<< Go Back

Kewajiban Membayar
Perpuluhan dan  Persembahan

 

Pendahuluan

Ibrahim sebagai bapa dari semua umat beriman dikenal telah membayar perpuluhannya kepada Melkhizedek seorang imam dari Allah yang diam di kota Salem. Ibrahim adalah keturunan dari bangsa Iberani, suatu bangsa pilihan Allah yang dipilih dari antara semua umat manusia di zaman nabi Nuh, yang telah membangun menara Babil secara melanggar hukum di masa lalu. Jadi, sejak itulah umat Allah di bumi dikenal pertama sebagai bangsa Iberani, kemudian nama itu berubah menjadi bangsa Israel setelah Jakub sebagai keturunan yang kedua dari Ibrahim memperoleh nama barunya itu dari Tuhan Allah.

Kita perlu tahu, bahwa bangsa-bangsa lainnya yang berasal dari keturunan  Nuh dan keluarganya itu, sesudah bangsa Iberani terpilih menjadi bangsa pilihan Allah, mereka itu tidak banyak lagi dibicarakan di dalam Alkitab. Jadi, satu-satunya umat berikut agama mereka yang  umumnya dibicarakan di dalam Alkitab pada sepanjang sejarah sampai kepada hari ini, adalah umat Allah yang beragama Alkitab. Semua mereka itu dikenal sebagai penganut Hukum Dasar Torat dan Kesaksian. Hukum Torat sebagai Undang-Undang Dasar dan Kesaksian sebagai Undang-Undang Pelengkap yang berisikan peraturan-peraturan pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat itu.  Karena Tuhan Allah itu kekal keberadaan-Nya, maka Hukum Torat itupun kekal sifatnya. Jadi Hukum Dasar Torat itu berasal mula dari Tuhan Allah Bapa sendiri. Sedangkan Kesaksian itu berasal mula dari Jesus sendiri dan terus berubah dan berkembang sesuai sifatnya. Di zaman nabi Jesaya, nabi itu menyebutnya “Kesaksian” di dalam Jesaya 8 : 20, dan di zaman nabi Daud, ia juga menyebutnya “Kesaksian” di dalam Mazmur 119 : 1, 2  dan lain-lainnya, karena nama Jesus belum dikenal di dalam Wasiat Lama. Jadi, sesudah nama Jesus dikenal baharulah “Kesaksian” itu berubah menjadi “Kesaksian Jesus”(baca Wahyu 12 : 17), dan bahkan di akhir zaman sekarang ini sesudah buku Wahyu terungkap pengertiannya melalui nabi-nabi akhir zaman, maka “Kesaksian Jesus” itupun sudah kembali berkembang menjadi “ROH NUBUATAN” dari Wahyu 19 : 10. “Sembahlah Allah karena Kesaksian Jesus itulah ROH NUBUATAN,” demikian kata Yahya Pewahyu. Jadi, hendaklah selalu diingat bahwa Hukum Allah yang berlaku di akhir zaman sekarang ini terdiri dari UNDANG-UNDANG DASAR TORAT (The Constitution) dan ROH NUBUATAN (The By-laws). Peraturan-peraturan pelaksanaan bagi Undang-Undang Dasar Torat itu tersedia hanya di dalam ROH NUBUATAN, yaitu kumpulan hasil ungkapan rahasia-rahasia Alkitab dari nabi-nabi Wasiat Baru yang dinubuatkan pada Amos 3 : 7. Jadi, ROH NUBUATAN itu tak dapat tiada akan hanya dapat ditemukan di tengah-tengah umat Allah penganut Hukum Dasar Torat dan ROH NUBUATAN di akhir zaman ini.

Agama Alkitab = Agama Kristen

Pada kedatangan Jesus yang pertama di Palestina, maka umat Israel yang mayoritasnya adalah orang-orang dari suku bangsa Yehuda telah muncul sebagai umat Allah. Dengan demikian, maka mereka yang menyambut Jesus kemudian telah berkembang menjadi umat Kristen, sedangkan mereka yang telah menyalibkan-Nya sampai mati dikenal sebagai penganut agama Yudaisme. Karena mayoritas mereka itu juga yang telah membunuh Jesus dalam tahun 31 TM, maka semenjak dari tahun 34 TM, yang ditandai oleh matinya Stephanus seorang murid pengikut Jesus yang telah dilempari batu sampai mati di depan umum, maka semenjak dari tahun itu juga kedua belas suku bangsa Israel dan Jehuda telah berakhir status mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Sejak itulah, maka telah keluar Perintah untuk pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil kepada segala bangsa dan menjadikan semua mereka itu umat Allah.

Semenjak dari sanalah agama Kristen mulai dimasuki unsur-unsur kekapiran, yang telah berkembang sampai kepada hari ini. Demikian itulah, maka sejak tahun 538 selama 1260 tahun lamanya, berjuta-juta orang Kristen di Eropah telah mengalami mati sahid di tangan para penguasa Gereja Katolik sampai tahun 1798. Untuk itulah Jesus yang telah lebih dulu meramalkannya mengatakan :

”Karena kemudian akan jadi suatu masa kesusahan besar yang sedemikian itu belum pernah ada semenjak dari permulaan dunia sampai kepada saat ini, belum pernah ada dan tidak akan pernah ada lagi. Dan terkecuali hari-hari itu diperpendek, maka tidak akan ada seorangpun selamat : maka demi keselamatan orang-orang pilihan itu, maka hari-hari itu akan diperpendek.”Matius 24 : 21, 22.

Untuk memperpendek hari-hari dari masa kesusahan besar yang mengerikan itu, maka telah muncul DR. Martin Luther yang dengan beraninya telah menyerukan reformasi lalu membangun Madzab Gereja Protestan dengan pokok ajaran Alkitabnya : “Orang Benar Hidup Oleh Iman” semenjak dari tahun 1500 yang lalu. Kemudian menyusul John Knox dengan pokok doktrinnya “Roh Suci” membangun Madzab Gereja Presbyterian, dan sesudah itu John Wesley dengan doktrinnya “Kasih Karunia” yang telah membangun Madzab Gereja Methodist, dan Alexander Campbell dengan doktrinnya “Baptisan secara diselamkan” yang telah membangun madzab Gereja Baptist. Mereka itulah yang telah mengakhiri kekuasaan Gereja Katholik menganiaya umat Kristen pada tahun 1798, yang ditandai oleh dipenjarakannya Paus sampai mati oleh jenderal Berthier dari Prancis dalam tahun 1798. 

Genapnya ucapan rasul Paulus di dalam

Epesus 4 : 11 – 14   

Semenjak itulah, maka genaplah pula ucapan rasul Paulus pada Injil Epesus itu, yang membuktikan kepada kita bahwa sesudah para rasul Jesus semuanya meninggal dunia, maka telah muncul para Reformator : DR. Martin Luther, John Knox, John Wesley, Alexander Campbell, yang telah membangun tubuh Kristus atau Gereja Kristen pada zamannya masing-masing. Dan sesuai kriteria dari tugas mereka itu sebagai pemberi makan atau pendiri,  maka mereka itulah n a b i – n a b i Wasiat Baru yang telah menggenapi ucapan rasul Paulus di atas.

Kalau saja kita mau jujur mengakui mereka itu sebagai nabi-nabi, maka kita juga harus jujur mengakui nabi-nabi yang muncul ke atas pentas sejarah dunia sesudah mereka itu, sebab nabi Amos telah mengatakan,

“Bahwa sesungguhnya Tuhan Allah tidak akan berbuat sesuatu perkara apapun melainkan diungkapkan-Nya r a h a s i a –N y a kepada p a r a  hamba-Nya, yaitu n a b i – n a b i.” Amos 3 : 7. 

Karena semua yang diungkapkan para nabi itu tak dapat tiada harus masuk ke dalam Peraturan-Peraturan Pelaksanaan dari Hukum Dasar Torat, maka sekaliannya itulah yang sudah harus terhimpun di dalam ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10.

Kenalilah dahulu n a b i – n a b i  akhir zaman

Nabi-nabi akhir zaman itu tak dapat tiada baharu akan muncul di akhir zaman di dalam Sidang-Sidang Jemaat milik Allah di akhir zaman. Karena Tuhan  Allah memiliki  hanya  s a t u   u m a t N y a di bumi ini,  pada sepanjang sejarah dunia, maka seluruh sejarah Wasiat Baru telah dibagi ke dalam 7 ( tujuh) masa periode Sidang Jemaat-Nya sebagai brikut : (1) Masa periode dari Sidang Jemaat Epesus, (2) Masa periode dari Sidang Jemaat Smyrna, (3) Masa periode dari Sidang Jemaat Pergamus, (4) Masa periode dari Sidang Jemaat Thiatira, (5) Masa periode dari Sidang Jemaat Sardis, (6) Masa periode dari Sidang Jemaat Philadelfia, dan terakhir, (7) Masa periode dari Sidang Jemaat Laodiakea. Bacalah Wahyu pasal 2 dan 3.

Rasul Paulus dikenal sebagai Pendiri dari Sidang Jemaat Ephesus. Selama masa periode dari Sidang Jemaat Ephesus, satu-satu Gereja Kristen yang dibangun oleh Paulus itulah yang diakui Tuhan Allah sebagai umat-Nya. Sekiranya masih ada lagi sesuatu gereja lain di masa itu, maka iaitu tidak lagi mau diakui Tuhan sebagai umat-Nya. Demikian pula halnya di dalam masa periode yang terakhir dari Sidang Jemaat Laodikea sekarang ini. Sekalipun kita sudah berada di penghujung sejarah dunia ini, namun ternyata sudah ada lebih banyak lagi Gereja Kristen yang mengakui diri mereka masing-masing sebagai umat Allah. Sementara mereka terus bersaing di antara sesamanya.

Karena Tuhan Allah mengakui h a n y a  satu umat-Nya,  maka para nabi akhir zaman itu tak dapat tiada sudah harus muncul keluar dari pertama sekali Sidang Jemaat Philadelfia dan kedua dari sidang jemaat Laodikea atau Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh karena kedua Sidang Jemaat itu berada di akhir zaman.

Dari berbagai ajaran yang sudah terhimpun di dalam ROH NUBUATAN selama ini dapatlah diketahui, bahwa para nabi akhir zaman yang dinubuatkan pada buku Amos 3 : 7 itu adalah sebagai beikut :

  1. Nabi William Miller yang muncul sejak tahun 1831 dengan pokok pekabarannya : Permasalahan 2300 hari dari nubuatan Daniel 8 : 14.
  2. Nabi Nyonya E. G. White yang memulihkan pekabaran perihal Sabat Hari Ketujuh, yang telah digelapkan oleh penguasa Gereja Katholik.
  3. Nabi Victor T. Houteff dengan pokok pekabarannya perihal 144.000 umat pilihan Allah yang akan datang, pembersihan Sidang Jemaat Laodikea dan berdirinya kerajaan Daud yang akan datang di Palestina.

Kewajiban membayar
perpuluhan-perpuluhan dan persembahan

Karena kewajiban membayar perpuluhan-perpuluhan itu disampaikan kepada kita umat akhir zaman melalui nubuatan Maleakhi pasal 3, maka sebagaimana halnya dengan nubuatan-nubuatan dari Wasiat Lama lainnya, maka arti dan makna dari nubuatan inipun harus ditanyakan kepada nabi-nabi akhir zaman, yang akan mengungkapkan sekaliannya itu di dalam ROH NUBUATAN. Ingat Amos 3 : 7.

Jadi, apabila nubuatan Maleakhi pasal 3 itu sudah terungkap pengertiannya, dan setelah kewajiban membayar perpuluhan-perpuluhan itu sudah jelas dimengerti, maka hendaklah diketahui, bahwa semuanya itu sudah akan menjadi peraturan-peraturan pelaksanaan bagi Hukum Dasar Torat yang harus dipatuhi supaya tidak berdosa. Barangsiapa yang kelak masih juga melalaikan kewajibannya untuk mengembalikan kepada Tuhan Allah bagian milik-Nya yang sepuluh persen pertama itu, maka ia akan dinyatakan sendiri oleh Tuhan Allah sebagai “perampok” Allah, bahkan “seluruh bangsa ini”, yaitu semua umat Laodikea-Nya pernah merampok-Nya, demikianlah firman-Nya.

Kewajiban membayar
Perpuluhan tidak boleh keluar dari konteksnya.

Untuk mengenal konteks dari kewajiban membayar Perpuluhan-Perpuluhan itu, marilah kita membaca kembali nubuatan Maleakhi itu sebagai berikut :

“Bahwasanya, Aku akan menugaskan utusan-Ku, maka ia akan mempersiapkan jalan di hadapan-Ku; maka Tuhan yang kamu cari itu akan secara tiba-tiba datang ke kaabah-Nya, yaitu utusan perjanjian, yang kamu rindukan itu. Tengoklah, Ia akan datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. “Tetapi siapakah yang dapat tahan berdiri pada hari kedatangan-Nya itu ? Dan siapakah yang kelak berdiri apabila Ia muncul ? Karena Ia adalah bagaikan suatu api dari pandai emas, dan seperti sabun pemutih.”

“Maka Ia akan duduk bagaikan seorang pandai emas dan perak ; dan Ia akan menyucikan b a n i  L e w i, dan  membersihkan mereka itu seperti emas dan perak, s u p a y a  dapat mereka mempersembahkan kepada Tuhan suatu persembahan dalam kebenaran. Kemudian persembahan Jehuda dan Jerusalem akan kelak berkenan kepada Tuhan sama seperti di zaman dahulu dan seperti pada tahun-tahun yang terdahulu.” – Maleakhi 3 : 1 – 4.

Bacalah dengan saksama tulisan di atas, maka akan jelas dimengerti, bahwa seseorang utusan atau n a b i akan terlebih dulu diutus datang untuk mempersiapkan jalan mendahului Utusan Perjanjian atau Jesus yang akan secara tiba-tiba mendatangi Sidang Jemaat Laodikea-Nya di bumi di akhir dunia sekarang ini. 

Nabi Victor T. Houteff ternyata sudah datang sejak tahun 1929 yang lalu dengan pekabaran Tongkat Gembalanya mempersiapkan Sidang Jemaat Laodikea bagi menyambut Jesus yang akan secara tiba-tiba mendatangi kaabah-Nya di bumi ini.

Ini adalah bukan kedatangan-Nya yang kedua kali di awan-awan di langit, melainkan adalah suatu kedatangan dalam rangka membersihkan/menyucikan  sidang jemaat Laodikea-Nya. Hari itu akan kelak merupakan Hari Tuhan yang besar bagi mereka 144.000 umat kesucian pilihan Allah yang akan datang, tetapi juga akan merupakan hari yang mengerikan bagi mereka yang kelak akan dibantai sesuai yang dinubuatkan pada nubuatan Jehezkiel 9, Jesaya 66 : 16 – 20, dan Maleakhi 3 : 1, 2 ini.

Jadi, pekabaran Tongkat Gembala itulah yang akan merupakan makanan yang harus dibiayai oleh uang-uang perpuluhan milik Tuhan Allah itu. Dan itulah konteks yang tidak boleh dipisahkan dari kewajiban membayar perpuluhan-perpuluhan itu. Nabi Maleakhi mengatakan :
          
“Bawalah olehmu s e m u a perpuluhan-perpuluhan ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada tersedia makanan di dalam rumah-Ku, maka buktikanlah sekarang kepada-Ku dengannya, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam, kalau-kalau tidak akan Kubukakan kepadamu jendela-jendela sorga, lalu menuangkan keluar atasmu  s u a t u  berkat,  yang kelak tidak akan tersedia cukup ruangan untuk menerimanya.”Maleakhi 3 : 10.

Kondisi kerohanian semua
Gereja Kristen di akhir zaman sekarang ini

Nabi Jesaya sejak dari jauh-jauh hari sebelumnya sudah menubuatkan/meramalkannya sebagai berikut :

“Maka pada hari itu tujuh orang perempuan akan berpegang pada seorang laki-laki sambil mengatakan : Kami akan makan r o t i kami sendiri dan memakaikan p a k a i a n kami sendiri : hanya supaya membiarkan kami dipanggil dengan namamu, untuk membuang semua kejelekan kami.”Jesaya 4 : 1.

Dalam nubuatan Alkitab “perempuan” selalu melambangkan G e r e j a atau Sidang Jemaat. Angka 7 (tujuh) melambangkan kelengkapan atau keseluruhan. Jadi, pada waktu nubuatan-nubuatan Alkitab, termasuk nubuatan dari nabi Jesaya itu menemukan kegenapan sejarahnya di akhir zaman sekarang ini, maka seluruh agama Kristen didapati sudah melalaikan Hukum Dasar Torat dan ROH NUBUATAN itu.  Artinya, semua mereka itu tidak lagi percaya pada nabi-nabi dari nubuatan Amos 3 : 7 itu berikut berbagai kebenaran hasil ungkapan mereka itu di dalam ROH NUBUATAN. Berarti semua Gereja Kristen (termasuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dari Sidang Jemaat Laodikea) kini bergantung pada hanya theologia hasil ciptaan Perguruan-Perguruan Tinggi mereka sendiri. Mereka hanya membutuhkan nama “Kristen” dari Jesus untuk mengangkat kehormatan mereka di muka bumi ini.

Oleh karena itu hendaklah dimengerti, bahwa Kebenaran Firman Allah yang terdiri dari HUKUM TORAT dan ROH NUBUATAN itu tidak akan lagi datang dari atas mimbar-mimbar Gereja dari Gedung-Gedung yang tinggi mulia dan terhormat di muka bumi ini, melainkan hanya melalui berbagai sarana yang sederhana, dan oleh perantaraan orang-orang yang tidak terkenal di muka bumi sekarang ini.

Fungsi dari uang-uang Perpuluhan

Uang-uang perpuluhan itu baharu akan berfungsi sesuai kehendak Tuhan apabila sekaliannya dibayarkan kepada mereka yang berhak, dan yang bertugas sesuai yang telah dirumuskan.  Rasul Paulus sejak dari dulu telah mengatakan :

“Maka ia memberikan sebagian orang rasul-rasul, dan sebagian orang nabi – nabi, dan sebagian orang penginjil-penginjil, dan sebagian orang gembala-gembala dan guru-guru; untuk melengkapi umat kesucian bagi tugas melayani, untuk membangun tubuh Kristus (to edify the body of Christ  =  membangun moral umat Kristen), sampai kita semua masuk dalam kesatuan iman, dan pengetahuan akan Anak Allah, menjadi manusia yang sempurna sesuai ukuran kedewasaan Kristus. Supaya kita sejak sekarang dan seterusnya tidak lagi seperti anak-anak yang diombang-ambingkan dan disesatkan dengan setiap angin doktrin, oleh tipu muslihat orang-orang berikut kelincahan mereka yang licik, oleh mana mereka akan menjerat dan menyesatkan.”Epesus 4 : 11 – 14.

Ucapan rasul Paulus di atas sesungguhnya sudah jelas, namun yang perlu dipertanyakan sekarang adalah : Apakah Gereja kita itu tergolong pada Sidang Jemaat Laodikea yang menjunjung tinggi Hukum dan ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10 ? Ataukah hanya Hukum dan Roh Nubuatan dari pekabaran malaikat yang ketiga dari Wahyu 14 : 9 ? Ataukah tidak lagi mengakui adanya H u k u m, karena mengira iaitu sudah berakhir fungsinya setelah Jesus mati disalibkan dalam tahun 31 yang lalu ? 

Kesimpulan akhir dan Penutup

Sebagai sepatah kata terakhir dari kami, ijinkanlah kami mengutip sebuah ucapan dari nabi akhir zaman, Nyonya Ellen G. White, pendiri dan pemberi makan Sidang Jemaat Laodikdea semenjak dari mulanya dalam tahun 1844 yang lalu sebagai berikut :

“Allah memberikan kepada manusia Sembilan per sepuluh, sebaliknya IA menuntut sepersepuluh bagi maksud-maksud yang suci, sama seperti IA telah memberikan enam hari bagi manusia untuk pekerjaannya sendiri, tetapi mencadangkan dan menyisihkan hari yang ketujuh bagi diri-NYA. Karena seperti halnya S a b a t, maka sepersepuluh bagian dari hasil tambah itu adalah s u c i ; Allah telah mencadangkannya bagi diri-Nya sendiri.”Testimonies for the Church, vol. 3, p. 395. 

******

 

 

 

 

 

 61 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart