<< Go Back

Penetapan waktu yang tepat sesuai kesaksian para nabi, perumpamaan dan upacara bayangan

 

Setelah kita memperoleh pemahaman mengenai tahun 2027 adalah tahun dimana Tuhan akan melaksanakan pekerjaan penyelesaian bagi sidang dan tahun 2031 bagi seluruh dunia yang diperoleh dari pengembangan atas petunjuk-petunjuk Ellen G. White dan Victor T. Houteff, lebih lanjut lagi Victor T. Houteff melalui buku Pehukuman dan Penuaian, buku Penuaian Perumpamaan Upacara Bayangan, buku Tanya Jawab buku 3 jawaban atas pertanyaan No. 50 dan buku Lambang Yunus serta pemahaman dibawah dari terang Victor T. Houteff atas kitab Keluaran pasal 12, Imamat pasal 23 dan Matius pasal 13 kita memperoleh pengungkapan waktu yang jauh lebih tepat lagi dari pekerjaan penyelesaian bagi sidang maupun pekerjaan di dunia dari pada pengertian yang sebelumnya.

Pengungkapan tersebut kita dapat pisahkan menjadi dua yaitu dari uraian tertulis yang diberikan oleh Victor T.  Houteff melalui penjelasan dalam bukunya dan dari gambar bagan yang Victor T. Houteff buat melengkapi penjelasan tertulisnya.

Berikut petunjuk-petunjuk yang kita peroleh:

  1. Penjelasan dari uraian tertulis
  2. Buku Pehukuman dan Penuaian
  1. Kebenaran mengenai pemeriksaan pehukuman dan penuaian yang disampaikan oleh Victor T. Houteff dalam buku Pehukuman dan Penuaian bukan merupakan himbauan belaka melainkan menentukan selamat atau tidaknya masing-masing kita.

Victor T. Houteff dalam buku Pehukuman dan Penuaian dalam memulai isi bukunya ia mencantumkan kutipan dari tulisan Testimonies, vol 5, p. 134 :

“Hendaklah para pendeta dan seluruh umat ingat, bahwa kebenaran Injil itu membinasakan jika ia itu tidak berhasil menyelamatkan.”

Dengan dicantumkannya kutipan Ellen G. White tersebut memberikan gambaran bahwa seluruh uraian dan penjelasan serta petunjuk yang disampaikan dalam buku tersebut memiliki sanksi hukum yang mengikat bagi orang-orang yang mengaku sebagai pengikut dari kebenaran makanan pada waktunya dari malaikat yang ke 4.

  1. Dalam bagian pengantar buku Pehukuman dan Penuaian Victor T. Houteff menjelaskan bahwa pemeriksaan hukum adalah salah satu pokok masalah Alkitab zaman ini yang “sedikit sekali dipahami, dan yang sangat digaibkan dan membingungkan” dengan demikian kepada para siswa Alkitab Victor T. Houteff mengharapkan setelah mempelajari buku ini seharusnya telah memiliki pemahaman yang utuh dan menyeluruh tidak lagi sebagian-sebagian, tidak lagi dalam kebingungan serta masih menganggap gaib/rahasia pokok masalah tersebut sebagaimana disebutkan.

Kemudian dengan dikatakannya “Sekiranya masalah ini tidak penting bagi keselamatan kita, maka musuh tentunya tidak akan membiayai setiap usaha apa saja yang mungkin untuk menudunginya dalam kegelapan” menunjukkan bahwa oleh karena sedemikian pentingnya masalah pemeriksaan hukum ini bagi keselamatan maka diingatkan kepada kita untuk berhati-hati karena Setan akan melakukan setiap usaha apa saja untuk mempertahankan permasalahan pemeriksaan hukum tersebut tetap tertudungi atau tetap “sedikit sekali dipahami, dan yang sangat digaibkan dan membingungkan.”

Salah satu dari usaha untuk tetap menggaibkan masalah pemeriksaan hukum tersebut adalah dengan membiarkan orang-orang dari sidang Laodikea terus saja berpegang kepada kata-kata “Hanya bapa saja yang tahu.”

Selain itu dari bagian pengantar buku Pehukuman dan Penuaian juga kita peroleh :

  • Penyampaian masalah pehukuman ini akan diajarkan atau disampaikan kepada kita dalam contoh-contoh dan perumpamaan, artinya kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh umat Allah dimasa lalu akan juga terjadi dimasa kita. Dengan demikian melalui penjelasan dalam pengantar ini adalah perlu setiap siswa kebenaran sekarang untuk memahami dahulu bagaimana keterjadian dan tuntutan-tuntutan yang Tuhan mintakan kepada orang-orang di masa lalu, akan menemukan persamaan-persamaannya dengan ramalan penggenapan yang akan terjadi di masa kita akhir zaman ini.
  • Masalah pemeriksaan hukum ini dikatakan bahwa “Bagi setiap jiwa akan datang ujian saringan, haruskah saya mematuhi Allah gantinya manusia?” Artinya di masa masalah pemeriksaan hukum ini dapat dipahami umat Allah atau siswa-siswa kebenaran sekarang akan mendapatkan tantangan dari pengaruh orang-orang untuk menjadikan manusia sebagai sandarannya, bentuk pengaruh apakah itu kalau bukan “organisasi”, karena melalui tata aturan suatu organisasi para anggotanya diwajibkan untuk tunduk kepada keputusan yang diterbitkan oleh pimpinan organisasi, sehingga tanpa disadari mereka akan dituntun untuk mematuhi manusia gantinya Allah.

Kebenaran mengenai pemeriksaan hukum ini akan menjawab kata-kata dalam The Great Controversy, pp. 593, 594Adakah kaki-kaki kita ditanam pada batu karang Firman Allah yang kekal?

  1. Dalam menjelaskan pelaksanaan pemeriksaan hukum atau pehukuman dan penuaian, Victor T. Houteff menerangkan melalui 3 sarana, yaitu sebagai berikut :
  • Dibawah terang kesaksian para nabi.

Melalui kesaksian-kesaksian dari kitab Wahyu dan Daniel Victor Houteff menyampaikan adanya sidang pengadilan yang akan duduk di dalam surga, dalam penjelasannya tersebut ia menyampaikan bagaimana sidang itu mulai didudukan, maksud dari adanya sidang pengadilan, berbagai pihak yang terlihat duduk dalam sidang pengadilan tersebut dan kapan dimulainya sidang pengadilan itu serta terhadap siapa pengadilan itu didudukan.

  • Dibawah terang dari perumpamaan-perumpamaan.

Melalui perumpamaan gandum dan lalang yang tertulis di dalam Matius 13:24-30, Victor T. Houteff menggambarkan proses pekerjaan pengumpulan hasil bumi yang diumpamakan ke dalam empat musim dalam 12 bulan tahun pertanian, proses tersebut dimulai dari masa penaburan benih sampai kepada masa penuaian. Dalam penjelasannya Victor T. Houteff juga mengulas bagaimana lalang-lalang bisa turut tertabur diantara gandum, proses pemisahan lalang dari antara gandum.

Selain dari pada berbicara proses dan pengertian dari bagian-bagian perumpamaan gandum dan lalang tersebut, Victor T. Houteff dalam melengkapi pengertian kita tentang waktu-waktu dari penggenapan perumpamaan tersebut di akhir zaman, ia menggabungkan perumpamaan tersebut dengan cerita pengalaman perjalanan Yesus dari saat baptisan hingga disalibkan dan keseluruhan mengenai waktu tersebut ia sampaikan secara terperinci dalam gambar bagan.

  • Dibawah terang dari upacara bayangan.

Dalam menjelaskan mengenai lambang-lambang upacara bayangan secara tertulis Victor T. Houteff menggalinya dari Imamat 23, dimana ia menjelaskan pengertian dan contoh dan contoh saingan dari ikatan gandum yang ditimang, roti-roti yang ditimang baik dari orang-orang yang sudah mati dan orang-orang yang hidup serta pesta perayaan tabernakel. Melalui upacara bayangan tersebut diperoleh gambaran penetapan waktu yang tepat dari setiap peristiwa yang wajib dilakukan oleh orang-orang Israel badani dan menjadi contoh bagi contoh saingannya di akhir zaman.

Pada gambar bagan pada saat ia mencantumkan angka-angka tanggal bulan lunar, ia menambahkan uraian atau catatan petunjuk dari kitab Keluaran 12.

Hubungan ke 3 sarana tersebut disampaikan oleh Victor T. Houteff dalam halaman 64 yaitu sebagai berikut:

Sama seperti yang dijelaskan oleh roh Nubuatan bahwa “keseluruhan jaringan contoh-contoh dan lambang-lambang adalah sebuah susunan nubuatan Injil yang padat, yaitu sebuah penyajian yang di dalamnya terikat janji-janji penebusan” (The acts of the Apostles, p 14), maka demikian itulah rencana penyelamatan diungkapkan bukan hanya dalam kesaksian-kesaksian para nabi dan dalam perumpamaan-perumpamaan Kristus melainkan juga dalam contoh-contoh dan lambang-lambang dari kaabah kesucian di bumi.”

Demikian pula pada halaman 67, yaitu :

Dalam melukiskan penyelamatan kita selengkapnya, maka acara-acara penuaian dari upacara bayangan itu harus menguatkan baik kesaksian-kesaksian para nabi maupun perumpamaan-perumpamaan mengenai penuaian itu karena semuanya itu tidak mungkin bebas untuk keluar tergabung bersama-sama.”

Dengan demikian tanpa kita menggabungkan dan mempelajari ke 3 sarana ini secara keseluruhan, maka sebagaimana yang disebutkan dalam bagian pengantar kita tidak akan memperoleh pemahaman sepenuhnya, masih terdapat bagian-bagian dari rencana pehukuman dan penuaian itu yang membingungkan dan gaib atau dianggap masih rahasia yaitu khususnya mengenai penetapan waktu, sehingga tujuan dari pengajaran yang disampaikan oleh Victor T. Houteff melalui penulisan buku Pehukuman dan Penuaian tidak tercapai dan dengan demikian kebenaran yang kita miliki didapati masih sangat kurang. Selain itu dengan adanya penegasan kata-kata “melainkan juga” dan “upacara bayangan itu harus menguatkan” memberi petunjuk kepada kita bahwa banyak dari siswa Alkitab makanan pada waktunya hanya mempelajari pemeriksaan hukum tersebut dari kesaksian-kesaksian hukum dan perumpamaan.

  1. Penetapan waktu dari setiap musim harus diperhitungkan dengan tepat tidak boleh dikira-kira.

Pada halaman 47 dalam menjelaskan sub judul “dibawah terang dari perumpamaan-perumpamaan” Victor T. Houteff menjelaskan bahwa :

Penabur benih, benih, ladang, musim pemeliharaan dan pertumbuhan dan musim penuaian harus bersama-sama diperhitungkan dengan tepat untuk menggambarkan kerajaan kerohanian itu; jika tidak, maka penyajiannya hanya akan dapat membawa kepada kekeliruan dan bukan kepada kebenaran.”

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa oleh karena yang dibicarakan adalah musim, sudah tentu hal tersebut berhubungan dengan “waktu”, maka tentu yang dikatakan oleh Victor T. Houteff mengenai kewajiban untuk diperhitungkan dengan tepat adalah mengenai “waktu“ dari pelaksanaan masing-masing peristiwa mulai dari penaburan sampai dengan penuaian. Terlebih dijelaskan bahwa jika kita tidak dapat memperoleh penghitungan yang tepat atau hasil yang didapat berupa dikira-kira maka dikatakan bahwa hal itu hanya akan membawa kepada kekeliruan atau dengan kata lain menjadikan kita memiliki “tipu di mulut.”

Dengan demikian kita diwajibkan untuk melakukan penghitungan waktu, bukan kita dibatas-batasi dan dilarang melakukan perhitungan sebagaimana pemahaman banyak orang terhadap Matius 24 : 36 termasuk juga sebagian dari kalangan Davidian sendiri, dengan kata lain Victor T. Houteff berkenan dengan penetapan waktu (time setting).

  1. Victor T. Houteff menegaskan bahwa pemahaman terhadap tiga upacara bayangan ini maha penting bagi penyelamatan kita, halaman 70:

Para pembaca yang hendak memahami dengan baik pengertian dari ketiga upacara bayangan ini yang maha penting bagi penyelamatan kita……………..

Oleh karena itu sangatlah penting untuk diperoleh pengertiannya. Tiga macam Upacara bayangan apakah itu, dari gambar bagan yang diberikan Victor T. Houteff dalam buku Pehukuman dan Penuaian dan dalam Jawaban pertanyaan No. 50 buku Tanya Jawab jilid 3 halaman 7 kita dapatkan:

  • Upacara Paskah,
  • Upacara Grafirat,
  • Upacara pondok daun/Tabernakel.
  1. Oleh karena terdapat beberapa hari-hari pertemuan kudus yang harus dikuduskan selain hari Sabat, maka Victor T. Houteff mengingatkan untuk berhati-hati supaya tidak menjadi kacau karena menganggap bahwa semua hari pertemuan kudus itu adalah hari Sabat, hal ini menunjukkan bahwa akan berpotensi ada orang-orang yang akan mempersalahkan perhitungan waktu dengan menggunakan pengertian mengenai hari-hari kudus dengan tidak tepat, kata-katanya adalah sebagai berikut:

“Dapat diperhatikan bahwa perintah mengenai kepatuhan terhadap Sabat hari ketujuh maupun mengenai kepatuhan terhadap perayaan-perayaan upacara bayangan setiap tahun itu, ada tercatat di dalam Imamat 23:3. Oleh sebab itu, hendaklah berhati-hati, janganlah mengacaukan kebenaran yang satu dengan yang lainnya”. (Imamat 23 : 3 mengatakan: “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada Sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah Sabat bagi Tuhan di segala tempat kediamanmu”).

  1. Perumpamaan yang dipergunakan untuk menggambarkan proses pekerjaan Tuhan sesuai dengan Matius 13 diumpamakan dengan periode 12 bulan pertanian dengan musim gugur sebagai permulaannya dari 4 musim yaitu, musim gugur, musim dingin, musim semi/berbunga dan terakhir musim panas yang merupakan musim penuaian.
  2. Pada bagian “Masa Penuaian” halaman 56 Victor T. Houteff menjelaskan :

Walaupun pengertian dan waktu yang sebenarnya dari hal penuaian itu banyak dikacaukan oleh sebagian orang sehingga membingungkan bagi banyak orang, namun penyelidikan yang seksama terhadap firman itu akan menjernihkannya…..”

Dari penjelasan ini terlihat bahwa :

  • Pada saat ini banyak terdapat pengertian dan pandangan dari para pemimpin-pemimpin organisasi gereja maupun yang mengaku pemegang kebenaran sekarang yang menimbulkan ketidak jelasan sehingga menimbulkan pemahaman dari pelaksanaan pehukuman dan penuaian serta waktunya menjadi hal yang membingungkan.
  • Penyelidikan yang seksama atas permasalahan pemeriksaan hukum oleh Victor T. Houteff yang disampaikan dalam buku ini akan menjernihkan segala kekacauan dan kebingungan yang telah berkembang luas dikalangan sidang Laodikea, sehingga sama halnya dengan yang sebelumnya disebutkan dalam bagian pengantar bahwa buku Pehukuman dan Penuaian disusun dimaksudkan untuk menjawab ketidak jelasan atau ketidak dipahaminya pelaksanaan pemeriksaan hukum atau pehukuman dan penuaian yang akan Tuhan laksanakan di akhir zaman.
  1. Proses gandum dipotong, diikat berberkas-berkas kemudian diinjak-injak dan sesudah itu dimasukkan dalam lumbung serta pekerjaan pembinasaan terhadap sekam dan lalang diselesaikan dalam musim gugur, dan disebutkan penuaian adalah suatu periode musim setelah musim panas berlalu, yaitu periode musim gugur yang tidak menghasilkan buah, jadi penuaian tersebut tidak sebagaimana yang kita pahami dari  Matius 13 : 30 yang mengatakan bahwa terhadap adanya lalang diantara gandum dibiarkan keduanya bertumbuh bersama-sama sampai dengan masa penuaian dan di masa penuaian Ia akan mengumpulkan gandum ke dalam lumbungNya, (halaman 57).

Dari pengertian yang disampaikan oleh Victor T. Houteff dari Matius 13 tersebut, maka sekarang dapat kita peroleh gambaran bahwa dalam masa penuaian yaitu sebelum periode musim gugur yang tidak menghasilkan buah yang terjadi adalah malaikat-malaikat sedang melaksanakan tugas mengikat berberkas-berkas baik gandum maupun lalang atau artinya jumlah dari gandum maupun lalang jumlahnya bukan dalam satu ikatan atau satu kesatuan organisasi, melainkan banyak ikatan atau kelompok.

  1. Atas pengungkapan bagaimana pelaksanaan pehukuman dan penuaian tersebut dan waktunya, maka akan ada orang-orang yang memandang rendah atau meremehkan hasil penyelidikan terhadap kebenaran itu dan akan berprasangka-prasangka yang tidak benar (seperti berprasangka bahwa orang yang menyelidiki telah berdosakan menambah-nambah dan mengurang) (halaman 57, 58).
  2. Yesus adalah merupakan contoh saingan dari ikatan gandum timang-timangan sebagaimana yang dikatakan Ny. Ellen G. White dalam Desire of Ages, p.785:

“Ia adalah contoh saingan dari ikatan gandum timangan itu, maka kebangkitan-Nya jadi pada hari yang tepat sewaktu ikatan gandum timangan itu harus disampaikan ke hadapan Tuhan.”

Pada halaman 77 Victor T. Houteff mengatakan bahwa setelah 40 hari lamanya kehadiran Kristus pribadi di bumi setelah kebangkitannya ialah masa dimana buah-buah pertama itu dikumpulkan. Oleh sebab itu 120 murid yang menerima tepat pada hari roti-roti timangan dipersembahkan adalah merupakan roti-roti timangan contoh saingan. Dan dikatakan dibawah kesejajaran terang yang sama ini kondisi kerohanian dari 120 murid itu sebelum Pantekosta rasul-rasul jelas terlihat melambangkan kondisi kerohanian dari 144.000 umat itu sebelum Pantekosta yang akan datang, maka dapat kita simpulkan bahwa 144.000 adalah merupakan roti-roti timangan contoh saingan dari orang-orang hidup.

  1. Dalam pesta perayaan Tabernakel Tuhan akan mengutus para penuaiNya untuk mengumpulkan lalang dan gandum serta di dalam masa itu orang-orang jahat akan dibinasakan. (halaman 74)

Patriarchs and Prophets, p. 541:

Pesta perayaan Tabernakel itu bukan hanya merupakan peringatan, melainkan juga merupakan contoh…… Ia itu merayakan pengumpulan buah-buah hasil bumi, dan menunjuk ke depan kepada hari besar pengumpulan yang terakhir, apabila Tuhan dari penuaian itu akan mengutus para penuaiNya untuk mengumpulkan lalang-lalang di dalam berkas-berkas untuk dibakar, dan untuk mengumpulkan gandum ke dalam lumbungNya. Pada masa itu orang-orang jahat semuanya akan dibinasakan.”

Dari kata-kata Ellen G. White tersebut terlihat bahwa dalam jangka waktu pesta perayaan Tabernakel (sesuai dengan Keluaran 12 dan Imamat 23 akan dilaksanakan selama 7 hari) hal-hal yang sebagaimana kita pahami dari peristiwa Yehezkiel 9 sebagiannya akan terlaksana yaitu pengumpulan gandum ke dalam lumbungNya dan pembinasaan terhadap orang jahat di dalam sidang.

 

  1. Victor T. Houteff dalam mempelajari mengenai pehukuman dan penuaian mengingatkan adanya potensi kekacauan pengertian karena lalai meninjau sesuatu masalah dalam perspektif penulis.

Penyebab kekacauan doktrin yang sangat umum diantara para penyelidik Alkitab terletak pada kelalaian mereka, yang sering sekali lalai meninjau sesuatu masalah dalam perspektif penuh dari pendapat penulisnya sendiri, —- suatu kelalaian yang akibatnya membuat mereka melihat masalah itu dari berbagai pendirian yang lain, sehingga bukannya berhasil tetapi bahkan lebih menyempitkan pandangan mereka terhadap maksud dari penulis masalah itu sendiri, sehingga mereka salah menafsirkannya.“ (halaman 83)

Tidak pernah dibenarkan untuk menginterpretasikan sesuatu ayat injil terpisah dari pada hubungan kata-katanya, karena dengan berbuat sedemikian itu akan dengan sendirinya berbuat kejam terhadap pengertiannya.” (halaman 90)

 

  1. Buku Penuaian Perumpamaan Upacara Bayangan
  1. Pada halaman awal buku tersebut terdapat kata-kata berikut:

Ini adalah sebuah pengembangan dari buku traktat No. 3 oleh Sdr. Victor T. Houteff, yang berisikan hanya bagian terakhir yang ditemukan di dalam edisi hak cipta tahun 1934, yang menggunakan halaman depannya yang asli. Ini dikembangkan bagi orang-orang Davidian untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas terhadap pengetahuan angka bilangan Alkitab.

Dari kata-kata-kata tersebut terlihat bahwa :

  • Buku tersebut merupakan satu kesatuan dengan buku Pehukuman dan Penuaian yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari buku Pehukuman dan Penuaian.
  • Buku ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas terhadap pengetahuan angka bilangan Alkitab bagi orang Davidian, hal ini mengandung arti bila orang Davidian setelah mempelajari buku pengembangan ini tidak juga memperoleh pengetahuan yang luas, maka ia tentunya tidak memahami apa yang dijelaskan dan diharapkan oleh Victor Houteff dan juga berarti bahwa orang Davidian yang hidup dan belajar bersama-sama dengan Victor T. Houteff pada masa ia masih hidup memiliki pengetahuan mengenai angka bilangan Alkitab yang membentuk waktu jauh lebih tinggi dari sebagian orang Davidian pada saat ini.
  1. Alkitab seringkali menggunakan sarana matematika.

Pada halaman 3 paragraf pertama Victor T. Houteff menjelaskan :

“Alkitab seringkali menggunakan sarana matematika dalam menentukan eksistensi waktu, dan jumlah tahun-tahun dari peristiwa Alkitab yang satu ke peristiwa Alkitab lainnya…….Oleh Sebab itu maka perkalian adalah suatu metode Alkitab biasa dalam mengajarkan kebenaran.”

  1. Angka bilangan yang disampaikan Yesus melalui rasul dan nabi wasiat lama dari perumpamaan dan upacara bayangan tidak akan selalu merupakan unsur-unsur yang gelap bagi umat Allah, hal ini sebagaimana disebutkan oleh Victor T. Houteff di halaman 3:

“Oleh sebab itu, sungguhpun kita sedikit sekali mengetahui tentang banyak angka bilangan Alkitab berikut kode rahasia kebenarannya pada waktu ini, sekaliannya itu tidak akan selalu merupakan unsur-unsur yang gelap bagi umat Allah, karena mereka harus ada disana untuk menemukan dan menerangi bagi pandangan kita tonggak-tonggak sepanjang perjalanan kita menuju ke kota Suci.

Dari kata-kata tersebut tergambarkan bahwa:

  • Sampai periode tertentu umat Allah akan sangat sedikit sekali mengetahui mengenai angka bilangan Alkitab dan dianggap merupakan suatu unsur yang gelap, namun tidak selalu demikian akan ada waktunya dimana umat Allah akan dibuat menemukan dan diterangi mengenai tonggak-tonggak perjalanan ke kota Suci.
  • Keberadaan angka bilangan tersebut di dalam Alkitab dimaksudkan untuk dapat memberikan penerangan dan petunjuk perjalanan menuju kota Suci.
  1. Terjadinya pembantaian Yehezkiel 9 terhadap mereka yang tidak berpakaian kawin atau yang memiliki tipu dimulut di dalam sidang akan dilaksanakan setelah pemeteraian 144.000 (setelah roti timang-timangan diserahkan) dan setelah pencurahan roh suci hujan akhir, hal tersebut diketahui dari kata-kata yang disampaikan pada halaman 10:

Roti-roti timangan contoh, yang menunjukkan lengkapnya penuaian buah-buah pertama (Imamat 23:17), dibakar dengan ragi untuk melambangkan, bahwa dosa-dosa belum dihapuskan pada waktu “hamba-hamba dari Allah kita” dimeteraikan. Sebab itu pemeriksaan pengadilan bagi orang-orang hidup (penghapusan dosa-dosa) akan dimulai setelah pemeteraian mereka yang 144.000 itu (roti-roti timangan rohani itu), dan sesudah curahan Roh.

  1. Melalui perumpamaan-perumpamaan, contoh-contoh, simbol-simbol, angka-angka bilangan Tuhan menyembunyikan kebenaran dari musuh.

Pada paragraf terakhir halaman 9 Victor T. Houteff memberikan gambaran kepada kita:

“Dengan demikian adalah baik sekali untuk dicatat betapa ajaibnya Allah menyusun rencana penyelamatan kita melalui perumpamaan-perumpamaan, contoh-contoh, simbol-simbol, angka-angka bilangan dan sebagainya, oleh mana Ia mampu menyembunyikan kebenaran itu dari musuh dan memberitahukannya kepada umat kesucianNya pada masa yang diperlukan.

Dari kata-kata tersebut tergambarkan bahwa:

  • Adanya menggunakan perumpamaan, contoh, simbol dan juga angka bilangan dalam memberikan kebenarannya, semua itu dilakukan hanya karena diantara umatNya masih terdapat orang-orang jahat.
  • Melalui penggunaan perumpamaan, contoh, simbol dan juga angka bilangan khususnya bagi kita yang telah berada di persimpangan jalan yang hidup jauh lebih mendekati pintu kasihan tertutup bagi sidang menguji kita apakah kita telah memiliki pemahaman yang lengkap ataukah kita masih sama dengan mereka yang dikatakan sebagai musuh kebenaran yang tidak memahami perumpamaan, contoh, simbol atau angka bilangan secara lengkap.
  • Dari kata-kata “pada masa yang diperlukan” menunjukan bahwa terhadap perumpamaan, contoh, simbol dan angka-angka bilangan yang telah diberikan oleh rasul dan nabi-nabi dimasa lalu Tuhan akan memberikan pengertiannya sesuai dengan waktunya yang tepat, jadi bukan kepada semua umatNya Ia berikan sejak ia itu ditulis, dan kemudian bagi kita pencari kebenaran timbul pertanyaan kapankah waktunya dari masa yang diperlukan tersebut, sehingga kita dapat memahami sekaliannya itu? Gambaran petunjuk yang kita dapatkan dalam kata-kata Victor T. Houteff tertulis di dalam :

Buku Amaran Sekarang buku 4 jilid 1 Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”:

Murid-murid mengharapkan Yerusalem yang ada dalam sejarah mereka ini akan menjadi ibu kota dari kerajaan Allah yang besar. Namun bertentangan dengan harapan-harapan mereka. Yesus memberitahukan, bahwa Yerusalem akan menjadi suatu kerobohan batu dan sebuah kaabah yang hancur! Jadi, berulang kali kita dibawa untuk menyaksikan, bahwa kita sebagai mahluk-mahluk yang terbatas tidak pernah mengetahui akan rencana-rencana Allah. Sesungguhnya, kita perlu berdoa memohonkan Roh-Nya untuk memimpin kita terus menerus dan untuk menunjukkan kepada kita jalan yang benar pada setiap persimpangan sepanjang perjalanan kita menuju Akhirat. Marilah kita sekarang berdoa agar supaya pengetahuan akan semua kebenaran ini akan membuat kita menjadi seperti yang sepatutnya bagi kita.

Contoh dari bagaimana pengetahuan akan rencana Allah tersebut baru kita ketahui lebih lanjut setelah melalui waktu yang cukup panjang dapat kita dapatkan dari pengalaman perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir, dalam menghadapi sesuatu halangan kepada Musa Tuhan tidak memberitahukannya semenjak awal perjalanannya atau jauh-jauh hari sebelumnya melainkan sedikit waktu menjelang sesuatu peristiwa akan dihadapi, dengan pengalaman yang sama itu pula kita dapat pahami bahwa Roh Allah akan memimpin kita dan akan membantu kita untuk memperoleh gulungan kebenaran yang lebih luas dari pada umat-umat Allah di masa-masa sebelum kita, bahkan dari para juru kabar itu sendiri yang menyampaikannya.

 

  1. Buku Tanya Jawab buku 3, pertanyaan no. 50.
  1. Kepada orang Israel setelah dibawa keluar dari Mesir Tuhan memberikan kebenaran tentang hari pada penghitungan tahun dimulai, hari pada penghitungan bulan dimulai dan hari pada penghitungan minggu dimulai, yang berarti bahwa dengan diberitahukannya mengenai waktu-waktu tersebut  mereka mampu menghitung waktu dari hari-hari tertentu untuk disucikan atau dikuduskan, karena kepada mereka diwajibkan untuk menyucikannya, hal ini sebagaimana dikatakan dalam paragraf kedua jawaban Victor T. Houteff “orang-orang Iberani itu selamanya harus menyucikan…..”
  2. Pesta perayaan-perayaan tersebut harus dirayakan pada bulan yang tepat dan pada hari yang tepat, artinya dalam memperhitungkan mengenai bulan, minggu dan hari keseluruhannya harus diperhitungkan dengan tepat tidak boleh dikira-kira.
  3. Agar perhitungan yang ditetapkan orang Israel tidak hilang, dilupakan dan salah hitung, maka Tuhan memberikan petunjuk kalender Israel kepada Musa.
  4. Victor T. Houteff mencocokkan kalender Romawi dengan kalender Israel dengan memberikan perhitungan hari pertama dari bulan yang pertama kalender Israel jatuh pada bulan Maret tanggal 20-21 kalender Romawi, alasan mengapa ia menetapkan permulaan dari bulan pertama sekitar antara tanggal 20 dan 21 adalah karena terdapat perbedaan pergantian hari yaitu bagi kalender orang Israel adalah pada saat matahari terbenam, sedang kalender Romawi memperhitungkannya pada pertengahan malam jam 12 malam.
  5. Untuk menerapkan perintah Tuhan mengurung anak domba sampai dengan hari ke 14 sesuai dengan Keluaran 12:6 Victor T. Houteff menghitungnya dari tanggal 21 Maret jatuh pada tanggal 3 April kalender Romawi, keesokan harinya yaitu hari ke 15 barulah perhitungan tujuh hari raya roti tidak beragi bagi Tuhan dilaksanakan sampai dengan hari ke 21.
  6. Oleh karena bulan Romawi dikatakan tidak memiliki hubungan penentuan waktu Paskah tahun 31 TM atau persembahan berkas ikatan tahun 27 TM, maka dalam menjelaskannya Victor T. Houteff menuangkannya di dalam bagan dengan menarik garis lurus yang menjembatani bulan yang pertama dengan bulan yang ketujuh dan cara mengkaitkannya kedua penentuan waktu tersebut pada paragraf jawabannya yang terakhir dikatakan “lepas dari peristiwa-peristiwa yang bertepatan itu, maka untuk menetapkan tanggal baptisanNya sebagai hari yang ke 16 bulan yang ketujuh, kita hanya perlu melihat pada kenyataan bahwa “perkataan nubuatan yang lebih pasti” menentukan bahwa Ia akan berhotbah tiga setengah tahun lamanya dan kemudian “dipotong.” Daniel 9:26. Dan karena Ia telah disalibkan pada hari keenam belas dari bulan yang pertama, maka Ia tak dapat tiada harus sudah dibaptiskan bagi tugas pelayanan tiga setengah tahun sebelumnya, yaitu pada hari keenam belas dari bulan yang ketujuh.”
  1. Buku Lambang Yunus
  1. Victor T. Houteff dalam buku Lambang Yunus memberikan jawaban atas berbagai pandangan yang salah mengenai hari-hari perayaan, yaitu sebagai berikut:

Sungguhpun di dalam Alkitab suatu kelompok hari-hari perayaan seringkali disebut hari-hari sabat, atau sabat-sabat, namun Paskah itu dalam dirinya sendiri tidak pernah disebut ‘the Sabbath. Ini terutama adalah benar melalui seluruh Wasiat Baru. Maka bagi seseorang dari para rasul untuk menyebut hari Paskah itu, hari Sabat (the Sabbath day) adalah bagi mereka bukan saja mengabaikan dasar pikiran yang ada, melainkan juga mengacaukan Paskah itu dengan “Sabat hari yang ketujuh”, yaitu satu-satunya hari yang pernah disebut “the Sabbath.” (halaman 3).

Penjelasan Victor T. Houteff tersebut merupakan petunjuk dan menjawab apakah hari-hari pertemuan kudus dari kewajiban merayakan tujuh hari pesta perayaan paskah/roti yang tidak beragi/hari raya pondok daun yang disebutkan dalam Keluaran 12 dan Imamat 23 adalah hari Sabat. Walaupun dikatakan pada hari yang pertama dan yang terakhir dari hari perayaan tersebut harus dilakukan pertemuan kudus dan tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan berat dan terlebih lagi pada Imamat 23:39 dikatakan harus melakukan “perhentian penuh”, namun hari-hari tersebut bukan berarti harus disimpulkan kepada hari Sabat.

Dengan demikian jelas dari memahami contoh dan contoh saingan tersebut hanya hari-hari sabat yang secara tegas disebutkan dalam Imamat 23:3, 11, 15 dan 32 yang dapat kita simpulkan sebagai hari Sabat sebagai titik tolak memperhitungkan petunjuk waktu dari keseluruhan hari-hari perayaan yang diperintahkan untuk dirayakan.

  1. Dijelaskan bahwa bukan berarti pada saat Yesus ditangkap, ia langsung disalib dan dibunuh, penjelasannya adalah sebagai berikut:

“Pernyataan yang berbunyi : “malam yang sama itu juga Ia telah dibawa oleh tangan-tangan orang-orang jahat untuk disalib dan dibunuh” (The Great Controversy, p. 399), bukan berarti sebagaimana yang disangka sebagian orang, bahwa ia telah disalibkan pada malam itu, melainkan itu hanya berarti sama dengan yang dikatakannya, bahwa Ia telah “diambil” untuk disalibkan. Sesuai dengan itu, maka sungguhpun “diambil pada malam yang sama itu”, Ia dapat saja disalibkan berhari-hari kemudian, jika diperlukan dan sebagaimana persoalan itu yang sesungguhnya.”

Dari penjelasan ini memperkuat penjelasan Victor T. Houteff tentang hari ke 10 bulan yang pertama yang diproyeksikan ke hari gravirat hari ke 10 bulan yang ketujuh dalam gambar bagan yang ia sampaikan sebagai bagian dari jawaban atas pertanyaan no. 50 pada buku Tanya Jawab buku 3, yaitu pada hari ke 10 bulan ke tujuh tersebut bukan berarti pada hari itu langsung akan terjadi pengampunan dan pembantaian, melainkan harus dipahami sebagaimana yang disebutkan dalam Keluaran 12:3-6 bahwa domba jantan yang tidak bercela dan berumur setahun tersebut pada hari ke 10 tersebut harus dikurung atau dipisahkan bukan langsung disembelih.

  1. Ayat-ayat dari Kitab Keluaran dan Imamat

Dari pemahaman yang telah diberikan oleh Victor T. Houteff kita dapat memahami seluruh ayat dari kitab Keluaran 12 dan Imamat 23 yaitu antara lain berisikan tentang kewajiban-kewajiban yang Tuhan tuntut kepada orang-orang Israel untuk melaksanakan berbagai hari-hari kudus, perintah ini disampaikan kepada Musa setelah mereka dibawa keluar dari Mesir. Sebagaimana bagian pengantar dari buku Pehukuman dan Penuaian dikatakan bahwa pemahaman tentang pemeriksaan hukum atau pehukuman dan penuaian yang akan Tuhan laksanakan disampaikan selain dari perumpamaan juga melalui contoh-contoh, maka oleh karena kita adalah Israel-Israel akhir zaman atau contoh saingan dari Israel badani dahulu tentu kepada kita Tuhan akan menuntut juga untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Israel badani dahulu, yaitu melaksanakan upacara-upacara pesta perayaan paskah/roti yang tidak beragi/hari raya pondok daun dan demikian juga akibat-akibat terhadap ketidak siapan atau ketidak pantasan dari antara kita juga akan mendapatkan hukuman yang sama yang Tuhan sudah sampaikan kepada mereka.

Kewajiban-kewajiban yang harus orang-orang Israel persiapkan seperti mengambil seekor anak domba jantan yang tidak bercela dan berumur setahun, kesemuanya itu melambangkan kepada pribadi Yesus sebagai anak manusia dimulai saat baptisannya (dimulainya ia bekerja) dan pengorbanannya atau penyembelihannya yang pelaksanaannya dilambangkan dalam minggu paskah. Melalui bagan Tahun Suci dan Perayaan-perayaannya kita ketahui bahwa pengalaman Yesus tersebut menjadi contoh bagi kita contoh saingannya Israel-Israel akhir zaman.

Perbedaan antara kitab Keluaran dan Imamat secara garis besar dapat kita gambarkan bahwa pada Keluaran Musa meramalkan pengalaman Yesus yang diwakilkan kepada seekor anak domba yang lebih terinci mulai saat ia harus dipisahkan hingga darahnya yang menjadi tanda pada rumah-rumah orang-orang Israel tinggal dan mencatat kewajiban bangsa Israel untuk melaksanakan hari raya paskah. Sedangkan kitab Imamat lebih fokus berbicara mengenai kewajiban orang Israel menyucikan hari-hari raya, dimana dalam Imamat tercatat selain hari raya Paskah juga terhadap hari Grafirat dan hari raya pondok daun atau tabernakel yang harus dilaksanakan selain hari Sabat.

Kewajiban yang Tuhan tuntut kepada orang Israel dahulu harus dilakukan setiap tahun dan tidak boleh terlewatkan, namun oleh sebagaimana gambar bagan yang disampaikan oleh Victor T. Houteff kita juga merupakan contoh saingan dari pengalaman Yesus dimana Ia melaksanakan hari-hari dikurung/dipisahkan, upacara paskah hanya sekali untuk selamanya, maka demikian pula kepada kita juga kewajiban itu akan kita alami sekali untuk selamanya.

Pihak yang masih melaksanakan pekerjaan pada hari raya tersebut, dikatakan masih memakan sesuatu yang beragi, tidak merendahkan diri dengan berpuasa kepada mereka ini Tuhan akan melenyapkannya, kata-kata seperti ini karena dicontoh saingankan kepada sidang Laodikea, maka menunjukkan saat itu masih didapati dosa diantara umatNya dan mereka inilah yang masih memiliki ragi dilambangkan kepada sebagai mereka yang 5 anak dara bodoh dan mereka akan dilenyapkan dengan senjata-senjata pembantai dari malaikat Yehezkiel pasal 9.

Kemudian kata-kata dari ayat-ayat tersebut yang mengatakan bahwa tidak bercatat, berumur setahun, pembubuhan darah di ambang pintu, memakan roti tidak beragi menunjukkan bahwa orang-orang atau rombongan yang Tuhan pilih yaitu contoh saingan daripada Yesus adalah orang-orang yang tidak memiliki tipu di mulut, sudah matang dalam kebenaran atau sudah lepas susu dan tidak memiliki berhala-berhala, kepada mereka inilah akan diberikan materai 144.000.

Perintah untuk jangan melakukan sesuatu pekerjaan pada pelaksanaan hari raya selama tujuh hari itu, itu mempunyai arti bahwa kepada mereka Israel akhir zaman pada tujuh hari tersebut diharuskan tidak lagi melaksanakan kegiatan-kegiatannya yang biasa dilakukan (pekerjaan-pekerjaan sehari hari mencari nafkah) selain daripada pekerjaan untuk kemuliaan Tuhan. Bila kita cocokan dengan pengertian yang kita miliki selama ini maka dapat disimpulkan bahwa pada saat itu gelang ikatan Asyria sudah akan dilepaskan daripada kita sehingga sepenuhnya kita tidak lagi memerlukan melakukan kegiatan lainnya selain daripada rencana pekerjaan Tuhan.

Perintah dalam Keluaran 12:6-11 untuk menyembelih dan memakan daging domba dan memakannya sampai habis dengan roti yang tidak beragi serta dipanggang diatas api dapat mengandung arti bahwa dalam masa tujuh hari tersebut Israel akhir zaman yang didapati layak mengikuti upacara perayaan Paskah tersebut dapat sepenuhnya menerima kebenaran Firman secara murni tidak sebagaimana sebelumnya yang masih banyak berhembus angin-angin pengajaran sehingga membutuhkan kerendahan hati dan perjuangan dari para calon 144.000.

Walaupun yang tertulis dalam Keluaran dan Imamat seakan-akan pada hari setelah hari ke 14 atau hari ke 15 bulan yang pertama kepada siapa di tanah Mesir tidak terdapat darah di ambang pintunya atau dengan kata lain kepada siapa saja yang didapati tidak berpakaian pakaian kawin atau memiliki tipu di mulut kepada mereka semua akan Tuhan binasakan, bahkan sangsi tersebut disampaikan juga dalam Imamat 23:29 yaitu kepada orang yang tidak merendahkan diri dan berpuasa pada hari ke 10 bulan ke tujuh, namun melalui penjelasan Victor T. Houteff dan kata-kata pada Yeremia 8:20 kita peroleh bahwa pembantaian yang akan Tuhan curahkan kepada mereka yang didapati tidak layak, akan Tuhan lakukan setelah pertemuan Yesus yang masih menyandang anak domba dengan mereka yang berjumlah 144.000 orang di Gunung Sion setelah hari ke 18, yaitu hari ke 19 sampai dengan hari ke 21 bulan yang ke tujuh (diam ½ jam di dalam sorga), hal ini juga dapat kita pahami dalam ayat Keluaran 12:15, 19 dimana pada ayat tersebut disebutkan bahwa apabila dalam masa tujuh hari tersebut (hari 15 – 21) terdapat orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang Israel, baik ia orang asing maupun baik ia orang asli, artinya masa pembantaian dari nubuatan Yehezkiel 9 yang Tuhan lakukan akan berlangsung selama jangka waktu 3 hari yaitu hari ke 19 sampai dengan hari ke 21 bulan ke tujuh.

  1. Matius 13:24-30, 36-43:

Matius 13 berisikan beberapa perumpamaan, pada Matius 13:24-30 dan 36-43 berbicara tentang perumpamaan gandum dan lalang. Dalam perumpamaan tersebut yang menabur benih yang baik atau gandum adalah Anak Manusia (Yesus) dan yang menabur lalang adalah iblis.

Sesuai buku pehukuman dan penuaian, Yesus baru dapat dikatakan sebagai anak manusia setelah Ia dilahirkan di Betlehem dan Ia baru dapat melakukan tugas menabur benih yang baik setelah ia mengalami baptisan oleh Yohanes Pembaptis.

Berdasarkan gambar bagan penuaian dari Matius 13 pada buku Pehukuman dan Penuaian diketahui periode gandum dan lalang baru ada setelah Yesus disalib atau setelah yang melaksanakan pekerjaan penaburan tidak lagi dilakukan oleh Yesus melainkan dilakukan oleh rasul-rasul sampai dengan kita sekarang. Sesuai dengan Matius 13:25 dikatakan bahwa benih lalang ditaburkan pada saat semua orang tidur atau dengan kata lain para penjaganya tertidur, artinya oleh karena masa gandum dan lalang adalah dalam periode rasul-rasul sampai dengan kita sekarang maka dalam masa kita inilah didapati banyak para pekerja yang tertidur.

Apabila kita menggunakan interpretasi contoh dan contoh saingan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa setelah kematiannya Victor T. Houteff barulah terdapat orang-orang yang memiliki tipu di mulut yaitu sekam-sekam disamping dari lalang-lalang yang sudah ada sebelumnya diantara gandum di dalam sidang Laodikea.

  1. Penjelasan yang diperoleh dari gambar bagan perumpamaan dan upacara bayangan.

Dalam buku Pehukuman dan Penuaian dan buku Tanya Jawab jilid 3 kita dapatkan selain Victor T. Houteff memberikan penjelasan secara tertulis tentang pehukuman dan penuaian melalui tiga cara, ia juga menuangkan penjelasannya pehukuman dan penuaian tersebut dari gambar bagan perumpamaan dan upacara bayangan, dari uraian atau catatan pada gambar bagan itu sendiri terlepas dari yang dijelaskan tertulis dalam buku-buku tersebut, dapat kita peroleh pemahaman berikut:

  1. Pemahamanan yang terungkap

 

Sebagaimana yang kita pahami di atas dari buku Pehukuman dan Penuaian bahwa (halaman 64) untuk memahami rencana Tuhan dalam pehukuman dan penuaian “bukan hanya dalam kesaksian-kesaksian para nabi dan dalam perumpamaan-perumpamaan Kristus melainkan juga dalam contoh-contoh dan lambang-lambang dari kaabah kesucian di bumi” dan (halaman 67) mengenai penuaian itu karena semuanya itu tidak mungkin bebas untuk keluar tergabung bersama-sama” yaitu Kesaksian dari nabi, perumpamaan dan dari upacara-upacara bayangan, maka Victor T. Houteff dalam menjelaskan perumpamaan dan upacara bayangan ia juga menggunakan gambar-gambar bagan, terhadap hal ini Ellen G. White menyatakan dalam Gospel Workers, p. 355 :

“Oleh menggunakan gambar-gambar bagan, lambang-lambang dan berbagai macam peragaan, maka Pendeta dapat membuat kebenaran itu tampak jelas dan nyata. Inilah alat bantu yang sesuai dengan Firman Allah.”

 

Dari penuangan ayat-ayat Keluaran, Imamat dan Matius dalam gambar bagan oleh Victor T. Houteff kita memperoleh petunjuk-petunjuk mengenai waktu dari rencana penyelesaian pekerjaan di sidang maupun di dunia, antara lain sebagai berikut:

  1. Perintah-perintah pada kitab Keluaran 12 dan Imamat 23 yang berbicara tentang kewajiban dan sangsi hukuman bagi orang Israel di bulan yang pertama dan bulan ke tujuh kalender Israel pada gambar bagan dari upacara bayangan, disajikan oleh Victor T. Houteff kepada kita dengan mencantumkan bulan dan hari kalender Romawi kita sekarang ini, dengan demikian hal tersebut sesuai perspektif penulis dimaksudkan kepada contoh dan contoh saingan bagi kita yang hidup di akhir zaman.

Perintah-perintah yang disampaikan terkait dengan bulan pertama meramalkan atau menggambarkan tentang waktu dari pengalaman anak domba yaitu Yesus pada saat Ia akan menghadapi aniaya dan penyaliban, pengalaman dari Yesus tersebut merupakan contoh bagi kita Israel-Israel akhir zaman yang dalam pehukuman dan penuaian akan mengalami pengalaman yang sama pada bulan yang ke tujuh.

  1. Dalam gambar bagan Penuaian dalam Upacara Bayangan dan Pengertiannya ia memberikan daftar petunjuk buku-buku dan kitab yang mendasarinya, antara lain yaitu:
  • Kisah Para Rasul halaman 13 (A.A 14):

…. Kristus harus ditinggikan dihadapan segala bangsa, dan semua orang yang mau memandang kepadaNya harus hidup. Kristus adalah dasar kehidupan orang Yahudi. Segenap cara dan simbol adalah nubuatan yang tersusun rapat dari injil, suatu pengkajian dalam mana terikat janji-janji penebusan.

 

  • Kerinduan Segala Zaman I halaman 30, 31 (D.A 33):

Kristus mesti datang untuk mengucapkan kata-kata yang harus dimengerti dengan jelas dan pasti. Ia sumber kebenaran itu, wajib memisahkan kebenaran dari sampah ucapan manusia, yang membuat kebenaran itu tidak berkhasiat. Asas-asas pemerintahan Allah dan rencana penebusan harus diterangkan dengan jelas. Segala pelajaran Perjanjian Lama harus dibentangkan dengan lengkap dihadapan manusia.

 

  • Sejarah Para Nabi halaman 161 (P.P 541):

Hari raya Pondok Daun itu bukan hanya bersifat memperingati, tetapi juga adalah suatu lambang. Hari raya itu bukan hanya menunjuk ke belakang, kepada pengembaraan di padang gurun, tetapi sebagai pesta penuaian, perayaan itu memperingati dikumpulkannya hasil-hasil bumi, dan menunjuk ke depan, ke hari yang terakhir di mana akan diadakan satu pengumpulan yang terakhir, bilamana Tuhan panen itu akan mengirimkan penuai-penuaiNya untuk mengumpulkan lalang bersama-sama untuk dibakar; dan mengumpulkan gandum ke dalam lumbungNya. Pada waktu itu orang-orang jahat akan dibinasakan. Mereka akan menjadi “seakan-akan mereka tidak pernah ada” Obaja 16. Dan setiap suara di dalam alam semesta akan bersatu padu dalam pujian yang penuh kesukaan kepada Allah. Penulis Kitab Wahyu berkata, “Dan aku mendengar semua makhluk yang di surga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Wahyu 5:13.

 

Dari kutipan-kutipan ini kita dapatkan gambaran bahwa perspektif penulis memberikan kepada kita bahwa perumpamaan dan upacara bayangan ini mempunyai contoh dan contoh saingan kepada perjalanan umat Allah di akhir zaman, dan seluruh cara dan simbol yang berisi janji penebusan dan hari raya yang bukan hanya menunjuk ke belakang namun juga ke depan hingga seluruh penyelesaian pekerjaan di dunia harus diterangkan dengan jelas dan “Segala pelajaran Perjanjian Lama harus dibentangkan dengan lengkap dihadapan manusia.”

  1. Pada hari ke 10 bulan ke tujuh sesuai dengan Imamat 23:27-32 dan penjelasan dari halaman 9 buku Tanya Jawab buku 3 diketahui bahwa akan dilakukan hari Grafirat yaitu hari pemisahan orang-orang benar daripada orang-orang yang tidak benar diantara orang-orang Israel di masa Musa dahulu atau pelaksanaan Yehezkiel 9 bagi kita Israel akhir zaman sebagai contoh saingan, namun pada tanggal tersebut pada bulan pertama Victor T. Houteff mencantumkan ayat Keluaran 12:3,6 yang mengatakan bahwa pada hari tersebut anak domba baru dipisahkan atau dikurung dan belum disembelih sampai setelah hari ke 14, maka dengan demikian pelaksanaan Yehezkiel 9 yang akan dialami Israel akhir zaman sebagai contoh saingan dari anak domba atau Yesus harus juga berlaku kepada mereka, yaitu baru dilakukan pemisahan atau pengurungan dan sesuai pengetahuan yang telah kita pahami pengertian “dipisahkan atau dikurung” dapat diartikan kepada pekerjaan dari salah satu malaikat Yehezkiel 9 yang membubuhkan tanda kepada mereka yang berkeluh kesah dan menangis atas kekejian yang terjadi di dalam sidang. Lebih lanjut terhadap hal tersebut kita mendapat gambaran dari dari penjelasan Victor T. Houteff berikut ini :

Pehukuman dan Penuaian halaman 78:

Setelah buah-buah pertama itu dimeteraikan dan lalang-lalang disingkirkan dari antara mereka itu, maka mereka kemudian dipisahkan dari pengaruh dunia, sama seperti halnya 120 murid itu pada hari Pantekosta yang lalu, kemudian mereka akan memperoleh curahan “Roh Suci dalam jumlah yang jauh lebih besar, karena meningkatnya kejahatan memerlukan suatu panggilan pertobatan yang lebih pasti.” Testimonies, vol. 7, p. 33.

 

Pembubuhan tanda atau meterai ini tidak dibarengi dengan terjadinya pemisahan di dalam sidang, melainkan berupa pembedaan dari orang-orang lainnya di dalam sidang, sehingga kemungkinan secara fisik mereka masih bercampur dengan lalang dan sekam. Selain itu kepada mereka pemberian meterai tersebut tidak diketahui oleh calon-calon 144.000, hal ini dilakukan agar mereka dapat bertahan apabila menghadapi kesusahan Yakub yang akan mereka alami dari saudara-saudaranya di dalam Laodikea. Pemisahan atau pengurungan ini akan dilakukan malaikat Yehezkiel 9 tersebut dari hari ke 10 sampai dengan hari ke 14 pada bulan yang ke tujuh.

  1. Sebagaimana domba itu atau Yesus mengalami aniaya hingga kebangkitannya selama tiga hari tiga malam dari hari ke 15 sampai dengan hari ke 18 pada bulan yang pertama dan dengan ditariknya garis lurus oleh Victor T. Houteff ke bulan yang ke tujuh, maka aniaya tersebut juga akan menjadi contoh kepada contoh saingannya mereka Israel akhir zaman yang telah dimeterai dengan meterai 144.000. Mereka akan juga mengalami aniaya sebagaimana Yesus dari saudaranya sendiri satu bangsa, yaitu berasal dari Esau-Esau akhir zaman, aniaya ini akan juga dirasakan selama 3 hari dan 3 malam sampai dengan hari ke 18.
  2. Adanya pengalaman aniaya yang dialami oleh Yesus selama tiga hari dan tiga malam dalam penguasaan orang jahat yang didalam bagan atau gambar merupakan bagian dari kewajiban kepada orang Israel untuk melaksanakan minggu paskah atau hari pondok daun/tabernakel selama tujuh hari sesuai dengan Keluaran 12:18, 27 dan Imamat 23:34 yaitu dari hari ke 15 sampai dengan hari ke 21 yaitu suatu jenis perayaan yang wajib dilakukan di akhir dan dimaksudkan untuk merayakan kemenangan, pada dasarnya oleh karena sesuai kata-kata Yeremia 30:7 telah dinubuatkan bahwa bagi Yakub akan diluputkan daripadanya, maka walaupun aniaya ini adalah jenis kesusahan yang dikatakan belum pernah terjadi dan terpikirkan oleh manusia tetapi hal ini telah memastikan kemenangan dan mengukuhkan bagi mereka orang-orang sidang Laodikea yang sebelumnya berjuang untuk dapat tergabung di dalam kelompok 144.000.
  3. Pelaksanakan tugas yang dibebankan kepada 5 malaikat pembantai dari Yehezkiel 9 baru dapat dilaksanakan setelah dilakukan aniaya dari hari ke 15 sampai dengan hari ke 18 bulan ke tujuh oleh Esau-Esau atau 5 anak dara bodoh kepada mereka 5 anak dara pintar atau mereka 144.000. Pembantaian itu ditujukan kepada mereka yang dikatakan memakan sesuatu yang beragi, kepada mereka yang melakukan pekerjaan pada hari pertemuan kudus, tidak merendahkan diri dan tidak berpuasa di dalam sidang sebagaimana disebutkan dalam kitab Keluaran 12:15, 19 dan Imamat 23:29, 30.

Sebagaimana yang kita pahami bahwa jeda antara sidang pengadilan orang mati dan orang hidup akan terdapat diam ½ jam di dalam sorga atau tujuh hari lamanya adalah sama dengan perintah perayaan paskah atau pondok daun/tabernakel selama tujuh hari dari hari ke 15 sampai dengan hari ke 21, maka pembantaian yang akan dilakukan oleh 5 malaikat tersebut akan tentunya dilakukan diantara jangka waktu tersebut yaitu pada hari ke 19 sampai hari ke 21 bulan yang ketujuh.

  1. Penyimpulan berhentinya aniaya yang akan dialami oleh mereka 144.000 pada hari ke 18 bulan yang ke tujuh didasari dari pencantuman oleh Victor T. Houteff pada hari ke 18 penerapan ayat dari Imamat 23:10, 11 dan sebagaimana pada ayat tersebut dikatakan bahwa pada hari ke 18 bulan ke tujuh itu adalah hari dimana mereka telah sampai di tanah Kanaan dan mereka 144.000 disebutkan sebagai berkas hasil pertama, maka peristiwa ini sama dengan penggenapan Wahyu 14:1 yaitu sesuatu pemandangan yang disaksikan oleh Yohanes Pewahyu seekor anak domba yang bagaikan tersembelih berdiri di gunung Sion bersama-sama dengan mereka 144.000 orang.

Oleh karena dikatakan hari ke 18 bulan ke tujuh mereka sampai di tanah Kanaan, ini menunjukkan bahwa sebelumnya mereka masih berada di luar tanah itu, dengan demikian aniaya yang dialami mereka 144.000 tidak akan lagi mereka rasakan ketika telah berada di tanah Kanaan, aniaya tersebut sebagaimana pengalaman dari Yakub dahulu yaitu dialami di luar tanah Kanaan dalam perjalanan menuju pulang kerumah orang tuanya.

  1. Sesuai pemahaman yang telah kita miliki setelah pertemuan di gunung Sion tersebut, Tuhan mencurahkan roh suci hujan akhir kepada mereka 144.000 untuk melaksanakan tugas penyampaian pekabaran Malaikat ke 3 dengan seruan keras ke seluruh dunia selama 50 hari simbolis, hal ini sama juga merupakan penggenapan dari Imamat 23:15, 16 yaitu mereka akan mengumpulkan buah-buah kedua dari berbagai bangsa sebagai korban sajian yang baru kepada Tuhan, barulah ujung dari hari ke 50 dilakukan upacara pantekosta bayangan. Pencurahan roh suci tersebut terjadi pada hari ke 18 bulan yang ke tujuh sebagaimana yang disampaikan oleh Victor T. Houteff dalam buku Pehukuman dan Penuaian halaman 72:

“Sama seperti halnya Kristus bangkit tepat pada hari ikatan gandum itu hendak dipersembahkan, maka demikian pula halnya roh suci turun ke atas 120 murid-murid itu tepat pada hari roti timangan itu hendak dipersembahkan ke hadapan Tuhan.”

Perintah untuk mempersembahkan kembali korban sajian yang baru kepada Tuhan setelah genap tujuh minggu atau 50 hari dari Imamat 23:15, 16 adalah masa pengumpulan buah-buah kedua dari seluruh dunia atau padang belantara adalah merupakan contoh saingan dari contohnya yaitu Yesus yang setelah kebangkitannya hari ke 18 bulan yang pertama mengajar murid-muridnya selama 40 hari atau pengalamanNya setelah dibaptis selama 40 hari berada dalam pengujian setan di padang belantara.

  1. Penelusuran lebih lanjut kepada penetapan waktu

Walaupun permasalahan tentang penetapan waktu adalah masalah yang paling banyak mendapatkan tantangan dimana secara umum orang-orang yang menyalahkan menggunakan kata-kata Matius 24:36 dan menyakini bahwa hanya Bapa saja yang tahu, namun berbicara tentang kewajiban-kewajiban untuk mengkuduskan beberapa hari-hari perayaan bangsa Israel yang ditulis dalam Keluaran 12 dan Imamat 23 dan penjelasan yang diberikan Victor T. Houteff yang menggabungkan kalender Israel dan kalender Romawi dengan sangat rinci dan tepat, tidak dapat dipungkiri bahwa Victor T. Houteff telah mengarahkan kepada kita sebagai siswa Alkitab kebenaran pada waktunya untuk menemukan dan mengungkapkan mengenai “waktu” dari contoh saingannya yang akan terjadi di akhir zaman.

Berikut ini adalah petunjuk-petunjuk tambahan waktu yang lebih rinci dari pada pemahaman mengenai tahun yang sebelumnya telah kita peroleh:

  1. Gambar bagan Penuaian Matius 13:

  • Pada gambar bagan Penuaian Matius 13 dari buku Pehukuman dan Penuaian Victor T. Houteff telah menuangkan pencocokannya atas kalender Israel dengan kalender Romawi, yaitu bulan pertama kalender Israel jatuh pada bulan April kalender Romawi dan bulan kedua kalender Israel jatuh pada bulan Mei kalender Romawi, demikian seterusnya, demikian pula terhadap perintah-perintah yang disampaikan dalam kitab Keluaran dan Imamat yang berkaitan dengan nasib Israel akhir zaman yang terjadi dalam bulan yang ke tujuh kalender Israel juga akan jatuh pada bulan Oktober kalender Romawi dan tahunnya sebagaimana telah terungkap adalah tahun 2027.

Gambar bagan Penuaian Matius 13 ini dapat kita lihat Victor T. Houteff susun dari sudut pandang bulan-bulan kita sekarang Masehi yang kemudian disandingkan dengan bulan-bulan orang Israel dahulu.

  • Setelah kematian Yesus di kayu salib pada tahun 31 yang lalu, sesuai nubuatan Wahyu 9 tentang peniupan terompet ke 5, munculah pengikut-pengikut Yesus yang dilambangkan dengan belalang-belalang yaitu orang-orang Kristen. Periode lambang belalang-belalang yang hanya dapat menyengat ini terjadi di dalam masa kasihan dan diberi waktu selama 5 bulan simbolis serta berakhir sampai dengan penggenapan Yehezkiel 9.
  • Perhitungan angka 7000 dan 100 menunjukkan bahwa lambang bagan penuaian tersebut walaupun diumpamakan dengan periode pertanian selama 1 tahun, namun seluruh periode mulai penaburan, pertumbuhan sampai dengan penuaian telah menggambarkan seluruh pekerjaan penyelamatan dunia secara universal sampai dengan masa pengadilan 1000 tahun di dalam sorga dan masa 100 tahun bagi pembakaran dunia secara keseluruhan.
  1. Gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya.

  • Gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya Victor T. Houteff sampaikan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya yang berkaitan dengan waktu yaitu permintaan untuk menceritakan antara hari-hari pesta perayaan orang Israel dalam penanggalan kalender Romawi atau Masehi.
  • Gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya di atas dapat kita lihat bahwa Victor T. Houteff menyusunnya dari sudut pandang yang berbeda dengan gambar bagan penuaian Matius 13, dimana bila gambar bagan penuaian Matius 13 disusun dari sudut pandang bulan-bulan kita sekarang Masehi, sedangkan gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya disusun dari sudut pandang bulan-bulan orang Israel.
  • Buku Tanya Jawab jilid 3 dituliskan oleh Victor T. Houteff tahun 1944 berselang 10 tahun setelah ia permulaan menulis buku Pehukuman dan Penuaian pada tahun 1934, kita dapat saksikan bahwa Victor T. Houteff telah memperoleh terang kebenaran yang berkembang lebih luas dari pada sebelumnya, hal ini terlihat pada uraian dan catatan angka-angka hari yang ia cantumkan dalam gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya lebih rinci dengan membandingkan antara hari-hari kalender lunar dan solar, sehingga kita pun sekarang dapat memperoleh pengetahuan mengenai keselamatan kita melalui pemahaman tentang waktu yang tepat penggenapan contoh dan contoh saingan dari upacara-upacara bayangan bangsa Israel tersebut lebih jelas.
  • Dalam gambar bagan tersebut Victor T. Houteff dalam menjelaskan upacara bayangan ia juga mencantumkan ayat-ayat dari Keluaran 12 yang mana di dalam penjelasan tertulisnya di dalam buku Pehukuman dan Penuaian ia hanya menampilkan Imamat pasal 23, dengan demikian pula pada gambar bagan ia menampilkan banyak angka-angka seperti angka 29, 30 untuk menjelaskan banyaknya hari dalam bulan-bulan lunar (bulannya orang Israel) dan juga tanggal-tanggal 20 Maret dan 22 September tidak terdapat dalam penjelasan tertulisnya dalam buku tersebut.
  • Permulaan dari awal bulan pertama kalender Israel adalah jatuh pada tanggal 20 Maret sesuai kalender Romawi dan tanggal tersebut adalah permulaan dari musim semi, menyusul dari musim tersebut adalah musim panas yaitu masa penuaian. Tahun dari penggenapan dari ayat Keluaran dan Imamat sebagai awal dari bulan pertama tersebut adalah tahun dimana Yesus sebagai anak domba disalibkan yaitu tahun 31.

Bulan yang ke tujuh kalender Israel dimana waktu dari perintah pelaksanaan hari-hari perayaan yang disebutkan dalam Keluaran dan Imamat, oleh Victor T. Houteff telah dicocokkan dengan kalender Romawi jatuh pada tanggal 22 September dan sesuai penggalian terhadap petunjuk-petunjuk yang telah diperoleh sebelumnya tahun dari penggenapan ayat Keluaran 12 dan Imamat 23 tersebut di akhir zaman adalah tahun 2027.

Adanya Victor T. Houteff mencantumkan tanggal 20 Maret di bulan pertama pada gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya yang berbeda dengan pencantuman bulan April sebagai bulan pertama pada gambar bagan penuaian Matius 13 disebabkan oleh perbedaan sudut pandang pada kedua gambar diatas, dimana penanggalan kalender Masehi dan penanggalan kalender Israel tidak bersamaan, kita tidak mendapatkan awal atau akhir suatu bulan Masehi tepat diawal maupun diakhir dari bulan Israel demikian pula sebaliknya, sebagai contoh kita saksikan Victor T. Houteff mencantumkan tanggal 22 September (petang) pada gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya di bulan ketujuh, (awal) sedangkan bulan Oktober pada gambar bagan penuaian Matius 13 disandingkan juga dengan bulan yang ke tujuh, hal ini dapat kita simpulkan bahwa bulan ke tujuh dari kalender Israel meliputi bulan sebagian bulan September dan bulan sebagian Oktober kalender Masehi.

  • Apabila kita memperhatikan bulan-bulan lunar kalender Israel yang berbeda jumlah hari dalam satu bulannya dengan kalender Masehi yang dalam gambar bagan tersebut dikatakan oleh Victor T. Houteff didasarkan kepada hari-hari solar dan jatuhnya awal dan akhir bulan yang tidak dapat saling bertemu, mungkin menimbulkan kita bertanya apakah jatuhnya hari ketujuh yaitu hari Sabat dari setiap minggu tetap sama antara kedua kalender tersebut, atas hal tersebut Victor T. Houteff memberikan jawaban sebagai pegangan kepada kita:

Walaupun bangsa-bangsa diwaktu ini tidak mengikuti kalender bulanan Alkitab, sehingga sekali-kali tidak merubah kenyataan bahwa siklus mingguan yang asli belum pernah berubah. Dan karena ia itu adalah keseluruhannya lepas dari kalender-kalender matahari maupun bulan, maka sekiranya Allah tidak mempertahankannya secara utuh sepanjang zaman, maka umat keseucian di waktu ini dalam “masa pengembalian segala perkara” sekarang ini, akan menemukan banyak kesulitan untuk mengembalikannya dan untuk menunjang tinggi keutuhannya. — Lambang Yunus halaman 31.

  • Victor T. Houteff dalam mencocokkan kalender Israel dan kalender Romawi dalam rangka memperoleh tanggal 22 September ia mencantumkan jumlah hari antar bulan pertama ke bulan kedua dan seterusnya masing-masing terdapat 30 hari antara bulan pertama dengan bulan kedua, 29 hari bulan kedua ke bulan ke tiga, 30 hari bulan ketiga ke bulan ke empat, 29 hari dari bulan keempat ke bulan kelima, 30 hari bulan kelima ke bulan ke enam dan 29 hari dari bulan keenam ke bulan ketujuh, namun bila kita menghitungnya keseluruhan hari (30+29+30+29+30+29) maka kita akan mendapatkan tanggal 12 September, perbedaan sebanyak 10 hari tersebut dalam gambar bagan tersebut ditunjukkan oleh Victor T. Houteff karena adanya perbedaan perhitungan musim panas dengan matahari terjauh dari khatulistiwa antara kalender Israel dengan kalender Romawi.
  • Berdasarkan kepada metode perhitungan Victor T. Houteff dalam memperoleh tanggal 3 April sebagai hari ke 14 dari bulan yang pertama yang dihitung dari awal bulan pertama tanggal 20 Maret sesuai Jawaban Victor T. Houteff pada pertanyaan no. 50 buku Tanya Jawab jilid 3 dan dengan telah dicantumkannya tanggal 22 September sebagai akhir dari musim panas atau awal dari musim gugur, maka hari-hari yang disebutkan dalam kitab Keluaran 12 dan Imamat 23 keseluruhannya dapat diketahui waktunya dengan tepat.
  • Sesuai petunjuk dari Imamat 23:32 bahwa jatuhnya hari ke 10 bulan yang ke tujuh atau mulai pada malam tanggal 9 bulan itu, dari matahari terbenam sampai dengan matahari terbenam kepada orang Israel diharuskan merendahkan diri dan berpuasa jatuh pada hari Sabat, maka hari ke 10 bulan ke tujuh tersebut sebagai waktu pelaksanaan hari grafirat atau hari dimana anak domba dipisahkan/dikurung dihitung 10 hari setelah tanggal 22 September 2027 (mulai dihitung dari tanggal 23 September 2027) akan jatuh pada hari Sabat tanggal 2 Oktober 2027.
  • Demikian pula untuk hari ke 18 dari bulan ke tujuh akan didapat jatuh pada hari Minggu tanggal 10 Oktober 2027, hal ini sesuai dengan petunjuk dalam Imamat 23:10, 11 yang memberikan tuntunan kepada kita untuk mengetahui waktu dari peristiwa-peristiwa dengan tepat, yaitu sebagai berkut:

“”Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam, dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.”

 

Terhadap ayat tersebut Victor T. Houteff dalam buku Pehukuman dan Penuaian halaman 70 menegaskan kembali bahwa hari ke 18 tersebut adalah hari Minggu, yaitu mengatakan berikut:

“Ikatan gandum timangan itu harus dipersembahkan “pada esok harinya setelah Sabat” —- artinya, pada hari yang pertama dari minggu itu, kini biasanya disebut hari Minggu.

  • Dalam gambar bagan terlihat bahwa seluruh tanggal-tanggal yang disebutkan dalam Keluaran dan Imamat tersebut berada diantara bulan yang ke tujuh dan delapan, maka hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan penuaian dan pehukuman akan diselesaikan bukan di dalam musim panas atau masa penuaian sebagaimana yang telah dipahami selama ini dari Matius 13:30, namun akan dilaksanakan di dalam musim gugur yaitu setelah musim panas berlalu, hal tersebut tertulis dalam buku Pehukuman dan Penuaian halaman 56-58 dan sebagaimana sesuai dengan suara yang akan dikumandangkan orang-orang yang tidak luput dalam Yeremia 8:20 yang mengatakan:

 

“Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau, tetapi kita belum diselamatkan juga.”

 

  • Pengertian yang sebenarnya dari kata-kata Yesus didalam Matius 13:30 adalah walaupun tidak terjadi penuaian atau penghukuman dalam masa musim penuaian tersebut, tetapi hal yang dilakukan oleh malaikat-malaikat adalah mengumpulkan lalang-lalang dan diikat berberkas-berkas untuk dibakar, jadi artinya dalam masa penuaian tersebut yaitu dalam masa sekarang ini tanpa mereka sadari sementara sedang terjadi pengelompokan dari mereka yang merupakan 5 anak dara bodoh, baik dari lalang maupun dari mereka yang memiliki tipu di mulut atau sekam, itulah sebabnya dikatakan “berberkas-berkas” karena mereka sendiri satu sama lain tidak merasa sependapat, demikian pula dilain pihak yaitu di gandum juga Tuhan melakukan pengelompokan secara berberkas-berkas, alasan tidak dilakukan menjadi satu berkas karena pada pekerjaan yang terakhir ini Tuhan tidak lagi mempercayakan pekerjaan kepada satu tempat yang dipusatkan hal ini menggenapi nubuatan Zakharia 13:6, 7.

Sebagaimana ditulis dalam buku Pehukuman dan Penuaian halaman 57:

Suatu penuaian berarti “hasil dari pada usaha”, daripada jerih payah, “pengumpulan hasil” — memetik hasil usaha dan mengisi lumbung-lumbung dengan butir-butir gandum. Jadi, jerih payah setahun itu bukanlah diselesaikan pada permulaan tahun, melainkan pada permulaan tahun itulah pekerjaan yang terberat dari tahun dimulai. Dan walaupun masa penuaian adalah yang tersingkat daripada semua periode tahun penuaian, namun pekerjaan pengumpulan itu bukanlah dilakukan dengan sekejap mata saja. Ia itu memakan waktu. Hasil itu bukanlah dikumpulkan dengan cara membalikkan ladang langsung ke dalam lumbung; bukan, supaya kelak merupakan segumpal besar barang gantinya sebuah hasil penuaian. Pertama-tama gandum itu dipotong dengan sabit, selanjutnya gandum itu dipotong dengan sabit, selanjutnya gandum itu diikat menjadi berberkas-berkas ikatan, kemudian diinjak-injak, sesudah itu dimasukkan ke dalam lumbung; dan kemudian daripada itu sekam dan lalang dibinasakan. Karena pekerjaan ini diselesaikan selama musim gugur, maka ia itu menunjukkan bahwa penuaian adalah suatu periode musim setelah “musim panas berlalu” dan bahwa ia itu diikuti dengan periode musim gugur yang tidak menghasilkan buah.

  1. Penuaian Upacara Bayangan dan Pengertiannya:

Di dalam menjelaskan gambar bagan ini Victor T. Houteff membagi kata-kata “membawakan seikat dari buah-buah pertama hasil penuaianmu” dari Imamat 23:10, 11 dan 14-17 kedalam dua kelompok yaitu ikatan gandum yang ditimang dan roti yang ditimang, yaitu:

Disini kita saksikan kepatuhan kepada tiga upacara penuaian yang diperintahkan (1) upacara bayangan ikatan gandum yang ditimang pada permulaan penuaian yang pertama; (2) upacara bayangan roti-roti timangan pada penutupan penuaian yang pertama dan (3) pesta perayaan tabernakel pada penutupan penuaian yang kedua. Karena merupakan contoh (type), maka sesuai dengan itu dua penuaian gandum itu berikut tiga sakramennya yang nyata membayangkan dua penuaian jiwa dengan tiga upacara kerohanian. —- Pehukuman dan Penuaian halaman 68.

Dalam penjelasan ini Victor T. Houteff sedang berbicara tentang buah-buah pertama walaupun ia membaginya kedalam dua penuaian yaitu permulaan dan penutupan. Buah-buah pertama sebagaimana yang kita telah pahami adalah 144000, dari kata-kata diatas terlihat bahwa hasil dari penuaian yang pertama tersebut akan mengalami dua kali timangan, yaitu pada permulaan penuaiannya yang dilambangkan sebagai ikatan gandum ditimang dan pada penutupan penuaian yang dilambangkan dengan roti timangan.

Sebagaimana kita telah memperoleh penjelasan Victor T. Houteff penempatan ayat-ayat Imamat pada gambar bagan tahun suci dan perayaan-perayaannya maka kita dapat simpulkan bahwa upacara bayangan ikatan gandum yang ditimang pada permulaan penuaian yang pertama akan terlaksana pada hari ke 14 pada waktu senja atau hari ke 15 bulan yang ke tujuh, dan upacara bayangan roti-roti timangan pada penutupan penuaian yang pertama akan terlaksana pada hari ke 18 bulan yang ketujuh. Penyimpulan sedemikian ini lebih diperkuat penjelasannya dari kutipan berikut:

“Kedua-duanya baik ikatan gandum timangan maupun roti-roti timangan itu adalah persembahan-persembahan syukur bagi buah-buah pertama. Yang satu dipersembahkan pada permulaan dari penuaian, yang lainnya dipersembahkan pada akhir penyelesaiannya. Berbeda dengan ikatan gandum timangan yang terdiri dari potongan tangkai-tangkai gandum, yang melambangkan buah-buah pertama yang akan dikumpulkan setelah ikatan gandum timangan itu dipersembahkan, maka roti-roti timangan yang merupakan suatu hasil produk yang sudah jadi, menunjukkan buah-buah yang sebelumnya sudah terkumpul. —- Pehukuman dan Penuaian halaman 70.

“Kristus, buah-buah pertama itu dan orang-orang yang bersama-sama dengan Dia pada kebangkitannya muncul keluar dari kubur, bangkit kepada kehidupan yang kekal telah merupakan ikatan gandum timangan contoh saingan dari orang-orang yang sudah mati.

Roti timangan itu merupakan suatu lambang dari 120 murid-murid yang dipenuhi roh itu, pelengkap penuh dari buah-buah pertama orang-orang yang sudah mati dan mereka yang dikumpulkan sesudah kebangkitan.” —- Pehukuman dan Penuaian halaman 71, 72.

Melalui penjelasan tersebut kita dapatkan bahwa Kristus sebagai lambang dari gandum timangan dan 120 murid-murid sebagai lambang dari roti timangan adalah contoh dari lambang buah-buah pertama. Kemudian pada gambar bagan Tahun Suci dan Perayaan-Perayaannya ternyata Victor T. Houteff hanya mencantumkan “Ikatan timangan dipersembahkan” pada hari ke 18 bulan yang ketujuh, ia tidak membedakan gandum timangan atau roti timangan. Demikian pula dari sumber ayat-ayat pada Keluaran dan Imamat tidak terdapat pemisahan upacara antara gandum dan roti timangan pada penyerahan berkas hasil penuaian yang pertama.

Oleh karena itu pada gambar bagan Penuaian dalam Upacara bayangan dan pengertiannya ia mencontoh saingankan Yesus gandum timangan yang diserahkan hari ke 18 kepada tahun 1844 pengumpulan buah-buah pertama hingga munculnya 144.000 dapatlah kita simpulkan bahwa kedua pengumpulan hasil penuaian buah pertama ini kedua-duanya dilambangkan kepada 144.000, yaitu penuaian 144.000 permulaan adalah hasil dari pengumpulan masa penuaian buah-buah pertama tahun 1844 hingga munculnya 144.000 yang baru akan menerima pembubuhan meterai dari Malaikat Yehezkiel 9 sebelum mengalami kesusahan Yakub, dan pada penutupan penuaian hasil penuaian pertama mereka 144.000 akan menerima pencurahan roh suci hujan akhir sehingga menjadi “suatu hasil produk yang sudah jadi.”

Namun demikian dari gambar-gambar bagan tersebut terdapat hal yang tidak sepenuhnya dapat kita contoh dan contoh saingankan yaitu antara lain masa setelah mengalami cobaan selama 40 hari disebutkan masa menabur dan dimulainya Yesus mengajar, sedangkan sebagaimana yang telah kita pahami diatas bahwa sesuai dengan Imamat 23:15,16 dan dari gambar bagan “tahun suci dan perayaan-perayaannya” ditambahkan 10 hari genap 50 hari adalah waktu kepada orang Israel diperintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran yang baru yaitu buah-buah kedua dan setelah itu seluruh pekerjaan penuaian dari dunia telah sepenuhnya selesai (Pantekosta bayangan).

Perbedaan sebagaimana diatas juga kita akan temui dari gambar bagan Penuaian dalam Upacara bayangan HALAMAN 69 dimana tergambarkan bahwa setelah hari ke 18 kebangkitan Yesus terdapat 40 hari untuk mempersiapkan buah-buah pertama 120 orang dan sebagai contoh saingannya hari ke 18 tersebut dicontoh saingankan ke tahun 1844 awal munculnya sidang Laodikea, kemudian 40 hari mempersiapkan 120 orang dicontoh saingankan ke masa pengumpulan buah-buah pertama orang hidup 144.000, sedangkan dari yang telah kita bahas dan pahami diatas serta gambar bagan “tahun suci dan perayaan-perayaannya” diketahui bahwa pada hari ke 18 bulan yang ketujuh mereka 144.000 dipersembahkan sebagai contoh saingan dari Yesus dan 40 hari (ditambah 10 hari) dipergunakan untuk mereka mempersiapkan persembahan yang baru yaitu buah-buah kedua.

Jawaban perbedaan tersebut yang dapat kita simpulkan adalah dikarenakan dalam gambar bagan Penuaian dari Matius 13 dan Penuaian dalam Upacara bayangan halaman 69 Victor T. Houteff menuangkan peristiwa yang dialami Yesus selama di dunia dan masa dari pengumpulan buah-buah pertama. Selanjutnya untuk memahaminya secara keseluruhan pehukuman dan penuaian yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan bagi sidang dan dunia adalah sebagaimana yang disebutkan di dalam buku Pehukuman dan Penuaian halaman 67 :

Dalam melukiskan penyelamatan kita selengkapnya, maka acara-acara penuaian dari upacara bayangan itu harus menguatkan baik kesaksian-kesaksian para nabi maupun perumpamaan-perumpamaan mengenai penuaian itu karena semuanya itu tidak mungkin bebas untuk keluar tergabung bersama-sama.”

Analisa penuangan beberapa ayat kitab Keluaran dan Imamat ke dalam kalender September dan Oktober 2027 dapat dilihat pada lampiran.

  • Kesimpulan

Berdasarkan pencantuman hasil penelusuran tanggal-tanggal kalender Israel yang dikonversikan ke kalender Romawi oleh Victor T. Houteff pada gambar bagan Penuaian Matius 13 dan Tahun Suci dan Perayaan-Perayaannya yaitu awal tanggal 1 bulan pertama sama dengan tanggal 20 Maret dan akhir dari bulan ke enam sama dengan tanggal 22 September serta contoh perolehan tanggal 3 April sebagai hasil penghitungan hari ke 14 dari bulan yang pertama saat dari anak domba disembelih, maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Pengalaman Yesus sebagai anak domba yang disembelih merupakan contoh bagi kita calon-calon 144.000 Israel akhir zaman.
  2. Dikaitkannya perumpamaan gandum dan lalang dengan cerita pengalaman Yesus menunjukkan tujuan Victor T. Hoteff dimaksudkan kepada penetapan waktu bagi peristiwa-peristiwa akhir zaman.
  3. Keluaran 12 dan Imamat 23 selain bercerita tentang kewajiban orang Israel badani di masa Musa dahulu juga merupakan suatu nubuatan bagi orang-orang Israel akhir zaman.
  4. Keluaran 12 dan Imamat 23 sepenuhnya berbicara tentang penetapan waktu yang harus diperhitungkan dengan tepat.
  5. Adanya uraian dan catatan angka-angka yang Victor T. Houteff cantumkan dalam gambar bagan tersebut yang sedemikian rinci seperti jumlah hari-hari bulan-bulan lunar dan tanggal awal bulan pertama dan tanggal akhir bulan ke enam yang ia telah perhitungkan dengan kalender Masehi, menunjukkan bahwa Victor T. Houteff telah melakukan penetapan waktu walaupun tidak dituangkan secara tertulis, dan sebagaimana dikatakan dalam buku Pehukuman dan Penuaian pada halaman 67, yaitu :

Dalam melukiskan penyelamatan kita selengkapnya, maka acara-acara penuaian dari upacara bayangan itu harus menguatkan baik kesaksian-kesaksian para nabi maupun perumpamaan-perumpamaan mengenai penuaian itu karena semuanya itu tidak mungkin bebas untuk keluar tergabung bersama-sama.”

 

Dengan demikian walaupun sekaliannya itu tidak dituangkan dalam penjelasan secara tertulis dalam buku Pehukuman dan Penuaian, maka jika tidak mempelajarinya sedemikian mendalam dari yang terdapat dalam gambar bagan tersebut selain yang terdapat dari kesaksian para nabi maupun perumpamaan, kita tidak akan memperoleh gambaran penyelamatan secara lengkap.

  1. Hari ke 14 dari bulan yang pertama telah dapat diperhitungkan oleh Victor T. Houteff sama dengan tanggal 3 April kalender Romawi, maka seharusnya dengan telah dapat ia tetapkan akhir bulan ke enam atau awal bulan ke tujuh yaitu tanggal 22 September, maka tentunya hari ke 10, hari ke 15, hari ke 16, hari ke 18 dan hari ke 21 sudah dapat seluruhnya diketahui dengan tepat, dan kita dapat simpulkan bahwa kemungkinan kepada orang-orang yang belajar bersama-sama dengannya pada saat Victor T. Houteff masih hidup sudah juga diajarkan walaupun mengenai tahunnya Victor T. Houteff belum memperoleh terang.
  2. Sesuai dengan Keluaran 12:3, 6 dan Imamat 23:27, 28 pemeteraian 144.000 atau pembubuhan tanda terhadap mereka yang berkeluh kesah dan menangis atas kekejian yang terjadi didalam sidang dari Malaikat Yehezkiel pasal 9 dilakukan pada hari ke 10 bulan yang ke tujuh atau sama dengan kalender Romawi terhitung dari tanggal 23 September 2027 akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 2 Oktober 2027.
  3. Pemeteraian 144.000 akan terjadi dari hari ke 10 bulan yang ke tujuh sampai dengan hari ke 14 bulan yang ke tujuh atau hari Sabtu tanggal 2 Oktober 2027 sampai dengan hari Rabu tanggal 6 Oktober 2027 sesuai dengan Keluaran 12:3, 6, namun mereka yang memperoleh meterai tidak akan mengetahuinya.
  4. 000 sesuai dengan penjelasan Victor T. Houteff pada hari ke 10 bulan yang ke tujuh mereka akan dimeteraikan dan dipisahkan dari pengaruh dunia, namun demikian pada saat itu belum terdapat pembantaian kepada lalang dan sekam. Seperti apa kejadian yang nanti akan dialami selama hari ke 10 sampai dengan hari ke 14 bulan ke tujuh tersebut, dalam buku Kerinduan Segala Zaman bab 74 kita dapatkan gambaran contoh dari perjalanan Yesus yang memisahkan diri dari antara orang-orang Yahudi di taman Getsemani.
  5. Hari ke 15 sampai dengan hari ke 21 bulan yang ketujuh selama tujuh hari dilakukan perayaan pondok daun/tabernakel yaitu pesta perayaan kemenangan Tuhan atas dosa di dalam sidang. Pada kalender Romawi tujuh hari ini terjadi pada hari Kamis tanggal 7 Oktober 2027 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2027.
  6. Mereka yang 144.000 akan mengalami aniaya dari Esau-Esau sebagaimana Yesus contohnya pada hari ke 15 sampai dengan hari ke 18 bulan yang ke tujuh sama dengan kalender Romawi pada hari Kamis tanggal 7 Oktober 2027 sampai dengan hari Minggu tanggal 10 Oktober 2027.
  7. Walaupun mereka yang 144.000 mengalami aniaya di dalam waktu perayaan pesta pondok daun/tabernakel, namun oleh karena kesemuanya telah dijanjikan tidak ada yang meninggal dan memperoleh pembelaan dari Mikhael, maka hari-hari tersebut adalah merupakan hari-hari kemenangan.
  8. Aniaya yang akan dialami oleh mereka yang 144.000 selama 3 hari dan 3 malam yaitu hari Kamis tanggal 7 Oktober 2027 sampai dengan hari Minggu tanggal 10 Oktober 2027 akan dialami di berbagai tempat mereka berada, bukan ditempat yang dipusatkan.
  9. Hari ke 18 dari bulan yang ke tujuh atau kalender Romawi jatuh pada hari Minggu tanggal 10 Oktober 2027 adalah hari dimana mereka yang 144.000 akan berdiri bersama-sama dengan Yesus di Gunung Sion setelah mereka menang dari aniaya dan dibawa ke Palestina dengan piring terbang, sekaligus menanti pemberian pencurahan roh suci hujan akhir.
  10. Dari urut-urutan yang telah dapat disimpulkan, maka pembantaian dari malaikat-malaikat pembantai dari Yehezkiel 9 baru dilaksanakan setelah selesai masa penganiayaan yang dilakukan oleh lalang dan sekam terhadap mereka yang 144.000, yaitu hari ke 19 bulan yang ke tujuh atau kalender Romawi jatuh hari Senin tanggal 11 Oktober 2027 sampai dengan masa dari pesta perayaan pondok daun/tabernakel sebagai acara perayaan kemenangan Tuhan atas dosa di dalam sidang selesai yaitu hari ke 21 bulan yang ke tujuh atau hari Rabu tanggal 13 Oktober 2027, hal ini berarti kata-kata Yeremia 8:20 “musim panas musim penuaian sudah berakhir kok kita tidak selamat” akan disuarakan lalang dan sekam setelah mereka yang 144.000 sudah diangkat dibawa ke Palestina pada hari ke 18 bulan yang ke tujuh dan demikian pula pada hari ke 18 sampai ke 21 bulan yang ke tujuh itulah penggenapan peristiwa mereka akan pergi dari pulau ke pulau mencari kebenaran namun tidak dapat lagi menemukannya, penyimpulan ini sesuai dengan kata-kata Victor T. Houteff dalam buku Penuaian Perumpamaan Upacara Bayangan halaman 10:

Roti-roti timangan contoh, yang menunjukkan lengkapnya penuaian buah-buah pertama (Imamat 23:17), dibakar dengan ragi untuk melambangkan bahwa dosa-dosa belum dihapuskan pada waktu “hamba-hamba dari Allah kita” dimeteraikan. Sebab itu pemeriksaan pengadilan bagi orang-orang hidup (penghapusan dosa-dosa) akan dimulai setelah pemeteraian mereka yang 144.000 itu (roti-roti timangan rohani itu), dan sesudah curahan Roh.

  1. Pengumpulan buah-buah kedua dilakukan setelah pelantikan 144.000 di gunung Sion pada hari ke 18 bulan yang ke tujuh atau hari Minggu tanggal 10 Oktober 2027 dan lambang masa pengumpulannya akan dilakukan selama 50 hari.
  2. Dari tanggal-tanggal yang telah dapat disimpulkan tersebut, maka kita dapat ketahui waktu dari kebangkitan orang-orang dari Daniel 12:2 dapat disimpulkan akan terjadi setelah pencurahan Roh Suci hujan akhir hari ke 18 bulan yang ke tujuh atau setelah tanggal 10 Oktober 2027 dan sesuai yang kita pahami mereka akan belajar kembali kemudian bersama dengan 144.000 bekerja kembali mengajar kepada buah-buah kedua.
  3. Demikian pula gelang ikatan Assyria akan terlepas pada antara hari ke 15 bulan yang ke tujuh sampai dengan hari ke 18 bulan yang ke tujuh atau antara tanggal 7 Oktober 2027 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2027, artinya Amerika akan kalah perang di Palestina tersebut di antara tanggal tersebut, penggenapan dari nubuatan Daniel pasal 11, dengan demikian perang tersebut yaitu antara raja selatan dan raja utara segala persiapan dan berlangsungnya perang tersebut akan sudah terjadi sebelumnya dan bahkan oleh karena sesuatu peristiwa perang tidak akan dapat terlaksana dalam waktu yang singkat, maka kemungkinan akan terjadi sebelum hari yang ke 10 bulan yang ketujuh.
  4. Hari ke 15 sampai dengan hari ke 21 bulan yang ke tujuh tersebut adalah hari dimana terjadi diam ½ jam di dalam sorga dan Yesus turun menggenapi nubuatan dari Zakharia pasal 14 yaitu menjejakkan kaki di gunung Zaitun untuk pendirian kerajaan Daud.
  5. Dengan Victor T. Houteff telah mengajarkannya kepada kita, maka masalah penetapan waktu bukan lagi sesuatu yang tidak boleh dilakukan sebagaimana yang dipegang banyak orang dengan menggunakan ayat dari Matius 24:36 dan sebagai pemegang kebenaran jam ke sebelas adalah wajib untuk mempelajari dan memahaminya, selain itu apabila sebagian dari kita tidak mempelajari dan bahkan cenderung mendiamkannya berarti mereka sudah mempraktekan tindakan “mengurang-ngurang, menggelapkan dan menudungi”, sebagaimana kata-kata Victor T. Houteff berikut:

“Sebagaimana orang-orang yang telah membuat janji-janji setia kepada Allah, dan yang telah ditugaskan sebagai utusan-utusan Kristus, sebagai penatalayan-penatalayan dari rahasia-rahasia kemurahan Allah, maka kita berkewajiban untuk menyatakan dengan setia keseluruhan nasehat Allah. Janganlah kita mengurangi pentingnya kebenaran-kebenaran istimewa yang telah memisahkan kita dari dunia, dan yang telah membuat kita sebagaimana adanya sekarang; karena sekaliannya itu adalah penuh dengan berbagai kepentingan yang kekal.” Simbolic Code buku 2 halaman 36.

“Segala perkara yang dapat dilakukan melawan pekabaran Allah bagi zaman ini, akan dilakukan dengan dendam yang bahkan lebih besar dari pada yang telah dimanifestasikan di zaman kedatangan Kristus yang pertama, karena Iblis mengetahui, bahwa jika ia kalah sekarang, maka ia akan kalah untuk selama-lamanya sehingga ia tidak akan memperoleh kesempatan lagi yang lain. Oleh sebab itu, keadaan pada waktu ini sangat mendesak agar setiap anggota sidang dari jam sebelas secepatnya dan dengan teguh memperkuat diri melawan usaha musuh untuk mengirimkan sebuah pukulan yang mematikan kepadanya. Kita juga harus waspada dan awas, untuk menyadari bahwa pukulan itu juga akan datang secara mengejutkan dari musuh-musuh yang tidak dicurigai – yaitu dari rekan-rekan penginjil yang sama, yang tidak kurang setianya daripada para imam di zaman Kristus. Lagi pula adalah terutama supaya diwaspadai, bahwa musuh itu akan menggunakan setiap sarana yang mungkin untuk menghalangi Tuhan mengeluarkan 144.000 hamba-hamba buah pertama Nya itu yang kini masih tersembunyi, yaitu mereka yang akan pergi mengumpulkan buah-buah kedua (Wahyu 7:9). Musuh itu akan mencoba apa saja yang mungkin untuk mengacau, untuk menggelapkan dan untuk menudungi kebenaran, terutama perihal mereka 144.000 itu.” Pembina Gedung Putih, hal 34, 35 (edisi 1999).

  1. Dari dicantumkannya uraian dan catatan angka-angka mengenai hari yang sedemikian rinci oleh Victor T. Houteff pada gambar bagan mengenai pehukuman dan penuaian, maka keseluruhannya ini adalah merupakan “petunjuk” dan kemudian setelah dipahami kepada kita “diwajibkan untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat” sebagaimana kata-kata Ellen G. White berikut ini :

Suatu ucapan Juruselamat tidak akan dibuat untuk merusakkan ucapan-Nya yang lain. Walaupun tak seorang pun yang tahu tentang hari dan saat kedatangan-Nya, kita diberi petunjuk (instructed) dan diwajibkan (dalam terjemahan Alfa dan Omega diterjemahkan menjadi “kita diajar dan diharuskan”) untuk mengetahui kapan kedatangan-Nya itu sudah dekat. Lebih jauh kita diajar bahwa mengabaikan amaran-Nya dan menolak atau tidak mau mengetahui kapan kedatangan-Nya itu, akan sama fatalnya kepada kita seperti kepada mereka pada zaman Nuh. Mereka tidak mengetahui kapan air bah itu datang —– Kemenangan Akhir (Great Controversy) halaman 389 (1884).

  1. Alasan mengapa kepada kitalah pemahaman mengenai waktunya yang tepat dapat kita gali sampai sedemikian jelas bukan hanya tahun, melainkan sampai dengan bulan dan hari dari peristiwa-peristiwa besar dan penting yang akan kita hadapi, adalah karena:

…….. Dan walaupun tidak seorang pun sekarang mengetahui akan hari atau jamnya, namun sekiranya Bapa menganggap pantas untuk memberitahukannya, maka kita tak dapat tiada akan mengetahuinya.

Lagi pula, kedatangan yang rahasia ini (Matius 24:36) mungkin adalah suatu kedatangan yang lain dari pada kedatangan yang biasanya dipahami sebagai “kedatangan yang kedua kali.” —- Jawaban Victor T. Houteff atas pertanyaan No. 15 “BOLEHKAH KITA MENGETAHUI JAMNYA ?” Tanya Jawab buku 2 (1944).

“…. Bahwa akhir daripada segala perkara sudah dekat sekali; sebab jika tidak, maka pemberitahuan ini belum akan dikeluarkan.” — Tongkat Gembala, jilid II hal 397, 398 (1932).

”Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu.”

“Ilustrasi ini bukan diberikan kepada kita saja, melainkan juga kepada semua umat Allah semenjak dari saat ia itu ditulis, maka kepada mereka telah diamarkan supaya bersedia pada segala waktu karena tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatanganNya. Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu. Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya.” —–  Symbolic Code buku 2 halaman 18, 19 (8 Juni 1946).

“Oleh sebab itu, sungguhpun kita sedikit sekali mengetahui tentang banyak angka bilangan Alkitab berikut kode rahasia kebenarannya pada waktu ini, sekaliannya itu tidak akan selalu merupakan unsur-unsur yang gelap bagi umat Allah, karena mereka harus ada di sana untuk menemukan dan menerangi bagi pandangan kita tonggak-tonggak sepanjang perjalanan kita menuju ke kota Suci. —— Buku Penuaian Perumpamaan Upacara Bayangan hal 3.

“Sementara musuh berhasil mengacaukan firman yang tertulis, maka Allah menerangi bumi dengan kemuliaanNya melalui wahyu-wahyu simbolis ini, dan dengan mana Ia mengungkapkan seluruh kebenaran dan Ia membuka semua perangkap Iblis. Demikianlah melalui contoh-contoh dan simbol-simbol Ia membuat orang-orang yang sederhana menjadi bijaksana, dan orang-orang yang pandai menjadi kacau oleh menunjukkan, bahwa dimana tidak ada contoh di sana pun tidak ada kebenaran.” —- Tongkat Gembala jilid 2 hal 4.

  1. Dengan telah terungkapnya pemahaman tentang waktu yang tepat dari peristiwa-periswa penting penyelesaian pekerjaan di dalam sidang maupun yang akan terjadi di dunia, maka hal ini sekaligus menjawab kata-kata dan keyakinan dari Victor T. Houteff berikut ini:

“Adakah sesuatu cara dengan mana kita dapat menentukan saat dari pembukaan meterai itu, dan permulaan pehukuman bagi orang-orang hidup ? Jika Allah begitu setia mengungkapkan kepada semua orang hidup permulaan pehukuman bagi orang-orang mati, maka tidak akan mungkin bahwa Ia akan tetap merahasiakan masa pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Jika Ia tetap merahasiakannya, maka kita tidak akan memiliki kebenaran sekarang apapun dalam masa meterai yang terakhir; juga tidak akan ada keadilan dalam pengrahasiaan yang sedemikian ini, dan juga pehukuman yang sedemikian tidak mungkin sah secara hukum. Oleh sebab itu, sebuah ungkapan tentang pehukuman bagi orang-orang hidup adalah sangat penting sama seperti ungkapan Injil itu sendiri. Karena pehukuman itu (penghapusan dosa-dosa) ialah tindakan yang termulia di dalam Injil Kristus. Dengan demikian kita menyimpulkan, bahwa apabila meterai itu dibuka, dan pehukuman bagi orang-orang hidup dimulai, maka kita harus mengetahuinya. Hari grafirat itu dalam contohnya membuktikan sama, karena orang-orang Israel telah diberitahu dengan sebaik-baiknya akan peristiwa itu, mengenai kewajiban-kewajiban mereka, dan akibat-akibatnya.” —– Tongkat Gembala, jilid II hal 397, 398 (1932).

Tetapi bagaimanapun saya yakin, bahwa Allah tidak akan mau membiarkan kita tetap bodoh mengenai segala perkara yang patut untuk diketahui oleh kita. Jika ia itu perlu bagi kita untuk diketahui mendahului masanya mengenai hari dan jam dari pembersihan sidang itu, maka tentunya kita akan diberitahu mengenai Paskah contoh saingan itu. Tentu kita akan mengetahui sedikit-dikitnya sama banyak sebelumnya seperti yang diketahui oleh Musa dari hal Paskah di masa hidupnya. Berbulan-bulan sebelumnya ia tidak tahu mengenai hari dan jam dari peristiwa-peristiwa yang akan jadi pada waktu itu, tetapi kepadanya telah diberi petunjuk mengenai kewajiban-kewajiban pribadinya maupun dari orang banyak itu dan mengenai apa yang harus ditunggu dari hari ke hari. — Amaran Sekarang buku 7 jilid 2 hal 92 (6 November 1948).

*****

 

 

 

 103 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart