialah orang yang terbodoh. Orang yang sedemikian ini biasanya ragu-ragu, sebab argumentasi yang dikemukakan kepadanya bertentangan dengan pandangannya mengenai masalah tersebut, atau mungkin karena ia menganggap dirinya lebih pandai atau berkedudukan sosial yang tinggi sekali. Orang-orang lain tidak mau mendengar kebenaran, sebab kebenaran itu melukai hati mereka yang berdosa, dan karena mereka takut bahwa mereka tak dapat tiada harus berpisah meninggalkan keinginan pribadi mereka. Kelas orang-orang ini berada di bawah kuasa Iblis, dan sedang dalam perjalanan menuju kepada kebinasaan yang kekal — karena berdosa melawan Rohulkudus. Orang-orang yang jujur dalam kesalahan-kesalahan mereka ialah orang-orang yang didapati di dalam keranjang penyanderaan Iblis. Kelas orang-orang ini adalah yang tersulit untuk dibuat insyaf, bahwa mereka sedang dalam perjalanan menuju neraka.
Catatan : Seluruh Bab ini dikutip dari buku : Victor T. Houteff, TONGKAT GEMBALA, Jilid 2, hal. 6 – 14, Edisi : Mei 2002.
* *
125 total, 1 views today