Berbahagialah
M u s a :
Nabi Musa dikenal sebagai penulis Alkitab yang pertama di dunia ini. Ia telah diilhami untuk membukukan berbagai peristiwa yang jadi selama minggu pertama sejarah kejadian dunia yang lalu, dan bahkan selama dua ribu lima ratus tahun sesudah itu; maka sekaliannya itu telah dibukukannya di dalam Alkitab, di dalam lima buah kitabnya yang pertama, yaitu Kejadian, Keluaran, Immamat, Bilangan dan Ulangan. Karena begitu banyak yang telah diceriterakannya bagi kita dengan tepat dan mengagumkan, serta juga perihal Hukum Allah berikut berbagai peraturan pelaksanaannya yang telah diberikannya kepada bangsa Israel selama masa kepemimpinannya atas mereka itu, maka ia kemudian juga telah dinyatakan sebagai seorang ahli hukum dan ahli sejarah kejadian dunia. Hamba Tuhan Nyonya Ellen G. White menuliskannya sebagai berikut :
Sepanjang 2500 tahun pertama dari sejarah manusia belum ada terdapat satupun wahyu yang tertulis. Mereka yang diajari oleh Allah meneruskan pengetahuan mereka kepada orang-orang lain, maka ini diturunkan dari bapa kepada anak cucu dan seterusnya sepanjang generasi-generasi berikutnya. Dipersiapkannya firman yang tertulis itu dimulai di zaman Musa. Wahyu-wahyu yang diilhami kemudian dibukukan ke dalam sebuah buku Ilham. Pekerjaan ini berlangsung selama suatu masa periode yang panjang 1600 tahun, semenjak dari Musa, penulis sejarah kejadian dunia dan Hukum Torat itu, sampai kepada Yahya, pencatat kebenaran-kebenaran yang termulia dari Alkitab. — The Great Controversy, p. 7.
Perkara-perkara itu yang telah diungkapkan bagi kita di dalam Alkitab adalah bukan rahasia untuk selamanya. Bahkan tidak ada lagi satupun dari semua perkara itu yang sudah terungkap di dalam Alkitab yang masih tetap rahasia di akhir zaman ini. Sekaliannya itu harus sudah terungkap pengertiannya, s u p a y a semua umat Allah di akhir zaman ini dapat melakukan semua perkataan dari Sepuluh Perintah Allah itu dengan benar.
Sekalipun demikian pada kenyataannya dari nubuatan Jesaya 4 : 1 yang berbunyi : Maka pada hari itu tujuh orang perempuan akan berpegang pada seorang laki-laki, sambil mengatakan : ‘Kami akan makan roti kami sendiri, dan memakaikan pakaian kami sendiri, hanya ijinkanlah kami dipanggil dengan nama-Mu, untuk membuang semua kecelaan kami’, dapatlah diketahui bahwa tujuh orang perempuan yang melambangkan seluruh Gereja-Gereja Kristen di akhir zaman ini tidak lagi berhasil melakukan semua perkataan dari Hukum Allah itu dengan benar. Mengapakah demikian halnya ? Tentu saja, karena ada sebagian besar perkara-perkara itu di dalam Alkitab yang khususnya berlaku bagi akhir zaman ini belum berhasil dimengerti. Karena belum mengerti, maka mereka lalu menciptakan sendiri berbagai pengertiannya sesuai dengan seleranya masing-masing. Dengan demikian mereka berpegang pada Kristus, orang laki-laki itu, hanya untuk diperkenankan menggunakan nama Kristen bagi Gereja-Gereja mereka, supaya kepalsuan mereka itu tidak tampak. Padahal sejak jauh-jauh hari sebelumnya oleh perantaraan nabi Amos Tuhan Allah sendiri telah mengamarkan bahwa, Sesungguhnya Tuhan Allah tidak akan berbuat apapun, melainkan akan mengungkapkan r a h a s i a N y a kepada para hamba-Nya, yaitu nabi-nabi. — Amos 3 : 7.
Tuhan Allah telah mengilhami para nabi-Nya di akhir zaman ini untuk mengungkapkan berbagai rahasia yang ada di dalam Alkitab bagi kita, namun ternyata telah juga bangkit para penginjil, gembala-gembala, dan guru-guru palsu yang telah mengungkapkan sendiri berbagai rahasia Alkitab itu bagi para pengikut mereka. Tanpa disadari mereka itu sesungguhnya telah mempraktikkan dirinya menjadi nabi-nabi palsu di antara kita, karena telah melaksanakan apa yang bukan tugasnya.
Perkara-Perkara yang rahasia
Musa telah menegaskan, bahwa perkara-perkara yang rahasia itu adalah milik Tuhan Allah saja. Artinya, perkara-perkara itu tidak akan diungkapkan bagi kita di dalam Alkitab. Contohnya dapat diikuti pada tulisan Yahya Pewahyu berikut ini :
Maka aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya turun dari langit, dengan berpakaikan suatu awan, dan sebuah pelangi berada di atas kepalanya, dan wajahnya adalah bagaikan matahari, dan kaki-kakinya seperti tiang-tiang api. Maka di dalam tangannya ia memegang sebuah kitab kecil yang terbuka; maka kaki kanannya diletakkannya di laut, dan kaki kirinya di bumi. Maka berteriaklah ia dengan suara besar bagaikan sewaktu seekor singa mengaung, dan setelah ia berteriak t u j u h g u n t u r mengeluarkan suara-suara mereka. Maka sewaktu t u j u h g u n t u r itu selesai mengeluarkan suara-suara nya, aku sedang akan menulis; lalu ku dengar suatu suara dari langit yang mengatakan kepadaku : ‘Meteraikanlah perkara-perkara itu, yang telah diucapkan oleh tujuh guntur itu, dan jangan menuliskannya. — Wahyu 10 : 1 – 4.
Perkara-perkara yang terucap dari tujuh guntur itu ialah perkara-perkara yang khusus dirahasiakan dari kita. Sekalipun Yahya Pewahyu sudah mengetahuinya, dan sudah siap untuk menuliskannya bagi kita di dalam kitab Wahyunya, namun karena ia kemudian dilarang untuk menuliskannya, maka rahasia dari tujuh guntur itu sesuai ucapan nabi Musa, akan menjadi milik Tuhan Allah saja. Dan mungkin inilah satu-satunya rahasia Allah, khususnya di dalam kitab Wahyu yang telah dirahasiakan-Nya dari kita. Rahasia-rahasia lainnya ternyata sudah diungkapkan, misalnya antara lain :
Rahasia perihal ‘Tujuh Sidang Jemaat di Asia’ dari Wahyu pasal 2 dan 3.
Rahasia perihal ‘Tujuh Meterai’ dari Wahyu 5 : 1
Rahasia perihal ‘Tujuh Trompet’ dari Wahyu 8 : 2
Rahasia perihal ‘Tujuh Celaka yang terakhir’ dari Wahyu 16.
Rahasia perihal ‘Tujuh kaki pelita’ dari Wahyu 1 : 20
Rahasia perihal ‘Tujuh orang perempuan yang berpegang pada seorang laki-laki’ dari Jesaya 4 : 1
Rahasia dari berbagai perumpamaan Jesus di dalam Wasiat Baru,
Dan berbagai rahasia nubuatan-nubuatan lainnya di dalam seluruh Alkitab.
Ternyata tidak semua perkara yang sudah diungkapkan di dalam Alkitab akan begitu saja langsung dapat dimengerti lalu menjadi peraturan-peraturan pelaksanaan bagi semua manusia untuk mematuhi Sepuluh Perintah dari Hukum Allah itu. Sekaliannya itu akan berlaku sesuai m a s a n y a masing-masing. Ambillah sebagai contoh, umat Allah di zaman Jesus di Palestina dahulu. Sekalipun Alkitab yang dimiliki umat Allah di waktu itu sudah meliputi seluruh Injil Wasiat Lama, namun pada kenyataannya sebagian besar tulisan para nabi semenjak dari buku Jesaya sampai dengan buku Maleakhi belum banyak diungkapkan pengertiannya oleh Jesus kepada para pengikut-Nya di waktu itu. Bahkan buku Wahyu yang merupakan pelengkap dari buku Daniel itupun baharu ditulis oleh rasul Yahya dalam tahun 96, yaitu enam puluh lima tahun kemudian setelah Jesus kembali ke sorga. Untuk inilah hamba Tuhan mengatakan: Setiap nabi dari Wasiat Lama lebih sedikit berbicara bagi zamannya sendiri daripada bagi zaman kita, sehingga ucapan nubuatan mereka itu benar-benar berlaku bagi kita. — 3 Selected Messages, p. 388.
Artinya, ucapan nubuatan dari para nabi itu, setelah terungkap pengertiannya di akhir zaman, baharu akan menjadi peraturan-peraturan pelaksanaan bagi kita untuk mematuhi Sepuluh Perintah dari Hukum Torat itu dengan benar. Jadi, kiranya jelaslah bahwa sekalipun Sepuluh Perintah dari Hukum Torat itu berlaku bagi segala zaman, namun tidak semua i s i Alkitab yang berisikan semua peraturan pelaksanaan dari Hukum Torat, akan begitu saja berlaku bagi semua umat Allah pada segala zaman.
Pada hakekatnya semua perkara yang diungkapkan itulah yang dibukukan di dalam Alkitab. Sekaliannya itu sejak mulanya telah dibukukan dalam beberapa bentuk bahasa yang tidak langsung dapat dimengerti, sehingga terkesan merupakan rahasia, yang masih perlu diinterpretasikan. Dengan demikian Alkitab itu sesungguhnya telah ditulis dalam empat bentuk bahasa, yaitu (1) bahasa biasa, (2) bahasa contoh dan contoh saingannya, (3) bahasa nubuatan atau ramalan, dan (4) bahasa perumpamaan. Buku-buku Alkitab yang telah ditulis dalam bahasa contoh dan contoh saingan, dalam bahasa nubuatan, dan dalam bahasa perumpamaan, pada umumnya mulai ditemukan di dalam buku Jesaya sampai dengan buku Maleakhi dari Wasiat Lama, kemudian juga di dalam beberapa Injil dari Wasiat Baru yang menyajikan perumpamaan-perumpamaan dari Jesus, dan terakhir di dalam buku Wahyu.
Buku-buku Alkitab yang telah ditulis dalam bentuk bahasa biasa yang langsung dapat dimengerti, pada umumnya dimulai dari buku Kejadian sampai dengan buku-buku dari nabi Solaiman. Demikian pula dengan berbagai Injil dari Wasiat Baru. Kejelasan dari buku-buku itu di zaman nabi Daud telah mendorongnya untuk mengatakan : Bahwa firman-Mu itu adalah bagaikan terang bagi kakiku dan obor bagi jalanku. — Mazmur 119 : 105. Artinya, kelengkapan Alkitab yang tersedia di zaman nabi Daud seluruhnya sudah dapat dipahaminya dengan baik. Tetapi tidak demikian halnya dengan berbagai nubuatan dari para nabi Wasiat Lama lainnya, dan buku Wahyu, yang telah ditulis dalam bentuk bahasa simbolis yang tidak begitu saja langsung dimengerti.
Dari i s i Alkitab itu sendiri dapat diketahui, bahwa berbagai nubuatan dari para nabi Wasiat Lama dan perumpamaan-perumpamaan Jesus dari Wasiat Baru sesungguhnya belum banyak diungkapkan Jesus bagi kita selama missi-Nya di Palestina dahulu. Itulah sebabnya, maka sekaliannya itu tak dapat tiada baharu akan diungkapkan di akhir zaman ini. Dari Daniel 12 : 4 – 9 dapat diketahui, bahwa malaikat Jibrail sendiri telah ditugaskan Tuhan untuk turun mendatangi Daniel untuk mengatakan kepadanya sebagai berikut :
Tetapi akan dikau hai Daniel, tutuplah semua perkataan itu, dan segellah kitab itu, bahkan sampai kepada akhir zaman; banyak orang akan pergi datang, dan pengetahuan akan dipertambahkan. Maka aku dengar orang yang berpakaian linen itu, yang berdiri di atas segala air dari sungai, sewaktu ia mengangkat tangan kanannya dan tangan kirinya ke langit, lalu bersumpah oleh dia yang hidup selama-lamanya, bahwa iaitu akan jadi selama satu masa, dua masa, dan setengah masa; maka apabila ia kelak selesai mencerai-beraikan kekuatan dari umat kesucian itu, maka segala perkara ini akan berakhir. Maka aku dengar, tetapi tidak aku mengerti : kemudian kataku : Oh Tuhanku, apakah kelak akhir dari segala perkara ini ? Maka katanya kepadaku : Pergilah, Daniel, karena semua perkataan itu tertutup dan tersegel sampai kepada akhir zaman. — Daniel 12 : 4 – 9.
Artinya, semua yang tersegel dan tertutup di zaman nabi Daniel, iaitu baharu akan diungkapkan pengertiannya di akhir zaman. Yang dimaksud dengan akhir zaman ialah zaman dimana banyak orang akan pergi datang dari suatu negara ke negara lainnya, dan pengetahuan dalam arti ilmu pengetahuan akan sangat meningkat dengan pesatnya. Bacalah Daniel 12 : 4 ! Kita justru kini hidup di akhir zaman itu.
Nubuatan perihal satu masa, dua masa, dan setengah masa, yang membicarakan zaman kegelapan agama (the Dark Ages of Religion) di bawah penindasan penguasa Romawi Katholik yang lalu, merupakan bagian dari nubuatan 2300 hari dari Daniel 8 : 14. Justru nubuatan Daniel yang satu inilah yang pertama sekali mulai terungkap pengertiannya di akhir zaman oleh perantaraan William Miller semenjak dari tahun 1831 yang lalu. Kemudian karena buku Wahyu merupakan pelengkap dari buku Daniel, maka telah datang lagi Nyonya Ellen G. White sejak tahun 1844, ikut mengungkapkan kedua nubuatan itu dengan lebih sempurna lagi. Nyonya White kemudian mengatakan :
S e m u a buku-buku Alkitab b e r t e m u dan b e r a k h i r di buku Wahyu. Di sinilah terdapat p e l e n g k a p dari buku Daniel itu. Yang satu adalah nubuatan, yang lainnya adalah yang diungkapkan. — The Acts of the Apostles, p. 585.
Yang utama dari buku-buku Alkitab itu yang akan bertemu dan berakhir di buku Wahyu, adalah buku-buku yang berisikan nubuatan-nubuatan dari para nabi Wasiat Lama dan berbagai perumpamaan Jesus dari Wasiat Baru. Sekaliannya itulah yang terakhir diungkapkan oleh Sdr. Victor T. Houteff sejak tahun 1929 bagi kita di akhir zaman ini, lalu genaplah ucapan malaikat Jibrail kepada nabi Daniel di atas, yang berbunyi :
Maka aku dengar, tetapi tidak aku mengerti : kemudian kataku : Oh Tuhanku, apakah kelak akhir dari segala perkara ini ? Maka katanya kepadaku : Pergilah, Daniel, karena semua perkataan itu tertutup dan tersegel sampai kepada akhir zaman. Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan dicobai.; tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan, dan tidak seorangpun dari orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang yang bijaksana akan mengerti. — Daniel 12 : 9, 10.
Terungkap H a n y a di dalam Sidang Jemaat Laodikea
Melihat kepada adanya begitu banyak Gereja Kristen yang ada, maka secara bijaksana dapat dimengerti bahwa Tuhan Allah tidak mungkin merestui semua Gereja, dengan berbagai fahamnya yang saling bertentangan itu untuk menampung semua firman Kebenaran-Nya bagi penyelamatan umat manusia di akhir zaman sekarang ini. Tuhan Allah tidak mungkin mempercayakan firman Kebenaran-Nya secara terbagi-bagi pada berbagai Gereja Kristen yang ada, dengan cara sebagian Kebenaran-Nya dipercayakan kepada Gereja yang satu, sebagian lagi kepada Gereja yang lain, dan sebagiannya lagi kepada Gereja yang lain lagi, sehingga semua yang mangakui dirinya Kristen sudah akan pasti diselamatkan. Hanya ada satu i m a n yang menyelamatkan, yaitu iman yang berlandaskan pada firman Kebenaran yang lengkap, yang sudah terungkap sampai dengan di akhir zaman ini. Dengan demikian, maka para n a b i yang akan ditugaskan Tuhan untuk mengungkapkan berbagai r a h a s i a N y a sesuai yang diramalkan pada Amos 3 : 7 itu, tidak akan mungkin dapat ditemukan pada Gereja-Gereja itu, selain di dalam Gereja dari Sidang Jemaat Laodikea saja, yaitu Gereja Tuhan Allah yang terakhir di akhir zaman.
Perlu kiranya diketahui bahwa sepanjang sejarah dunia ini Tuhan Allah memiliki hanya s a t u umat-Nya di bumi, yaitu mereka yang mematuhi hukum-hukum-Nya. Karena memiliki iman yang sama, maka mereka itu telah bersekutu menjadi apa yang dikenal di waktu ini dengan sidang Jemaat atau Gereja. Dalam beberapa perumpamaan-Nya Jesus telah menyebutnya dengan Kerajaan sorga, yang terdiri dari lima anak dara yang bijaksana di satu pihak, dan lima anak dara yang bodoh di lain pihak; atau gandum di satu pihak, dan lalang di lain pihak; atau ikan yang baik di satu pihak, dan ikan yang jelek di lain pihak. Karena kondisi kerohanian umat-Nya di bumi ini semenjak dari zaman Adam dan Hawa sampai kepada hari ini belum sepenuhnya bebas dari dosa, maka demikian itulah Gereja Tuhan Allah di akhir zaman ini telah diumpamakan sendiri oleh Jesus. Jadi dapatlah dimengerti, bahwa sesungguhnya Sidang Jemaat atau Gereja di bumi ini akan selalu mewakili Tuhan Allah dan Kerajaan-Nya yang ada di sorga.
Dari nubuatan Wahyu pasal 2 dan 3 dapat diketahui, bahwa seluruh sejarah Wasiat Baru dimana Sidang Jemaat atau Gereja Kristen milik Tuhan Allah berada, telah dibagi dalam tujuh periode, dan telah diberi nama masing-masing sesuai dengan kondisi kerohaniannya dalam setiap periode (paruh waktu) yang bersangkutan. Sidang Jemaat yang hidup dalam masa periode yang pertama disebut : Sidang Jemaat Ephesus; yang hidup selama masa periode yang kedua disebut : Sidang Jemaat Smyrna, yang hidup selama masa periode yang ketiga disebut : Sidang Jemaat Pergamus, yang hidup selama masa periode yang keempat disebut : Sidang Jemaat Thyatira, yang hidup selama masa periode ke lima disebut : Sidang Jemaat Sardis, kemudian sidang Jemaat Philadelfia dalam masa periode yang keenam, dan terakhir Sidang Jemaat Laodikea dalam masa periode yang ketujuh dan terakhir. Kemudian untuk mengetahui kapan periode dari sidang Jemaat Ephesus dimulai, kita ikuti penjelasannya dari hamba Tuhan Nyonya White sebagai berikut:
Berkenan dengan begitu banyak kebajikannya yang sudah tercatat, maka betapa mencoloknya tuduhan yang dilontarkan melawan sidang Jemaat di Ephesus yang berbunyi : ‘Sekalipun demikian Aku memiliki sesuatu melawan kamu, sebab kamu sudah meninggalkan kasihmu yang mula-mula.’ Sidang Jemaat ini pernah sangat dikasihi. Iaitu dibangun oleh rasul Paulus. Pada kota yang sama itu juga terdapat kuil untuk Diana, yang dalam hal keindahan, iaitu merupakan salah satu dari beberapa keajaiban dunia. Sidang Jemaat Ephesus telah menghadapi berbagai tantangan besar, dan sebagian orang-orang Kristen yang mula-mula itu telah mengalami aniaya ; tetapi sebagian dari mereka ini berbalik meninggalkan kebenaran-kebenaran yang telah mengikat mempersatukan mereka dengan para pengikut Kristus, dan sebagai gantinya mereka telah menganut berbagai kekeliruan yang luas yang diciptakan oleh Iblis. — (MS 11, 1906)
Karena telah diketahui, bahwa sidang Jemaat yang pertama, sidang Jemaat Ephesus, ialah Gereja yang telah dibangun oleh rasul Paulus, maka Sidang Jemaat Laodikea sebagai yang terakhir yang telah muncul menggenapi nubuatannya dalam tahun 1844, juga adalah Gereja yang telah dibangun oleh Nyonya Ellen G. White. Karena ini adalah sidang Jemaat yang ketujuh dan terakhir dalam sejarah dunia, maka di dalam Gereja inilah berbagai rahasia yang ada di dalam Alkitab akan diungkapkan.
Diungkapkan oleh nabi-nabi akhir zaman
Nabi-nabi akhir zaman ialah nabi-nabi Wasiat Baru yang hidup di akhir zaman. Nabi-nabi inilah yang sejak jauh-jauh hari sebelumnya rasul Paulus telah memberitahukannya kepada kita sebagai berikut : Maka Ia memberikan sebagian orang rasul-rasul, dan sebagian orang n a b i – n a b i, dan sebagian orang penginjil-penginjil, dan sebagian orang gembala-gembala dan guru-guru; bagi penyempurnaan umat kesucian untuk tugas melayani, untuk membangun tubuh Kristus; sampai kita semua masuk dalam kesatuan iman, dan pengetahuan akan Anak Allah, menjadi suatu manusia yang sempurna menurut ukuran pertumbuhan dan kedewasaan Kristus; supaya mulai sekarang dan seterusnya kita tidak lagi seperti anak-anak yang diombang-ambingkan ke sana ke mari oleh berbagai angin ajaran, dari kelihaian manusia dan berbagai kelicikan mereka itu yang menyesatkan. — Epesus 4 : 11 – 14.
Ada lebih dari satu nabi yang telah diberikan Tuhan untuk membangun moral Tubuh Kristus atau Sidang Jemaat-Nya sepanjang sejarah Wasiat Baru. Dan karena berbagai rahasia Allah di dalam Alkitab baharu akan terungkap di akhir zaman, di dalam sidang Jemaat Laodikea, maka hanya nabi-nabi yang telah dinubuatkan pada Amos 3 : 7 itulah yang akan muncul di akhir zaman ini, di dalam sidang Jemaat Laodikea, mengungkapkan nubuatan-nubuatan itu bagi kita. Demikian itulah, maka telah muncul Nyonya Ellen G. White sejak tahun 1844 dengan pokok pekabarannya yang terkenal, Roh Nubuatan, yang kemudian disusul oleh Sdr. Victor T. Houteff sejak tahun 1929 dengan pokok pekabarannya, Tongkat Gembala, yang telah mengungkapkan berbagai rahasia dari Alkitab itu bagi kita. Kedua pekabaran itu (Roh Nubuatan + Tongkat Gembala) sesuai nubuatannya pada Wahyu 19 : 10 telah ditampung di dalam satu saja wadahnya, yaitu ROH NUBUATAN, merupakan kumpulan peraturan-peraturan pelaksanaan dari Hukum Torat.
Dari Wahyu 19 : 10 dapat diketahui, bahwa, Kesaksian Jesus Kristus itu ialah ROH NUBUATAN. Karena Kesaksian Jesus Kristus itu sendiri merupakan kumpulan peraturan-peraturan pelaksanaan bagi Sepuluh Perintah Torat sebagai Undang-Undang Dasarnya, maka keseluruhan i s i Alkitab yang sudah terungkap pengertiannya sampai di akhir zaman sekarang ini, akan disebut Kesaksian Jesus Kristus. Dan itulah ROH NUBUATAN yang akan ditemukan di dalam buku-buku tulisan Nyonya Ellen G. White dan buku-buku terbitan Tongkat Gembala dari Victor T. Houteff. Iaitu telah disebut ROH NUBUATAN karena disanalah seluruh rahasia di dalam Alkitab, yang berupa nubuatan-nubuatan dan perumpamaan-perumpamaan Jesus, telah diungkapkan secara tertulis. ROH NUBUATAN ialah hasil dari Roh Suci, tetapi b u k a n Roh Suci itu sendiri.
Akan Torat dan akan Kesaksian .. !
Karena berbagai nubuatan dari Wasiat Lama, baharu terungkap pengertiannya di akhir zaman, maka khususnya kepada semua umat sidang Jemaat Laodikea, oleh perantaraan nabi Jesaya Tuhan Allah memperingatkan : Akan Hukum Torat dan akan Kesaksian, jika mereka berbicara tidak sesuai dengan p e r k a t a a n i n i, maka itu adalah karena tidak ada t e r a n g di dalam mereka itu. — Jesaya 8 : 20.
Para nabi sejak mulanya telah dikendalikan dan diilhami oleh Jesus sendiri, untuk mempersiapkan Alkitab itu bagi kita, maka para nabi Wasiat Barupun telah dikendalikan oleh Roh yang sama untuk mengungkapkan dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya seluruh ROH NUBUATAN bagi kita. Oleh sebab itu dalam membicarakan firman kebenaran, kita diwajibkan untuk menyampaikannya semurni-murninya, artinya, sesuai dengan maksud dan pengertian dari firman itu sendiri, sebagaimana yang tersedia di dalam ROH NUBUATAN itu saja. Ini berarti akan ada t e r a n g di dalam kita apabila setiap firman kebenaran yang diajarkan, akan selalu sesuai dengan Hukum Torat, dan tidak bertentangan atau berbeda daripada berbagai peraturan pelaksanaannya di dalam ROH NUBUATAN. Inipun akan membuktikan, bahwa kita telah memperoleh bimbingan Roh Suci apabila kebenaran yang diajarkan itu benar-benar sudah sesuai dengan persyaratan di atas dan sudah tahan uji.
Akan hukum Torat dan akan Kesaksian ... itu akan merupakan satu-satunya batu ujian untuk menguji setiap kebenaran atau ajaran yang ada di dalam Gereja kita. Tetapi bagaimanakah dapat kita melakukan sesuatu pengujian, apabila Kesaksian atau Kesaksian Jesus Kristus, yang telah berkembang menjadi ROH NUBUATAN itu (Baca : Wahyu 12 : 17; 19 : 10) belum juga sepenuhnya dimengerti ? Siapakah sesungguhnya yang patut diharapkan untuk menguji setiap kebenaran atau ajaran di dalam Gereja kita di akhir zaman ini ? Setelah ditinggal mati oleh Nyonya Ellen G. White dan Sdr. Victor T. Houteff sebagai nabi-nabi akhir zaman, maka kini tugas untuk membangun tubuh Kristus atau umat Allah akan berada di bawah tanggung jawab dari hanya para penginjil, gembala-gembala (pendeta-pendeta) dan guru-guru (Baca : Ephesus 4 : 11 – 14 di atas). Mereka itulah yang dalam bahasa nubuatan Wahyu telah disebut Malaikat Sidang Jemaat Laodikea. Tetapi bagaimanakah kondisi kerohanian mereka itu sebagaimana yang diramalkan pada buku Wahyu itu sendiri ? Semenjak dari tahun 96 yang lalu rasul Yahya yang hidup di masa periode Sidang Jemaat Ephesus telah meramalkannya sebagai berikut :
Maka kepada malaikat sidang jemaatnya orang-orang Laodikea tuliskanlah sebagai berikut : Semua perkara ini, demikian dikatakan oleh Amin, Saksi yang Setia dan Benar, permulaan dari ciptaan Allah itu : ‘Aku tahu semua perbuatanmu, bahwa engkau adalah dingin tidak panaspun tidak; Aku ingin engkau dingin atau panas. Oleh sebab itu, maka karena engkau adalah s u a m, dan dingin tidak hangatpun tidak, maka Aku akan meludahkan engkau dari dalam mulut-Ku. Sebab engkau mengatakan : Aku kaya, dan sudah meningkat dengan berbagai kekayaan, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi; padahal tidak engkau ketahui bahwa engkau adalah orang yang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang. Wahyu 3 : 14 – 17.
Perhatikanlah dengan saksama, bahwa yang suam kerohaniannya itu b u – k a n sidang jemaat Laodikea, melainkan hanya malaikat sidangnya, yaitu para penguasa dari Gereja milik Tuhan Allah di akhir dunia sekarang ini. Semua perbuatannya di akhir dunia sekarang ini, baik yang berupa khotbah-khotbah yang disajikannya dari mimbar-mimbar gereja pada setiap hari Sabat, maupun melalui buku-buku pelajaran Sekolah Sabat yang terbit pada setiap triwulan, membuktikan dengan jelas mereka itu berada dalam kondisi kerohanian yang miskin, buta dan telanjang. Mereka itu tampaknya tidak lagi berada di bawah bimbingan Roh Kebenaran, sehingga kemampuan untuk membedakan di antara mana yang benar dan mana yang salah sudah semakin kabur. Malaikat sidang jemaat Laodikea itu melambangkan semua penginjil, gembala-gembala, dan guru-guru dari sidang jemaat Laodikea, mulai dari Pusat Organisasi di Amerika Serikat sampai dengan mereka yang bertugas di pelosok-pelosok dunia ini. Tahukan Saudara bahwa beberapa tahun yang lalu Presiden dari General Conference of Seventh-Day Adventists di Pusat Organisasi di Amerika Serikat secara tiba-tiba telah turun tahta karena terlibat dalam persoalan bisnis? Bahkan masih tetap segar di dalam ingatan kita, bagaimana Ketua Uni Indonesia Bagian Barat berikut beberapa orang staffnya, beberapa tahun yang lalu, telah menggelapkan beberapa bidang tanah milik Gereja yang berlokasi di beberapa jalan utama kota metropolitan Jakarta? Kasus inilah yang telah berulang kali menjadi bahan berita di berbagai surat kabar ibu kota, yang konon sampai kepada hari ini belum juga tuntas penyelesaiannya di Pengadilan Negeri. Bukankah ini suatu bukti, bahwa para penguasa Gereja kita sesungguhnya sudah tidak lagi berada di bawah bimbingan Roh Allah? Untuk inilah, maka kepada masing-masing kita hamba Tuhan mengingatkan :
Orang-orang Kristen yang setengah hati adalah jauh lebih buruk daripada orang-orang Kapir, karena berbagai perkataan mereka yang menyesatkan dan berbagai pendirian mereka yang tidak menentu menyesatkan banyak orang. Orang Kapir menunjukkan belangnya. Kristen yang s u a m (= malaikat sidang jemaat Laodikea + para pengikut setianya) menipu kedua belah pihak. Ia bukan seorang duniawi yang baik, juga bukan seorang Kristen yang baik. Setan menggunakannya untuk melakukan sesuatu tugas yang tidak seorangpun yang lain dapat melakukannya. — EGW. SDA Bible Commentary, vol. 7 A, p. 407.
“Sedang diakui di dunia sekarang, bahwa orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sedang meniupkan trompet yang tidak menentu, sehingga mereka sendiri sedang ikut berjalan pada jalan-jalan orang-orang dunia.” — Testimonies to Ministers, p. 86.
Sekalipun demikian ternyata sebagian besar umat masih saja bergantung dan berharap kepada para pemimpin yang suam rohani itu. Mereka beranggapan mustahil Tuhan Allah mau meninggalkan begitu saja banyak dari hamba-hambaNya yang masih setia. Sekalipun demikian Ellen G. white sebagai juru bicara dari pihak Tuhan Allah telah menegaskan : “Kita telah cenderung mengira, bahwa dimana tidak terdapat pendeta-pendeta yang setia, tidak mungkin akan ada orang-orang Kristen yang sejati. Namun ini adalah bukan masalahnya. Allah telah berjanji, bahwa dimana para gembala didapati tidak benar, maka Ia akan menggembalakan sendiri kawanan domba itu. Allah tidak pernah membiarkan kawanan dombaNya sepenuhnya bergantung pada alat-alat manusia.” — 5 Testimonies, p. 80.
“Marilah kuberitahukan kepadamu, bahwa Tuhan akan bekerja dalam tugas yang terakhir ini dalam suatu cara yang sangat berbeda daripada yang biasanya, dan dalam suatu cara yang akan bertentangan dengan setiap perencanaan manusia. Akan ada kelak orang-orang di antara kita yang selalu ingin mengontrol pekerjaan Allah, untuk mengatur bahkan sampai dengan pergerakan-pergerakan apa saja, yang hendak dibuat sewaktu pekerjaan bergerak maju di bawah pengarahan dari malaikat itu, yang bergabung dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran untuk diberitakan kepada dunia. Allah akan menggunakan berbagai cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa Ia sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri. Para pekerja akan dibuat kagum oleh sarana-sarana yang sederhana, yang akan digunakanNya untuk memulai dan menyempurnakan pekerjaan pembenaranNya.” – Testimonies to Ministers, p. 300.
R i n g k a s n y a :
“Berbahagialah d i a yang membaca, dan mereka yang mendengar segala perkataan dari nubuatan ini, lalu berpegang pada segala perkara itu yang tertulis di dalamnya, karena waktu itu sudah singkat.” — Wahyu 1 : 3.
Semua nubuatan dari para nabi Wasiat Lama dan buku Wahyu selengkapnya sudah terungkap di dalam ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10, yaitu gabungan pekabaran malaikat yang ketiga dari Nyonya White dan pekabaran malaikat Wahyu 18 : 1 dari Victor T. Houteff. Penggabungan itulah yang telah berhasil menerangi bumi menjadi terang bagi kaki kita dan suluh bagi perjalanan kita. Tetapi o r a n g j a h a t akan selalu menentangnya, memutarbalikkannya, dan menggelapkannya daripada kita, sebab mereka sudah tidak lagi berada di bawah bimbingan dari Roh Allah. Sebagai malaikat Sidangnya orang-orang Laodikea, mereka itu sudah diludahkan Kristus dari dalam mulut-Nya. Oleh karena itu, maka mustahil bagi mereka itu yang masih mengakui dirinya Kristen di akhir zaman ini dapat dengan begitu saja menyambut Jesus pada kedatangan-Nya yang akan datang, sementara buku Wahyu, buku Daniel, dan berbagai buku dari nabi-nabi lainnya, yang bertemu dan berakhir di buku Wahyu, terus saja dilalaikannya seperti sekarang.
* * *
335 total, 1 views today