Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu !
Oleh : Victor T. Houteff
“Memang benar kami sedang mendirikan markas besar kami pada gunung ini yang terdapat di dalam nubuatan, namun keberadaan kami di sini akan sangat, sangat singkat, karena ‘Ia akan menyelesaikan pekerjaan itu, dan mempersingkatkannya dalam kebenaran : sebab suatu pekerjaan yang singkat akan Tuhan lakukan di bumi.’ (Rum 9 : 28).
‘Hal itu mungkin menarik bagi Pendeta G. untuk mengetahui bahwa pemberian nama bagi ‘perkemahan’ kami, Pusat Gunung Karmel’, terjadi dalam cara yang sama dengan pemberian nama bagi penerbitan buku-buku kami ‘Tongkat Gembala,’ karena kami sebelumnya tidak tahu bahwa iaitu ada di dalam nubuatan sampai kemudian perhatian kami terarahkan ke Mikha 7 : 14 dan Amos 1 : 2. Di dalam nubuatan Amos kita baca sebagai berikut :
“Tuhan akan bergemuruh suara-Nya dari Zion, dan mengeluarkan suara-Nya dari Jerusalem; maka tempat-tempat tinggal para gembala akan meratap, dan p u n – c a k K a r m e l akan layu.”
“Dengan sedikit komentar terhadap tulisan di atas, maka setiap siswa Alkitab akan mengenalnya sepintas lalu, bahwa iaitu berlaku di akhir zaman, sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi Injil berikut : ‘Maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung dari rumah Tuhan akan didirikan pada puncak dari gunung-gunung, dan iaitu akan ditinggikan di atas bukit-bukit ………. karena dari Zion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Jerusalem.’ (Jesaya 2 : 2, 3), yang dalam bahasa dari Amos berbunyi : ‘Mengucapkan suara-Nya dari Jerusalem.’ Sambil memandang kepada masa yang sama ini Joel mengemukakannya sebagai berikut : ‘Maka Tuhan akan mengucapkan suaranya ke hadapan bala tentaranya : karena kemah-Nya : besar sekali : karena Ia adalah kuat yang melaksanakan firman-Nya; karena hari Tuhan itu besar adanya dan sangat mengerikan, maka siapakah yang dapat tahan berdiri ?’ (Joel 2 : 11).
“Sebagaimana Amos mengatakan : ‘Tempat-tempat tinggal dari para gembala akan meratap,’ adalah jelas bahwa nubuatan Amos itu masih akan jadi di depan, karena kata-kata ‘tempat-tempat tinggal‘ (tempat-tempat) itu terdapat dalam bentuk jamak yang tidak mungkin dapat diaplikasikan kepada satu tempat tinggal gembala (gereja) saja, melainkan kepada semua gereja yang berada pada waktu itu. Sebutan ‘gembala-gembala’ berarti, sebagaimana difahami, sama dengan ‘para tua-tua yang berada di depan rumah itu’ — yaitu para pendeta. ‘Testimonies for the Church, vol. 5, p. 211. Perhatikanlah bahwa para gembala itu sendiri tidak meratap, melainkan hanya ‘tempat-tempat tinggal mereka’ (rumah-rumah mereka); artinya, para anggota dari gereja-gereja, kenyataan mana mengungkapkan bahwa yang sedemikian itu akan jadi apabila rombongan orang banyak yang tertidur dalam gereja-gereja bangkit dari lumpuh (knocked-out blows) kerohanian mereka itu lalu menemukan bahwa para gembala (Karmel) mereka itu yang sudah mereka sepenuhnya percaya bagi penyelamatannya justru telah menyesatkan mereka semua.
Nabi Jeremiah dalam kata-kata berikut ini menjelaskan bahwa ratap tangis ini dari mereka yang sedemikian itu telah disesatkan akan jadi pada akhir masa kasihan. Karena mereka akan mengatakan ‘penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, dan kami belum juga selamat’ (Jeremiah 8 : 20). Artinya, sesudah penuaian, masa dimana mereka sudah harus dapat diselamatkan, akan mereka sadari bahwa masa kasihan sudah berakhir. Pada waktu itulah ‘tempat-tempat tinggal dari para gembala itu akan meratap, dan puncak Karmel akan layu.’ Sebab itu, sebelum masa itu puncak Karmel tak dapat tiada harus hijau keadaannya dengan padang rumput yang luas, sebab jika tidak, maka tidak akan ada yang layu; artinya, sekalipun Karmel pada waktu ini melimpah rerumputan hijaunya (Kebenaran sekarang), apabila masa kasihan berakhir iaitu harus ditinggalkan (‘layu’), karena Roh Nubuatan mengatakan : ‘Dalam masa kesusahan itu kita semua melarikan diri dari kota-kota dan kampung-kampung.’ Early Writings, p. 34.
“Demikianlah kelak puncak Karmel itu akan layu, maka mereka yang tidak mau mematuhi himbauan, ‘Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, pada akhirnya akan gempar karena kesempatan mereka untuk menyambut kebenaran itu sudah lenyap. Kemudian dalam keadaan yang tergesa-gesa, dalam usahanya yang bagaikan orang gila, untuk memperkenalkan dirinya kepada kebenaran sekarang yang keluar dari puncak Karmel, secara tak terduga mereka akan menemukan bahwa Karmel telah mengakhiri tugasnya, semua penghuninya sudah pindah, dan masa kasihan sudah berakhir, pada saat mana para penghuni Karmel hanya dapat mengulangi ucapan, ‘penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, maka kami tidak lagi memiliki apa-apa bagimu.’
“Kemudian akan jadi kelak bahwa ‘Mereka akan mengembara dari laut yang satu ke laut yang lainnya, dan dari utara sampai ke timur, mereka akan pergi kesana kemari mencari firman Tuhan, tetapi tidak akan dapat menemukannya. Pada hari itu anak-anak dara yag cantik dan orang-orang muda akan lemah lunglai karena kehausan. Tengoklah, hari-hari itu datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan mengirim suatu kelaparan di dalam negeri itu, bukan kelaparan terhadap roti, juga bukan kehausan terhadap air, melainkan kerinduan untuk mendengarkan firman Tuhan.’ (Amos 8 : 12, 13, 11). Oh, betapa kecewanya kelak nanti !
“Dan kini mataku bersama mata dari nabi yang meratap itu ‘gagal penuh air mata, ……… karena binasa puteri bangsaku; karena anak-anak dan budak-budak penyusu lemah lunglai di jalan-jalan negeri itu. Nabi-nabimu (guru-guru) telah bernubuat dusta dan perkara-perkara yang bodoh bagimu : dan mereka tidak menemukan kesalahanmu untuk mengalihkan perhambaanmu ; melainkan telah menyaksikan bagimu beban-beban dan sebab-sebab pembuangan yang palsu.’ (Nudup Jeremiah 2 : 11, 14).
“Karena Tuhan tidak pernah membiarkan umat-Nya dalam kegelapan, kita menemukan pekerjaan dari Tongkat Gembala itu secara jelas digariskan di dalam nubuatan di seluruh Alkitab, maka satu-satunya alasan mengapa saudara-saudara pemimpin kita tidak dapat melihat kebenaran di dalamnya dan tidak mengenal ‘dia yang telah menetapkannya’ ialah karena mereka mencoba melihatnya melalui uang dollar dan sen gantinya melalui Roh Nubuatan, yaitu mata bagi sidang, yang hanya melaluinya dapat mereka melihat kebenaran itu dan menyaksikan kondisi keadaan mereka yang sebenarnya yaitu buta rohani, melarat dan sengsara rohani, serta kebutuhan terhadap salp mata, karena apakah yang diketahui orang akan perkara-perkara dari seseorang, kalau bukan roh orang itu yang terdapat di dalam dirinya ? Demikian itu pula dengan perkara-perkara Allah tidak seorangpun mengetahui terkecuali Roh Allah saja.’ (1 Korinthi 2 : 11).
“Tetapi kini sementara Roh Kebenaran itu ada datang, Ia akan memimpin ke dalam semua kebenaran : karena Ia tidak akan berbicara dari diri-Nya sendiri ; melainkan apapun saja yang kelak didengarNya, itulah yang akan dibicarakannya ; maka Ia akan menunjukkan kepadamu perkara-perkara yang akan datang’(Yahya 16 : 13). Karena tanpa Roh Allah tidak seorangpun dapat mengetahui perkara-perkara Allah.” — THE SYMBOLIC CODE, Vol. 1, No. 14. (August, 1935), pp. 5 – 7.
* * *
Komentar dari G u r u !
Hotbah Houteff di atas ini diucapkannya dalam tahun 1935, di Waco, Texas, USA. Sebagaimana diketahui dalam tahun itu juga Organisasi General Conference of SDA telah dire-organisasikan menjadi General Association of Davidian SDA menggenapi seruan Pembangunan dan Reformasi dari Nyonya White di dalam Review and Herald tertanggal 25 Pebruari 1902. Dengan demikian, maka terludahkanlah sudah “malaikat Sidang Jemaat Laodikea” keluar dari mulut Jesus dalam tahun 1935 itu menggenapi nubuatannya di dalam Wahyu 3 : 16.
Tempat-tempat tinggal dari para gembala Karmel baharu akan meratap di masa depan, setelah masa penuaian gandum atau masa pengirikan anggur berakhir kira-kira dalam tahun 2027 yang akan datang. Karena para gembala itu adalah gembala-gembala dari Puncak Karmel, dan karena ratap tangis dari tempat-tempat tinggal mereka itu baharu akan jadi setelah berakhir masa penuaian yang akan datang, yaitu setelah para pengikut setia gembala-gembala itu sadar akan kesesatan mereka di tangan gembala-gembalanya, maka hendaklah dimengerti, bahwa Puncak Karmel yang dimaksud itu, tak dapat tiada dimaksud kepada Puncak Karmel di Waco, Texas, yang sudah terkena pukulan knock out setelah ditinggal mati oleh Houteff sesudah tahun 1955. Bacalah buku Pembina Gedung Putih, hal. 34, 35 (Edisi 1999).
Setan telah mengirimkan dua kali pukulan yang mematikan terhadap Puncak Karmel di Texas. Pukulan yang pertama melalui Nyonya Houteff, dan pukulan yang kedua melalui rekan-rekan penginjil yang sama yang telah menguasai Puncak Karmel itu sejak tahun 1991 sampai kepada hari ini. Terhadap para penginjil yang sama di Texas, hamba Tuhan Houteff meperingatkan kepada kita sebagai berikut : “Kita juga harus waspada dan awas, untuk menyadari bahwa pukulan itu juga akan datang secara mengejutkan dari musuh-musuh yang tidak dicurigai — yaitu dari rekan-rekan penginjil yang sama, yang tidak kurang setianya daripada para imam di zaman Kristus.” — Pembina Gedung Putih, hal. 34, 35 (Edisi 1999).
Artinya, mereka itu adalah musuh, dan kesetiaan mereka itu sama dengan para imam Yahudi di zaman Kristus. Oleh sebab itu, kita harus waspada, bahwa b u – k a n saja General Conference of SDA yang merupakan Sanhedrin modern di akhir zaman ini, melainkan juga rekan-rekan penginjil yang sama yang kini berkuasa di Puncak Karmel di Waco, Texas. Mereka itulah yang pada akhir penuaian gandum atau akhir pengirikan anggur yang akan datang, akan didapati telah menyesatkan para pengikut setia mereka. Gantinya membantu Jesus melakukan penuaian mereka 144.000 umat kesucian yang akan datang, mereka justru telah didapati terus membohong sambil menyesatkan semua pengikut setianya sampai kepada akhir penuaian yang akan datang.
Bukti Dari
Kesaksian Pdt. Norman Archer / Vice President
Di dalam The Symbolic Code Session Edition, 2006, halaman 3, Pdt. N. Archer menulis antara lain sebagai berikut :
* * * * * * * * * *
“Di sini anda mencatat, bahwa pada waktu masa itu tiba tidak terdapat seorangpun di antara hamba-hamba-Nya untuk membantu tugas pekerjaan penuaian itu, dan akibatnya Tuhan sendiri telah melakukan pekerjaan itu tanpa mereka.” — V.T. Houteff, II Amaran Sekarang, No. 44, halaman 60.
Dari petunjuk-petunjuk di atas dapat kita saksikan bahwa pekerjaan pengumpulan mereka 144.000 itu adalah pekerjaan dari Tuhan sendiri. Kita tidak perlu saling mempersalahkan satu terhadap yang lainnya karena begitu lambatnya kemajuan pekerjaan yang tampak.“ – The Symbolic Code Session Edition 2006 Vol. 15, No. 5-7, hal. 3.
* * * * * * * * * *
Benarkah pekerjaan pengumpulan/penuaian mereka 144.000 itu adalah pekerjaan dari Tuhan sendiri ? Mengapakah hamba-hamba-Nya di Pusat Karmel tidak ikut membantu tugas pekerjaan penuaian itu ?
Sebagaimana pada kedatanganNya yang pertama di Palestina, hamba-hamba-Nya di Sanhedrin telah menentang Dia, sehingga Dia terpaksa bekerja sendiri untuk menyelamatkan bangsa Yahudi yang lalu, maka demikian pula kelak akan jadi pada kedatangan-Nya yang akan datang. Bukan saja General Conference of SDA sebagai Sanhedrin contoh saingan yang telah menghianati Jesus, melainkan juga General Association of Davidian SDA yang tidak kurang setianya daripada para imam Jahudi di zaman Kristus. General Conference of SDA sudah diludahkan Kristus dari mulut-Nya dalam tahun 1935, maka para gembala dari Pusat Karmel itupun sudah akan mengalami nasib yang sama pada kegenapan nubuatan Jehezkiel pasal 9 yang akan datang. Untuk inilah hamba Tuhan Houteff mengungkapkannya di dalam AMARAN SEKARANG, Jilid, 1 No. 43, sebagai berikut :
* * * * * * * * * *
Isaiah 63 : 3 – 5 — “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu, dan dari mereka itu tidak seorangpun ikut bersama-Ku : karena aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka dalam amarah-Ku; maka darah mereka akan tepercik pada baju-Ku, dan aku akan menodai seluruh pakaian-Ku. Karena hari pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang. Dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu ; maka heran Aku karena tidak ada seorangpun menunjang : olehnya itu lenganKu sendirilah yang membawa keselamatan bagi-Ku; dan murka-Ku itulah yang menunjang-Ku.”
Kata-kata : “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu,” “Sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu, maka heran Aku karena tidak ada seorang pun menunjang” (sekaliannya dalam ‘past tense’/masa lampau) menunjukkan semangat dan tekad dari Juruselamat untuk menyelamatkan umat-Nya yang sesat pada kedatangan-Nya yang pertama, sekalipun tidak ada seorangpun bersama-Nya untuk membantu, artinya, semua imam dan para pemimpin agama – General Conference di zaman-Nya (Sanhedrin) telah menentang Dia gantinya membantu dalam tugas-Nya. Tetapi kata-kata : “karena Aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka itu dalam amarah-Ku, maka darah mereka akan terpercik pada baju-Ku, dan Aku akan menodai seluruh pakaian-Ku, karena; hari pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang.; dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu ; dan heran Aku karena tidak ada seorangpun menunjang : oleh karena itu lengan-Ku sendiri membawakan selamat bagiKu, dan amarah-Ku, itulah yang menunjang-Ku (semuanya dalam ‘future tense’/ masa yang akan datang) — menunjukkan kepada kondisi sidang yang sekarang yang bukan saja sama buruknya dengan kondisi pada kedatangan-Nya yang pertama, melainkan bahkan jauh lebih buruk lagi. Betapa tepatnya sejarah itu berulang.! Sementara hari pembalasan itu makin mendekat, maka orang-orang yang dianggap menunjang dan membantu dalam pekerjaan penebusan, yaitu para pendeta dan para pemimpin agama, Sanhedrin contoh saingan masa kini (General Conference) kini justru tampak sedang menutup jalan, berdiri menghalangi Dia mencapai umat-Nya. Demikianlah mereka membangkitkan amarah-Nya, sehingga perlu Ia bangkit membebaskan umat-Nya dari tangan-tangan para gembala yang tidak setia itu. Merekalah yang membuat Dia menodai baju-Nya dengan darah mereka sementara Dia menginjak-injak mereka itu dalam murka-Nya.
Jesaya 63 : 6 — “Maka Aku akan menginjak-injak mereka itu dalam murka-Ku, dan membuat mereka mabuk dalam amarah-Ku, maka Aku akan menjatuhkan kekuatan mereka sampai ke tanah.”
Penjelasan singkat mengenai keadaan itu dari Tuhan lebih diperluas lagi oleh nabi Jehezkiel yang menuliskannya sebagai berikut :
“Dia berseru juga pada telingaku dengan suara nyaring, katanya: ‘Suruhkanlah mereka yang bertugas menjaga kota itu untuk datang ke sini, yaitu setiap orang dengan senjata pembantainya di tangannya. Maka, tengok datanglah enam orang dari jalan pintu gerbang yang lebih tinggi, yang terletak arah ke utara, masing-masingnya dengan sebuah alat pembantai di tangannya; maka salah seorang dari antara mereka itu berpakaian linen dan di sisinya terdapat pena penyurat: maka masuklah mereka, lalu berdiri di sisi medzbah tembaga. Maka kemuliaan Allah Israel naik dari malaikat cerubium, dimana iaitu berada, sampai ke ambang pintu rumah itu. Lalu dipanggilnya orang yang berpakaian linen itu, yang memiliki pena penyurat pada sisinya. Maka firman Tuhan kepadanya, Pergilah kamu melewati tengah-tengah kota itu, melalui tengah-tengah Jerusalem, lalu bubuhlah sebuah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh-kesah dan berseru-seru karena sebab berbagai kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya. Dan kepada yang lainnya ia mengatakan pada pendengaranku, Pergilah kamu mengikuti dia ke seluruh kota itu, dan bunuhlah : janganlah matamu menaruh sayang, dan jangan kenal belas kasihan. Bunuhlah seluruhnya, baik orang-orang tua maupun orang-orang muda, baik anak-anak dara maupun anak-anak kecil, dan perempuan-perempuan; Tetapi janganlah menghampiri setiap orang yang padanya terdapat tanda itu. Dan mulailah pada kaabah kesucianku. Lalu mulailah mereka terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan rumah itu.” – Jeheskiel 9 : 1 – 6.
* * * * * * * * * *
Pusat Karmel di bawah kepemimpinan hamba Tuhan Houteff b e l u m dapat dinyatakan sebagai Sanhedrin modern, sebab Roh Allah masih sepenuhnya bekerja di sana semasa hidupnya. Kesatuan dan persatuan umat masih tetap kokoh dipertahankan di sana, sehingga selama itu pula dunia dapat menyaksikan hanya s a t u General Association of Davidian SDA di seluruh Amerika Serikat, yaitu di Pusat Karmel di Waco, Texas, USA, sebagai satu-satunya Pusat Pekabaran dari Kebenaran Sekarang di akhir zaman ini. Tetapi secepatnya hamba Tuhan Victor T. Houteff yang sederhana itu meninggal dunia dalam tahun 1955, maka secepatnya pula kekacauan dimulai. Kekacauan itu ternyata telah dimulai oleh Nyonya Houteff sendiri sebagai biang keladinya. Dan kemudian disusul oleh rekan-rekan penginjil yang lainnya setelah mereka kembali berhasil menguasai Pusat Karmel itu sejak tahun 1991, dan setelah mereka mulai terlibat menganut faham fundamentalisme sempit yang berasal dari para imam Jahudi di zaman Kristus. Sejak itulah mulai genap ucapan nubuatan nabi Jesaya yang mengatakan, bahwa mereka tidak lagi menuai bersama Jesus. Dan itulah yang telah diakui sendiri oleh Pdt. Norman Archer, Vice President dari The General Association of Davidian SDA di atas.
Kemudian daripada itu, maka perumpamaan Jesus mengenai hamba-hamba dari panggilan jam ke-sebelas itu mulai digenapi. Artinya, semenjak dari saat itu Tuhan sudah akan memanggil kita “para penganggur di pasar (di gereja-gereja)” untuk segera masuk bekerja : pertama untuk bersama dengan Jesus menuai buah-buah pertama di dalam sidang, dan kemudian untuk ikut menuai buah-buah kedua di luar sidang, sampai kepada jam 12.00 masuk matahari, yaitu pada akhir masa kasihan bagi seluruh penduduk bumi.
Perhatikanlah bahwa “panggilan jam ke-sebelas” ialah panggilan yang terakhir, dan itulah Pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1 yang bergabung suaranya dengan pekabaran malaikat yang ketiga dari Wahyu 14 yang kini sedang menerangi bumi, dimulai di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sendiri. Adalah karena kelalaian dari hamba-hamba Allah sendiri, maka akhirnya sesuai dengan perumpamaan dari panggilan jam ke-sebelas itu juga, maka …….
“Allah akan menugaskan keluar ke dalam kebun anggur-Nya banyak orang yang belum didedikasikan ke dalam dinas kependetaan melalui tumpangan tangan.“ – The Acts of the Apostles, p. 110.
K e s i m p u l a n
Seruan di atas, “HARI INI JIKA ENGKAU MAU MENDENGARKAN SUARANYA, JANGANLAH MENGERASKAN HATIMU.” adalah pertama sekali disampaikan oleh Sdr. Victor T. Houteff dalam tahun 1935. di Waco, Texas. Pemberian nama: ”PUSAT GUNUNG KARMEL” bagi perkemahan mereka di sana itupun adalah secara kebetulan tidak seberapa lama sebelumnya. Dalam penjelasannya mengenai tulisan Amos 1 : 2, “Tuhan akan bergemuruh suara-Nya dari Zion, dan mengeluarkan suara-Nya dari Jerusalem; maka tempat-tempat tinggal para gembala akan meratap, dan p u n c a k K a r m e l akan layu.” Houteff tampaknya tidak sepenuhnya yakin bahwa tempat-tempat tinggal dari para gembala itu sesungguhnya melambangkan semua assosiasi persekutuan Davidian SDA di akhir zaman kita sekarang ini., dan para gembala itu melambangkan mereka yang kini memimpin di Pusat Karmel di Waco, Texas sejak dari tahun 1991 yang lalu. Keterbatasan pengetahuan hamba Tuhan Houteff itu hendaknya dapat dimengerti, sebab hamba Tuhan Nyonya White sudah mengatakan :
“Manusia adalah alat di dalam tangan Allah, yang digunakan-Nya untuk menyelesaikan semua maksud dari karunia dan rahmat-Nya. Setiap orang memiliki bagiannya untuk bertindak ; kepada setiap orang dikaruniakan sesuatu terang sesuai takarannya, yang disesuaikan bagi berbagai keperluan untuk masanya, yang cukup untuk memungkinkan dia menunaikan tugas yang telah diberikan kepadanya untuk dikerjakan. Tetapi tidak seorangpun, betapapun Sorga menghargainya, akan pernah mencapai suatu pengertian yang p e n u h terhadap rencana penebusan yang luas, atau bahkan mencapai pemahaman yang sempurna terhadap rencana ilahi dalam pekerjaan bagi masanya sendiri. Orang tidak akan mengerti sepenuhnya apa yang Allah hendak selesaikan melalui tugas yang telah diberikan kepada mereka untuk dilaksanakan. Mereka tidak bisa sepenuhnya mengerti, dalam semua ketegasannya, pekabaran yang mereka ucapkan dalam nama-Nya.” – The Great Controversy, p. 343.
Tuhan, oleh perantaraan hamba-Nya Sdr. Houteff pernah juga mengatakan :
“Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala, maka apabila Tongkat itu diajarkan, Alkitab dan Roh Nubuatan akan diajarkan. Dan karena tidak ada selain Roh Kebenaran, itu sendiri yang telah mengirimkan berbagai rahasia Ilham itu yang dapat menginterpretasikannya, maka orang-orang yang mencoba mengajarkannya tanpa Kuasa menginterpretasi yang diilhami ini, tak dapat tiada akan jatuh ke dalam praktik interpretasi sendiri yang terlarang (2 Peterus 1 : 20) — yaitu kejahatan besar yang telah menghantarkan dunia Kristen ke dalam perselisihan faham yang tak habis-habisnya sekarang ini berikut akibat kekacauan, persaingan dan ketidak mampuan.
“Karena kami tidak berani mengikuti pada jalan yang sedemikian itu, maka sebagai guru-guru dari Tongkat Gembala (penerbitan resmi dari persekutuan Davidian MAHK) k a m i h a r u s mengajar h a n y a d a l a m t e – r a n g dari Tongkat bagian-bagian pekabaran itu, yang dalam satu dan lain hal masih perlu untuk diinterpretasikan. Hanya dengan demikian para penganut Kebenaran Sekarang akan kelak menjadi sehati-sepikir, sepakat, dan mebicarakan perkara-perkara yang sama (1 Kor. 1 : 10; 1 Pet. 3 : 8; Jesaya 52 : 8).”— Fundamental Beliefs, pp. 28, 29.
Pada hari ini SUARA TUHAN ITU sudah akan dapat didengar, bukan h a n y a melalui amanah yang asli dari hamba Tuhan Houteff yang diucapkannya dalam tahun 1935 yang lalu, melainkan juga sebagaimana yang kini diajarkan kembali di bawah terang dari Tongkat oleh seseorang G u r u pilihan ilahi (divinely appointed teacher), sesudah bagian-bagian pekabaran dari amanat itu dalam satu dan lain hal sudah harus diinterpretasikan kembali.
PADA HARI INI JIKA ENGKAU MAU
MENDENGARKAN SUARANYA, JANGANLAH MENGERASKAN HATIMU !
* * *
120 total, 1 views today