1 Yahya 3 : 4 :
“Dosa = Pelanggaran Hukum.”
Salah satu bentuk dosa yang perlu sekali diwaspadai
**
Ellen G. Whte :
“Jesus menyelamatkan manusia bukan d a l a m d o s a, melainkan d a r i d o s a, maka barangsiapa yang mengasihi Dia, hendaklah menunjukkan kasihnya itu dalam k e p a t u h a n pada HUKUMNYA.” — Review and Herald, vol. 6, p. 45.
P e n d a h u l u a n
D o s a sebagai pelanggaran hukum sesungguhnya bukan lagi hal yang baru bagi setiap orang yang mengakui dirinya Kristen. Segera setelah hukum Allah itu dikenal di muka bumi ini, maka tak lama kemudian hukum itu telah dilanggar. Adam dan Hawa sebagai leluhur kita yang pertama telah diciptakan Tuhan dalam tahun 4004 s.TM. Dari berbagai petunjuk pelaksanaan dari Hukum yang sama itu juga, di dalam ROH NUBUATAN, dapat diketahui, bahwa Adam dan Hawa dalam kondisi kesucian mereka yang begitu mulia, mereka ternyata hanya mampu bertahan menikmati berbagai kemegahan dan keindahan dari kesucian mereka itu di Eden, di rumah tempat tinggal mereka yang permai itu, selama hanya 35 tahun saja.
Hukum yang tampaknya hanya sepele oleh mereka, ternyata setelah satu kali saja dilanggar, maka akibatnya terus berkepanjangan sampai kepada akhir hayat mereka, bahkan sampai beribu-ribu tahun kemudian sampai kepada hari ini. Akibat dari pelanggaran itu, maka Adam dan Hawa sudah harus terusir keluar dari rumah Eden mereka yang mulia dan indah permai itu. Hamba Tuhan Nyonya White menuliskannya sebagai berikut :
“Sesudah berdosa, maka Adam dan Hawa tidak lagi tinggal di Eden. Mereka dengan sungguh-sungguh memohon agar mereka dapat tetap tinggal di rumah dimana sebelumnya mereka masih gembira dan tidak berdosa. Mereka mengakui bahwa mereka telah kehilangan semua hak atas tempat kediaman yang berbahagia itu, namun bagi masa depan, mereka berjanji mereka akan benar-benar patuh pada Allah. Namun kepada mereka diberitahu, bahwa kondisi mereka sudah dirusak oleh dosa; mereka telah mengurangi kemampuan mereka untuk melawan kejahatan dan membuka jalan bagi Setan untuk lebih gampang memasuki mereka. Dalam kondisi mereka yang tidak berdosa mereka telah menyerah pada cobaan; maka kini, dalam keadaan sadar akan kesalahannya, mereka sudah tidak lagi cukup mampu untuk mempertahankan keterpaduan kekuatan mereka. (Artinya, daya tahan mereka melawan dosa telah menurun).
“Dalam kesederhanaan dan kesedihan yang tak terucapkan, mereka menyampaikan selamat tinggal kepada rumah mereka yang cantik itu, lalu keluar tinggal di bumi, dimana terdapat disana kutuk dosa. Suasana yang tadinya sejuk dan merata dimana-mana, kini keadaannya berubah-rubah secara mencolok, maka Tuhan dalam kemurahan-Nya telah menyediakan bagi mereka suatu baju yang terbuat daripada kulit binatang sebagai pelindung daripada suhu udara yang terlalu panas maupun dingin.
“Sewaktu mereka menyaksikan kembang-kembang yang layu dan daun-daunan yang gugur yang pertama sekali menandai kebusukan, Adam dan rekannya lalu menangis dan meratap sejadi-jadinya jauh lebih lagi daripada orang-orang di waktu ini meratapi rekan-rekan mereka yang meninggal dunia. Kematian dari kembang-kembang yang cantik dan indah gemulai itu benar-benar merupakan sebab daripada kesedihan; namun sewaktu pepohonan yang banyak memberikan buah mulai berguguran daun-daunnya, maka gambaran itu secara nyata masuk dalam ingatan fakta kenyataan bahwa kematian akan menjadi bagian dari setiap perkara yang hidup.
“Taman Eden itu berada di bumi cukup lama setelah manusia terbuang dari pada semua jalan kehidupannya yang menyenangkan. Orang-orang yang jatuh itu cukup lama diijinkan untuk memandang pada rumah dari orang-orang suci itu, jalan-jalan masuk mereka hanya dijaga oleh malaikat-malaikat pengawal. Pada pintu gerbang Firdaus yang dijaga oleh malaikat Cherubim, kemuliaan Ilahi dinyatakan. Ke sanalah datang Adam dan anak-anaknya berbakti kepada Allah. Di sinilah mereka memperbaharui janji-janji kepatuhan mereka kepada h u k u m, yang oleh pelanggaran mereka terhadapnya mereka telah diusir keluar dari Eden.
“Setelah gelombang kejahatan menyebar ke seluruh dunia, dan kejahatan manusia memastikan kehancuran mereka oleh air bah, maka tangan yang telah membangun Eden itu lalu menariknya kembali dari bumi. Namun dalam pemulihan kembali yang terakhir, apabila kelak akan ada “sebuah langit yang baru dan sebuah bumi yang baru“ (Wahyu 21 : 1), Eden itu akan kembali dipulihkan lebih mulia didandani daripada pada mula pertama yang lalu.” — Patriarches and Prophets, pp. 61 – 62. (Tambahan di dalam kurung).
Kenalilah dahulu Hukum Allah itu
Sebagaimana halnya dengan berbagai negara di bumi ini, maka Kerajaan Sorga adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kerajaan. Artinya, semua kegiatan yang berlangsung di dalam seluruh wilayah kekuasaannya di seluruh alam semesta, termasuk pula di bumi ini khususnya, semuanya itu berjalan sesuai berbagai ketentuan hukumnya yang ada. Oleh karena itu hendaklah selalu dimengerti, bahwa sekecil apapun juga kegiatan dari semua warga kerajaan di bumi ini, iaitu tidak akan lepas dari pengamatan dan pengawasan Tuhan Allah sebagai Penguasa dan Pemilik Negara. Selanjutnya perihal Hukum Allah itu sendiri hamba Tuhan menuliskannya sebagai berikut :
“Hukum Allah itu adalah s a m a sucinya dengan AllahNya sendiri. Iaitu merupakan ungkapan dari kehendak-Nya, suatu salinan dari tabiat-Nya, ekspresi dari k a s i h dan kebijakan Ilahi-Nya.” – Patriarchs and Prophets, p. 52.
Bacalah dengan saksama ucapan hamba Tuhan di atas ini, maka akan tampak jelas, bahwa : KASIH dan KEBIJAKAN ALLAH itu merupakan sumber hukum dari Undang-Undang Dasar (the Basic Law) dari Kerajaan Allah. Jadi, sebagaimana Negara kita Republik Indonesia memiliki “PANCASILA” sebagai sumber hukum dari Undang-Undang Dasar 1945, maka demikian itu pula Kerajaan Sorga mempunyai “Kasih dan Kebijakan Allah” sebagai sumber hukum dari SEPULUH PERINTAH TORAT, Undang-Undang Dasarnya itu. Dengan demikian, maka Sepuluh Perintah Torat itu sebagai Undang-Undang Dasar Kerajaan Sorga dikenal juga di dalam Firman Allah sebagai “HUKUM KASIH.”
Undang-Undang Dasar (the Basic Law) pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri, maka iaitu perlu dilengkapi oleh Undang-Undang Biasa (the By-Laws) yang berisikan peraturan-peraturan pelaksanaan bagi keseluruhan sepuluh Perintah dari Undang Undang DasarTorat. Jadi, sebagaimana halnya UUD 1945 kita di Indonesia perlu dilengkapi dengan Undang-Undang Biasa, yang pada setiap tahun dipersiapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai Badan Legislatif (Badan Pembuat Undang-Undang), maka demikian itu pula Undang-Undang Dasar Torat yang bersumber dari KASIH dan KEBIJAKAN ALLAH BAPA itu perlu dilengkapi secara periodic terus menerus sampai di akhir zaman ini dengan Undang-Undang Biasa, yaitu K e s a k s i a n atau Kesaksian Jesus, yang di akhir zaman sekarang ini telah berkembang menjadi ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10. Jadi, jelaslah kiranya dimengerti, bahwa Tuhan Allah Bapa adalah Pencipta dari Undang-Undang Dasar Torat itu semenjak dari mulanya, dan JESUS adalah Pembuat berbagai Peraturan Pelaksanaan bagi UUD TORAT itu sejak mulanya, secara periodik sampai kepada akhir dunia yang akan datang. Untuk itulah, maka nabi Musa sejak jauh-jauh hari sebelumnya telah mengatakan :
“Perkara-perkara yang rahasia itu adalah bagi Tuhan Allah kita : tetapi perkara-perkara itu yang sudah diungkapkan adalah bagi kita dan bagi semua anak-cucu kita sampai selama-lamanya, agar supaya dapat kita melakukan semua perkataan dari Hukum Dasar Torat ini.” – Ulangan 29 : 29.
Artinya, perkara-perkara yang sudah diungkapkan semenjak dari zaman Musa sampai di akhir zaman ini akan merupakan peraturan-peraturan pelaksanaan, agar hukum Dasar Torat itu dapat dipatuhi. Kemudian nabi Jesaya kembali menubuatkannya sbb :
“Akan hukum Torat dan akan kesaksian barangsiapa berbicara tidak sesuai dengan semua perkataan ini, iaitu karena sebab tidak ada terang di dalam mereka.” – Jesaya 8 : 20. (Terjemahan yang lebih tepat dari Alkitab versi King James).
Sementara itu nabi Daud juga mengatakan :
“Berbahagialah mereka yang tidak tercemar jalannya, yang berjalan sesuai h u k u m Torat Tuhan. Berbahagialah mereka yang memeliharakan k e s a k s i a n – k e s a k s i a n-N y a, yang mencari Dia dengan sepenuh hati.” – Mazmur 119 : 1, 2.
Dan kepada kita umat akhir zaman Yahya Pewahyu mengingatkan, bahwa ucapannya yang berikut ini akan digenapi sebentar lagi :
“Maka naiklah amarah n a g a akan perempuan itu lalu pergi memerangi yang tersisa daripada benihnya, yaitu mereka yang memeliharakan (Sepuluh) Perintah Allah, dan memiliki Kesaksian Jesus Kristus.” – Wahyu 12 : 17. (Dalam kurung tambahan dari penulis).
“ ………. sembahlah Allah karena Kesaksian Jesus itu ialah ROH NUBUATAN.” – Wahyu 19 : 10 (Bag. Akhir).
Jadi jelaslah, bahwa sebagaimana H u k u m yang dikenal di bumi ini bukan hanya terbatas pada hanya Undang-Undang Dasar, melainkan juga meliputi seluruh Peraturan Pelaksanaannya di dalam Undang-Undang Biasa dan berbagai peraturan di bawahnya yang lainnya, maka demikian itu pula halnya di dalam Kerajaan Sorga, bahwa Hukum itu akan meliputi Sepuluh Perintah Torat sebagai Undang-Undang Dasar dan kesaksian Jesus atau ROH NUBUATAN yang berisikan semua Peraturan Pelaksanaannya.
Perhatian ! ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10 itu t i d a k s a m a dengan Roh Nubuatan dari Nyonya White dari pekabaran malaikat yang ke-3 dari Wahyu pasal 14. ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10 ialah gabungan pekabaran malaikat yang ketiga dengan pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 yang akan menerangi bumi. Baca Early Writings, p. 277.
Hukum Kasih itu memperlihatkan tabiat Allah
Karena bersumber dari tabiat Allah, maka salah satu bagian dari tabiat Allah itu sendiri secara lebih terinci telah diungkapkan oleh rasul Paulus sebagai berikut :
“Sekalipun aku dapat berbicara dalam bahasa-bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika aku tidak memiliki kasih (charity = baik hati atau amal), maka samalah aku dengan gong yang gemerincing bunyinya. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan ; dan sekalipun aku memiliki seluruh I m a n untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak memiliki kasih (charity), aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak memiliki kasih (charity), sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih (charity) itu sabar; kasih (charity) itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidak adilan, melainkan karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” – 1 Korinthi 13 : 1 – 7.
Perlu sekali diketahui, bahwa semenjak dari kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, maka daya tahan mereka untuk menentang dosa terus menurun. Manusia ternyata tidak mungkin lagi mampu mematuhi Hukum Allah itu dengan benar setelah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa yang lalu. Untuk itulah, maka Tuhan Allah sendiri perlu menugaskan ROH SUCI-NYA untuk membantu mereka yang telah menjadi pilihan-Nya. Artinya, tidak semua orang yang berseru kepada Tuhan begitu saja akan memperoleh bantuan Roh Suci.
Oleh sebab itu, maka hasil dari bimbingan Roh Allah pada masing-masing kita yang mematuhi H u k u m N y a itulah, yang oleh rasul Paulus disebut buah-buah roh.
“Buah-buah Roh itu ialah : KASIH (= LOVE, bukan CHARITY), KEGEMBIRAAN, PERDAMAIAN, KESABARAN, SOPAN, BAIK HATI, IMAN, LEMAH LEMBUT, PERTARAKAN. Tidak ada hukum yang menentang semua hal ini.” – Galati 5 : 22.
Tidak ada hukum yang menentang semua hal yang diungkapkan itu. Artinya, sekaliannya itu sudah sesuai dengan Hukum yang berlaku, sebab justru sekaliannya itulah “t a b i a t A l l a h“ yang telah menjadi s u m – b e r dari Sepuluh Perintah Torat Allah, dan merupakan landasan dari Kerajaan-Nya di seluruh alam semesta. Jadi, apabila kesepuluh Perintah Torat itu dipatuhi dengan benar, sesuai semua peraturan pelaksanaannya di dalam ROH NUBUATAN, maka seluruh buah-buah Roh itu akan tampak pada kita, dan “baik hati atau amal” (“charity”) yang diucapkan rasul pilihan Allah itupun akan selalu tampak dimiliki.
Namun kita hendaknya waspada, bahwa “charity” (baik hati atau amal) saja tidak cukup untuk membuktikan seseorang sebagai umat Allah, sebab terbukti ada banyak sekali orang luar yang tidak beriman, namun sangat berbaik hati dan beramal. Bahkan dunia Kristen kini penuh dengan orang-orang yang baik hati dan amal, padahal mereka sudah tidak lagi menjunjung tinggi HUKUM dan ROH NUBUATAN. Perintah Ke-4 dari HUKUM DASAR TORAT yang mewajibkan manusia memperingati pada Hari Sabat (hari yang Ke-7 dari setiap Minggu) TUHAN ALLAH sebagai PENCIPTA langit dan bumi, dan yang berisitirahat pada hari yang ketujuh, ternyata sudah tidak lagi diperingati. Bahkan sebagai gantinya mereka lebih memilih HARI MINGGU, hari yang pertama ciptaan Paus dari Roma Katholik sebagai pengganti Hari Sabat Tuhan Allah yang suci itu.
Bayangkanlah ! Apa jadinya kelak apabila ada sebagian rakyat Indonesia tidak lagi mau merayakan 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan kita untuk memperingati SOEKARNO – HATTA yang telah memproklamasikan berdirinya Negara Republik ini ? Dan apakah jadinya apabila mereka memilih memperingati sesuatu hari yang lain sebagai penggantinya ? Bukankah ini adalah sesuatu kejahatan yang luar biasa besar akibatnya ? Sekalipun demikian, sebagian besar umat Kristen t e – g a menghianati Khalik Penciptanya dengan cara membiarkan begitu saja Hari Sabat-Nya yang begitu s u c i berlalu tanpa sedikitpun diperingati dan disucikan.
Bentuk dosa
yang pertama dan utama yang telah
melibatkan Adam dan Hawa di dalamnya
Perlu sekali diketahui bahwa semenjak dari pertama sekali diciptakan, Adam dan Hawa telah diisi sendiri oleh Tuhan Allah Penciptanya dengan Hukum Allah yang terdiri dari Sepuluh Perintah-Nya itu. Mereka tahu betul, bahwa empat Perintah yang pertama itu mewajibkan mereka mengasihi Tuhan Allah dengan sebulat hatinya, dengan seluruh kekuatannya dan kemampuannya, dan enam Perintah yang kedua itu mewajibkan mereka mengasihi sesama manusianya seperti akan dirinya sendiri.
Kemudian sebagai Peraturan Pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat, maka Tuhan Allah telah memerintahkan kepada mereka berdua agar tidak memakan dari pada buah pohon pengetahuan baik dan jahat yang berada di tengah-tengah Eden, sebab pada hari apabila buah pohon itu dimakan, maka mereka akan mati. Tetapi Setan ternyata telah datang kemudian, lalu memperdaya mereka sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya buah pohon itu telah dipetik dan dimakan bersama dengan isterinya Hawa. Sedangkan Setan sendiri tidak ikut memakannya, dan tidak mati pada saat pelanggaran itu terjadi. Setiap umat Kristen tak dapat tiada sudah terbiasa dengan ceritera perihal kejatuhan Adam dan Hawa ini sejak dari mulanya. Namun mungkin sekali b e l u m banyak yang mengerti Perintah-Perintah mana saja dari Hukum Dasar Torat Allah itu yang telah dilanggar. Dan betapa seriusnya pelanggaran itu bagi Allah dan bagi manusia sampai kepada hari ini. Ikutilah berikut ini bagaimana Undang-Undang Dasar itu dilanggar.
UNDANG-UNDANG DASAR KERAJAAN SORGA
Perintah ke – 1 : “JANGANLAH KAMU MEMILIKI DEWA-DEWA LAIN DI HADAPAN-KU.” — Keluaran 20 : 3.
Karena Adam dan Hawa lebih percaya pada ucapan kata-kata dari Setan daripada ucapan Firman dari Tuhan Allah mereka sendiri, lalu makan daripada buah pohon yang terlarang itu, maka mereka telah jatuh dalam dosa yang sangat mematikan itu. Mereka ternyata telah mendewakan Setan melebihi Tuhan Allah sebagai dewa Pencipta mereka sendiri.
Perintah ke – 7 : “JANGANLAH KAMU MEMBUNUH.” – Keluaran 20 : 13.
Adam dan isterinya faham betul, bahwa pada hari buah pohon yang terlarang itu dimakan, maka mereka akan mati. Artinya, mereka faham, bahwa buah pohon yang terlarang itu tak dapat tiada mengandung racun yang sangat mematikan. Oleh sebab itulah, maka mereka dengan sengaja telah terlibat dalam dosa karena membunuh dirinya sendiri.
Bentuk d o s a yang pertama yang paling u t a m a dari Adam dan Hawa itu ternyata adalah yang paling banyak melibatkan umat Kristen, khususnya Sidang Jemaat Laodikea dari Masehi Advent Hari Ketujuh, maupun Sidang Jemaat Laodikea dari mereka yang mengakui dirinya orang-orang reformasi dari Davidian MAHK di penghujung sejarah Sidang Jemaat Laodikea sekarang ini. Untuk inilah, maka semenjak dari jauh-jauh hari sebelumnya di dalam sejarah Wasiat Lama, Tuhan Allah telah menugaskan nabi Jeremiah untuk mengamarkannya kepada kita sebagai berikut :
“DEMIKIANLAH FIRMAN TUHAN : “TERKUTUKLAH ORANG YANG MENARUH HARAP PADA MANUSIA, DAN MEMBUAT MANUSIA MENJADI TEMPAT SANDARANNYA, DAN YANG HATINYA BERPALING DARIPADA TUHAN. “ – Jeremiah 17 : 5.
Bagaimana umat akhir zaman
terlibat dalam bentuk dosa yang sama itu juga
Gantinya umat Allah di akhir zaman ini melandaskan I b a d a h mereka pada H u k u m A l l a h yang terdiri dari Undang-Undang Dasar Torat, dan ROH NUBUATAN yang berisikan berbagai petunjuk pelaksanaan bagi Undang-Undang Dasar Kerajaan Allah itu, mereka justru bergantung pada ORGANISASI dan Pendeta-pendetanya untuk berpikir bagi mereka untuk bagaimana melaksanakan ibadahnya dengan benar. Mereka tidak mau tahu, bahwa dari berbagai petunjuk pelaksanaan di dalam ROH NUBUATAN itu juga kepada kita telah diamarkan, bahwa Tuhan Allah kini sudah tidak lagi merestui Organisasi manapun juga (baik itu General Conference of SDA maupun General Association of Davidian SDA di USA) untuk mewakili-Nya di akhir zaman ini. Bahkan telah dinubuatkan di atas, bahwa semua orang yang bergantung pada manusia-manusia pimpinannya itu, hati mereka itu sudah berpaling daripada Tuhan.
Untuk inilah, maka hamba Tuhan Victor T. Houteff, sebagai nabi akhir zaman yang terakhir dengan pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 nya, semenjak dari jauh-jauh hari sebelumnya telah meramalkannya sebagai berikut :
“Hanya Itu Yang Diajarkan !
“Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala, maka apabila Tongkat itu diajarkan, Alkitab dan Roh Nubuatan juga harus diajarkan. Dan karena tidak satupun selain Roh Kebenaran yang telah mengirim rahasia-rahasia ilham itu, yang dapat menginterpretasikan sekaliannya, maka orang-orang yang mencoba mengajarkannya tanpa Otoritas interpretasi yang diilhami ini, tak dapat tiada akan jatuh ke dalam praktek interpretasi sendiri yang terlarang itu (2 Petrus 1 : 20) — yaitu kejahatan besar yang telah menjerumuskan dunia Kristen ke dalam perpecahannya yang hampir tak menentu sekarang ini, berikut kekacauan, persaingan, dan ketidak-mampuannya yang ada.
“Karena kami tidak berani ikut berjalan pada jalan yang sedemikian itu, maka sebagai g u r u – g u r u dari Tongkat Gembala …….. k a m i harus mengajar hanya dalam terang dari Tongkat itu bagian-bagian pekabaran (those passages) yang dalam satu dan lain hal perlu untuk diinterpretasikan. H a n y a dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran Sekarang akan senantiasa memiliki pemikiran yang sama, sependapat dan membicarakan perkara-perkara yang sama (1 Korinthi 1 : 10; 1 Petrus 3 : 8 ; Jesaya 52 : 8).” — Kepercayaan-Kepercayaan Dasar Davidian MAHK, hal. 26 – 27.
Karena ternyata masih ada lagi bagian-bagian pekabaran (di dalam mangkok keemasan dari nubuatan Zakhariah pasal 4, yang melambangkan ROH NUBUATAN) yang masih perlu diinterpretasikan lebih lanjut oleh guru-guru Tongkat Gembala, dan karena umat Laodikea dari Davidian MAHK itu baharu akan dapat dibuat sepakat, sehati dan sepikir, dan membicarakan perkara-perkara yang sama, sesudah itu, maka jelaslah bahwa ucapan hamba Tuhan Houteff itu baharu akan digenapi sesudah kematiannya dalam tahun 1955. Dan bahkan justru sesudah kematiannya itulah akan digenapi pula ucapan nubuatan dari nabi Zakhariah berikut ini :
“Maka seseorang akan mengatakan kepadanya : Luka-luka apakah ini pada tangan-tanganmu? Maka akan dijawabnya : Sekaliannya itu aku terluka di rumah rekan-rekanku. Bangkitlah hai pedang, melawan gembalaku, dan melawan orang itu yaitu rekanku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, maka domba-domba itu akan tercerai-berai : maka aku akan mengalihkan tanganku ke atas mereka yang kecil-kecil.” – Zakharia 13 : 6, 7.
Ucapan nubuatan nabi Zakharia di atas ini sekalipun sudah pernah digenapi di zaman Jesus di Palestina, iaitu tak dapat tiada harus digenapi sekali lagi di akhir zaman ini. Dan kini bersama-sama dengan nubuatan-nubuatan Wasiat Lama lainnya, sekaliannya itu secara epektif berlaku bagi kita.
Jadi, sesudah Houteff sebagai gembala meninggal dunia, maka semua pengikutnya sebagai domba-domba tercerai-berai. Dan sesudah Markas Besar Davidian MAHK di Waco, Texas, bubar dan jatuh ke tangan Gereja Presbyterian sejak tahun 1962, maka Persekutuan-Persekutuan Davidian MAHK yang kecil-kecil, di seluruh dunia di masa hidupnya Houteff, akan tetap berada di bawah kendali dari tangan Tuhan Allah sendiri.
Sesuai dengan ucapan nubuatan nabi Zakharia di atas Tuhan tidak lagi mengendalikan mereka yang besar-besar itu. Artinya, beberapa General Association of Davidian SDA di Amerika Serikat sekarang ini tidak lagi direstui keberadaan mereka bagi kita oleh Tuhan Allah.
Melalui ucapan nubuatan Zakharia 13 : 7 di atas Tuhan sudah akan mengendalikan sendiri persekutuan-persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh yang kecil-kecil itu, di bawah g u r u – g u r u Tongkat Gembala pilihan-Nya sendiri, sampai semua kita kelak sepakat, sehati dan sepikir, dan membicarakan perkara-perkara yang sama. Artinya, sampai kelak semua mereka 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang memperoleh meterai tanda kelepasan mereka daripada bencana besar pembersihan Sidang Jemaat Laodikea yang akan datang.
Perhatian ! Guru-guru pilihan Allah di waktu ini bukan lagi dikenal dari pelantikan mereka di depan umum oleh sesuatu tumpangan tangan, bacalah : The Acts of the Apostles, p. 110, melainkan oleh bagaimana mereka menginterpretasikan lebih lanjut bagian-bagian pekabaran itu di dalam ROH NUBUATAN, yang dalam satu dan lain hal perlu untuk diinterpretasikan lebih lanjut. Sementara itu mereka akan dituduh oleh Organisasi-Organisasi Pusat Davidian MAHK di Amerika Serikat sebagai orang-orang yang terlibat dalam d o s a karena perbuatan menambah-nambah dan atau mengurang-ngurang yang dilarang di dalam Wahyu 22 : 18, 19.
Pada mulanya Setan sendiri yang menjatuhkan Adam dan Hawa; di akhir dunia sekarang ini rekan-rekan penginjil yang sama yang akan menjatuhkan umat kita
Sidang Jemaat Laodikea sejak mulanya telah muncul keluar dari Sidang Jemaat Philadelfia pimpinan William Miller dalam tahun 1844 sebagai lima anak dara yang bijaksana. Demikian inilah Sidang Jemaat Laodikea telah dibangun oleh hamba Tuhan Nyonya E. G. White. Baca : The Great Controversy, p. 426. Malaikat Sidang Jemaat Laodikea baharu didirikan kemudian dalam tahun 1863 oleh Sidang Jemaat Laodikea, yang terdiri dari Nyonya White dan para pengikutnya. Sampai dengan tahun 1888 Sidang Jemaat Laodikea masih tetap terdiri dari lima anak dara yang bijaksana saja.
Namun semenjak dari General Conference tahun 1888 di Minneapolis, Minnesotta, USA, yang gagal itu, maka Sidang Jemaat Laodikea mulai terdiri dari sepuluh anak dara. Kegagalan itu terjadi karena penolakan mayoritas anggotanya yang hadir terhadap pekabaran “Pembenaran oleh iman” dari Pendeta-pendeta Jones dan Waggoner. Untuk itulah, maka Nyonya White telah ditugaskan Tuhan untuk menyampaikan kepada General Conference of SDA atau malaikat Sidang Jemaat Laodikea melalui lembaran resmi Review and Herald tertanggal 25 Pebr. 1902 sebuah seruan bagi suatu pembangunan dan reformasi rohani. Ini berarti semenjak dari tahun 1888 itulah Organisasi General Conference of SDA sebagai malaikat Sidang Jemaat Laodikea mulai suam kerohaniannya. Sampai dengan tahun 1915 hamba Tuhan Nyonya White meninggal dunia, seruan dari 25 Pebruari 1902 itu belum juga terlaksana.
Dalam tahun 1929 hamba Tuhan Houteff menawarkan doktrin TONGKAT GEMBALA sebagai sarana bagi pembangunan rohani kepada General Conference of SDA, namun iaitu telah ditolak. Dan kemudian daripada itu hamba Tuhan Houteff yang baru saja dibaptis dalam 1919 itupun lalu dipecat dari keanggotaan sidangnya.
Dalam tahun 1935 sesuai seruan bagi suatu reformasi rohani yang mewajibkan perlunya suatu reorganisasi diberlakukan di dalam Sidang Jemaat Laodikea, maka Houteff telah membangun General Association of Davidian SDA di Waco, Texas, USA. Jadi, semenjak dari tahun 1935 itulah seruan pembangunan dan reformasi rohani dari tahun 1902 itu baru berhasil direalisasikannya, dan semenjak dari saat itu Sidang Jemaat Laodikea terbagi dua : General Conference of SDA berikut para pengikut setianya di satu pihak sebagai lima anak dara yang bodoh, dan General Association of Davidian SDA bersama Houteff dan para pengikutnya di lain pihak sebagai lima anak dara yang bijaksana. Dan karena Tuhan Allah tidak mungkin mau diwakili di bumi ini oleh dua Organisasi yang saling bermusuhan, maka dapatlah diyakini, bahwa sejak tahun 1935 itu juga malaikat Sidang Jemaat Laodikea atau General Conference of SDA berikut seluruh pendeta-pendetanya secara nubuatan diludahkan keluar dari mulut Jesus. Baca : Wahyu 3 : 16. Untuk inilah hamba Tuhan Nyonya White mengatakan : “Kepada mereka yang acuh tak acuh saja di waktu ini amaran dari Kristus adalah : “Karena sebab engkau adalah s u a m, dan panas tidak dingin pun tidak, Aku akan meludahkan kamu keluar dari mulut-Ku.” – Wahyu 3 : 16. Lambang meludahkan keluar dari mulut-Nya itu berarti, bahwa Ia tidak mungkin lagi dapat mempersembahkan doa-doamu ataupun pernyataan-pernyataan kasihmu kepada Allah. IA tidak mungkin lagi dapat membenarkan kamu mengajarkan firman-Nya atau kegiatan kerohanianmu dalam cara apapun juga. IA tidak mungkin lagi dapat menyampaikan kegiatan-kegiatan kerohanianmu yang disertai permohonan agar rahmat dapat dikaruniakan padamu.” — Testimonies, vol. 6, p. 408.
Jadi, demikianlah kita saksikan bagaimana ucapan nubuatan dari Jeremiah 17 : 5 itu menemui kegenapannya di dalam Sidang Jemaat Laodikea kita sejak dari tahun 1888 yang lalu. Para pendeta yang terlalu bergantung pada Organisasi General Conference of SDA dan para pendeta seniornya pada akhirnya terkena k u t u k dan harus ikut diludahkan keluar dari mulut Jesus. Para anggota yang terlalu bergantung pada pendeta-pendetanya pun harus terkena kutuk, karena menjadikan manusia-manusia yang sudah diludahkan keluar dari mulut Jesus itu sebagai sandarannya. Akibatnya genaplah ucapan hamba Tuhan Nyonya White berikut ini :
“Sedang diakui di dunia sekarang, bahwa orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sedang meniupkan trompet yang tidak menentu, sehingga mereka sendiri sedang ikut berjalan pada jalan orang-orang dunia.” – Testimones to Ministers, p. 86.
Sekarang bagaimanakah nasib umat Davidian
sendiri sebagai lima anak dara yang bijaksana penganut
Terang Baru dari Houteff ?
Organisasi General Association of Davidian SDA itupun sudah harus terbagi dua setelah hamba Tuhan Houteff meninggal dunia di tahun 1955 sebagai berikut : dara-dara yang bijaksana calon 144.000 umat kesucian di satu pihak, dan dara-dara bijaksana yang memiliki tipu di dalam mulutnya di lain pihak. Baca : Wahyu 14 : 5. Atau juga disebut : mereka dari kelompok gandum di satu pihak, dan mereka dari kelompok s e – k a m di lain pihak. Lalu siapakah mereka yang masuk kategori dara-dara dengan tipu di dalam mulut atau sekam itu ? Untuk itu kita ikuti tulisan Houteff berikut ini sebelum kematiannya dalam tahun 1955. Katanya sebagai berikut :
“Segala perkara yang dapat dilakukan melawan pekabaran Allah bagi zaman ini, akan dilakukan dengan dendam yang bahkan lebih besar daripada yang dimanifestasikan melawan pekabaran sorga di zaman kedatangan Kristus yang pertama, karena Iblis mengetahui, bahwa jika ia kalah sekarang, maka ia akan kalah untuk selama-lamanya — sehingga ia tidak akan memperoleh kesempatan lagi yang lain. Oleh sebab itu, keadaan pada waktu ini adalah sangat mendesak agar setiap anggota sidang dari jam ke-sebelas secepatnya dan dengan teguh memperkuat dirinya melawan usaha musuh untuk mengirimkan sebuah pukulan yang mematikan kepadanya.
Kita juga harus waspada untuk menyadari bahwa pukulan itu akan datang secara mengejutkan dari musuh-musuh yang tidak dicurigai — dari rekan-rekan penginjil yang sama, yang tidak kurang setianya daripada para imam di zaman Kristus. Lagi pula, adalah terutama supaya diwaspadai, bahwa musuh itu akan menggunakan setiap sarana yang mungkin untuk menghalangi Tuhan mengeluarkan 144.000 hamba-hamba buah pertama-Nya itu yang kini masih tersembunyi, yaitu mereka yang akan pergi mengumpulkan buah-buah kedua (Wahyu 7 : 9). Musuh itu akan mencoba apa saja yang mungkin untuk mengacau, untuk menggelapkan, dan untuk menudungi kebenaran, terutama mengenai masalah 144.000 itu.” – Pembina Gedung Putih, hal. 34, 35.
Karena rekan-rekan penginjil yang sama itu sesuai ciri-cirinya di atas baharu muncul sesudah berdiri kembali General Association of Davidian SDA itu pada kedua kalinya di Waco, Texas dalam tahun 1991, maka jelaslah bahwa mereka itulah berikut semua ciri-cirinya yang diramalkan oleh hamba Tuhan Houteff di atas sebelum kematiannya dalam tahun 1955. Karena kesetiaan mereka itu s a – m a dengan kesetiaan dari para imam dan orang-orang Parisi di zaman Jesus, maka tepatlah apabila mereka itu disebut, “Sanhedrin contoh saingan” di akhir zaman ini.
Kepada setiap anggota sidang dari jam ke-sebelas, yaitu kepada setiap umat Laodikea dari Davidian MAHK diminta untuk memperkuat diri, sebab semua orang yang bergantung dan bersandar pada rekan-rekan penginjil dari Sanhedrin mereka itu sudah akan terkena k u t u k, yang diucapkan oleh nabi Jeremiah pada Jeremiah 17 : 5 di atas.
Kesimpulan dan penutup
“Berbahagialah d i a (tunggal) yang m e m b a c a, dan m e r e k a (jamak) yang mendengar segala perkataan dari nubuatan ini, dan mematuhi segala perkara itu yang tertulis di dalamnya : karena masa itu sudah singkat.” – Wahyu 1 : 3.
Masing-masing kita harus membaca sendiri Hukum dan Kesaksian atau ROH NUBUATAN itu, sebab para penulisnya sudah lama meninggal dunia. Sesudah itu k i t a s e m u a harus mendengar pada guru-guru Tongkat Gembala pilihan Allah, sebab mereka itulah yang masih hidup. Bahkan kita harus membaca sendiri tulisan-tulisan mereka apabila keberadaan mereka itu di luar jangkauan kita. Sebab setelah hamba Tuhan Houteff meninggal dunia, maka guru-guru Tongkat Gembala itulah yang akan mengajar di bawah terang dari Tongkat bagian-bagian pekabaran di dalam ROH NUBUATAN, yang dalam satu dan lain hal perlu untuk diinterpretasikan lebih lanjut. H a n y a dengan demikian inilah, baharulah kita dapat dibuat s e p a k a t, s e h a t i dan s e p i k i r, dan mampu m e m b i c a r a k a n p e r k a r a – p e r k a r a y a n g s a – m a. Artinya, baharulah mereka 144.000 umat pilihan Allah itu dapat muncul ke permukaan.
Karena Tuhan Allah tidak lagi merestui sesuatu Organisasi Pusat manapun sebagai sarana pemersatu umat-Nya di akhir dunia sekarang ini, maka j a b a t a n P e n d e t a sebagai salah satu jabatan pilihan Ilahi yang diucapkan oleh rasul Paulus di dalam Ephesus 4 : 11 – 14 itu mungkin sekali tidak lagi berlaku di akhir dunia sekarang ini sampai kelak berdirinya kerajaan Daud yang akan datang di Palestina. Artinya, Tuhan Allah tidak lagi mengakui adanya P e n d e t a – P e n d e t a pilihan Organisasi yang ada sekarang, sebab terbukti mereka itulah yang oleh Houteff dinyatakan sebagai rekan-rekan penginjil yang sama yang tidak kurang setianya daripada para imam/Parisi di zaman Jesus di Palestina dahulu.
********
116 total, 2 views today