Malaikat-malaikat dari
Wahyu pasal 7 dan penugasannya
Pendahuluan
Marilah kita sama-sama membaca buku Wahyu pasal 7 sebagai berikut :
“Dan sesudah segala perkara ini aku tampak empat orang malaikat berdiri pada empat penjuru bumi, sambil memegang empat angin bumi, agar supaya angin-angin itu tidak bertiup di bumi, tidak juga di laut, bahkanpun tidak pada sesuatu pohon kayu.”
“Lalu aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawakan meterai dari Allah yang hidup : maka berteriaklah ia dengan suatu suara besar kepada keempat malaikat itu, yang ditugaskan untuk melukai bumi dan laut, katanya, Janganlah melukai baik bumi, maupun laut, maupun pohon-pohon kayu, sampai kami selesai memeteraikan hamba-hamba dari Allah kita itu pada dahi-dahi mereka.
“Maka aku dengar angka bilangan dari mereka yang dimeteraikan itu : maka telah dimeteraikan seratus empat puluh empat ribu orang dari semua suku bangsa bani Israel.” – Wahyu 7 : 1 – 4.
Karena buku Wahyu sebagai pelengkap dari buku Daniel baharu akan terungkap pengertiannya di akhir zaman menyusul buku nubuatan Daniel, maka kita tak dapat tiada harus lebih dahulu mengetahui kapan nubuatan Daniel pertama sekali mulai diungkapkan pengertiannya. Sejak mulanya kepada nabi Daniel malaikat Jibrail telah mengatakan :
“Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah segala perkataan itu, dan segellah kitab itu, bahkan sampai ke akhir zaman : banyak orang akan pergi datang dan pengetahuan akan dipertambahkan.“ – Daniel 12 : 4.
Artinya, di akhir zaman setelah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya, dan lalu lintas manusia di dunia ini sangat ramainya, maka dalam berbagai kemajuan dunia yang sedemikian itulah buku Daniel dan buku Wahyu pelengkapnya itu akan diungkapkan.
Sejarah membuktikan, bahwa hamba Tuhan William Miller adalah yang pertama sekali mengungkapkan nubuatan Daniel 8 : 14 perihal pembersihan kaabah kesucian di sorga yang dimulai pada akhir dari 2.300 hari nubuatan atau tahun itu. William Miller telah muncul dalam sejarah yang lalu pada permulaan abad ke – 18, tepatnya semenjak tahun 1831. Jadi, dapatlah difahami bahwa nubuatan dari Wahyu pasal 7 itupun tak dapat tiada sudah akan terungkap pengertiannya sesudah tahun 1831.
Sesungguhnya masih banyak lagi nubuatan-nubuatan dari para nabi Wasiat Lama dan berbagai perumpamaan dari Jesus di dalam Wasiat Baru yang masih perlu diinterpretasikan dan diungkapkan bagi kita di akhir zaman ini, maka untuk itulah Tuhan Allah melalui nabi Amos mengatakan :
“Sesungguh-sungguhnya Tuhan Allah tidak akan berbuat barang sesuatu apapun sebelum diungkapkanNya rahasiaNya kepada para hambaNya, yaitu n a b i – n a b i.” — Amos 3 : 7.
Ini berarti kedatangan nabi-nabi itu berikut berbagai nubuatan dan perumpamaan-perumpamaan Jesus yang diungkapkannya, seyogyanya harus terus diantisipasi dan ditunggu.
Nabi-nabi itulah
yang membangun Tubuh Kristus
Nabi-nabi yang membangun tubuh Kristus atau Gereja Kristen oleh rasul Paulus telah didefinisikan sebagai berikut :
“Maka Ia (Kristus) memberikan sebagian orang rasul-rasul, dan sebagian orang nabi – nabi, dan sebagian orang penginjil-penginjil, dan sebagian orang gembala-gembala dan guru-guru ; untuk melengkapi umat kesucian bagi tugas melayani, untuk membangun tubuh Kristus (to edify the body of Christ = membangun moral umat Kristen), sampai kita semua masuk dalam kesatuan iman, dan pengetahuan akan Anak Allah, menjadi manusia yang sempurna sesuai ukuran kedewasaan Kristus. Supaya kita sejak sekarang dan seterusnya tidak lagi seperti anak-anak yang diombang-ambingkan dan disesatkan dengan setiap angin doktrin, oleh tipu muslihat orang-orang berikut kelincahan mereka yang licik, oleh mana mereka akan menjerat dan menyesatkan.” – Epesus 4 : 11 – 14.
Ucapan rasul Paulus di atas ini diperjelaskan kembali bagi kita di dalam ROH NUBUATAN sebagai berikut :
“Allah memiliki sebuah s i d a n g, dan sidang itu memiliki suatu dinas pelayanan pilihan ilahi.‘ Maka Ia memberikan sebagian orang rasul-rasul, dan sebagian orang nabi-nabi, dan sebagian orang penginjil-penginjil, dan sebagian orang gembala-gembala dan guru-guru, untuk menyempurnakan umat kesucian bagi tugas melayani, bagi membangun moral tubuh Kristus, sampai kita semua masuk dalam kesatuan iman dan pengetahuan akan Anak Allah ……” – Testimonies to Ministers, p. 52.
Setiap orang yang mengakui dirinya Kristen tak dapat tiada sudah akan mengakui, bahwa Paulus adalah seorang rasul pilihan Allah bagi seluruh umat Allah di zaman Wasiat Baru. Ini berarti Paulus pun adalah seorang rasul bagi kita umat dari sidang jemaat Laodikea di akhir zaman sekarang ini. Sekalipun dia tidak lagi hidup di antara kita di waktu ini, namun semua ucapannya masih tetap hidup dan mengikat sampai kepada hari ini.
Oleh sebab itu, maka sesuai ciri-ciri dan fungsi kerja dari setiap jabatan pilihan ilahi di atas, maka kita sudah dapat meyakini sendiri bahwa,
- DR.Martin Luther ialah nabi pilihan Ilahi untuk membangun Gereja Protestan sebagai tubuh Kristus dalam zaman kegelapan agama yang lalu.
- John Knox ialah nabi pilihan Ilahi untuk membangun Gereja Presbyterian yang lalu sebagai tubuh Kristus.
- John Wesley ialah nabi pilihan Ilahi untuk membangun Gereja Methodist yang lalu sebagai tubuh Kristus.
- Alexander Campbell ialah nabi pilihan Ilahi untuk membangun Gereja Baptist sebagai tubuh Kristus
- William Miller ialah nabi pilihan ilahi untuk membangun umat Adventist Hari Pertama sejak tahun 1831 yang lalu
- Nyonya Ellen G. White ialah nabi pilihan Ilahi untuk membangun Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sebagai tubuh Kristus, dan
- Victor T. Houteff ialah nabi pilihan Ilahi untuk membangun umat pilihan 144.000 itu sebagai tubuh Kristus
Karena para rasul pilihan Ilahi semuanya sudah meninggal dunia dalam abad yang pertama, maka tak dapat tiada n a b i sebagai jabatan tertinggi kedua itulah yang dijabat oleh para tokoh pilihan Allah di atas untuk terus membangun tubuh Kristus atau Gereja Kristen pada zamannya masing-masing semenjak dari zaman Luther.
Selanjutnya agar perlu juga diketahui, bahwa karena hanya ada s a t u tubuh Kristus yang dibangun, maka kita hendaknya waspada bahwa tidak semua Gereja Kristen yang ada di akhir zaman sekarang ini pernah dibangun oleh n a b i – n a -b i pilihan Allah yang disebut di atas.
Para nabi pilihan Allah di atas ternyata sudah juga diabadikan bagi kita di dalam sejarah dunia. Dengan demikian, maka keberadaan mereka itu berikut tubuh Kristus atau Gereja Kristen yang dibangunnya tidak lagi dirahasiakan daripada kita sebagai umat Kristen.
Malaikat – Malaikat
dari Wahyu 7 : 1 – 4 di atas
Di dalam buku Wahyu “malaikat” memiliki beberapa pengertian sebagai berikut :
(1) Malaikat dalam arti yang sebenarnya. Contohnya : Yahya Pewahyu mengatakan : “Dan sesudah segala perkara ini aku tampak empat orang malaikat berdiri pada empat penjuru bumi, sambil memegang empat angin bumi, agar supaya angin-angin itu tidak bertiup di bumi, tidak juga di laut, bahkanpun tidak pada sesuatu pohon kayu.” – Wahyu 7 : 1
Keempat malaikat sorga itu bertugas menjaga dan menahan keeempat angin bumi supaya tidak bertiup merusak bumi, atau merusak laut, ataupun merusak sesuatu pohon kayu. Angin melambangkan amarah orang-orang jahat yang berupa aniaya, peperangan, dan berbagai bencana yang akan menimbulkan masa kesusahan besar di bumi ini. Sementara pohon kayu melambangkan para pemimpin, khususnya mereka calon-calon 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang.
(2) Malaikat yang berteriak melambangkan sesuatu pekabaran dari sorga, atau juga disebut “Terang Baru” atau “Kebenaran Baru” atau “sesuatu doktrin Alkitab yang baru.” Contohnya : Yahya Pewahyu mengatakan sebagai berikut :
“Lalu aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawakan meterai dari Allah yang hidup : maka berteriaklah ia dengan suatu suara besar kepada keempat malaikat itu, yang ditugaskan untuk melukai bumi dan laut, katanya, Janganlah melukai baik bumi, maupun laut, maupun pohon-pohon kayu, sampai kami selesai memeteraikan hamba-hamba dari Allah kita itu pada dahi-dahi mereka. Maka aku dengar angka bilangan dari mereka yang dimeteraikan itu : maka telah dimeteraikan seratus empat puluh empat ribu orang dari semua suku bangsa bani Israel.” – Wahyu 7 : 2 – 4.
Pekabaran dari seseorang utusan Allah yang datang dari sebelah timur itu adalah berupa doktrin Alkitab yang paling baru perihal pembubuhan meterai tanda kelepasan pada dahi-dahi mereka 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang. Pekabaran itu mengajarkan perihal berbagai bencana, peperangan, dan amarah orang jahat yang akan ditahan sedemikian rupa oleh empat malaikat pemegang empat angin bumi sampai mereka 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang selesai memperoleh bubuhan tanda kelepasan mereka, seperti yang dinubuatkan pada Jehezkiel pasal 9.
(3) Malaikat yang diam melambangkan orang-orang, misalnya para pendeta. Contohnya : Yahya Pewahyu mengatakan :
“Dan kepada malaikat dari sidang jemaat Laodikea tuliskanlah sebagai berikut : ………… Aku tahu semua perbuatanmu, bahwa engkau adalah dingin tidak panaspun tidak. Aku ingin engkau dingin atau panas. Oleh sebab itu, karena engkau adalah suam, dan dingin tidak panaspun tidak, Aku hendak meludahkan engkau keluar dari mulutKu.” – Wahyu 3 : 14 – 16.
Malaikat dari sidang jemaat Laodikea melambangkan para pendeta dari Sidang Jemaat Laodikea atau Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
yang naik dari sebelah Timur
“Lalu aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawakan meterai dari Allah yang hidup : maka berteriaklah ia dengan suatu suara besar kepada keempat malaikat itu, yang ditugaskan untuk melukai bumi dan laut, katanya, Janganlah melukai baik bumi, maupun laut, maupun pohon-pohon kayu, sampai kami selesai memeteraikan hamba-hamba dari Allah kita itu pada dahi-dahi mereka. Maka aku dengar angka bilangan dari mereka yang dimeteraikan itu : maka telah dimeteraikan seratus empat puluh empat ribu orang dari semua suku bangsa bani Israel.” – Wahyu 7 : 2 – 4.
Hamba Tuhan Houteff dalam penjelasannya mengatakan :
“Dalam tahun 1844, sebagaimana diketahui oleh semua umat Masehi Advent Hari Ketujuh, kepada Sister White telah diberikan sebuah khayal mengenai mereka 144.000 itu, menandai naiknya malaikat pembawa meterai itu dari sebelah timur (Wahyu 7 : 2 – 4). Semenjak itu ia terus naik dan umat kesucian terus menunggu kedatangannya. Akhirnya, dalam tahun 1929, melalui p e l a – j a r a n – p e l a j a r a n Sekolah Sabat Tuhan memberitahukan di seluruh madzab Organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, bahwa malaikat itu sudah tiba.” – 1 Tongkat Gembala, Edisi Khusus, hal. 10.
Malaikat yang naik dari sebelah timur itu melambangkan Sister Ellen G. White berikut pekabaran barunya perihal pemeteraian mereka 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang. Kedatangan Sister E. G. White itu adalah menyusul hamba Tuhan William Miller, yang telah lebih dulu datang memberitakan perihal penyucian kaabah kesucian di dalam sorga semenjak dari 22 Oktober 1844, yang telah menggenapi nubuatannya dari Daniel 8 : 14.
Setiap penyelidik nubuatan-nubuatan Alkitab tak dapat tiada sudah harus memahami, bahwa hamba Tuhan William Miller sejak mulanya telah muncul sebagai malaikat yang pertama dari Wahyu 14 : 6 – 7, yang memberitakan perihal penyucian kaabah kesucian di sorga maupun di bumi melalui proses pengadilan. Malaikat yang kedua dari Wahyu 14 : 8 itu melambangkan pemberitaan secara resmi ke seluruh bumi perihal kejatuhan dunia Kristen, yang bagaikan kerobohan menara Babil sesudah zaman Air Bah di zaman Nuh, sebagai akibat dari kekeliruan Miller yang telah mengira bahwa bumi akan dibersihkan dengan api pada kedatangan Jesus yang kedua kali, yang diharapkannya jadi sejak 22 Oktober 1844 yang lalu.
Karena setiap kebenaran baru tidak meniadakan kebenaran-kebenaran sebelumnya, maka oleh datangnya Sister E. G. White sebagai malaikat yang ketiga dari Wahyu pasal 14 itu juga, maka akhirnya akan terungkap bagaimana umat yang sisa di waktu ini akan muncul sebagai orang-orang hidup yang sudah akan berhasil dibersihkan pada giliran pengadilan bagi orang-orang hidup yang akan datang.
Ellen G. White dan Pekabarannya
dimulai dari kota Portland, Maine, di sebelah timur sekali Amerika Serikat
Beberapa kesaksian dari Sister Ellen G. White sendiri adalah sebagai berikut :
“Pada usia 11 tahun saya bertobat, dan setelah mencapai usia 12 tahun saya dibaptis, lalu bergabung dengan Gereja Methodist. Pada usia 13 tahun saya mendengar William Miller menyampaikan ceramah-ceramahnya yang kedua kali di Portland, Maine. ……………………………..
“Dalam tahun 1842, saya selalu menghadiri pertemuan-pertemuan yang membicarakan kedatangan (Jesus) kedua kali itu di Portland, Maine, dan saya sepenuhnya percaya bahwa Tuhan akan datang. Saya berlapar dan berhaus terhadap penyelamatan yang penuh, suatu penyesuaian seluruhnya kepada kehendak Allah. Siang dan malam saya bergumul untuk mendapatkan kekayaan yang tak ternilai harganya ini, yang seluruh kekayaan bumi pun tidak dapat membelinya. ………………………………….
“Bagian terbesar dari keluarga bapa saya adalah orang-orang yang sepenuhnya percaya pada kedatangan (Jesus) kedua kali, maka karena terus bersaksi perihal ajaran yang gilang gemilang ini, maka tujuh orang dari kami pada sesuatu waktu telah dibuang keluar dari Gereja Methodist. Pada waktu yang sedemikian inilah, maka kata-kata dari ucapan nabi itu telah menjadi sangat berharga bagi kami : “Saudara-Saudaramu yang membenci kamu, yang membuang kamu karena sebab namaKu, sekalipun mereka itu mengatakan, Agar supaya Tuhan dipermuliakan : namun IA akan kelak muncul bagi kesukaan kamu, dan mereka itu akan malu.” — Jesaya 66 : 5.
“Semenjak dari saat ini sampai ke bulan Desember 1844, berbagai kegembiraan hatiku, berbagai ujian, dan berbagai kekecewaanku adalah sama dengan pengalaman mereka rekan-rekan Adventistku yang kekasih yang berada disekelilingku. Pada waktu ini aku mengunjungi salah seorang dari beberapa saudari Adventist kita, maka di pagi hari kami tunduk menyembah di sekitar medzbah keluarga. Itu adalah bukan sesuatu kesempatan yang menarik, dan di sana hanya kami berlima yang hadir, semuanya wanita. Selagi aku berdoa, kuasa Allah telah datang di atasku yang belum pernah ku merasakannya sebelumnya. Aku telah terbungkus dalam suatu khayal dari kemuliaan Allah, dan tampaknya aku terus naik makin hari makin tinggi dari bumi, maka telah diperlihatkan kepadaku sesuatu perihal berbagai perjalanan orang-orang Adventist menuju ke Kota Suci sebagaimana yang diceriterakan di bawah.
KHAYALKU YANG PERTAMA
“Sebagaimana yang ditunjukkan Allah kepada saya berbagai perjalanan orang-orang Adventiists ke Kota Suci dan pahala yang kaya yang akan dikaruniakan kepada orang-orang yang menunggu kembalinya Tuhan mereka dari perkawinan, maka mungkin adalah kewajibanku untuk memberikan kepadamu sesuatu gambaran singkat perihal apa yang Allah telah ungkapkan kepadaku. Umat kesucian yang kekasih itu memiliki banyak ujian yang harus dilalui. Tetapi berbagai kesulitan kita yang ringan, yang berlaku hanya untuk sementara, iaitu akan membuat bagi kita sesuatu bobot kemuliaan yang jauh lebih besar dan kekal — selagi kita tidak memandang pada perkara-perkara yang tampak, karena perkara-perkara yang tampak itu hanya sementara, tetapi perkara-perkara yang tidak tampak itu adalah kekal sifatnya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
“Selagi aku berdoa pada medzbah keluarga, maka Roh Suci telah turun di atasku, lalu aku tampaknya terus naik makin hari makin tinggi, jauh di atas dunia yang gelap ini. Aku berbalik memandang pada orang-orang Adventists di dunia, namun tidak menemukan mereka, sewaktu sebuah suara mengatakan kepadaku : “Lihat kembali, dan lihat lagi sedikit ke atas.” Untuk ini aku mengangkat mataku, dan melihat suatu lorong yang lurus dan sempit, terbentang tinggi di atas dunia. Pada lorong inilah orang-orang Adventists sedang berjalan menuju ke kota itu, yang terdapat pada ujung akhir dari lorong itu. Mereka itu memiliki suatu cahaya yang cerah terpasang di belakang mereka pada permulaan dari lorong itu, yang oleh seseorang malaikat dikatakan kepadaku bahwa iaitulah seruan tengah malam. Terang ini menyinari sepanjang lorong itu dan memberikan terang menyinari kaki mereka supaya mereka tidak terantuk. Kalau saja mereka itu tetap saja memandang pada Jesus, yang justru berada di depan, yang mengantarkan mereka ke kota itu, mereka sudah akan aman. Tetapi tak lama kemudian sebagian orang telah menjadi letih, lalu mengatakan kota itu masih sangat jauh, padahal mereka berharap sudah seharusnya sampai sejak dari sebelumnya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
“Tak lama kemudian kami mendengar suara Allah yang bagaikan banyak air, yang memberikan kepada kami h a r i dan j a m dari kedatangan Jesus. Umat kesucian yang hidup, mereka yang berjumlah 144.000 itu, mengetahui dan memahami suara itu, sementara orang-orang jahat mengiranya guntur kilat dan gempa bumi. Sewaktu Allah mengucapkan waktu itu, IA menuangkan atas kami ROH SUCI, lalu wajah-wajah kami mulai bercahaya dan bersinar-sinar dengan kemuliaan dari Allah, bagaikan yang terjadi pada Musa sewaktu ia turun dari Gunung Sinai.
“Mereka 144.000 itu sekaliannya telah dimeteraikan dan bersatu dengan mantap. Pada dahi-dahi mereka ada tertulis, Allah, Jerusalem Baru, dan sebuah bintang yang gilang gemilang yang berisikan nama Jesus yang baru. Terhadap kebahagiaan dan keadaan kami yang suci itu, maka naiklah amarah orang jahat, lalu mereka hendak menyerang kami dengan kejamnya serta hendak mengangkat tangannya memukul kami serta mendorong kami ke dalam penjara, apabila kami sudah akan mengangkat tangan dalam nama Tuhan, lalu mereka itu jatuh tak berdaya ke tanah. Kemudian baharulah sinagog milik Setan mengetahui bahwa Allah telah mengasihi kami, yang telah dapat saling mencuci kaki sesama kami dan menyampaikan salam selamat kepada saudara bersaudara dengan suatu ciuman yang suci, lalu mereka menyembah pada kaki kami.
“Segera mata kami diarahkan ke timur, terhadap suatu awan kecil yang hitam yang muncul, kira-kira sebesar setengah telapak tangan manusia, yang kami semua mengetahui merupakan pertanda dari Anak manusia. Kami semua dalam suasana diam yang khidmat memandang pada awan itu sementara iaitu makin mendekat, makin terang benderang, mulia dan terus makin hari makin mulia, sampai iaitu menjadi sebuah awan putih yang besar. Bagian bawahnya tampak seperti api; sebuah pelangi terdapat di atas awan itu, sementara di sekelilingnya terdapat sepuluh ribu malaikat-malaikat, yang menyanyikan sebuah lagu yang sangat indah; dan di atasnya duduk Anak manusia. Rambutnya putih dan terurai sampai ke atas bahuNya; dan di atas kepalaNya terdapat banyak mahkota. Kaki-kakiNya tampaknya seperti api; di dalam tangan kananNya terdapat sebuah sabit yang tajam; di dalam tangan kiriNya sebuah trompet dari perak. MataNya adalah bagaikan sebuah nyala api, yang memeriksa anak-anakNya terus menerus. Pada waktu itulah semua wajah orang yang berkumpul menjadi pucat, dan orang-orang yang ditolak Allah wajah-wajah mereka itu menjadi hitam. Kemudian kami semua berteriak, “Siapakah yang akan kelak mampu berdiri ? Adakah jubahku tidak ternoda ?” Lalu berhentilah malaikat –malaikat itu menyanyi, dan terjadilah suatu saat yang diam dan mengerikan, sewaktu Jesus berbicara : “Orang-orang yang memiliki tangan-tangan yang bersih, dan hati yang suci akan mampu berdiri; kemurahanKu adalah cukup bagimu.” Setelah mendengar ini wajah-wajah kami lalu bercahaya, dan kegembiraan memenuhi setiap hati. Lalu malaikat-malaikat itu mengambil nada yang lebih tinggi dan kembali bernyanyi, sementara awan itu makin hari makin mendekati bumi.
“Kemudian trompet perak milik Jesus itu dibunyikan, sementara IA turun di atas awan itu, yang terbungkus dalam nyala-nyala api. IA memandang pada kubur-kubur dari umat kesucian yang sedang tidur itu, lalu mengangkat mata dan tanganNya ke langit, dan berteriak : “Bangun ! bangun ! bangun ! kamu yang tidur di dalam lebuh tanah, dan bangkit.” Kemudian terjadilah suatu gempa bumi yang besar sekali. Kubur-kubur itu terbuka lalu mereka yang mati muncul keluar dengan berpakaikan kehidupan yang tidak mati. Mereka yang 144.000 itu berseru : “Haleluyah !” setelah mereka mengenali rekan-rekan mereka yang telah dipisahkan dari mereka oleh kematian, dan pada saat yang sama itu juga kami akan diobahkan dan dikumpulkan bersama-sama dengan mereka untuk menyambut Tuhan di udara.
“Kita semua memasuki awan bersama-sama, lalu selama tujuh hari naik ke atas lautan kaca, sewaktu Jesus membawakan mahkota-mahkota itu, lalu dengan tangan kananNya sendiri menempatkan mahkota-mahkota itu pada kepala-kepala kami. Ia memberikan kepada kami harpa-harpa (sejenis trompet besar) yang daripada emas dan pelepah-pelepah kurma tanda kemenangan. Di sini di atas lautan kaca mereka 144.000 itu berdiri dalam persegi empat. Sebagian mereka memperoleh mahkota-mahkota yang paling cerah, yang lainnya tidak terlalu cerah. Sebagian mahkota-mahkota itu tampaknya berat dengan bintang-bintang, sementara yang lainnya memiliki hanya sedikit bintang. Semua mereka itu sepenuhnya puas dengan mahkota-mahkota mereka. Dan semua mereka itu berpakaikan sebuah jubah putih yang mulia mulai dari bahu turun sampai ke kaki mereka. Malaikat-malaikat semuanya berada di sekitar kami sementara kami berbaris melalui lautan kaca itu menuju ke pintu gerbang dari kota itu. Jesus mengangkat lenganNya yang perkasa dan mulia itu, memegang pintu gerbang mutiara itu tetap terbuka, kemudian melepaskannya kembali sesuai engselnya, lalu mengatakan : “Kamu sudah mencuci jubah-jubahmu di dalam darahKu, sudah berdiri teguh mempertahankan kebenaranKu, maka masuklah.” Kami semua berbaris masuk dan merasakan bahwa kami telah memiliki h a k penuh untuk berada di dalam kota itu.” — Early Writings, pp. 13 – 17.
* * *
Hamba Tuhan Nyonya White lahir di Gorham, Maine, Amerika Serikat pada 26 November 1827. Khayalnya yang pertama di atas ini diperolehnya dalam tahun 1844, dan baharu dipublikasikan dalam tahun 1846. Ini membuktikan, bahwa sekalipun dengan latar belakang pendidikannya yang hanya Sekolah Dasar Kelas 4, disertai kondisi kesehatannya yang tidak sepenuhnya prima karena alasan sesuatu kecelakaan, namun tepatnya pada usia 17 tahun dalam tahun 1844, beliau telah diberkahi dengan khayalnya yang pertama di atas. Masih banyak lagi khayal-khayal yang menyusul kemudian yang kesemuanya telah dibukukan bagi kita. Terbukti bahwa Nyonya White adalah benar seseorang hamba pilihan Ilahi, yang telah terpanggil kepada jabatan tersebut semenjak dari usia muda sekali.
Tandailah dengan saksama bahwa semua yang disaksikan oleh hamba Tuhan Nyonya White di dalam khayalnya yang pertama di atas, sekaliannya itu juga yang akan kita alami sendiri dalam berbagai peristiwa yang akan datang.
Malaikat pembawa meterai 144.000 itu
naik dari sebelah timur, maka tak dapat tiada ia akan turun di sebelah barat
Dalam penjelasannya mengenai malaikat pembawa meterai 144.000 itu hamba Tuhan Houteff mengatakan :
“Dalam tahun 1844, sebagaimana diketahui oleh semua umat Masehi Advent Hari Ketujuh, kepada Sister White telah diberikan sebuah khayal mengenai mereka 144.000 itu, menandai naiknya malaikat pembawa meterai itu dari sebelah timur (Wahyu 7 : 2 – 4). Semenjak itu ia terus naik dan umat kesucian terus menunggu kedatangannya. Akhirnya, dalam tahun 1929, melalui p e l a – j a r a n – p e l a j a r a n Sekolah Sabat Tuhan memberitahukan di seluruh madzab Organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, bahwa malaikat itu sudah tiba.” – 1 Tongkat Gembala, Edisi Khusus, hal. 10.
Jika hamba Tuhan Nyonya White dan pekabarannya di atas dilambangkan oleh seorang malaikat pembawa meterai 144.000 yang naik dari sebelah timur (Wahyu 7 : 2 – 4), maka apabila malaikat itu berikut pekabarannya kelak turun di sebelah barat, maka iaitu kembali akan dilambangkan oleh seorang malaikat lain dari Wahyu 18 : 1. Demikian itulah, maka hamba Tuhan Victor T. Houteff sudah datang pada tahun 1929 yang lalu di Los Angeles, California, USA membawakan pekabaran yang sama yang kini dikenal dengan nama : TONGKAT GEMBALA.
Jadi, dapatlah dimengerti bahwa pekabaran Roh Nubuatan dari Nyonya White itu tak dapat tiada harus bergabung dengan pekabaran Tongkat Gembala dari Houteff untuk kemudian akan menerangi bumi. Baharu genaplah ucapan Nyonya White berikut ini :
“Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya bertugas turun ke bumi untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan untuk memberikan kuasa dan kekuatan kepada pekabarannya. Kuasa besar dan kemuliaan diberikan kepada malaikat itu, maka sementara ia turun, bumi akan diterangi dengan kemuliaannya.” — Early Writings, p. 277.
Malaikat perkasa itu ialah malaikat dari Wahyu 18 : 1 yang melambangkan pekabaran Tongkat Gembala dari Houteff. Karena malaikat itu menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga dari Nyonya White, maka kedua pekabaran itu tak dapat tiada akan ditemukan di dalam ROH NUBUATAN. Dan itulah ROH NUBUATAN yang dinubuatkan pada Wahyu 19 : 10. maupun yang dilambangkan oleh mangkok keemasan dari nubuatan Zakharia pasal 4. ROH NUBUATAN itulah yang berisikan semua peraturan pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat yang patut dipatuhi seluruhnya.
Angin-angin bumi
masih terus ditahan supaya tidak merusak bumi,
laut dan sesuatu pohon kayu
Yahya Pewahyu mengatakan :
“Dan sesudah segala perkara ini aku tampak empat orang malaikat berdiri pada empat penjuru bumi, sambil memegang empat angin bumi, agar supaya angin-angin itu tidak bertiup di bumi, tidak juga di laut, bahkanpun tidak pada sesuatu pohon kayu.”
“Lalu aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawakan meterai dari Allah yang hidup : maka berteriaklah ia dengan suatu suara besar kepada keempat malaikat itu, yang ditugaskan untuk melukai bumi dan laut, katanya, Janganlah melukai baik bumi, maupun laut, maupun pohon-pohon kayu, sampai kami selesai memeteraikan hamba-hamba dari Allah kita itu pada dahi-dahi mereka.” – Wahyu 7 : 1 – 3.
Karena malaikat itu naik dari sebelah timur di kota Portland, Maine di Amerika Serikat, dan kemudian turun di Los Angeles, Amerika Serikat sebelah barat, maka “b u m i” di dalam nubuatan itu tak dapat tiada melambangkan bumi Amerika Serikat. “L a u t” sebagai tempat berkumpulnya segala air tak dapat tiada melambangkan tanah Palestina. Dan “pohon kayu” yang di dalam Alkitab pernah melambangkan raja Nebukhadnezar sebagai orang kuat, maka di dalam nubuatan Wahyu pasal 7 di atas pohon kayu itu tak dapat tiada dimaksudkan kepada mereka 144.000 umat kesucian pilihan Allah yang akan datang.
Sekalipun mereka 144.000 umat kesucian pilihan Allah itu belum tampak jelas sekarang, namun keberadaan mereka itu tak dapat tiada sudah ada di antara kita di waktu ini.
Suara malaikat pembawa meterai itu kepada keempat malaikat sorga pengendali empat angin bumi itu adalah, supaya menahan angin-angin itu, sampai mereka 144.000 umat kesucian pilihan Allah itu selesai dibubuhi meterai tanda kelepasan pada dahi-dahi mereka. Jadi, a n g i n – a n g i n itu tak dapat tiada melambangkan amarah orang-orang jahat yang berakibatkan peperangan, aniaya, dan berbagai malapetaka lainnya.
Karena sasaran utama dari peniupan angin-angin itu adalah : (1) bumi Amerika Serikat, (2) laut yang melambangkan Palestina, dan pohon-pohon kayu yang melambangkan 144.000 umat kesucian pilihan Allah yang akan datang, maka kita hendaknya waspada karena satu-satunya perang besar yang akan pecah sebentar lagi telah dinubuatkan oleh nabi Zakharia.
Sesudah
angin-angin bumi itu dilepaskan bertiup
Nabi Zakharia menubuatkannya sebagai berikut :
Zakharia 14 : 2. “Karena Aku akan menghimpun segala bangsa melawan Jerusalem untuk berperang ; maka kota itu akan direbut, dan rumah-rumah akan dirampok, dan wanita-wanita akan digagahi; maka separuh dari kota itu akan pergi masuk ke dalam tawanan, dan yang tersisa dari orang-orangnya tidak akan ditumpas dari kota itu.”
Untuk ini hamba Tuhan Victor Houteff menjelaskannya sebagai berikut :
“Melalui sekaliannya itulah kita dapat menyaksikan dalam nubuatan Zakharia sebuah ramalan bahwa pada sesuatu hari kelak bangsa-bangsa kapir akan terlibat dalam membangun kembali kerajaan Israel itu di Palestina yang pernah dihancurkan. Kita juga menyaksikan bahwa akan ada kelak suatu perang dunia dimana bangsa-bangsa kapir dari luar Palestina dan bangsa-bangsa kapir di dalam Palestina akan terlibat di dalamnya. Dalam peperangan itu, umat Allah, Jehuda, Israel, dan Jerusalem akan diluputkan dan dibebaskan, dan kerajaan itu akan dibangun kembali. Sedemikian itulah jelasnya sesuai sejauh yang sudah saya saksikan. “ — The Symbolic Codes, Vol. 13, No. 1, 2, p. 6.
Yang akan terlibat dalam peperangan yang akan datang ialah Negara Israel (kapir) yang didukung sekutu-sekutunya, Amerika Serikat dan Negara-negara Eropah, yang akan diserang oleh negara-negara Islam (kapir) yang didukung oleh Negara-negara Komunis. Peperangan itu akan kembali merupakan peperangan di antara raja dari selatan melawan raja dari Utara.
Sekalipun dalam peperangan itu Israel dan sekutu-sekutunya akan kalah, namun sesuai yang telah dinubuatkan, “yang tersisa dari orang-orangnya tidak akan ditumpas dari kota itu.” – Zakharia 14 : 2. Sebab apa ? Karena mereka itu sudah memperoleh bubuhan meterai tanda kelepasan pada dahi-dahi mereka mendahului terjadinya peperangan itu.
Perang yang akan datang itu sesungguhnya akan berada dalam kendali Tuhan Allah sendiri, sebab : ….. “Melalui sekaliannya itulah kita dapat menyaksikan dalam nubuatan Zakharia sebuah ramalan bahwa pada sesuatu hari kelak bangsa-bangsa kapir akan terlibat dalam membangun kembali kerajaan Israel itu di Palestina yang pernah dihancurkan.” — The Symbolic Codes, Vol. 13, No. 1, 2, p. 6.
Untuk itulah, maka nabi Zakharia selanjutnya mengatakan :
“Zakharia 14 : 3, 4 — “Kemudian Tuhan akan pergi keluar, dan berperang melawan bangsa-bangsa itu, bagaikan sewaktu Ia bertempur dalam masa peperangan. Maka kakinya akan berdiri pada hari itu di gunung Zaitun, yang berada di depan Jerusalem pada sebelah timur, maka Gunung Zaitun itu akan terbelah di tengah-tengahnya arah ke timur dan arah ke barat, maka akan ada suatu lembah yang luas sekali, maka separuh dari gunung itu akan pindah arah ke utara, dan separuhnya arah ke selatan.”
Hamba Tuhan Houteff mengatakan :
“Pada waktu itu Jerusalem, yang ada sekarang, akan jatuh, kaki-kaki Tuhan akan berdiri di Gunung Zaitun dan di sana membuat sebuah lembah yang luas sekali, artinya, menyingkirkan semua halangan dan rintangan, dengan demikian mempersiapkan tanah itu bagi umatNya kembali. Kemudian bahwa nubuatan Zakharia 10 : 8 – bahwa Tuhan akan “bersiul” memanggil umatNya – akan menemui kegenapannya.“
Zakharia 14 : 5 — “Maka kamu akan berlarian ke lembah dari gunung-gunung itu, karena lembah gunung-gunung itu akan membentang sampai ke Azal : benar, kamu akan berlarian, bagaikan kamu melarikan diri dari hadapan gempa bumi di zaman raja Uzziah dari Jehuda : maka Tuhan Allahku akan datang, dan semua umat kesucian besertamu.”
“Sesudah terbuka jalan sedemikian ini bagi pendirian kembali isi rumah Jehuda, yaitu umatNya, mereka yang sebelumnya telah diberitahu akan hal itu melalui Kebenaran sekarang, mereka akan berlarian ke lembah itu, ke tempat dimana kaki Tuhan berdiri, secepat-cepatnya bagaikan mereka melarikan diri dari sesuatu gempa bumi, dan kemudian semua umat kesucian akan menyusul mereka itu. Ada terdapat beberapa fakta di dalam perkataan firman ini sendiri yang membuktikan bahwa peristiwa ini terjadi sebelum seribu tahun millennium yang akan datang : (1) Perhatikanlah bahwa kaki Tuhan berdiri di atas gunung pada hari peperangan itu berlangsung, dalam mana Jerusalem akan direbut oleh bangsa-bangsa kapir. (2) Mereka yang berlarian ke lembah itu bukan turun dari langit. (3) Mereka itu tidak mungkin orang-orang jahat karena mereka tidak lari menjauhkan diri dari Tuhan, melainkan berlarian datang kepadaNya, ke tempat kakiNya itu berdiri. (4) Semua umat kesucian menyusul mengikuti mereka.” — Timely Greetings, Vol. 1, No. 19, pp. 4, 5.
P e n u t u p
Tandailah dengan saksama, bahwa perang besar dari nubuatan Zakharia 14 : 2 itu tak lama lagi akan pecah setelah terlebih dulu mereka 144.000 umat kesucian pilihan Allah memperoleh bubuhan meterai tanda kelepasan mereka pada dahi-dahinya.
Sekalipun Saudara dan saya mungkin tidak akan pernah terlibat dalam peperangan itu, namun nasib keselamatan kita akan sangat bergantung pada malaikat pembawa meterai itu yang sudah naik dari sebelah timur bumi Amerika Serikat semenjak dari tahun 1844 yang lalu. Malaikat itu melambangkan nabi Nyonya Ellen G. White berikut pekabarannya perihal pemeteraian mereka 144.000 umat kesucian pilihan Allah yang akan datang.
Karena hamba Tuhan Nyonya White ternyata sudah meningal dunia dalam tahun 1915, sementara pekabaran perihal pemeteraian mereka 144.000 itu masih banyak lagi yang harus diungkapkan semenjak dari kedatangan Houteff berikut pekabaran Tongkat Gembalanya, yang dilambangkan oleh malaikat Wahyu 18 : 1, yang muncul di Los Angeles, California, Amerika Serikat dalam tahun 1929 yang lalu, maka pekabaran dari kedua utusan Allah itu ternyata sama sekali tidak dapat dipisahkan. Untuk itulah sejak jauh-jauh hari sebelumnya Nyonya White sudah mengingatkan :
“Kemudian aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya bertugas turun ke bumi untuk menggabungkan suaranya dengan malaikat yang ketiga, dan untuk memberikan kuasa dan kekuatan kepada pekabarannya. Kuasa besar dan kemuliaan diberikan kepada malaikat itu, maka sementara ia turun, bumi akan diterangi dengan kemuliaannya.” — Early Writings, p. 277.
Jika utusan Allah Nyonya White dilambangkan oleh malaikat yang ketiga dari Wahyu 14, maka Houteff dan pekabaran Tongkat Gembalanya itulah yang dilambangkan oleh Malaikat Wahyu 18 : 1, yang telah menggabungkan “s u a r a” nya dengan Roh Nubuatan dari Nyonya White di dalam ROH NUBUATAN dari mangkok emas dari nubuatan Zakharia pasal 4. Bahkan sejak jauh-jauh hari sebelumnya melalui nabi Amos Tuhan Allah (B a p a) telah berfirman :
“SESUNGGUHNYA TUHAN ALLAH TIDAK AKAN BERBUAT BARANG SESUATU APAPUN S E B E L U M DIUNGKAPKANNYA RAHASIANYA KEPADA PARA HAMBANYA, YAITU N A B I – N A B I.” – AMOS 3 : 7.
Semua r a h a s i a Allah yang ada di dalam Alkitab terdiri dari hanya nubuatan-nubuatan dari nabi-nabi Wasiat Lama, buku Wahyu, dan berbagai perumpamaan Jesus dari Wasiat Baru. Sekaliannya itu ternyata sudah diungkapkan di akhir zaman ini oleh para hamba Allah, yaitu nabi-nabiNya. Karena akhir zaman itu dimulai semenjak dari permulaan abad ke 18 yang lalu, maka n a b i – n a b i utusan Allah yang telah muncul sejak itu sampai kepada hari ini adalah : Sdr. William Miller yang telah datang dengan pekabarannya sejak tahun 1831, kemudian Nyonya Ellen G. White dengan Roh Nubuatannya sejak tahun 1844, dan terakhir Sdr. Victor T. Houteff dengan pekabaran Tongkat Gembalanya sejak tahun 1929 yang lalu.
Karena semua rahasia Allah itu sudah seluruhnya diungkapkan, maka ingatlah, bahwa sesuai janjiNya sendiri oleh perantaraan nabi Amos di atas, Tuhan Allah sudah akan melakukan SESUATU PERKARA. Dan itulah PERANG BESAR dari Zakhara 14 : 2, yang akan pecah setelah terlebih dulu meterai tanda kelepasan itu dibubuhkan pada dahi-dahi umat pilihanNya yang akan datang.
* * *
127 total, 1 views today