Banyak yang terpanggil,
tetapi sedikit yang terpilih
Selama missi-Nya di Palestina yang lalu, Jesus telah mengucapkan sebuah perumpamaan yang cukup menarik, yang telah dibukukan bagi kita di dalam Injil Matius 20 : 1 – 16 sebagai berikut :
“Karena kerajaan sorga itu adalah bagaikan seorang tuan rumah yang pergi keluar pada pagi-pagi sekali hendak mengupah para pekerja untuk bekerja di kebun anggurnya. Dan setelah ia bersepakat dengan para pekerja itu untuk satu dinar sehari, maka disuruhnya mereka itu masuk ke kebun anggurnya. Lalu pergi lagi ia keluar kira-kira pada jam tiga, maka dilihatnya orang-orang lain berdiri menganggur di pasar. Maka katanya kepada mereka itu : Pergilah juga kamu ke dalam kebun anggur itu, maka apapun yang pantas akan ku berikan kepadamu. Lalu pergilah mereka itu keluar. Dan kembali pergilah ia keluar kira-kira pada jam enam dan jam sembilan, lalu diperbuatnya hal yang sama. Dan kira-kira pada jam sebelas pergilah ia keluar, lalu ditemukannya orang-orang lainnya berdiri menganggur. Maka katanya kepada mereka itu : Mengapa kamu berdiri di sini sepanjang hari dengan menganggur ? Jawab mereka itu kepadanya : Karena tidak ada seorangpun mempekerjakan kami. Maka katanya kepada mereka itu : Pergilah juga kamu ke dalam kebun anggur itu, maka apapun yang pantas, iaitu akan kamu terima.
“Demikianlah setelah malam tiba, tuan pemilik kebun anggur itu lalu mengatakan kepada pelayannya : Panggillah pekerja itu, dan berikanlah kepada mereka upahnya, dimulai dari yang terakhir masuk sampai kepada yang pertama sekali bekerja. Maka setelah mereka itu datang, yaitu mereka yang dikontrak pada kira-kira jam sebelas, maka masing-masing mereka memperoleh satu dinar. Tetapi setelah yang pertama sekali bekerja itu datang, mereka mengira bahwa mereka sudah akan memperoleh lebih banyak; tetapi mereka juga menerima masing-masing satu dinar. Maka setelah mereka menerimanya, mereka lalu bersungut-sungut melawan pemilik rumah yang baik hati itu, katanya : Mereka yang terakhir ini bekerja hanya sejam lamanya, tetapi engkau telah mempersamakan mereka itu dengan kami, yang telah memikul beban dan panas matahari sepanjang hari. Tetapi jawabnya kepada salah seorang dari mereka itu demikian : Hai kawan, saya tidak berbuat salah terhadapmu; bukankah kamu sudah setuju kepadaku untuk satu dinar ? Ambillah milikmu itu, dan pergilah. Aku akan memberikan kepada yang terakhir ini s a m a seperti juga kepadamu. Tidakkah sah bagiku untuk berbuat apa yang ku kehendaki dengan milikku sendiri ? Jahatkah pada pemandanganmu karena sebab aku baik ? Demikian itulah yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir; karena banyak yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih.” – Matius 20 : 1 – 16. (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab berbahasa Inggris versi King James).
Alkitab itu sebagaimana diketahui telah ditulis oleh para nabi dan para rasul dalam sejarah yang lalu dalam empat bentuk bahasanya sebagai berikut :
1. Bahasa biasa, yang lebih mudah dimengerti, misalnya : hikayat dan sejarah Kejadian Dunia, dan lain-lain.
2. Bahasa contoh dan contoh saingan (type and antitype). Ini pada umumnya ditemukan dalam berbagai nubuatan Alkitab. Sebagai contoh : para keturunan dari Jakub yang lalu dikenal dengan nama bangsa Israel (type), maka umat Kristen di akhir zaman ini disebut Israel rohani atau Israel contoh saingan (the antitypical Israelite).
3. Bahasa nubuatan yang berisikan berbagai ramalan Alkitab.
4. Bahasa perumpamaan, khususnya yang digunakan oleh Jesus sendiri dalam berbagai perumpamaan-Nya di dalam Wasiat Baru.
Ketiga bentuk bahasa yang terakhir di atas sesungguhnya masih rahasia, sebab tidak langsung begitu saja dapat dimengerti oleh pembacanya. Oleh sebab itu, maka sesuai kata-kata dari nabi Amos di dalam bukunya Amos 3 : 7, sekaliannya itu akan diungkapkan sendiri kemudian oleh Tuhan Allah kepada para hamba-Nya, yaitu nabi-nabi. Baharu dari nabi-nabi itu diteruskan kepada kita secara tertulis. Nabi Amos mengatakan :
“Sesungguhnya Tuhan Allah tidak akan berbuat apapun melainkan diungkapkan-Nya r a h a s i a-Nya kepada para hamba-Nya, yaitu n a b i – n a b i.” – Amos 3 : 7 (Terjemahan yang lebih tepat)
Dalam pada itu, [1] Bahasa biasa yang di atas itupun karena telah ditulis semenjak dari beberapa ribu tahun yang lalu dalam alam suasananya yang jauh berbeda daripada sekarang, maupun dalam alam kebudayaan dan bahasa yang sangat berbeda daripada berbagai kebudayaan dan bahasa-bahasa yang ada di akhir zaman ini, maka sekaliannya itu tak dapat tiada perlu dijelaskan kembali oleh para nabi Tuhan Allah, khususnya oleh para nabi yang bertugas di akhir zaman ini. Ingat nubuatan Zakharia pasal 4 ! Dengan demikian Gereja Kristen di akhir zaman baharu akan dapat dipersatukan i m a n n y a berlandaskan pada pengertian dari isi Alkitab yang sama itu juga.
Perumpamaan Jesus pada Matius 20 : 1 – 16 inipun adalah sebuah rahasia, yang baru terungkap pengertiannya di akhir zaman sekarang ini. Oleh sebab itu hendaklah dipahami bahwa ucapan kata-kata : ‘Banyak yang terpanggil, tetapi sedikit yang terpilih,’ itu adalah ditujukan kepada kita saja sebagai orang-orang pemelihara Sabat Tuhan Allah di akhir dunia sekarang ini.
Panggilan pada pagi-pagi sekali
Inilah panggilan yang pertama dari lima panggilan yang dikeluarkan oleh tuan rumah itu untuk mempekerjakan orang-orang upahan di dalam kebun anggurnya, selama jangka waktu satu hari. Jesus mengatakan :
“Karena kerajaan sorga itu adalah bagaikan seorang tuan rumah yang pergi keluar pada pagi-pagi sekali hendak mengupah para pekerja untuk bekerja di kebun anggurnya. Setelah ia bersepakat dengan para pekerja itu untuk satu dinar sehari, maka disuruhnya mereka itu masuk ke kebun anggurnya.” – Matius 20 : 1, 2.
Kerajaan sorga yang diumpamakan di sini hanya terbatas pada kerajaan sorga yang ada di bumi ini saja, b u k a n kerajaan sorga yang meliputi seluruh alam semesta dan angkasa luar. Kerajaan sorga inilah yang terdiri dari :
1. Jesus sebagai Pemilik kebun anggur,
2. Umat Tuhan sebagai para pekerja-Nya,
3. Dunia ini sebagai sebuah kebun anggur yang luas,
4. Hidup kekal sebagai satu dinar upah kerja, dan
5. Seluruh masa periode pekerjaan Injil sebagai satu hari kerja, semenjak dari matahari terbit di pagi-pagi sekali, sampai kepada matahari masuk di sore hari. Penunjuk waktu kuno yang lalu menunjukkan jam 12.00 pada pagi-pagi sekali pada waktu matahari terbit, dan jam 12.00 sore pada saat matahari masuk.
Karena panggilan yang pertama itu keluar pada pagi-pagi sekali, pada saat matahari mulai terbit, maka ini tak dapat tiada ditujukan kepada umat Israel Wasiat Lama di zaman Musa, pada saat Alkitab sebagai terang dunia mulai ditulis. Nabi Musa adalah yang pertama sekali memelopori penulisan Alkitab bagi dunia sejak kira-kira tahun 1504 s.TM yang lalu. Pada panggilan yang pertama ini tuan pemilik kebun anggur itu harus membuatkan sebuah perjanjian kerja dengan para pekerja itu. Sesudah mereka bersepakat untuk upah satu dinar sehari, baharulah mereka disuruh masuk bekerja ke dalam kebun anggur itu. Apa yang dimaksud dengan kesepakatan kerja itu, Alkitab menuliskannya sebagai berikut :
“Inilah firman Tuhan, demi diri-Ku juga Aku bersumpah, karena telah kau perbuat perkara ini, dan tiada kau tahani anakmu, yaitu anakmu yang tunggal itu daripada-Ku, bahwa sesungguhnya Aku akan memberi berkat besar akan dikau, dan Aku akan memperbanyakkan anak-anakmu seperti bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi pantai, maka anak buahmu itupun akan menguasai pintu negeri segala musuhnya, maka dalam benihmu segala bangsa di bumi akan diberkati, sebab engkau telah mematuhi perintah-Ku.” – Kejadian 22 : 16 – 18.
Perjanjian kerja di atas ini telah diberikan kepada Ibrahim, namun ternyata sampai kepada akhir hayatnya iaitu belum juga direalisasikan. Kemudian sumpah setia dari janji itu diteruskan kepada Ishak, namun Ishak juga belum sempat menyaksikannya sampai kepada akhir hayatnya. Sampai kepada Jakub iaitu lalu dikukuhkan sebagai suatu peraturan hukum; dan baharulah kepada Israel menjadi suatu perjanjian yang abadi. Demikian inilah yang telah digambarkan oleh penulis Mazmur sebagai berikut :
“Maka pada selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya dan akan firman yang telah diberikan-Nya sampai kepada gilir orang yang beribu-ribu, akan perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan Ibrahim, dan akan sumpah setia yang telah dipakai-Nya kepada Ishak, dan yang telah diteguhkan-Nya bagi Jakub sebagai sebuah peraturan hukum, dan bagi Israel akan perjanjian yang kekal selama-lamanya.” – Mazmur 105 : 8 – 10.
Perjanjian kerja yang melambangkan janji Allah kepada Ibrahim itu baharu direalisasikan kepada Israel pada waktu mereka dipanggil keluar dari Mesir. Demikian inilah baharu genap kata-kata nabi Hajai : “Sesuai dengan kata-kata tatkala Aku berjanji dengan kamu, tatkala kamu keluar dari Mesir, maka Roh-Ku akan ada di tengah-tengah kamu senantiasa; janganlah kamu takut.” Hajai 2 : 6. “Bangsa Yahudi (Israel) adalah yang pertama sekali dipanggil ke dalam kebun anggur Tuhan, maka oleh karena inilah mereka menjadi sombong dan merasa benar sendiri.” – Christ’s Object Lessons, p. 400.
Perjanjian kerja itu dibuat hanya dengan para pekerja dari panggilan yang pertama, dan merupakan kontrak kerja bagi semua pekerja upahan panggilan-panggilan berikutnya, yaitu satu dinar sehari, artinya, hidup kekal.
Panggilan kedua pada jam tiga pagi
Jesus mengatakan : “Lalu keluarlah ia kira-kira pada jam tiga pagi, maka dilihatnya pula orang lain berdiri-diri di pasar dengan sia-sia. Lalu katanya kepada mereka itu : ‘Pergilah kamu juga ke kebun anggur itu, maka apapun yang pantas akan ku berikan kepadamu.’ Lalu orang-orang itupun pergi.” – Matius 20 : 3, 4.
Karena Israel Wasiat Lama telah menyalibkan Kristus sampai mati pada tahun 31 TM yang lalu, maka sebagai suatu bangsa mereka telah kehilangan statusnya sebagai umat Allah. Dengan demikian, maka para murid Jesus itulah sebagai orang-orang Kristen yang pertama telah muncul sebagai para pekerja upahan dari jam tiga pagi. Ini akan jelas terbukti dari kata-kata rasul Paulus dan Barnabas berikut ini : “Maka Paulus dan Barnabas berkata-kata dengan beraninya, katanya : “Wajiblah firman Allah itu pertama sekali disampaikan kepadamu, tetapi karena kamu mengesampingkannya, dan menilai dirimu tidak pantas bagi hidup yang kekal, maka kami beralih kepada bangsa-bangsa Kapir.” – Kisah Rasul-Rasul 13 : 46.
Panggilan Jam 6 d a n Panggilan Jam 9
Jesus mengatakan : “Dan pergilah ia keluar kira-kira pada jam 6 d a n jam 9, lalu diperbuatnya hal yang sama.” – Matius 20 : 5.
Karena para pekerja upahan jam 6 dan jam 9 itu juga adalah orang-orang Kristen, maka kita hendaknya menelusuri perkembangan agama Kristen itu semenjak dari sejarah rasul-rasul yang lalu. Sejarah membuktikan, bahwa sesudah Paulus dan Barnabas mengucapkan kata-kata mereka yang berani itu, maka para rasul kemudian telah meninggalkan Palestina untuk menyebarkan agamanya sampai ke Eropah. Namun kemudian, terhitung semenjak dari abad ke-enam yang lalu, gantinya Eropah di-Kristenkan oleh mereka, agama Kristen sendiri yang justru telah dikapirkan di sana. Selama beberapa abad Alkitab sebagai terang dunia telah lenyap dari peredarannya, dan berbagai adat kebiasaan kapir telah dibawa masuk menjadi bagian dari peribadatan Kristen sampai kepada hari ini.
Oleh sebab itu oleh dorongan dari sebuah Alkitab tua yang telah ditemukan oleh Martin Luther di dalam perpustakaan Gereja, ia kemudian telah bangkit sebagai pelopor reformasi Protestan yang pertama dalam sejarah Kristen yang lalu. Sesudah itu menyusul John Knox, John Wesley, Alexander Campbell, William Miller, Ellen G. White sampai dengan Victor T. Houteff, yang kesemuanya bertugas membangun kembali Gereja Kristen yang benar berlandaskan pada kelengkapan doktrin Alkitab yang tersedia.
‘Panggilan’ ialah pekabaran atau kebenaran yang terus berkembang. Karena Luther sampai dengan Campbell hanya bertugas memulihkan kebenaran-kebenaran lama yang telah disembunyikan dari umat Allah, maka pergerakan mereka itu tidak digolongkan masuk dalam perumpamaan panggilan-panggilan ini. Jadi, kegenapan dari panggilan jam 6 dan jam 9 itu baharu mulai digenapi di zaman William Miller.
Di samping memulihkan kembali peribadatan Kristen yang murni, maka William Miller juga dikenal telah memelopori usaha mengungkapkan rahasia dari nubuatan Daniel. Nubuatan perihal 2300 hari dari Daniel 8 : 14 itu mulai diungkapkannya, sehingga telah diberitakannya kepada dunia semenjak dari tahun 1831 yang lalu, bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali itu akan jatuh dalam tahun 1844, hujung akhir dari 2300 tahun atau 2300 hari nubuatan itu.
Pekabaran dari William Miller itulah, yang kemudian telah disempurnakan oleh Nyonya Ellen G. White semenjak dari tahun 1844 yang lalu, menggenapi nubuatannya di dalam Wahyu 10 : 8 – 11. Pekabaran itu pada hakekatnya adalah pekabaran perihal pehukuman atau pengadilan sorga, yang mulai bersidang di dalam kaabah kesucian sorga semenjak dari tahun 1844. Pekabaran itu juga yang dikenal dengan pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14 : 6 – 9, yang telah dimulai dengan pekabaran malaikat yang pertama oleh Miller dan kawan-kawannya sejak tahun 1831.
Karena demikian eratnya hubungan di antara pekabaran dari Miller dan pekabaran dari Nyonya Ellen G. White, maka dalam perumpamaan Jesus ini kedua pekabaran itu telah diumpamakan dengan ‘Panggilan Jam 6 d a n Panggilan Jam 9.’ Kata-kata ‘d a n’ yang menghubungkan kedua panggilan itu membuktikan adanya hubungan yang erat di antara kedua pekabaran itu.
Dengan mulai terungkapnya nubuatan Daniel itu, maka sesuai petunjuk dari Daniel 12 : 9, sampailah kita pada periode akhir zaman. Periode inilah yang lebih dikenal dengan nama periode dari “Sidang Jemaat Laodikea”. Dengan demikian, maka panggilan sebagai pekabaran yang terakhir akan kita temukan hanya di dalam Sidang Jemaat yang terakhir ini.
Panggilan Jam Sebelas
(Jam 5 Sore Waktu Indonesia)
Panggilan ini ditujukan h a n y a kepada Gereja Tuhan Allah di akhir zaman, bukan untuk menyambut kedatangan Jesus yang kedua kali, melainkan untuk masuk bekerja di dalam kebun anggur bumi, untuk menyelesaikan pekerjaan Injil ke seluruh dunia sampai berakhir masa kasihan yang akan datang dalam tahun 2031. Jesus mengatakan :
“Kemudian tuan itu keluar lagi kira-kira pada jam sebelas petang, didapatinya orang lainpun berdiri-diri saja, lalu kata-Nya kepada mereka itu : ‘Apa sebab kamu berdiri di sini dengan sia-sia sehari suntuk ?’ Maka kata mereka itu kepadanya : ‘Oleh sebab tidak ada seorangpun mengupah kami’ Lalu kata-Nya kepada mereka itu : ‘Pergilah juga kamu ke kebun anggur itu, maka seberapa saja yang patut iaitu akan diberikan kepadamu.’”— Matius 20 : 6, 7.
Berbeda daripada panggilan-panggilan sebelumnya yang disampaikan setiap tiga jam sekali, maka pada panggilan yang terakhir ini hanya tersedia lagi s a t u j a m saja bagi mereka untuk bekerja, lalu masuk matahari pada jam 12 petang (atau jam 6 sore waktu Indonesia). Jika pada panggilan-panggilan sebelumnya dengan persediaan waktu yang cukup panjang, tetapi luas pekerjaan yang berhasil diselesaikan sedikit sekali dan sangat terbatas, maka tidaklah demikian halnya yang akan dicapai oleh orang-orang upahan dari jam sebelas ini. Sekalipun dengan waktu yang sangat terbatas, mereka akan menyelesaikan pekerjaan itu tepat pada waktunya, pada akhir masa kasihan yang akan datang. Para pekerja upahan dari panggilan yang terakhir ini akan dilengkapi dengan ROH SUCI HUJAN AKHIR yang akan datang, maka mereka akan keluar dengan kuasa besar untuk menyelesaikan pekerjaan Injil ke seluruh pelosok kebun anggur bumi, tepat pada waktunya, pada akhir masa kasihan yang akan datang.
Jelaslah dipahami, bahwa karena panggilan jam 6 dan panggilan jam 9 itu telah melambangkan pekabaran-pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14 : 6 – 9, maka panggilan jam sebelas ini tak dapat tiada melambangkan pekabaran dari Malaikat Wahyu 18 : 1 itu saja. Panggilan atau pekabaran dari malaikat yang terakhir inilah yang masih terus ditolak dan dilalaikan di dalam gereja-gereja kita sampai kepada hari ini. Namun melalui pena dari hamba-Nya, Nyonya Ellen G. White masih terus menghimbau sebagai berikut:
“Sebagaimana belum pernah sebelumnya, kita hendaknya berdoa, bukan saja agar supaya orang-orang upahan dapat dikirim ke dalam ladang penyabitan yang luas, melainkan yang terutama supaya boleh kita memperoleh pengertian kebenaran yang jelas, s u p a y a apabila jurukabar-jurukabar kebenaran itu tiba, dapatlah kita menyambut pekabarannya dan menghargai jurukabarnya.” – Testimonies, vol. 6, p. 420.
Mengapa para penganggur yang dipanggil ?
Ada lima jabatan kepemimpinan Sidang yang telah dibentuk oleh Kristus sepanjang periode Wasiat Baru. Rasul Paulus menuliskannya sebagai berikut : “Maka Ia memberikan sebagian orang, rasul-rasul; sebagian orang, n a b i – n a b i; sebagian orang, penginjil-penginjil; sebagian orang, gembala-gembala dan guru-guru; untuk menyempurnakan umat kesucian bagi tugas melayani, bagi membangun tubuh Kristus, sampai kita semua masuk dalam kesatuan iman, dan pengenalan akan Anak Allah.” – Epesus 4 : 11 – 13.
Nyonya White mengatakan :
“Allah mempunyai sebuah sidang, dan sidang itu memiliki suatu dinas pelayanan. ‘Maka Ia memberikan sebagian orang, rasul-rasul; sebagian orang, n a b i – n a b i; sebagian orang, penginjil-penginjil; sebagian orang, gembala-gembala dan guru-guru; untuk menyempurnakan umat kesucian bagi tugas melayani, bagi membangun tubuh Kristus, sampai kita semua masuk dalam kesatuan iman, dan pengenalan akan Anak Allah. …….. supaya mulai sekarang jangan lagi kita jadi seperti anak-anak kecil, yang dihempaskan ke sana ke mari dan disesatkan oleh setiap angin doktrin oleh kelicikan orang-orang …….” – Testimonies to Ministers, p. 52.
Para rasul dan para nabi adalah orang-orang yang diilhami secara langsung oleh Tuhan Allah. Sekalipun mereka juga adalah orang-orang berdosa seperti kita, namun mereka tidak pernah berdosa melawan Roh Suci atau Roh Kebenaran itu. Mereka bertugas menyajikan kepada kita kebenaran-kebenaran Ilham yang tertulis untuk membangun tubuh Kristus atau Gereja Kristen. Adanya Dunia Kristen terpecah-belah ke dalam berbagai sekte agama di waktu ini membuktikan, bahwa tak dapat tiada telah terjadi berbagai penyelewengan pada pihak para penginjil, para gembala dan guru-guru itu sendiri; bukan pada pihak para rasul dan para nabi.
Para penginjil, para gembala dan guru-guru dari sidang jemaat milik Allah di akhir zaman ini justru telah dituduh oleh Kristus sebagai malaikat sidang jemaat Laodikea yang sudah s u a m kerohaniannya. Bacalah nubuatannya pada Wahyu 3 : 14 – 16. Jadi, dapatlah dimengerti, mengapa semenjak dari Panggilan Kedua sampai dengan Panggilan yang Kelima (atau Panggilan Jam Sebelas) ini, semua panggilan itu ditujukan h a n y a kepada para penganggur di pasar, yaitu kepada para anggota biasa, dan bukan kepada para p e n d e t a.
Karena kita kini berada dalam masa periode dari Panggilan Jam Sebelas itu, maka khususnya kepada kita umat Masehi Advent Hari Ketujuh hamba Tuhan Nyonya White mengatakan : “Kata-kata ucapan Kristus itu ditujukan kepada s i d a n g : ‘Apakah sebabnya kamu berdiri-diri di sini dengan sia-sia sehari suntuk ? Mengapa tidak mau bekerja pada sesuatu jenis pekerjaan pada kebun anggur-Nya ? Berulang kali Ia mengundang kamu : ‘Pergilah juga kamu ke dalam kebun anggur itu, maka seberapa yang pantas itu akan diberikan kepadamu.’ Tetapi panggilan kemurahan dari sorga ini t e l a h dilalaikan oleh b a g i a n t e r b e s a r orang-orang. Bukankah sudah tiba waktunya bagimu untuk mematuhi perintah-perintah Allah itu ? Ada tersedia t u g a s bagi setiap pribadi yang menyebut nama Kristus.” – Testimonies, vol. 5, p. 203.
Salah satu ciri yang utama dari pekabaran Panggilan Jam Sebelas ini ialah, bahwa Panggilan kemurahan dari sorga ini telah dilalaikan dan ditolak oleh bagian terbesar umat Masehi Advent Hari Ketujuh kita. Penolakan itu telah dimulai dari Pucuk Pimpinan Organisasi Gereja kita sendiri di Amerika Serikat, kemudian turun kepada para pendetanya di seluruh dunia, dan akhirnya diikuti oleh semua pengikut setia mereka di semua gereja-gereja di seluruh dunia.
Saudara ! Karena Panggilan itu ditujukan hanya kepada kita sebagai penganggur-penganggur di pasar Sidang Jemaat Laodikea sekarang ini, maka ketahuilah olehmu, bahwa tugas penyelesaian pekerjaan Injil ke seluruh dunia yang akan datang t i d a k l a g i dipercayakan Tuhan kepada para penginjil, para gembala dan guru-guru kita yang ada sekarang.
Yang Pertama Menjadi yang Terakhir,
yang Terakhir Menjadi yang Pertama
Jesus mengatakan : “Setelah malam tiba, maka kata tuan pemilik kebun anggur itu kepada mandornya : ‘Panggillah orang-orang yang bekerja itu, bayarkanlah u p a h n y a, mulai dari orang yang terakhir masuk bekerja sampai kepada mereka yang pertama sekali masuk. …….. Demikianlah orang yang terakhir itu akan menjadi yang pertama, dan yang pertama itu akan menjadi yang terakhir.” – Matius 20 : 8, 16.
Para pekerja dari Panggilan Jam Sebelas itu, sekalipun hanya untuk sejam lamanya bekerja di dalam kebun anggur Tuhan, namun upah yang akan diterimanya akan s a m a saja besarnya dengan yang akan diterimakan kepada mereka para pekerja dari Panggilan yang Pertama, yaitu hidup kekal. Bahkan yang paling mengesankan adalah, bahwa para pekerja dari Panggilan Jam Sebelas itu akan pertama sekali menerima upahnya, karena mereka akan memperoleh meterai Allah tanda kelepasannya lebih dulu sebelum masa kasihan berakhir, bahkan jauh sebelum kedatangan Jesus yang kedua kali, sebelum para pekerja dari Panggilan yang Pertama sekali dibangkitkan dari kubur-kubur mereka pada kebangkitan pertama dari Wahyu 20 : 6, ke dalam kehidupan yang kekal.
Banyak yang terpanggil,
tetapi sedikit s a j a yang terpilih
Kalimat yang terakhir dari perumpamaan itu berbunyi : “Demikian itulah yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir; k a r e n a b a n y a k y a n g t e r p a n g g i l, t e t a p i s e d i k i t s a j a y a n g t e r p i l i h.” – Matius 20 : 16.
Karena kalimat di atas sangat erat kaitannya dengan Panggilan Jam Sebelas, maka kata-kata itu tak dapat tiada berlaku h a n y a bagi kita umat Masehi Advent Hari Ketujuh di waktu ini. Untuk itulah kepada kita hamba Tuhan Nyonya White mengatakan :
“Saudara-Saudaraku yang kekasih, hendaklah kiranya perintah-perintah Allah (Undang-Undang Dasar Torat) dan Kesaksian Jesus Kristus (yang telah berkembang menjadi ROH NUBUATAN) itu senantiasa berada di dalam pikiranmu. Dan hendaklah sekaliannya itu mengusir keluar semua ingatan dan perhatian keduniawian. Apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun, hendaklah perintah-perintah Allah dan Kesaksian Jesus Kristus itu selalu menjadi renunganmu. Hidupkan dan bertindaklah sepenuhnya sambil memandang kepada kedatangan Anak Manusia. M a s a p e m e t e r a i a n itu adalah sangat singkat, dan akan segera berakhir. K i n i l a h waktunya, selagi empat malaikat (dari Wahyu 7 : 1) masih menahan empat angin-angin itu, untuk menjamin dan memastikan p a n g g i l a n dan p e m i l i h a n k i t a.” – Early Writings, p. 58. (Tambahan di dalam kurung dari penulis).
Artinya, masa pemeteraian atau masa penuaian, atau waktu yang tersedia bagi Panggilan Jam Sebelas itu mengundang kita, adalah sangat singkat, dan akan segera berakhir. Patuhilah Hukum Torat berikut semua peraturan pelaksanaannya di dalam ROH NUBUATAN, agar supaya Panggilan itu berhasil menjadikan kita anak-anak dara yang bijaksana, dan Pemilihan itupun berhasil memasukkan kita di antara mereka 144.000 itu.
Banyak dari antara kita akan kelak terpanggil mematuhi ‘terang baru’ dari Panggilan Jam Sebelas itu, lalu bergabung ke dalam kelas lima anak dara yang bijaksana, tetapi h a n y a 144.000 orang saja yang akan terpilih untuk bekerja di kebun anggur bumi yang akan datang. “Berjuanglah dengan seluruh kemampuan yang sudah Tuhan karuniakan pada kita untuk masuk di antara mereka 144.000 itu.” — Review and Herald, March 9, 1905.
* * *
199 total, 1 views today