Mencari
Bentuk Peribadatan
Yang Benar di Akhir Zaman ini
“Beragama yang benar ialah melaksanakan
firman dalam praktik kehidupanmu. Pengakuanmu tidak akan
bernilai apapun tanpa mempraktikkan firman itu.”
—- Testimonies to Ministers, p. 127.
Orang pada umumnya mengira bahwa mencari agama yang benar adalah sama dengan mencari sebuah GEREJA yang besar, yang massa anggotanya rukun dan damai, dan terdapat di banyak bagian dunia ini, dan yang para anggotanyapun terkenal oleh berbagai perbuatan kasih mereka yang menonjol. Namun dari berbagai penjelasan pada artikel-artikel tulisan yang sudah disampaikan ke hadapan Anda dapatlah kiranya disadari bahwa agama yang benar itu sangat bergantung pada kelengkapan firman Kebenaran yang dimilikinya. Justru karena adanya kelengkapan Kebenaran di dalamnya, maka semua umat Allah penganut Kebenaran itu akan terus terkena aniaya dari pihak saudara-saudaranya sendiri di dalam Sidang Jemaat yang sama.
Kita hendaknya mengerti bahwa sekalipun Sepuluh Perintah Allah itu sebagai Undang-Undang Dasar tidak pernah berubah semenjak dari permulaan sejarah dunia yang lalu, namun berbagai peraturan pelaksanaannya ternyata terus berubah, baik secara berkurang maupun secara bertambah sampai di akhir dunia sekarang ini. Dosa = pelanggaran hukum. Beragama yang benar ialah u p a y a untuk menghindari berbagai perbuatan melanggar hukum dengan cara melaksanakan seluruh peraturan pelaksanaan dari Sepuluh Perintah Allah itu. Demikian itulah yang dimaksud oleh Musa di dalam tulisannya di dalam Ulangan 29 : 29.
Karena kita kini sudah berada di akhir zaman, maka seluruh peraturan pelaksanaan dari Sepuluh Perintah Allah itu tak dapat tiada sudah lengkap tersedia di waktu ini. Keseluruhan peraturan pelaksanaan itulah yang kini dikenal dengan nama ROH NUBUATAN, yaitu rangkaian buku-buku Ilham yang mendampingi Alkitab yang ada. Karena ROH NUBUATAN itu dikenal h a n y a di dalam GEREJA dari Sidang Jemaat Laodikea, maka satu-satunya peribadatan yang benar di akhir dunia sekarang ini akan ditemukan hanya di dalam GEREJA ini. Hanya di sinilah kita dapat beragama dengan benar, yaitu mematuhi Sepuluh Perintah Allah itu sepenuhnya dengan benar sesuai berbagai peraturan pelaksanaannya yang tersedia di dalam ROH NUBUATAN. Sekalipun demikian, Jesus telah memperingatkan sebagai berikut :
“Berbahagialah Mereka Yang
Dianiaya Karena Sebab Kebenaran”
— Matius 5 : 10
Karena sebab ROH NUBUATAN itu juga sebagai kelengkapan Kebenaran yang utuh, maka umat Allah di dalam GEREJA yang s a m a akan mengalami aniaya. Demikian inilah, maka GEREJA dari Sidang Jemaat Laodikea akan terbagi menjadi dua kelas saja, yaitu kelas mereka yang akan melakukan berbagai aniaya itu di satu pihak, dan kelas mereka lainnya yang akan mengalami aniaya itu di lain pihak. Keadaan inilah yang akan terus berlangsung sampai kepada hari Tuhan yang besar dan mengerikan yang akan datang, yaitu pada kegenapan nubuatan dari Jehezkiel pasal 9. Keadaan inilah yang patut diamati dengan saksama sebagai bukti keberadaan ROH NUBUATAN itu sebagai “KEBENARAN” di dalam gereja-gereja kita. Dan kondisi inilah yang harus jadi untuk menggenapi nubuatannya yang berbunyi : “Dengarlah olehmu akan firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan firman-Nya. Bahwa sekalipun saudara-saudaramu yang membenci kamu itu, yang membuang keluar kamu karena sebab nama-Ku, mengatakan : ’Supaya Tuhan dipermuliakan; namun Ia akan tampak bagi kegembiraan kamu, dan mereka itu akan dibuat malu.” – Yesaya 66 : 5.
Ucapan nabi Jesaya di atas adalah bagian dari nubuatan Jesaya pasal 66 yang baru akan berlaku di dalam sidang jemaat Laodikea, yaitu Gereja Tuhan Allah Masehi Advent Hari Ketujuh di akhir zaman. Karena terbukti kini bahwa ucapan itu telah melibatkan malaikat sidang jemaat Laodikea (para pendeta) berikut semua pengikut setianya, yang telah membuang keluar (memecat dari keanggotaan sidang) anggota-anggotanya yang menganut ROH NUBUATAN, yang “katanya” s u p a y a Tuhan dipermuliakan, namun justru Tuhan akan kelak tampak bagi kegembiraan mereka yang terpecat itu, dan para pendeta berikut semua pengikut setianya akan kelak dibuat malu. Demikian itulah yang telah dinubuatkan.
Oleh sebab itu waspadalah, bahwa sekalipun masih terpeliharanya kedamaian yang utuh di dalam banyak GEREJA-GEREJA KRISTEN di akhir dunia sekarang ini, sekalian mereka itu justru membuktikan bahwa mereka sesungguhnya sudah tertinggal dalam kegelapan sebagian, karena Kebenaran ROH NUBUATAN itu tidak lagi terdapat di dalam GEREJA-GEREJA mereka. Kebenaran ROH NUBUATAN itu hanya berada di dalam GEREJA Tuhan Allah yang terakhir, yaitu Sidang Jemaat Laodikea, maka di dalam sidang jemaat yang terakhir inilah berbagai nubuatan dari para nabi akan digenapi. Hamba Tuhan Nyonya White menuliskannya sebagai berikut:
“Apabila sebuah pekabaran datang dalam nama Tuhan kepada umat-Nya, maka tidak seorangpun boleh menghindar agar tidak menyelidiki tuntutan-tuntutannya. Tidak seorangpun boleh berdiri di belakang dengan sikap acuh dan percaya diri sendiri sambil mengatakan: ‘Saya tahu apa artinya kebenaran. Saya sudah puas dengan kedudukan saya. Saya sudah bertekad, dan saya tidak mau beralih dari kedudukan saya, apapun yang akan jadi. Saya tidak mau mendengarkan pekabaran dari jurukabar ini, karena saya tahu iaitu tidak mungkin kebenaran. Adalah karena mengikuti jalan yang sedemikian ini, maka GEREJA – GEREJA yang terkenal telah tertinggal dalam k e g e l a p a n s e b a g i – a n, dan inilah sebabnya mengapa pekabaran-pekabaran sorga tidak berhasil mencapai mereka.” – Counsels on Sabbath School Work, p. 28.
GEREJA-GEREJA yang terkenal itu dimaksudkan kepada GEREJA Protestan dari zaman Luther, GEREJA Presbyterian dari zaman John Knox, GEREJA Methodist dari zaman John Wesley, GEREJA Baptist dari zaman Alexander Campbell, dan GEREJA Advent Hari Pertama dari zaman William Miller, berikut semua sekte agama baru yang muncul keluar kemudian dari GEREJA-GEREJA itu di akhir zaman ini. Selama di bawah penindasan Kepausan dari agama Romawi Katholik, semenjak dari tahun 500 an sampai kepada tahun 1500 an permulaan Reformasi Protestan oleh Luther, maka Alkitab sebagai sebuah “Terang Dunia“ telah dinyatakan sebagai buku terlarang. Itulah zaman kegelapan agama (The Dark Ages of Religion) selama kurang lebih seribu tahun yang lalu, yang telah merupakan sebuah lembaran hitam dari sejarah Wasiat Baru.
Setelah Martin Luther menemukan kembali sebuah Alkitab, maka dialah yang telah memelopori pergerakan Reformasi Protestan yang pertama dengan pokok doktrinnya yang terkenal, “Orang Benar itu akan hidup oleh Iman.” Dengan bersenjatakan sebuah Alkitab, yang baharu saja dimengerti sebatas hanya ‘orang benar itu akan hidup oleh iman’, maka Martin Luther dan para pengikutnya telah berhasil meruntuhkan kekuasaan Paus dan para penguasa Romawi Katholiknya. Di dalam bukunya yang bernama, D’Aubigne’, b. 9 Luther mengatakan :
“Saya akan berhotbah, akan membicarakan, dan akan menulis; namun saya tidak akan memaksa siapapun, karena iman itu adalah suatu perbuatan sukarela. Lihatlah apa yang sudah ku lakukan. Saya telah bangkit melawan Paus, melawan berbagai uang penebusan dosa, dan berbagai cara kepausan, namun tanpa kekerasan dan keributan. Saya kemukakan firman Allah; saya berhotbah dan menulis — inilah semua yang sudah ku lakukan. Dan sekalipun selagi saya tidur, ……. firman yang sudah ku hotbahkan itulah yang telah meruntuhkan kepausan, sehingga bukan penghulu ataupun kaizar yang telah berbuat sedemikian besar kehancuran itu. Tetapi pun saya tidak berbuat apa-apa, firman itu sendiri yang telah melakukan semuanya.“ – D’Aubigne’, b. 9, ch. 8. (Dikutip dari buku The Great Controversy, p. 190.)
Sekalipun demikian, sebagai seorang manusia biasa dengan berbagai keterbatasannya, maka Luther hanya bergerak selama 16 tahun. Ia kemudian telah meninggal dunia, lalu disusul oleh reformator-reformator berikutnya yang secara silih berganti yang satu menyusul yang lainnya sampai dengan kedatangan Sdr. Victor T. Houteff dengan pokok doktrin Tongkat Gembalanya sejak tahun 1929 yang lalu. Pokok-pokok doktrin itulah yang satu melengkapi yang lainnya, yang pada akhirnya telah terbentuk ROH NUBUATAN itu di akhir zaman ini.
Pokok-pokok doktrin dari Alkitab itu sebagai peraturan-peraturan pelaksanaan dari Sepuluh Perintah Allah akan terus berkembang sampai di akhir zaman, maka setiap kali penolakan terhadap setiap kebenaran baru yang ditawarkan, akan berakibatkan kegelapan bagi umat yang bersangkutan. Akibat dari semua penolakan mereka itu, maka semua GEREJA Kristen di akhir dunia sekarang ini berada dalam kegelapan sebagian. Keadaan inilah yang telah menggenapi nubuatannya pada Jesaya 4 : 1 yang berbunyi : “Maka pada hari itu tujuh orang perempuan akan berpegang pada seorang laki-laki, sambil mengatakan, kami akan makan roti kami sendiri, dan mengenakan pakaian kami sendiri; hanya perkenankanlah kami dipanggil dengan namamu, untuk membuang semua kecelaan kami.”
Artinya, semua GEREJA-GEREJA itu pada akhirnya berpegang pada Kristus hanya untuk disebut dengan nama-Nya : “K r i s t e n“, untuk menutup-nutupi berbagai kepalsuan mereka.
Kegelapan sebagian = Terang sebagian. Ini membuktikan bahwa sesungguhnya GEREJA – GEREJA Kristen di luar tidak sepenuhnya gelap kerohaniannya karena h a n y a ROH NUBUATAN yang tidak berhasil dimilikinya. Sekalipun demikian, karena tidak semua peraturan pelaksanaan dari Sepuluh Perintah Allah dimiliki, maka mereka tidak mungkin lagi dapat mematuhi keseluruhan Sepuluh Perintah Allah itu dengan sempurna. Akibatnya, tidak sedikit mereka terlibat dalam berbagai pelanggaran hukum, yang tidak lagi disadarinya sebagai dosa. Dan inilah dosa yang tidak terampuni lagi karena GEREJA-GEREJA itu dengan sengaja terus menolak semua Kebenaran sampai kepada hari ini.
Setelah terakhir GEREJA dari Sidang Jemaat Laodikea ikut juga menolak ROH NUBUATAN yang ditawarkan kepadanya semenjak dari tahun 1929 yang lalu, maka semenjak tahun 1935 terludahkanlah keluar GEREJA kita berikut semua pengikut setianya itu dari mulut Jesus sampai kepada hari ini. Dari ROH NUBUATAN dapat diketahui, bahwa “Lambang meludahkan keluar dari mulut-Nya berarti Ia tidak dapat mempersembahkan doa-doamu atau berbagai ungkapan kasihmu kepada Allah. Ia tidak dapat menunjang engkau mengajarkan firman-Nya atau tugas kerohanianmu dalam bentuk apapun. Ia tidak dapat mempersembahkan praktik-praktik ibadahmu disertai permohonan agar rahmat dikaruniakan kepadamu.” – 6 Testimonies, p. 408.
GEREJA dari Sidang Jemaat Laodikea di dalam Wahyu 3 : 14 dilambangkan dengan malaikat dari Sidang Jemaat itu. Jadi, GEREJA yang diludahkan itu dimaksudkan kepada malaikat sidang jemaat Laodikea berikut semua pengikut setianya dari dalam sidang jemaat Laodikea. Di dalam Nubuatan Jesaya 4 : 1, GEREJA yang terakhir inipun telah ikut terlambangkan dengan salah seorang dari ketujuh wanita itu, yaitu wanita-wanita yang berpegang pada Kristus h a n y a untuk nama-Nya saja, agar dapat ia juga disebut “Kristen”.
Sekalipun semua GEREJA – GEREJA itu tidak lagi memperoleh restu Ilahi untuk memimpin umat-Nya di akhir dunia sekarang ini, namun keberadaan mereka itu masih tetap berdiri dengan megahnya. Mereka bahkan masih terus mempromosikan dirinya mewakili Kerajaan sorga dan Kebenarannya sampai kepada hari ini, sekalipun Jesus telah menegaskan : “Berbahagialah mereka yang dianiaya karena sebab kebenaran (dari ROH NUBUATAN) karena mereka itulah pemilik dari (Sidang Jemaat Laodikea yang mewakili) Kerajaan sorga (di akhir dunia sekarang ini).” – Matius 5 : 10. (Dalam kurung, tambahan dari penulis).
Berbahagialah D i a yang Membaca
dan Mereka yang Mendengar
Karena sebab Kebenaran, maka umat Allah terkena aniaya; dan karena aniaya itulah, maka hak kepemilikannya atas Sidang Jemaat Laodikea sebagai bagian dari Kerajaan sorga di bumi ini telah dirampas daripadanya. Inilah sebabnya, mengapa seluruh Kebenaran dari ROH NUBUATAN itu tidak mungkin lagi dapat diharapkan datang dari atas mimbar gereja-gereja yang ada. ROH NUBUATAN itu sebagai Kesaksian Jesus Kristus akhirnya dipersiapkan sendiri oleh sidang jemaat Laodikea, yaitu umat-Nya, berupa buku-buku, traktat-traktat, dan berbagai sarana lainnya, lalu ditawarkan secara cuma-cuma kepada siapa saja yang berlapar dan berhaus akan kebenaran.
Segera setelah para nabi Wasiat Baru selesai menginterpretasikan seluruh i s i Alkitab ke dalam ROH NUBUATAN di akhir zaman di dalam Sidang Jemaat Laodikea, maka sejak itu pula berlakulah ucapan Yahya Pewahyu yang berbunyi : “Berbahagialah d i a yang membaca, dan mereka yang mendengar ……..” — Wahyu 1 : 3.
Artinya, sejak itulah berbahagialah Saudara dan saya yang mau membaca sendiri seluruh Kebenaran dari ROH NUBUATAN itu untuk menghayatinya, dan berbahagialah mereka yang mau mendengarkannya langsung dari orang-orang yang sudah lebih dulu membacanya. Ucapan, “Berbahagia”, dari Yahya Pewahyu itu berlaku bagi kita, bahkan bagi setiap orang yang mau memanfaatkan semua perkataan nubuatan bagi kebahagiaannya di waktu ini maupun di masa depan. Ini jelas dipahami karena melalui malaikat Jibrail Tuhan Allah telah berpesan : “……..semua perkataan nubuatan (dari Daniel) itu tertutup dan tersegel sampai di akhir zaman. (Baru di akhir zaman setelah semua nubuatan itu terungkap pengertiannya) Banyak orang akan disucikan, diputihkan, dan dicobai, tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan; dan tidak seorangpun dari mereka akan mengerti; tetapi mereka yang bijaksana akan mengerti.” — Daniel 12 : 10. (Dalam kurung dari penulis). Berbahagialah Saudara dan saya karena kita akan disucikan dan diputihkan, sekalipun kini kita masih terus dicobai dan terkena aniaya.
Berjuang Mempertahankan Status
sebagai Warga Kerajaan
Pertama sekali orang memperoleh status kewarganegaraan Kerajaan sorga adalah sejak ia dibaptis. Ini berarti pada saat itu ia sudah harus terlebih dulu sepenuhnya bertobat. Dengan demikian, maka ia sudah akan menguasai dan mematuhi seluruh ROH NUBUATAN sebagai peraturan-peraturan pelaksanaan dari Sepuluh Perintah Torat dengan benar sebagaimana adanya. Hamba Tuhan menuliskannya sebagai berikut :
“Kristus telah menjadikan baptisan itu suatu tanda masuk ke dalam kerajaan kerohanian-Nya. Ini telah dibuat-Nya menjadi suatu persyaratan yang pasti oleh mana semua orang harus mengikutinya, yaitu setiap orang yang ingin diakui berada di bawah kekuasaan BAPA, Anak, dan Rohulkudus. Sebelum seseorang memperoleh suatu tempat di dalam Sidang Jemaat, sebelum ia melewati pintu masuk Kerajaan kerohanian Allah, ia wajib terlebih dulu memperoleh c a p nama Ilahi, yaitu ‘Tuhan Kebenaran Kita’. – Jeremiah 23 : 6.
“Baptisan ialah penolakan terhadap dunia yang s a n g a t bersungguh-sungguh….. pada permulaan masuknya kehidupan Kristen mereka itu menyatakan secara terbuka, bahwa mereka telah menolak pekerjaan Setan dan menjadi anggota dari keluarga Kerajaan, yaitu anak-anak dari Raja sorga. Mereka telah mematuhi perintah : ‘Keluarlah dari antara mereka itu, dan supaya berpisahlah kamu,………….dan janganlah menjamah barang yang keji !’ Maka kepada mereka itu terpenuhilah janji yang berbunyi : ‘Aku akan menyambut kamu, dan akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan perempuan, demikianlah firman Tuhan yang maha kuasa.’ – 2 Korinthi 6 : 17, 18.” — 6 Testimonies, p. 91.
Sekalipun demikian karena kita masih hidup dan tinggal di dunia yang penuh dosa ini, maka ternyata tidak seorangpun dari kita dapat terus bertahan dalam kondisinya yang tidak berdosa itu. Itulah pula sebabnya, maka nabi Solaiman mengatakan: ”Orang benar itu jatuh tujuh kali lalu bangun kembali, tetapi orang jahat itu akan jatuh langsung ke dalam kebinasaan.” – Amzal Solaiman 24 : 16.
Artinya, seberapa kalipun umat Allah itu jatuh berdosa ia akan bertobat kembali, untuk selanjutnya mempertahankan statusnya sebagai warga Kerajaan. Inipun membuktikan, bahwa keharusan untuk memahami dan mematuhi Keseluruhan Sepuluh Perintah Allah dan ROH NUBUATAN – NYA itu sudah akan mengikat jauh sebelum kita menyerahkan diri kepada baptisan.
Mengantisipasi Satu Demi Satu Peristiwa
Yang Akan Datang
Karena berpegang pada Kesaksian Jesus Kristus yang disebut ROH NUBUATAN itu, maka umat Allah sudah akan dapat mengantisipasi satu demi satu peristiwa yang akan datang sesuai nubuatannya masing-masing. Dengan demikian, maka “kita sejak sekarang tidak lagi seperti anak-anak kecil, yang dapat didorong kesana – kemari serta diombang-ambingkan oleh setiap angin ajaran dari akal manusia serta kelicikannya, oleh mana mereka merencanakan untuk menyesatkan”– Epesus 4 : 14.
Tidak sedikit para pemimpin GEREJA maupun anggota-anggotanya kini sedang bernubuat menurut versinya masing-masing, Dengan lincahnya mereka menyajikan kepada kita berbagai nubuatan pilihannya, yang lengkap dengan berbagai interpretasi ciptaannya sendiri. Padahal tidak disadarinya, “bahwa tidak satupun nubuatan dari kitab suci itu berasal dari akal pikiran sendiri. Karena nubuatan itu di masa lalu bukan datang oleh kehendak manusia; melainkan orang-orang suci milik Allah telah berbicara sebagaimana mereka itu digerakkan oleh Rohulkudus.” 2 Petrus 1 : 20, 21.
Karena semua nubuatan itu adalah produk dari Rohulkudus, maka interpretasinya pun harus datang melalui Roh yang sama, yang akan menggerakkan orang-orang suci milik Allah, yaitu para nabi-Nya untuk menawarkannya kepada kita. Hal ini seyogyanya dapat dimengerti, sebab “Sesungguhnya Tuhan Allah tidak akan berbuat apapun sebelum diungkapkan-Nya rahasia-Nya kepada para hamba-Nya, yaitu nabi-nabi.” Amos 3 : 7. Demikian itulah, maka keseluruhan nubuatan Alkitab berikut berbagai rahasia lainnya telah dipersiapkan di akhir zaman ini di dalam satu wadah saja, yaitu ROH NUBUATAN. Dan inipun akan ditemukan h a n y a di dalam Sidang Jemaat Laodikea, yaitu Sidang Jemaat milik Tuhan Allah yang terakhir dalam sejarah dunia.
Dari ROH NUBUATAN itulah akan kita ketahui bahwa kita kini berada dalam masa penuaian atau masa pemeteraian mereka 144.000 itu. Masa pemeteraian itu sudah dimulai semenjak dari tahun 1930 yang lalu, dan akan segera berakhir. Pada akhir masa pemeteraian yang akan datang akan kelak termeterai h a n y a 144.000 orang saja dari antara kita yang hidup sekarang ini. Hanya 144.000 saja yang akan merupakan buah-buah pertama dari hasil penuaian yang pertama di dalam Sidang Jemaat Laodikea.
Peristiwa – Peristiwa Yang Akan Datang
[1] Sesudah dimeterai, maka baharulah mereka dihadapkan kepada suatu masa kesusahan besar, yaitu puncak dari berbagai cobaan atau ujian yang dialaminya di waktu ini. Kesusahan besar itulah yang dinubuatkan pada Daniel 12 : 1. Tetapi semua mereka itu akan diluputkan karena mereka sudah memperoleh bubuhan tanda kelepasannya pada dahinya, yaitu meterai 144.000 itu.
[2] Kemudian daripada itu baharu mereka dibawa ke Palestina untuk bersama-sama Jesus sebagai Anak Domba Allah meresmikan berdirinya Kerajaan sorga di Gunung Sion, di Jerusalem. Demikian itulah baharu genap ucapan Yahya pada Wahyu 14 : 1. Dan barulah terjawab semua ucapan doa – doa kita selama ini yang berbunyi : “Bapa kami yang di dalam sorga. Dipersucikanlah kiranya nama-Mu, Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi ini seperti halnya di dalam sorga………..! Matius 6 : 9, 10.
[3] Lalu bagaimanakah nasib umat lainnya yang tidak memperoleh meterai? Warga Kerajaan yang tidak terpilih ke dalam rombongan 144.000 itu tidak akan binasa, namun mereka akan diambil mati, untuk kemudian dibangkitkan pada kebangkitan dari Daniel 12 : 2. Tetapi semua umat Laodikea lainnya yang tidak mempertahankan statusnya sebagai warga Kerajaan sampai kepada saat pemeteraian itu, semua mereka itu akan habis dibantai sesuai yang dinubuatkan pada Jehezkiel pasal 9, Jesaya 66 : 16, Maleakhi 3 : 2, 3.
[4] Mereka 144.000 itu yang sudah berada di Jerusalem, Palestina, akan kemudian dikaruniai Roh Suci Hujan Akhir untuk menghantarkan mereka pergi keluar ke seluruh dunia memberitakan Injil Kerajaan dengan penuh kuasa besar. Roh Suci Hujan Akhir itu juga akan dituangkan atas semua warga Kerajaan yang bangkit keluar dari kubur-kubur mereka, karena mereka itupun akan ikut bekerja menyandang tugasnya sekali lagi. Untuk itulah kepada kita hamba Tuhan mengatakan : “Tugasmu, tugasku, tidak akan berhenti dengan hidup ini saja. Untuk sementara kita boleh beristirahat di dalam kubur, tetapi apabila panggilan datang, maka kita kelak di dalam kerajaan Allah akan menyandang tugas kita sekali lagi.” – Testimonies, vol. 7, p. 17.
[5] Di bawah kuasa besar dari Roh Suci Hujan Akhir itulah pekerjaan penyelamatan manusia ke seluruh dunia akan diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, baharu kemudian berakhirlah seluruh masa periode panjang bagi pertobatan umat manusia di bumi ini. Hamba Tuhan mengatakan : “Curahan Roh di zaman rasul-rasul dahulu ialah Hujan Awal, dan gilang gemilang hasilnya. Tetapi Hujan Akhir itu akan menghasilkan lebih berlimpah-limpah lagi.” — Testimony Treasures, voil. 3, p. 211.
Artinya, jika di zaman rasul-rasul yang lalu dibawah kuasa dari Roh Suci Hujan Awal 3.000 jiwa telah berhasil ditobatkan pada setiap harinya, maka oleh kuasa dari Roh Suci Hujan Akhir yang akan datang jumlah orang yang akan bertobat pada setiap harinya akan jauh lebih banyak lagi. Dengan demikian pemberitaan Injil ke seluruh dunia sudah akan selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama.
[6] Segera setelah tugas pemberitaan Injil itu selesai di dunia ini, maka selesailah pula seluruh masa periode panjang yang telah disediakan bagi pertobatan umat manusia. Kemudian daripada itu Tuhan akan menuangkan ke bumi ini tujuh celaka yang terakhir, yang akan menyiksa dan membunuh orang-orang jahat yang masih hidup selama “satu musim dan satu masa” (Daniel 7 : 12), yaitu selama satu tahun dan tiga bulan.
[7] Sesudah itu baru muncullah Jesus dari jauh di dalam awan-awan di langit pada kedatangan-Nya yang kedua kali. Dan berakhirlah seluruh sejarah umat manusia yang berdosa di bumi ini.
Nubuatan meramalkan, maka sejarah juga yang akan membuktikan. Keseluruhan tujuh peristiwa di atas adalah peristiwa-peristiwa yang telah dinubuatkan jauh-jauh hari sebelumnya, semenjak dari zaman Wasiat Lama. Peristiwa-peristiwa itu belum pernah disaksikan selama sejarah yang lalu, sebab sekaliannya itu baru akan digenapi di akhir dunia sekarang ini.
K e s i m p u l a n
Berbicara mengenai ROH NUBUATAN, maka orang akan langsung ingat kepada “Davidian”, karena hanya orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang bersekutu di dalam Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh itulah anak-anak dara yang bijaksana, yang telah menyambut Kebenaran ROH NUBUATAN itu sejak dari permulaan kedatangannya. Dan hanya mereka itulah satu-satunya yang sedang terus mempromosikan ROH NUBUATAN di antara kita selama ini.
Karena sudah dinubuatkan dan diramalkan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, bahwa mereka itu sudah akan terkena aniaya karena sebab Kebenaran (baca : Jesaya 66 : 5 dan Matius 5 : 10), maka kita seyogyanya tidak perlu terpengaruh oleh berbagai tuduhan dan fitnahan terhadap orang-orang Davidian yang ada di tengah-tengah kita. Ini hendaknya dipahami, sebab justru mereka itulah yang selama ini menawarkan ROH NUBUATAN kepada kita sebagai satu-satunya Kebenaran yang menyelamatkan itu. Dari siapakah lagi dapat Saudara memperoleh ROH NUBUATAN yang menyelamatkan itu, kalau bukan dari Victor T. Houteff dan orang-orang Davidian pengikutnya, bukan ?
Victor T. Houteff telah datang membawakan pekabaran dari malaikat Wahyu 18 : 1, dan telah menggabungkannya dengan pekabaran malaikat yang ketiga dari Nyonya White, lalu menghasilkan “t e r a n g b e s a r“ yang menerangi bumi, yaitu ROH NUBUATAN (baca : Early Writings, p. 277). Selama masa hidupnya Houteff hanya mengakui Waco, Texas, USA, sebagai satu-satunya lokasi bagi Pusat Persekutuan Umum Davidian MAHK di akhir zaman, sebab itulah satu-satunya ORGANISASI hasil dari penataan kembali General Conference of SDA, yang telah dilakukannya sendiri untuk memenuhi seruan pembangunan dan reformasi dari Nyonya White di dalam Review and Herald, 25 Pebruary 1902.
Dengan munculnya beberapa Pusat Persekutuan Umum Davidian yang baru di banyak tempat di Amerika Serikat dan Canada sesudah kematian Houteff dalam tahun 1955, dan oleh munculnya berbagai faham yang saling bertentangan di antara mereka itu, maka secara bijaksana kita seyogyanya kembali kepada ROH NUBUATAN itu sendiri untuk menyelidikinya di bawah bimbingan ROH KEBENARAN, tetapi bukan untuk ikut-ikutan mempersalahkan Houteff dan pekabaran Tongkat Gembalanya yang sangat mempesona itu, sebagai pekabaran yang menyesatkan.
Memang tidak dapat disangkal, bahwa karena telah muncul Pusat-Pusat Persekutuan Umum Davidian yang tidak benar di akhir dunia sekarang ini, dan karena ulah dari orang-orang yang telah menamakan dirinya Davidian itulah, yang telah dijadikan dalih bagi para penguasa GEREJA MAHK dan pendeta-pendetanya yang suam rohani untuk menggambarkan orang-orang Davidian sebagai Setan-Setan kecil atau monster-monster yang perlu ditakuti. Padahal semuanya itu hanya untuk mengalihkan pandangan umat daripada kebobrokan moral pendeta-pendeta itu sendiri, sebagai akibat daripada sudah terludahkannya mereka itu keluar dari mulut Jesus sejak tahun 1935 yang lalu.
Adanya beberapa ribu pendeta Advent di dunia ini, berikut ratusan pakar theologia mereka dengan begitu banyak gelar akademis yang disandangnya, sesungguhnya sudah lebih daripada cukup untuk dapat menyajikan kepada kita berbagai nubuatan Alkitab berikut semua interpretasinya di dalam ROH NUBUATAN, baik secara tertulis melalui buku-buku dan buku-buku Sekolah Sabat, maupun melalui hotbah-hotbah. Mereka seharusnya sudah memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul daripada yang telah diperlihatkan oleh Houteff dan para pengikutnya. Tetapi mengapakah mereka itu justru jauh lebih bodoh dan bahkan sama sekali tidak berdaya menghadapi hanya segelintir Davidian-Davidian yang ada ? Hamba Tuhan Nyonya White memperingatkan :
“Kita kini hidup di akhir zaman dimana kesalahan yang sifatnya sangat menyesatkan sekalipun akan disambut dan dipercayai, sementara sebaliknya kebenaran dicampakkan keluar. Tuhan akan minta pertanggungan jawab dari para p e n d e t a dan u m a t untuk terang yang telah menyinari mereka. IA menyerukan kepada kita untuk bekerja dengan rajin dalam mengumpulkan mutiara-mutiara kebenaran itu lalu menempatkannya dalam kerangka Injil.” – Gospel Workers, p. 289.
Artinya, para pendeta dan semua pengikutnya yang suam rohani akan diminta bertanggung jawab kepada Tuhan Allah untuk semua Kebenaran ROH NUBUATAN yang telah dicampakkannya keluar selama ini.
P e n u t u p
Dari berbagai uraian di atas dapatlah kiranya dipahami, betapa sulitnya bagi kita sebagai orang-orang berdosa yang tersesat di dunia ini, untuk dapat menemukan kembali bentuk peribadatan yang benar itu di akhir dunia sekarang ini. Dalam kebodohan dan berbagai kelemahan kita sendiri yang ada, sesungguhnya sulit sekali bagi kita untuk dapat membedakan di antara mana yang benar untuk dianut, dan mana yang salah untuk ditolak. Sementara begitu banyak pihak dari mereka yang mengakui dirinya Persekutuan Umum Davidian MAHK yang sama-sama mengakui Houteff dengan pekabaran Tongkat Gembalanya, dan sama-sama mengakui Nyonya White dengan pekabaran Roh Nubuatannya, ternyata masih terus saja berselisih faham sampai kepada hari ini. Namun bagaimanapun juga, Kebenaran dari ROH NUBUATAN itu saja yang akan muncul keluar sebagai pemenang secara menonjol bersama dengan umat-Nya. Dan itulah yang telah diucapkan sendiri oleh hamba Tuhan Nyonya White berikut ini :
“Allah akan membangunkan umat-Nya; jika cara-cara lain gagal, maka berbagai faham yang saling bertentangan akan masuk di antara mereka, yang akan menyaring mereka itu, memisahkan s e k a m daripada g a n d u m. Tuhan menyerukan kepada semua yang percaya pada firman-Nya supaya bangun daripada tidur mereka. T e r a n g yang berharga s u d a h d a t a n g, yang sesuai bagi m a s a i n i” — 5 Testimonies, p. 707.
Terang yang berharga dari ROH NUBUATAN itu sudah datang. Terang itulah yang pertama sekali telah memisahkan gandum keluar daripada lalang di General Conference of SDA di Amerika Serikat, dan kemudian di dalam gereja-gereja kita di seluruh dunia MAHK. Pada waktu ini t e r a n g dari ROH NUBUATAN itu juga yang sedang menyaring orang-orang yang menamakan dirinya Davidian MAHK di dunia ini, untuk memisahkan keluar mereka yang tergolong pada kelompok “s e k a m“ itu.
Oleh sebab itu, hendaklah diwaspadai, bahwa sekalipun kepada kita hamba Tuhan telah mengimbau : “Marilah kita berjuang dengan seluruh kemampuan yang telah dikaruniakan Allah pada kita untuk masuk dalam rombongan mereka 144.000 itu.” – Review and Herald, March 9, 1905, namun mengenai mereka 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang itu Yahya Pewahyu mengatakan : “Inilah mereka itu yang tidak tercemar dirinya dengan wanita-wanita karena mereka adalah anak-anak dara. …. Dan di dalam mulut mereka itu tidak didapati t i p u, karena mereka tidak memiliki kesalahan apapun di hadapan tahta Allah.” – Wahyu 14 : 4, 5.
Mereka 144.000 itu ialah anak-anak dara bijaksana yang tidak memiliki “t i p u“ di dalam mulutnya, yaitu g a n d u m, yang melambangkan orang-orang Davidian MAHK. Karena dari perumpamaan Jesus (Matius 20 : 16) akan kelak banyak yang terpanggil untuk masuk ke dalam kelas anak-anak dara yang bijaksana atau kelas gandum, yang melambangkan orang-orang Davidian, tetapi hanya sedikit (144.000) yang terpilih, maka anak-anak dara yang memiliki tipu di dalam mulutnya itulah yang kelak tidak akan terpilih. Anak-anak dara yang memiliki tipu di mulutnya itulah “s e k a m“ yang tersingkir keluar dari gandum. Mereka itulah Davidian-Davidian palsu yang ada sekarang, yang akan tersingkir keluar dari gandum yang melambangkan Davidian-Davidian yang murni. Tipu di dalam mulut mereka itu benar-benar sangat menyesatkan, karena begitu tipisnya perbedaan di antara kebenaran dan kesalahan mereka itu, sehingga hampir saja kepalsuan mereka itu tidak lagi dapat dideteksi. Oleh sebab itu agar hendaknya selalu diingat, bahwa “Tanpa penerangan dari ROH, maka manusia tidak akan mampu untuk membedakan kebenaran daripada kesalahan, sehingga mereka akan jatuh ke bawah godaan-godaan Setan yang sangat licik.” – Christ’ Object Lessons, pp. 408, 409.
Saudara-Saudara Pemburu Kebenaran Ilahi yang kekasih ! Waspadalah, karena Davidian-Davidian palsu yang berkualitas “sekam” itu kini sudah ada di sekitar kita. Untuk itu ingatlah selalu, sebab sejak jauh-jauh hari sebelumnya hamba Tuhan Victor T. Houteff sudah memperingatkan, bahwa :
“Segala perkara yang dapat dilakukan melawan pekabaran Allah bagi zaman ini, akan dilakukan dengan dendam yang bahkan lebih besar daripada yang telah dimanifestasikan melawan pekabaran sorga di zaman kedatangan Kristus yang pertama, karena Iblis mengetahui, bahwa jika ia kalah sekarang, maka ia akan kalah untuk selama-lamanya sehingga ia tidak akan memperoleh kesempatan lagi yang lain.” – Pembina Gedung Putih, hal. 34, 35 (Edisi 1999)
Sadarilah bahwa kita hanyalah manusia-manusia berdosa dan lemah, yang bagaikan seekor domba yang sesat di tengah hutan. Tidak pernah ada domba-domba yang tersesat yang dapat kembali sendiri ke kandangnya, tanpa pertolongan manusia atau gembalanya. Kita baru akan dapat kembali ke kandang oleh suara panggilan yang terkenal dari Gembala itu sendiri. Jesus ialah Gembala yang baik itu. Hanya Dialah satu-satunya yang benar-benar tahu siapa yang patut untuk dipanggil, dan siapa yang tidak perlu lagi untuk dipanggil. Berserulah kepada-Nya dalam doa-doamu yang tekun, dan manfaatkanlah berbagai kesempatan yang ada selagi masa pertobatan bagi k i t a masih terbuka.
* * *
141 total, 1 views today