<< Go Back

Bagaimana
Mengidentifikasi Orang-Orang di dalam Gereja dari Sidang Jemaat Laodikea di akhir Dunia Sekarang ini ?

Setelah semua nubuatan dari para nabi Wasiat Lama dan buku Wahyu, berikut berbagai perumpamaan dari Jesus di dalam Wasiat Baru terungkap pengertiannya di akhir zaman ini, maka genaplah ucapan malaikat Jibrail kepada nabi Daniel semenjak lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu sebagai berikut :  

“Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah semua perkataan itu, dan meteraikan buku itu, bahkan sampai di akhir zaman. Banyak orang akan berlarian pergi datang, dan pengetahuan akan ditingkatkan.”

“Lalu katanya : Pergilah Daniel : karena semua perkara itu tertutup dan tersegel sampai di akhir zaman. Banyak orang akan disucikan, dan diputihkan, dan diuji; tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan : dan tidak seorangpun dari mereka itu akan mengerti; tetapi orang yang bijaksana akan mengerti.” — Daniel 12 : 4, 9 – 10.

Masa periode akhir zaman itu telah ditandai oleh berlarian pergi datang orang-orang dari satu kota ke kota lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu mentaajubkan sampai kepada hari ini.

Untuk itulah, maka kita tak dapat tiada sudah akan dapat menyadari bahwa masa akhir zaman itu sudah tak lama lagi akan berakhir. Lalu bagaimanakah  kondisi kerohanian Sidang Jemaat Laodikea kita sekarang ini ? Dan bagaimanakah selanjutnya ?

Setelah William Miller mengungkapkan buku nubuatan Daniel, perihal mulai dibukanya Sidang Pengadilan di dalam kaabah kesucian sorga sejak 22 Oktober 1844 yang lalu,  maka sejak itulah semua nubuatan dari para nabi Wasiat Lama, buku Wahyu, dan berbagai perumpamaan Jesus di dalam Wasiat Baru terus diungkapkan pengertiannya. William Miller telah disusul oleh hamba Tuhan Nyonya E. G. White, dengan Roh Nubuatannya, Dan terakhir Nyonya Whitepun telah disusul oleh Sdr. Victor T. Houteff dengan pekabaran Tongkat Gembalanya.  Jadi, setelah terungkap seluruh Alkitab itu berikut berbagai rahasianya di akhir zaman ini, maka genaplah ucapan nubuatan nabi Amos yang mengatakan :

“SESUNGGUHNYA TUHAN ALLAH TIDAK AKAN MELAKUKAN BARANG SESUATU PERKARA APAPUN SEBELUM DIUNGKAPKANNYA  R A H A S I A N Y A  KEPADA PARA  HAMBANYA, YAITU  N A B I – N A B I.”AMOS 3 : 7.

Semua nubuatan dari para nabi Wasiat Lama, buku Wahyu dan berbagai perumpamaan Jesus, yang sangat rahasia itu telah diungkapkan  oleh  Tuhan  Allah  sendiri kepada para hambaNya, yaitu n a b i – n a b i. Untuk itulah, maka kita hendaknya mengenali mereka itu, sebab mereka itu adalah nabi-nabi akhir zaman : yaitu William Miller, Ellen G. White, dan Victor T. Houteff.

Karena ternyata seluruh rahasia Allah di dalam Alkitab itu baharu terungkap pengertiannya di akhir zaman, yang dimulai dari buku Daniel dan buku Wahyu sebagai pelengkapnya, semenjak dari tahun 1831 yang lalu, maka buku-buku berikutnya, yaitu buku Jesaya, Jeremiah, Jehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obajah, Junus, Micha, Nahum, Habakuk, Zephaniah, Hajai, Zakharia, dan Maleakhi, dan berbagai perumpamaan Jesus di dalam Wasiat Baru, tak dapat tiada akan menyusul kemudian diungkapkan. Lalu keseluruhannya diperuntukkan bagi hanya umat akhir zaman saja, yaitu umat dari Sidang Jemaat Laodikea atau Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Dari Jahya kepada tujuh Sidang Jemaat di Asia

Rasul Yahya menulis sebagai berikut :

“Inilah Wahyu Jesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera jadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah mengungkapkannya kepada hambaNya Jahya. ………………….

“Dari Yahya kepada tujuh sidang jemaat yang di Asia : Rahmat dan damai sejahtera menyertai kamu dari Dia yang ada, dan yang sebelumnya sudah ada dan yang akan datang, dan dari tujuh Roh  yang berada di depan tahta-Nya.”

“Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya : “Akulah Alpha dan Omega, yang pertama dan yang terakhir : maka apa yang kau lihat, tuliskanlah itu di dalam sebuah buku lalu kirimkanlah itu kepada  tujuh sidang jemaat di Asia : kepada Ephesus, dan kepada Smyrna, dan kepada Pergamus, dan kepada Thyatira, dan kepada Sardis, dan kepada Philadelfia, dan kepada L a o d i k e a.” — Wahyu 1 : 1, 4, 10, 11.

Perlu sekali diketahui bahwa Sejarah wasiat baru telah dibagi ke dalam tujuh masa periode yang dinamakan “tujuh Sidang Jemaat di Asia.” Sidang Jemaat Ephesus ialah sidang jemaat yang pertama yang dibangun oleh rasul Paulus dalam abad yang pertama. Bacalah The STUDY BIBLE oleh ACADEMY ENTERPRISES, INC. COPYRIGHT TAHUN 1993, HAL.1378. Nama-nama dari sidang-sidang jemaat itu diambil dari nama-nama yang terkenal di Asia. Sidang yang ketujuh dan terakhir ialah Sidang Jemaat Laodikea, maka sidang jemaat inilah yang berada di akhir zaman ini, yang dikenal sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Nama “Laodikea” itu berasal dari bahasa Gerika “lego dan dekei” = berkata dan pehukuman. Jadi Sidang Jemaat Laodikea ialah Sidang Jemaat milik Allah yang bertugas memberitakan “p e h u k u m a n“, yaitu pekabaran tiga malaikat dari Wahyu pasal 14.

Karena buku Wahyu itu dari Yahya diperuntukkan kepada seluruh tujuh sidang jemaat, padahal pengertian dari buku Wahyu itu baharu saja terungkap di akhir zaman, maka jelas terbukti bahwa yang dimaksud dengan “tujuh sidang jemaat di Asia”  itu ialah sidang yang ke-tujuh saja, yaitu Sidang Jemaat Laodikea atau Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Di dalam bahasa nubuatan, angka “7” (tujuh) menunjukkan “lengkap.” Jadi, Sidang Jemaat Laodikea ialah Sidang Tuhan yang menjelajahi seluruh tujuh masa periode sejarah wasiat baru mulai dari sidang jemaat Ephesus yang pertama.

“Di dalam buku Wahyu
semua buku dari Alkitab bertemu dan berakhir. Di sinilah terdapat pelengkap dari buku Daniel itu.”
– The Acts of the Apostles, p. 585

Di dalam buku Wahyu seluruh pengertian dari Alkitab bertemu dan berakhir. Disinilah pula terdapat pelengkap dari buku nubuatan Daniel itu. Jadi, karena sesuai penjelasan di atas bahwa buku Wahyu itu diperuntukkan khusus bagi semua umat Allah di akhir zaman, maka tak dapat tiada semua buku-buku Alkitab, yang terdiri dari nubuatan-nubuatan dari para nabi Wasiat Lama, buku Wahyu, dan berbagai perumpamaan Jesus di dalam Wasiat Baru, berikut seluruh pengertiannya yang sudah terungkap di akhir zaman ini, di dalam ROH NUBUATAN, sekaliannya itulah yang diperuntukkan bagi umat Allah dari Sidang Jemaat Laodikea saja. 

Demikian itulah, maka tidaklah mengherankan mengapa “Kesaksian” yang dinubuatkan pada Jesaya 8 : 20, yang kemudian diungkapkan oleh Yahya Pewahyu sebagai Kesaksian dari Jesus Kristus atau ROH NUBUATAN yang diramalkan pada Wahyu 12 : 17 dan Wahyu 19 : 10 itu b e l u m  juga dikenal oleh Gereja-Gereja Kristen lainnya di akhir zaman sekarang ini. Bahkan bagian terbesar sidang jemaat Laodikea sendiri tidak banyak lagi mengenalnya setelah “malaikat sidang” jemaat Laodikea juga jatuh terlibat dalam dosa suam rohani yang diramalkan pada Wahyu 3 : 14 – 17.

Sidang Jemaat
Laodikea dan kondisi kerohaniannya

Sesuai namanya, maka sidang jemaat Laodikea ialah orang-orang yang memberitakan pehukuman, yaitu orang-orang yang memberitakan “pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14 : 6 – 9” yang oleh Yahya Pewahyu disampaikan dalam bahasa nubuatannya sebagai berikut :

“Maka aku tampak seorang malaikat lain (yang pertama) terbang di tengah langit, dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam di bumi, dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum. Katanya dengan suara yang nyaring : Takutlah akan Allah dan muliakanlah DIA karena jam pehukuman/pengadilanNya ada datang dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.

“Dan seorang malaikat lain, malaikat yang kedua menyusul dia dan mengatakan : ‘Sudah roboh, sudah roboh Babil, kota yang besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan air anggur hawa nafsu cabulnya.

“Maka malaikat yang ketiga menyusul mereka itu dan mengatakan dengan suara yang nyaring : ‘Jika seseorang menyembah binatang itu dan patungnya dan menerima tandanya pada dahinya, atau di tangannya, maka yang bersangkutan akan minum daripada anggur murka Allah yang dituangkan tanpa campuran ke dalam cawan murka-Nya; dan dia akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan mata malaikat-malaikat suci dan di depan mata Anak Domba.” – Wahyu 14 : 6 – 9, 10.

Pekabaran dari ketiga malaikat di atas sesungguhnya sudah selengkapnya terungkap bagi kita umat akhir zaman di dalam ROH NUBUATAN, namun karena kondisi s u a m  r o h a n i dari para pendeta, maka pekabaran yang sangat menentukan bagi nasib penduduk bumi itu telah dilalaikan.

Nabi William Miller dan pekabarannya sejak tahun 1831 yang lalu telah datang menggenapi pekabaran malaikat yang pertama dan kedua dari Wahyu 14 : 6, 7. Sekalipun d i a telah keliru memberitakan perihal “pehukuman” itu sebagaimana mestinya, namun dia telah berhasil menemukan saat dimulainya sidang pehukuman itu di dalam kaabah kesucian sorga pada tanggal 22 Oktober 1844. Demikian itulah, maka akhir dari masa 2.300 hari dari nubuatan Daniel 8 : 14 itu telah ditemukan jatuh pada 22 Oktober 1844. Semenjak itulah kaabah kesucian di dalam sorga yang mewakili Sidang Jemaat di bumi mulai dibersihkan melalui proses pengadilan.

Nabi Ellen G. White kemudian telah datang menyusulnya untuk memperbaiki seluruh kekeliruan itu, dan kemudian seluruh pemberitaan perihal pekabaran tiga malaikat itu lalu disempurnakan. Dan semenjak itulah, maka dunia Kristen telah terpecah dua :  Kristen Babil yang keliru terus tertinggal dalam kekacauannya (Kristen Babil) di satu pihak, dan Kristen Laodikea di lain pihak bersama hamba Tuhan Nyonya Ellen G. White dan rekan-rekannya yang kemudian disusul oleh hamba Tuhan Victor T. Houteff dengan pekabaran Tongkat Gembalanya, yang terus berkembang sampai kepada hari ini.

Jadi, jelaslah, bahwa sesuai namanya “L a o d i k e a“ yang memberitakan Pehukuman atau Pengadilan yang telah dimulai di dalam kaabah kesucian sorga semenjak dari tahun 1844 yang lalu, maka orang-orang dari Sidang Jemaat Laodikea itu tak dapat tiada akan terdiri dari h a n y a orang-orang yang patuh Hukum. Sebab mustahil orang-orang yang tidak mematuhi Hukum dan Kesaksian dapat memberitakan pekabaran perihal Sidang Pehukuman di dalam sorga dengan benar. 

Demikian itulah, maka sejak jauh-jauh hari sebelumnya Yahya Pewahyu sudah meramalkan ciri-ciri kerohanian dari orang-orang dari Sidang Jemaat Laodikea itu sebagai berikut :

“Maka naiklah amarah naga  akan  perempuan itu,  lalu pergi memerangi  y a n g   t e r s i s a  daripada benihnya (the remnant of her seed), yaitu  mereka yang mematuhi hukum-hukum Allah dan berpegang pada Kesaksian Jesus Kristus —- Wahyu 12  :  17. “Sembahlah Allah ;  karena kesaksian Jesus Kristus itu  ialah  ROH NUBUATAN.“Wahyu  19 : 10 (Bag. Akhir).

Perempuan  itu  =  GEREJA Tuhan Allah atau Sidang Jemaat ;  anaknya  = Jesus Kristus ; benihnya = orang-orang Kristen ; maka yang tersisa daripada benih perempuan itu tak dapat tiada dimaksudkan kepada  orang-orang Kristen  yang terakhir  yang hidup  di akhir zaman. Dan inilah mereka yang disebut Sidang Jemaat Laodikea itu. Mereka itu sangat dimusuhi oleh Iblis, maka sekalipun pada waktu ini belum banyak tampak serangan Iblis terhadap mereka, namun pada menjelang masa kelepasan mereka yang akan datang mereka tak dapat tiada harus melewati suatu masa kesusahan besar yang dikenal dengan nama “masa kesusahan Jakub” itu.
Nabi Jeremiah meramalkannya sebagai berikut :

“Aduh, betapa hebatnya hari itu, sehingga belum pernah ada sebelumnya yang sedemikian itu, bahkan itulah masa kesusahan Jakub, tetapi ia akan diluputkan daripadanya.”Jeremiah 30 : 7.

Malaikat Sidang Jemaat
Laodikea dan kondisi kerohaniannya

Karena Sidang Jemaat Laodikea sudah diketahui melambangkan umat Allah yang hidup dalam masa periode akhir zaman, maka mereka yang dilambangkan oleh malaikat Sidang Jemaat Laodikea itu tak dapat tiada akan ditemukan dari kedua kutipan dari hamba Tuhan berikut ini :

“T u j u h  b i n t a n g  itu ialah m a l a i k a t – m a l a i k a t  dari tujuh sidang jemaat ; dan tujuh kakidian yang kau saksikan itu ialah tujuh sidang jemaat itu.”Wahyu 1 : 20.  

“Para p e n d e t a milik Allah dilambangkan oleh tujuh bintang itu, yang oleh Dia yang pertama dan yang terakhir itu dijaga dan dilindungi dengan ketat.”Gospel Workers, p. 13.

Jelaslah terlihat bahwa malaikat-malaikat dari tujuh sidang jemaat itu melambangkan para pendeta dari ketujuh sidang jemaat itu; maka malaikat dari sidang jemaat yang ketujuh (Sidang Jemaat Laodikea) tak dapat tiada melambangkan p a r a  p e n d e t a dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, mulai dari Pusat Organisasinya di General Conference of SDA di Amerika Serikat sampai di seluruh pelosok dunia ini. Lalu bagaimanakah kondisi kerohanian mereka itu diramalkan ? Yahya Pewahyu menuliskannya sebagai berikut :

Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah sebagai berikut: ‘Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah itu sebagai berikut : ‘Aku tahu segala perbuatanmu, bahwa engkau adalah panas tidak dinginpun tidak : Aku mengingini engkau panas atau dingin. Oleh sebab itu karena engkau adalah s u a m dan dingin tidak panas pun tidak, Aku akan meludahkan engkau dari dalam mulutKu.

“Karena sebab katamu, aku kaya dan telah meningkat kekayaanku dan tidak berkekurangan barang sesuatu apapun. Padahal tidak engkau mengetahui bahwa engkau adalah orang malang yang sengsara, dan miskin, buta dan telanjang.

“Aku menasehati engkau agar membeli kepadaKu emas yang sudah teruji di dalam api, supaya engkau boleh menjadi kaya; dan pakaian putih supaya engkau dapat mengenakannya dan supaya malu ketelanjanganmu itu tidak tampak, dan supaya melumas matamu dengan salp mata supaya engkau dapat melihat.

“Seberapa banyak orang yang Ku kasihi Aku tegor dan hajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobat.” — Wahyu 3 : 14 – 19.

Perhatian ! Wahyu 3 : 14 – 19  itu supaya dibaca kembali pengertiannya pada naskah yang berjudul : “KONDISI KEROHANIAN MALAIKAT SIDANG JEMAAT LAODIKEA  SESUDAH TAHUN 1888 !

Perhatikanlah dengan saksama, bahwa ucapan kata-kata pada Wahyu 3 : 14 – 19 itu berasal dari DIA yang bernama AMIN, SAKSI YANG SETIA DAN BENAR itu kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea yang melambangkan p e n d e t a – p e n d e t a. Jadi, kondisi kerohanian panas tidak dan dingin pun tidak di atas, adalah b u k a n  kondisi kerohanian dari Sidang Jemaat Laodikea atau umat Allah di akhir zaman ini. Sekali-kali tidak, dan sampai kapanpun umat Allah di akhir zaman tidak akan pernah terlibat dalam kondisi kerohanian yang sedemikian itu. 

Ciri-Ciri kerohanian dari
Para pengikut setia malaikat Sidang Jemaat Laodikea

Nabi Jeremiah sejak jauh-jauh hari sebelumnya sudah meramalkannya sebagai berikut :

“DEMIKIANLAH FIRMAN TUHAN : TERKUTUKLAH ORANG YANG BERGANTUNG PADA MANUSIA DAN YANG MEMBUAT MANUSIA MENJADI TEMPAT SANDARANNYA, DAN YANG HATINYA BERPALING DARIPADA TUHAN” –  JEREMIAH  17 : 5.

Karena mereka itu juga yang akan dibantai pada kegenapan nubuatan dari nabi Jesaya yang akan datang, maka nabi Jesaya memberikan kepada kita ciri-ciri kerohanian mereka itu sebagai berikut :

“Karena oleh a p i dan oleh pedang-Nya Tuhan akan menghimbau semua orang : maka besarlah kelak bilangan orang-orang yang akan dibunuh Tuhan. Yaitu mereka yang mempersucikan dirinya dan membersihkan dirinya di dalam taman-taman di belakang sebuah pohon kayu yang ada di tengah-tengahnya, yang makan daging babi, dan berbagai makanan yang haram, dan tikus, sekalian mereka itu akan dihabiskan bersama-sama, demikianlah firman Tuhan.

“Karena Aku tahu semua perbuatan mereka itu dan semua pemikiran mereka : maka akan datang kelak, bahwa Aku akan menghimpun  semua bangsa dan bahasa-bahasa; lalu mereka itu akan datang, lalu menyaksikan kemuliaan-Ku.” – Jesaya 66 : 16 – 18.

Oleh a p i yang melambangkan Roh dan p e d a n g N y a yang melambangkan Kebenaran ROH NUBUATANNYA Tuhan Allah kini sedang menghimbau kita umat Laodikea. Dan sesudah ini akan ada pembersihan sidang, yaitu sesudah sidang pengadilan di dalam kaabah kesucian di sorga sampai pada giliran kita untuk diadili. Siapa-siapa mereka itu yang akan dibantai adalah sebagai berikut :
    
       (1) Orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh yang biasanya mencari penyucian diri dan pembersihan diri hanya di dalam gedung-gedung Gereja dan yang bergantung sepenuhnya pada satu pohon kayu di tengah-tengahnya, yang melambangkan p e n d e t a dari Gereja yang bersangkutan.
        (2) Mereka yang tetap saja menganut Hukum Kesehatan yang lama dari buku Immamat pasal 11. Padahal mereka dengan sengaja terus saja melalaikan Hukum Kesehatan yang baru yang berlaku sejak tahun 1863, yang telah mengharamkan/menajiskan semua jenis hewan di bumi ini supaya tidak boleh lagi dimakan. Itulah sebabnya, maka sekalipun mereka itu belum pernah terlibat dalam berbagai makanan yang haram, namun dalam nubuatan itu mereka telah dipersamakan dengan orang-orang pemakan daging babi, tikus, dan berbagai makanan yang keji lainnya.
         (3) Inilah orang-orang yang sudah bertekad untuk bergantung pada hanya Organisasi dan pendeta-pendetanya. Mereka itu telah diramalkan sebagai orang-orang yang bergantung pada “dewa-dewa berjalan” (para pendeta) dan “dewa-dewa buatan manusia” (organisasi).  Bacalah Amaran Sekarang, Jilid 1 No. 5, hal. 83.

Orang-Orang Luar yang
 pada setiap Hari Sabat ikut berbakti di Gereja

Hamba Tuhan Nyonya White telah menegaskan :

“Kristus telah membuat baptisan menjadi tanda masuk ke kerajaan kerohanian-Nya. Ini telah dibuat-Nya menjadi persyaratan yang pasti dengan mana semua orang harus mengikutinya, yaitu setiap orang yang ingin diakui berada di bawah kekuasaan BAPA, ANAK dan ROH SUCI. Sebelum orang dapat menemukan suatu tempat tinggal di dalam sidang, sebelum ia melewati ambang pintu kerajaan kerohanian Allah, ia harus terlebih dulu memperoleh c a p nama Ilahi, “Tuhan Pembenaran kita”. Jeremiah 23 : 6.

“Baptisan adalah suatu penolakan terhadap dunia yang sangat bersungguh-sungguh. Mereka yang dibaptis dalam tiga rangkap nama dari BAPA, ANAK, dan ROH SUCI, pada permulaan mereka memasuki kehidupan Kristennya, menyatakan di depan umum bahwa mereka telah meninggalkan pelayanan Iblis dan telah menjadi anggota dari keluarga kerajaan, yaitu anak-anak dari Raja Samawi. Mereka telah mematuhi perintah yang berbunyi: “Keluarlah dari antara mereka itu, dan berpisahlah kamu . . . . . dan janganlah menjamah barang yang keji.” Maka kepada mereka akan digenapi janji yang berbunyi: “Aku akan menerima kamu, dan akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan  menjadi putera-putri-Ku, demikianlah firman Tuhan Serwa Sekalian Alam.” 2 Korinthi 6 : 17, 18.6 Testimonies for the Church, p. 91.

Tetapi setelah malaikat sidang jemaat Laodikea jatuh miskin, buta dan telanjang kerohaniannya sejak tahun 1888 dan bahkan setelah mereka diludahkan sama sekali keluar dari mulut Jesus sejak tahun 1935 yang lalu, yang ditandai oleh direorganisir kembali General Conference of SDA menjadi General Association of Davidian SDA dalam tahun 1935 oleh hamba Tuhan Houteff sesuai Seruan Pembangunan dan Reformasi dari Nyonya White sebelumnya di dalam the Review and Herald, tertanggal 25 Pebruari 1902 , maka sejak itu sampai kepada hari ini ada banyak nama di dalam buku-buku keanggotaan gereja yang sesungguhnya bukan orang-orang Kristen. Tuhan Allah sendiri yang memberitahukannya kepada kita melalui hamba-Nya sebagai berikut :

“Masuknya  anggota-anggota  yang  belum  memperbaharui hatinya dan  m e r e f o r m a s i k a n  kehidupannya adalah menjadi sumber kelemahan  bagi  sidang. Kenyataan  ini  seringkali dilalaikan. Sebagian p e n d e t a dan gereja-gereja sedemikian rupa mendambakan peningkatan jumlah anggota, sehingga mereka tidak memberikan kesaksian yang jujur melawan kebiasaan-kebiasaan dan praktik-praktik yang bukan Kristen. Orang-orang yang menyambut kebenaran tidak diajarkan bahwa mereka itu tidak mungkin berbahagia dengan keduniawian dalam hidupnya, sementara mereka sebagai Kristen hanya dalam nama saja.”Evangelism, p. 319.

“Terlalu banyak pekerjaan yang terburu-buru yang dilakukan dalam menambah nama-nama baru pada buku keanggotaan sidang. Cacad-cacad yang serius terlihat pada tabiat sebagian orang yang menggabungkan diri dengan sidang. Orang-orang yang menerima mereka itu mengatakan: Kami akan pertama sekali memasukkan mereka ke dalam sidang, baharu kemudian mereformasikan mereka. Tetapi ini adalah keliru. Pekerjaan yang pertama sekali dilakukan ialah pekerjaan mereformasikan. Berdoalah dengan mereka, berbicaralah dengan mereka, tetapi jangan membiarkan mereka bergabung dengan umat Allah dalam ikatan persekutuan sidang sebelum mereka membuktikan secara meyakinkan bahwa Roh Allah sedang bekerja pada hati mereka.

“Banyak dari mereka yang nama-namanya tercatat pada buku-buku sidang adalah bukan orang-orang Kristen.” — Review & Herald, May 21, 1901.

Karena emas, pakaian putih dan salp mata, yang melambangkan kelengkapan kebenaran dari Hukum Torat dan ROH NUBUATAN yang ditawarkan di dalam gereja-gereja terus saja ditolak sampai kepada hari ini, maka tidaklah mengherankan apabila gereja-gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia sesungguhnya sudah dikuasai oleh orang-orang luar, yaitu mereka yang sekalipun nama-namanya ada tercatat pada buku-buku sidang, namun dalam pemandangan sorga mereka itu adalah bukan orang-orang Kristen.   

Sesungguhnya tidak lagi dapat dipungkiri bahwa hampir semua baptisan yang diselenggarakan selama ini telah dilakukan tanpa didahului persiapan yang memadai. Baptisan yang seyogyanya akan merubah status seseorang dari bukan umat (orang luar) kepada statusnya yang baru, yaitu umat Allah, kini bahkan telah menjadi sarana yang resmi bagi Iblis untuk membanjiri Sidang Tuhan  dengan air-air semburan naga (agen-agennya), yang pada akhirnya telah menghanyutkan  semua umat Sidang Jemaat Laodikea ke luar.

Baptisan sebagai penentu status :
Kristen Immanuel atau Kristen Mahershallalhashbaz

Semenjak dari jauh-jauh hari sebelumnya pengalaman sejarah Sidang Jemaat Laodikea telah dinubuatkan oleh nabi Jesaya antara lainnya sebagai berikut :

“Oleh karena itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda alamat; bahwa seseorang anak dara akan mengandung dan akan melahirkan seorang bayi laki-laki, maka hendaklah kamu menamakan dia Immanuel. Keju dan madu akan dimakannya, supaya dapat ia mengerti menolak mana yang jahat dan memilih mana yang baik.”Jesaya 7 : 14, 15.

Perkataan “Immanuel” itu masih dalam bahasa nubuatan, yang apabila  diinterpretasikan akan berarti “Allah beserta kita.” Bacalah di bawah ini sebagai berikut, “Bahwasanya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak lelaki, dan mereka akan menamakan Dia Immanuel yang berarti Allah menyertai k i t a. — Matius 1 : 23.

Jadi Jesus secara pribadi memang telah dilahirkan kembali oleh perawan Maria, namun sesungguhnya I a telah dilahirkan kembali oleh Roh Suci.  Immanuel yang berarti Allah beserta k i t a (jamak) itupun tentu dimaksudkan kepada Kristen-Kristen Laodikea yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Suci di akhir zaman ini, sesuai yang dinubuatkan oleh nabi Jesaya. Artinya mereka itu bukan saja telah dibaptis oleh a i r melainkan oleh air dan Roh Suci. K e j u dan m a d u sebagai makananNya (Jesus) itu tak dapat tiada melambangkan makanan rohani umat akhir zaman, yaitu Hukum dan Kesaksian Jesus atau ROH NUBUATAN (Wahyu 12 : 17 ; 19 : 10 bagian akhir). Hukum dan ROH NUBUATAN itulah yang bersama Roh Suci telah dapat membuat mereka mengerti menolak mana yang jahat dan memilih mana yang baik.

Tetapi sebaliknya, perihal Kristen-Kristen Mahershallalhashbaz itu nabi Jesaya menubuatkannya sebagai berikut :

“Dan lagi firman Tuhan kepadaku : Ambillah olehmu sebuah gulungan suratan besar, lalu tuliskanlah di atasnya dengan pena dari seseorang berkenan dengan Mahershallalhashbaz. ………………………
Maka aku sudah bersetubuh dengan nabiah itu, lalu iapun hamillah dan melahirkan seorang anak laki-laki. Maka firman Tuhan kepadaku : Namailah olehmu akan dia Mahershallalhashbaz, karena sebelum budak itu kelak tahu menyapa :  p a p a dan m a m a, maka semua kekayaan Damaskus dan semua barang rampasan Samaria  sudah akan dirampas ke hadapan raja Assyria.”
Yesaya 8 : 1, 3, 4.

Kristen-Kristen Maher-shalal-hasbaz itu tidak lagi memiliki pilihan lain untuk dimakan, selain daripada hanya s u s u ibu yang telah diperolehnya sejak lahir. Karena tidak lagi bertumbuh kerohaniannya, maka mereka dinubuatkan bagaikan bayi-bayi yang belum mampu mengenal ayah ibunya, sehingga b e l u m juga mampu untuk menyapa mereka itu dengan ucapan :  P a p a ! dan M a m a !
   
P a p a melambangkan Kristus, dan Kristus ialah F i r m a n. “Pada mula pertama ada firman, firman itu bersama dengan Allah dan firman itulah Allah. Maka firman itu sudah dibuat menjadi manusia, lalu tinggal di antara kita.” Yahya 1 : 1, 14. Firman yang harus dikenal ialah firman yang seutuhnya semenjak dari mula pertama, yaitu ROH NUBUATAN.

M a m a melambangkan GEREJA, yaitu perempuan yang telah melahirkan kita atau membaptis kita menjadi umat Allah di akhir zaman ini.  Mereka itulah para pendeta dari GEREJA Masehi Advent Hari Ketujuh yang dilambangkan oleh seorang perempuan. Tetapi bagaimanakah dengan para penguasa GEREJA Masehi Advent Hari Ketujuh sendiri ?  Apakah mereka itu juga mau ikut menikmati suguhan k e j u dan m a d u yang telah ditawarkan Tuhan kepadanya ? Ternyata t i d a k, bukan ? Jadi, dapatlah dimengerti, bahwa karena sebab pertumbuhan mereka sendiri tidak dibangun dengan keju dan madu, maka bayi-bayi Maher-shallal-hashbaz yang telah dilahirkannya, dan yang terus berada dalam asuhannya di dalam Sidang Jemaat Laodikea di akhir dunia sekarang ini, pada umumnya  secara rohani tetap saja kerdil, kurang bergizi, dan tidak sehat. Susu yang sejak lahir telah disuguhkan kepada mereka sebagai makanan bayi ternyata belum pernah diganti. Ini terbukti dari kenyataan bahwa bayi-bayi Maher-shallal-hashbaz itu belum mampu untuk mengenali ayah ibunya sendiri, sekalipun sudah berpuluh-puluh tahun beragama, t e t a p i belum juga dapat menyapa mereka itu : P a p a ! atau M a m a ! 

Sesungguhnya gereja-gereja dari Sidang Jemaat Laodikea di seluruh dunia pada waktu ini sudah sepenuhnya dikuasai oleh Kristen-Kristen Mahershallalhashbaz itu. Karena belum seluruh firman semenjak dari mula pertama dapat dipahami, maka k e j u sebagai kepala susu yang sudah mengeras itu tidak lagi mampu tercerna di dalam tubuh mereka. Sementara mereka terus saja berpuas diri dengan s u s u  i b u yang melambangkan hotbah-hotbah yang itu-itu saja dari Sabat ke Sabat, dan pelajaran-pelajaran Sekolah Sabat yang tidak lagi mengungkapkan satu pun nubuatan Alkitab bagi penentuan nasib kita di akhir zaman ini, maka tidaklah mengherankan  apabila sejak jauh-jauh hari sebelum rasul Paulus telah memperingatkan :
 
“Karena setiap orang yang menggunakan s u s u itu tidak memahami perkataan kebenaran, karena ia adalah seorang bayi. Tetapi makanan keras adalah bagi mereka yang sudah dewasa, yaitu orang-orang yang karena sudah terbiasa menggunakannya, mereka memiliki panca indera yang terlatih untuk mengenali mana yang baik dan mana yang jahat.“ Iberani 5 : 13, 14.

Perhatian: Permasalahan bayi-bayi Immanuel dan Mahershallalhashbaz secara lebih terinci dapat dibaca pada makalah yang berjudul : MENOLAK MANA YANG JAHAT DAN MEMILIH MANA YANG BAIK  — YESAYA  7 : 14, 15.

Ringkasan :

Bagaimana mengidentifikasi
orang-orang di dalam Sidang Jemaat Laodikea

Kepada mereka yang biasanya mencari penyucian diri dan pembersihan diri di gereja-gereja, terutama pada hari – hari Sabat, yaitu “mereka yang mempersucikan diri dan membersihkan dirinya di dalam taman-taman di belakang sebuah pohon kayu yang ada di tengah-tengahnya,” —  hendaknya kini sudah dapat mengerti,

(1) bahwa “pohon kayu” itu melambangkan malaikat sidang jemaat Laodikea. Dan bahwa karena sebab miskin, buta, dan telanjang rohaninya, atau karena sebab suam rohaninya, maka mereka itu sebagai pendeta-pendeta dari sidang jemaat Laodikea s u d a h diludahkan keluar dari mulut Jesus sejak tahun 1935 yang lalu. Mengapa tahun 1935 ?

Untuk menggenapi Seruan Pembangunan dan Reformasi Rohani oleh hamba Tuhan Nyonya White di dalam Review & Herald tertanggal 25 Pebruari 1902, maka hamba Tuhan Houteff sudah datang sejak tahun 1929 dengan pekabaran Tongkat Gembala, yaitu pekabaran yang terakhir dari malaikat Wahyu 18 : 1, yang bergabung dengan pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14 dari Nyonya White. Kedua pekabaran itulah yang kini bergabung di dalam ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10 (bagian akhir) untuk menerangi bumi, yang dimulai di dalam sidang jemaat Laodikea sendiri. Hamba Tuhan Nyonya White menegaskan :

          “Suatu pembangunan dan suatu reformasi harus terlaksana di bawah bimbingan Roh Suci. Pembangunan dan reformasi adalah dua hal yang berbeda. Pembangunan berarti suatu pembaharuan kembali kehidupan rohani, suatu kebangkitan kuasa-kuasa pikiran dan hati, suatu kebangkitan dari mati rohani. Reformasi berarti suatu r e – organisasi, suatu perubahan dalam pemikiran-pemikiran dan teori-teori, kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan. Reformasi tidak akan mengeluarkan buah pembenaran yang baik tanpa iaitu dikaitkan dengan pembangunan dari Roh. Pembangunan dan reformasi akan melaksanakan tugasnya yang  t e l a h  d i t e n t u k a n, maka dalam melaksanakan tugas ini keduanya harus bergabung.”Review and Herald, February 25, 1902.

Houteff dan pekabaran Tongkat Gembalanya datang dalam tahun 1929, maka Organisasi General Conference of SDA mulai dire-organisasikan dalam tahun 1935 menjadi General Association of Davidian SDA. Demikian itulah, maka sejak tahun 1935 itulah malaikat sidang jemaat Laodikea berikut semua pendetanya telah diludahkan keluar dari mulut Kristus.

“Lambang diludahkan keluar dari mulut-Nya artinya bahwa IA tidak dapat mempersembahkan doa-doamu atau berbagai pernyataan kasihmu kepada Allah. IA tidak dapat membenarkan engkau mengajarkan firman-Nya atau tugas rohanimu dalam cara apapun. IA tidak dapat menyampaikan berbagai kegiatan ibadahmu yang disertai permohonan agar rahmat dapat diberikan kepadamu.”Testimonies, vol. 6, p. 408.

(2) Bahwa mayoritas orang-orang yang hadir itu adalah b u k a n Sidang Jemaat Laodikea, sebab sesuai ciri-ciri kerohaniannya mereka yang tergolong Sidang Tuhan itu adalah hanya orang-orang penganut Hukum dan Kesaksian Jesus atau ROH NUBUATAN. Baca Wahyu 12 : 17; 19 : 10.  Padahal mayoritas orang-orang yang hadir itu telah dinubuatkan sebagai orang-orang yang akan dibunuh Tuhan, yaitu “mereka yang mempersucikan diri dan membersihkan dirinya di dalam taman-taman di belakang sebuah pohon kayu yang ada di tengah-tengahnya.” Jesaya 66 : 17.

“Mempersucikan diri dan membersihkan diri di dalam taman-taman dibalik sebuah pohon kayu” jelas membuktikan, bahwa mereka itu adalah orang-orang yang terkena “kutuk dari Tuhan Allah” karena kehadiran mereka itu di gereja  adalah karena mereka sepenuhnya bergantung dan berharap pada manusia (pendeta) dan membuat manusia (pendeta) menjadi tempat sandarannya. Bacalah kembali Jeremiah 17 : 5.

(3) Bahwa di antara orang-orang yang hadir itu terdapat pula orang-orang luar, yaitu mereka yang sejak mulanya telah bergabung ke dalam Sidang Jemaat Laodikea melalui baptisan yang cacad hukum. Mereka itu telah dibaptis tanpa terlebih dulu menghayati Hukum dan Kesaksian Jesus atau ROH NUBUATAN itu. Dengan demikian, maka semenjak dari lahir (dibaptis) mereka itu tidak pernah bertumbuh kerohaniannya. Dalam nubuatan Jesaya mereka itu dinyatakan sebagai bayi-bayi yang belum pernah mengenal Kristus sebagai Bapa mereka, dan Sidang Jemaat Laodikea sebagai i b u mereka. Mereka sama sekali belum menyadari bahwa Kristus ialah Firman yang sudah berkembang sampai di akhir zaman ini menjadi ROH NUBUATAN. Dan mereka juga belum mengenal Sidang Jemaat Laodikea sebagai warga kerajaan sorga penganut Hukum dan ROH NUBUATAN. Demikian itulah, maka mereka akan tetap dikenal sebagai bayi-bayi Mahershallalhashbaz sampai kepada akhir kebinasaannya karena mereka juga sepenuhnya bergantung hanya pada pendeta dan membuat manusia pendeta menjadi tempat sandarannya. 

(4) Bahwa di antara orang-orang yang hadir itu terdapat sejumlah kecil orang-orang yang benar-benar Sidang Jemaat Laoddikea itu. Mereka inilah yang benar-benar umat Allah dari Sidang Jemaat Laodikea. Semenjak dari mulanya kelahiran mereka itu ke dalam Sidang sudah berkenan pada pemandangan sorga, maka mereka telah dinyatakan sebagai “bayi-bayi Immanuel” yang terus bertumbuh dan berkembang mulai dengan susu dan kemudian dengan keju dan madu sebagai makanan rohani yang keras. Melalui rasulNya Jesus mengatakan perihal mereka itu sebagai berikut :

“Karena setiap orang yang menggunakan s u s u itu tidak memahami perkataan kebenaran, karena ia adalah seorang bayi. Tetapi makanan keras adalah bagi mereka yang sudah dewasa, yaitu orang-orang yang karena sudah terbiasa menggunakannya, mereka memiliki panca indera yang terlatih untuk mengenali mana yang baik dan mana yang jahat.“ Iberani 5 : 13, 14.

Karena HUKUM dan ROH NUBUATAN tidak lagi dikenal di dalam Gereja, maka mereka itu selalu dituduh sebagai penganut ajaran sesat. Lalu melalui suara terbanyak mereka itu dipecat dari keanggotaan gerejanya, hanya oleh alasan : S u p a y a  T u h a n  d i p e r m u l i a- k a n. Sekalipun demikian kepada semua umatNya itu Jesus mengatakan :

“Dengarlah olehmu akan firman Tuhan, hai kamu yang gentar akan firmanNya ! Adapun saudara-saudaramu, yang membenci kamu dan yang membuang kamu karena sebab nama-Ku itu, kendatipun mereka mengatakan demikian : Yaitu supaya Tuhan dipermuliakan ! Niscaya Tuhan akan kelak kelihatan bagi kesukaan kamu, tetapi mereka itu akan malu.” Jesaya 66 : 5.

Masih adakah
kesempatan untuk bertobat ?

(1) Organisasi General Conference dan pendeta-pendetanya yang sudah diludahkan keluar sejak tahun 1935, tidak mungkin lagi dapat diampuni, sebab mereka sudah berdosa melawan ROH SUCI. Sekalipun demikian “secara pribadi” pendeta-pendeta itu masih saja dapat bertobat asalkan mau membeli emas, pakaian putih, dan salp mata, yang kini masih terus ditawarkan di dalam gereja-gereja.

(2) Para pengikut setia malaikat sidang jemaat Laodikea yang pada umumnya sudah terkena kutuk Tuhan sesuai yang dinubuatkan pada Jeremiah 17 : 5 itu masih saja dapat diampuni, apabila seruan bagi pertobatannya di bawah ini masih mau disambutnya. Nabi Jesaya menubuatkannya sebagai berikut : 

“Siapakah yang akan diajarinya pengetahuan ? Dan siapakah yang akan dibuatnya mengerti doktrin ?  Mereka yang sudah lepas susu dan berhenti menetek pada ibunya. Karena peraturan harus ditambah peraturan, peraturan demi peraturan, baris demi baris, baris demi baris, di sini sedikit dan di sana sedikit. Karena dengan bibir yang bergagapan, dan dengan suatu bahasa yang lain i a akan berbicara kepada  B A N G S A  I N I.”Yesaya  28 : 9 – 11.

Para pengikut setia malaikat sidang jemaat Laodikea itu harus berhenti menetek pada ibunya, artinya mereka harus berhenti bergantung pada Organisasi dan pendeta-pendetanya untuk hanya hotbah-hotbah dan buku-buku Sekolah Sabat yang sudah u s a n g itu. Mereka harus berhenti menjadikan pendeta-pendeta sebagai tempat sandarannya, lalu beralih kepada menyambut HUKUM dan ROH NUBUATAN, yang kini sedang terus ditawarkan dalam bentuk “pengetahuan dan d o k t r i n”.

Dengan bibir yang bergagapan dan dengan suatu bahasa yang lain daripada bahasanya sendiri ataupun bahasa Iberani di zaman nabi Jesaya, maka Houteff yang berkewarga-negaraan Amerika Serikat, dan yang berasal keturunan dari Bulgaria itu telah berbicara kepada B a n g- s a  I n i (Sidang Jemaat Laodikea) dalam bahasa Inggris, menawarkan “pengetahuan dan doktrin” yang melambangkan a p i dan pedang Tuhan, atau emas, pakaian putih dan salp mata, atau  S u s u, K e j u dan m a d u, yang tidak lain daripada HUKUM dan ROH NUBUATAN itu saja.

P e n u t u p

Semua yang dibicarakan di atas ini adalah berbagai perkataan nubuatan yang pasti dari nabi Jesaya, nabi Jeremiah, dan nabi Daniel dari Wasiat Lama. Kemudian juga oleh beberapa orang rasul dari Wasiat Baru. Dan sekaliannya itu telah diinterpretasikan bagi kita oleh nabi-nabi akhir zaman.

Agar supaya tidak lagi diragukan, maka kembali oleh perantaraan nabi Jesaya Tuhan Allah mengingatkan bahwa semua yang sudah disampaikanNya itu tidak mungkin g a g a l, artinya sekaliannya itulah yang akan benar-benar jadi di antara kita sekarang ini.

      
Jesaya 55 : 10 – 11 :

“Karena sebagaimana hujan dan salju turun dari langit, dan tidak lagi kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, dan membuatnya bertumbuh dan bertunas, sehingga iaitu dapat memberikan benih kepada si penabur, dan roti bagi mereka yang makan. Maka demikian itulah kelak firmanKu yang telah keluar dari mulutKu : iaitu tidak akan kembali h a m p a  kepadaKu, melainkan iaitu akan menyelesaikan apa yang Aku inginkan, dan iaitu akan berhasil dalam hal kemana iaitu telah dikirim.” 

 

* * *

 

 8 total,  1 views today

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart